Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Kamis, 30 Januari 2014

Ciplukan

Tanaman ini banyak dicari dan ditemukan oleh anak-anak pedesaan pada saat usim panen palawija tiba. Biasanya pada saat musim panen kacang tanah. Begitu kacang tanah dipanem (dicabut), yang tinggal hanyalah rumput-rumput yang tumbuh di sela-sela kacang tanah, termasuk diantaranya pohon ceplukan.
Pada musim seperti ini biasanya pohon ceplukan sudah cukup umur dan banyak buahnya yang sudah masak, dengan kulit buah agak mengering dan buah ceplukannya sendiri sudah menguning. Di samping mencari kacang tanah yang tersisa/tertuinggal setelah dipanen, biasanya anak-anak juga memunguti buah ceplukan yang memang sangat manis dan enak rasanya.
Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut . Ceplukan merupakan tumbuhan semak semusim. Tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek, pinggir selokan, pinggir kebun dan sawah. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).
Ciplukan (Physalis minina) temasuk ke dalam famili tumbuhan Solanaceae. Nama lain dari ceplukan antara lain adalah Morel berry (Inggris); Ciplukan (Indonesia); Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda); Yoryoran (Madura); Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa).
Sifat tumbuhan ini analgetik (penghilang rasa sakit), peluruh air seni (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor. Tumbuhan ini mempunyai kandungan kimia berupa Chlorogenik acid, asam citrun, fisalin, flavonoid, saponin, polifenol. Buah mengandung asam malat, alkaloid, tannin, kriptoxantin, vitamin C dan gula. Biji mengandung elaidic acid.
Dengan ramuan ceplukan, ternyata berbagai penyakit dapat disembuhkan, antara lain :
1. Hipertensi. Sediakan 5 gram brankas (herba kering) ceplukan dan masukan kedalam air 110 ml. Rebus campuran tersebut selama 10-15 menit sambil sesekali diaduk selanjutnya saring dan biarkan sampai dingin. Air rebusan tersebut diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, masing-masing 100 ml. Sebagai perhatian, air rebusan yang sudah disimpan lebih dari 24 jam tidak boleh diminum karena sudah rusak.
2. Kencing Manis. Untuk mengobati kencing manis, sediakan 10 gram brankas ciplukan dan air 400 ml. Cara pembuatan ramuan dan aturan pemakaiannya sama dengan untuk mengobati hipertensi.
3. Bisul. Untuk mengobati bisul, sediakan 1 genggam daun ciplukan, 1 sendok teh adas pulasari, 1 lembar daun sirih, dan sedikit garam. Campurkan semua bahan tersebut dan diremas-remas hingga menjadi lembut. Oleskan sekitar bisul. Bisul akan cepat pecah dan cepat kering.
4. Borok. Ambil 1 genggam daun ciplukan dan tambahkan 2 sdt air kapur sirih. Tumbuk sampai halus, lalu tempelkan ke bagian yang sakit.
5. Gusi Berdarah. Karena kaya vitamin C, buah ciplukan bisa digunakan untuk menyembuhkan gusi berdarah, caranya, makanlah 30 buah ciplukan segar setiap hari.
6. Diabetes Mellitus. Caranya, tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta akar-akarnya dan dibersihkan, lalu dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring, dan diminum 1 kali sehari.
7. Sakit paru-paru. Caranya, tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan buahnya) direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring, diminum 3 kali sehari 1 gelas.
8. Ayan. Caranya, 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak, dimakan setiap hari secara rutin.
9. Borok. Caranya, 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih, ditumbuk sampai halus, lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.

Sekarang ini sudah banyak tersedia ceplukan dalam kemasan kapsul yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit.

1 komentar:

  1. ini kalo sudah matang rasanya enak juga loh bro ciplukannya, berkhasiat banyak juga ya? kalo dahulu gak ngerti jadi kadng cuman dibiarin begitu aja, sekarang nyari agak susah biarpun kita ke sawa belum tentu nemu

    BalasHapus