Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 Mei 2014

Laporan KKN "Kelurahan Laiworu-Raha"

BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan devisi perubahan program baru dari program lama Kuliah Kerja Profesi (KKP), dimana mahasiswa dapat berperan langsung untuk melibatkan diri ke masyarakat sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing yang merupakan salah satu wujud dari bentuk pengalaman Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Masyarakat yang merupakan agen perubahan adalah suatu keterpaduan unsur tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Dengan adanya pelaksanaan KKN Tematik, diharapkan mahasiswa dapat berinteraksi langsung bersama masyarakat dengan menerapkan berbagai disiplin ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan. Hal ini bertujuan untuk menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pragmatis dan interdisiplin yang terjadi dalam masyarakat. Salah satu lokasi yang menjadi sasaran KKN Tematik angkatan XXIX yaitu pada Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna. Dalam aktivitasnya, mahasiswa dituntut mampu mendesain dan melaksanakan program utama dan beberapa program-program mingguan sebagai bentuk pengabdiannya terhadap masyarakat.
1
Program utama dari KKN Tematik angkatan XXIX di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna adalah Pembuatan Obat Tradisional Lansau. Obat Tradisional Lansau merupakan obat tradisional yang biasa digunakan oleh kalangan masyarakat Muna untuk mengatasi berbagai penyakit dalam, seperti diabetes, hipertensi, kolesterol dan lain-lain. Lansau terdiri dari banyak jenis tanaman obat yang dapat ditemukan pada area dataran Muna. Dengan kata lain, bahan-bahan tanaman obat tradisional lansau jumlahnya melimpah di Kabupaten Muna. Akan tetapi sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat. Hal ini terjadi karena pengetahuan yang minim tentang jenis tanaman bahan lansau dan cara pembuatannya sebagai dampak dari gaya hidup yang lebih modern dan kecenderungan memilih sesuatu yang lebih instan. Perlu diketahui bahwa Lansau sangat baik untuk mencegah berbagai macam penyakit dan juga dapat berperan sebagai obat apabila dikonsumsi secara rutin. Berdasarkan pemaparan di atas, pelestarian tanaman bahan obat tradisional lansau dan  cara pembuatannya menjadi hal yang sangat penting agar produk tradisional warisan leluhur yang berkhasiat tinggi ini dapat terus ada dan  lestari di tengah-tengah masyarakat modern saat ini.
B.       Tema Kegiatan
Tema Kegiatan ini adalah “Pembinaan masyarakat Kecamatan Batalaiworu dalam pemanfaatan obat herbal tradisional lansau sebagai sumber pendapatan dan pelestarian kekayaan budaya suku muna”.
C.      Bentuk dan Program Kegiatan
Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang kami lakukan selama melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kelurahan Laiworu, antara lain :
a.    Program Utama KKN TEMATIK
-          Membudidayakan tanaman bahan obat tradisional lansau.
-          Memproduksi obat tradisional lansau dalam bentuk kemasan serbuk siap seduh.
b.    Sosialisasi
-          Melaksanakan sosialisasi tentang  apoteker cilik dan perilaku hidup bersih dan sehat.
c.    Bakti Sosial
Giat bakti selama melaksanakan KKN Tematik di Kelurahan Laiworu terdiri dari :
-       Membuat atribut jalan dan papan nama lorong di kelurahan laiworu
-       Membuat lapangan voly di Lorong Kepiting Kelurahan Laiworu
-       Pembuatan kebun TOGA di kantor kelurahan Laiworu
-       Melaksanakan kegiatan jumat bersih di Kelurahan Laiworu
-       Pengaktifan kembali kebun TOGA di SMAN 1 RAHA
-       Pengadaan papan nama kelas di 3 sekolah ( SMAN 1 RAHA, SMKN 3 RAHA dan SLB ABCD RAHA).
-       Melaksanakan bakti social di Panti Asuhan Baiturrahman dan Asrama SLB ABCD RAHA.
d.   Pendataan
1.         Melakukan pendataan tentang kependudukan di kelurahan laiworu (jumlah kepala keluarga, jenis kelamin, pekerjaan, dll).
D.      Tujuan dan Manfaat KKN Tematik
1.         Tujuan KKN Tematik
a.         Membudidayakan tanaman bahan obat tradisional lansau dan memproduksi obat tradisional lansau dalam bentuk kemasan yang baru (serbuk)  
b.        Melatih mahasiswa menangani berbagai macam masalah yang sesuai dengan bidang ilmunya.
c.         Meningkatkan koordinasi antara perguruan tinggi, pemerintah Kab. Muna  dan masyarakat.
2.         Manfaat KKN TEMATIK
a.         Memperkenalkan kembali obat tradisional lansau kepada masyarakat dalam bentuk kemasan yang lebih praktis dan tahan lama.
b.        Terciptanya penguasaan, penerapan iptek mahasiswa sebelum menyelesaikan studi.
c.         Terciptanya hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah dengan masyarakat
d.        Adanya sikap mahasiswa yang mandiri dan dapat beradaptasi dengan kehidupan nyata di masyarakat.
E.       Sasaran Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan KKN Tematik Universitas Halu Oleo Tahun 2014 mempunyai sasaran sebagai berikut :
a.    Membina masyarakat di Kab. Muna khususnya di kecamatan Bata Laiworu dalam pemanfaatan obat herbal tradisional lansau sebagai sumber pendapatan pelestarian kekayaan budaya suku Muna.
b.    Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan masalah dalam menghadapi tantangan masa depan yang berkaitan dengan profesinya.
c.    Meningkatkan penguasaan, pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan mahasiswa sebelum menyelesaikan pendidikan di Universitas Halu Oleo.
d.   Meningkatkan penerapan ilmu pengetahuan dengan adanya implementasi kepada masyarakat.

F.       Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Laporan akhir KKN Tematik ini mempunyai Tempat dan Waktu Pelaksanaan di kelurahan Laiworu kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna mulai tanggal 25 Maret sampai 10 April 2014.
  

                                                                     BAB II
GAMBARAN LOKASI KKN TEMATIK
A.    Sejarah Singkat Lokasi KKN Tematik
Kelurahan Laiworu merupakan salah satu dari 2 kelurahan yang termasuk di dalam Kecamatan Batalaiworu dalam lingkup Kabupaten Muna. Asal usul nama Laiworu berasal dari cerita bahwa zaman dahulu sebelum kemerdekaan ada sekelompok masyarakat yang mendiami sebuah lokasi yang terletak di bagian timur Pulau Muna tepatnya pesisir selat Buton. Lokasi tersebut konon kabarnya sulit sekali untuk digunakan bercocok tanam karena kondisi tanahnya berbatu-batu. Karena sulitnya untuk hidup di lokasi tersebut, maka sekelompok masyarakat tersebut berembuk untuk mengungsi ke tempat yang memungkinkan untuk menata kelanjutan hidupnya, maka mereka berlayar dengan menggunakan sarana seadanya menuju bagian barat menyeberangi selat Buton dan mendarat di pantai bagian timur pulau Muna.
Setibanya di pantai tersebut mereka menyusuri hutan menuju bagian barat dan mereka menemukan tempat yang menurut mereka cocok untuk bertahan  hidup di sana. Kemudian mereka bermusyawarah untuk menentukan nama tempat yang mereka tempati untuk selamanya. Untuk mengenang kampung asalnya mereka sepakat memberinya nama Kampung Laiworu.
Pada zaman kemerdekaan kampung yang didiami hanya kampung/pantai Raha yang sudah memiliki pemerintahan sehingga pada saat itu Kampung Laiworu masuk dalam wilayah pemerintahan Kampung Raha. Setelah terbentuk Pemerintahan Desa di Kabupaten Muna maka Kampung Raha ditingkatkan statusnya menjadi Desa Raha. Dalam perjalanannya karena penduduk semakin bertambah serta wilayah yang luas, maka Desa Raha mekar menjadi 3 (tiga) desa yaitu Desa Raha I, Desa Raha II dan Desa Raha III dan Kampung Laiworu masuk dalam wilayah Pemerintahan Desa Raha III.
Pada tahun 1975 karena penduduk Raha III semakin padat, maka Kampung Laiworu diberikan wewenang untuk mengatur dan menata struktur pemerintahan sendiri yang diberi nama Lingkungan Laiworu yang dipimpin oleh seorang Kepala Lingkungan dengan wilayah pemerintahannya meliputi Laiworu dan Sidodadi.
5
Pada tahun 1981 atas dasar Peraturan Peningkatan status lingkungan menjadi kelurahan dengan nama Kelurahan Laiworu yang defenitif dipimpin oleh seorang Lurah dengan wilayah pemerintahannya meliputi Laiworu dan Sidodadi. Namun dalam perjalanannya seiring dengan perkembangan penduduk semakin padat, maka pada tahun 2000 kelurahan Laiworu dimekarkan menjadi 2 (dua) yaitu Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Sidodadi. 
B.  Letak Geografis
Gambar: Peta geografis Kecamatan Batalaiworu
Kelurahan Laiworu terletak di 040 48’ 915’’ Lintang Selatan (LS) dan 1220 43 575” Bujur Timur (BT). Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sidodadi, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wawesa, sebelah Selatan berbatasan dengan Wamponiki & Raha III dari Kecamatan Katobu dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Buton.
Kelurahan Laiworu memiliki luas wilayah 4,33 km2 dengan presentasi sebesar 19,07 % dari luas seluruh Kecamatan Batalaiworu sebesar 22,71 km2. Wilayah ini merupakan wilayah terbesar ketiga setelah Kelurahan Sidodadi yaitu 7,31 km2 (32,19%) dan Desa Wawesa yaitu 6,81 km2 (29,99%). Sementara wilayah terkecil adalah Desa Wakorambu 4,26 km2 (18,76%).

C.  Demografi
1.    Jumlah penduduk Kelurahan Laiworu
Jumlah laki-laki
5.284
Orang
Jumlah perempuan
5.634
Orang
Jumlah total
10.918
Orang
Jumlah kepala keluarga
2.652
KK
Kepadatan penduduk
1,73
Per  Ha

2.    Usia penduduk Kelurahan Laiworu

Usia
Laki-Laki
Perempuan

Usia
Laki-Laki
Perempuan
0-12 bulan
46
Org
55
Org

39
64
Org
72
Org
  1 tahun
85
Org
97
Org

40
64
Org
62
Org
2
87
Org
99
Org

41
62
Org
69
Org
3
86
Org
95
Org

42
53
Org
37
Org
4
89
Org
98
Org

43
55
Org
54
Org
5
97
Org
113
Org

44
56
Org
52
Org
6
96
Org
100
Org

45
53
Org
53
Org
7
102
Org
112
Org

46
51
Org
63
Org
8
102
Org
119
Org

47
55
Org
55
Org
9
106
Org
117
Org

48
64
Org
64
Org
10
112
Org
115
Org

49
52
Org
52
Org
11
101
Org
120
Org

50
56
Org
57
Org
12
111
Org
109
Org

51
51
Org
53
Org
13
113
Org
125
Org

52
53
Org
48
Org
14
125
Org
129
Org

53
51
Org
52
Org
15
124
Org
130
Org

54
52
Org
56
Org
16
108
Org
122
Org

55
51
Org
43
Org
17
117
Org
123
Org

56
53
Org
54
Org
18
112
Org
121
Org

57
41
Org
36
Org
19
115
Org
132
Org

58
42
Org
51
Org
20
116
Org
130
Org

59
41
Org
33
Org
21
112
Org
124
Org

60
30
Org
24
Org
22
105
Org
122
Org

61
30
Org
29
Org
23
124
Org
132
Org

62
27
Org
28
Org
24
108
Org
121
Org

63
30
Org
20
Org
25
107
Org
117
Org

64
25
Org
25
Org
26
106
Org
107
Org

65
11
Org
23
Org
27
111
Org
117
Org

66
15
Org
21
Org
28
106
Org
118
Org

67
13
Org
21
Org
29
107
Org
103
Org

68
8
Org
9
Org
30
98
Org
102
Org

69
7
Org
5
Org
31
92
Org
105
Org

70
7
Org
5
Org
32
91
Org
100
Org

71
7
Org
4
Org
33
97
Org
101
Org

72
3
Org
7
Org
34
90
Org
94
Org

73
11
Org
8
Org
35
86
Org
85
Org

74
9
Org
9
Org
36
88
Org
88
Org

75
0
Org
0
Org
37
75
Org
89
Org

Lebih dari 75
9
Org
10
Org
38
69
Org
84
Org

Total
5284
Org
5634
Org
3.    Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Laiworu

Tingkat Pendidikan
Laki – Laki
Perempuan
Usia 3-6 tahun  yang belum masuk TK
167
Org
200
Org
Usia 3-6 tahun yang sedang TK / play group
89
Org
98
Org
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah
-
Org
-
Org
Usia  7-18 tahun yang sedang sekolah
1317
Org
1421
Org
Usia 18-56  tahun tidak pernah sekolah
8
Org
12
Org
Usia 18-56  thn pernah  SD tetapi tidak tamat
9
Org
10
Org
Tamat SD/sederajat
63
Org
70
Org
Jumlah usia 12 – 56 tahun tidak tamat SLTP
4
Org
1
Org
Jumlah usia 18 – 56 tahun tidak tamat SLTA
6
Org
5
Org
Tamat SMP / sederajat
38
Org
29
Org
Tamat SMA / sederajat
2145
Org
2523
Org
Tamat D-1 / sederajat
-
Org
-
Org
Tamat D-2 / sederajat
2
Org
3
Org
Tamat D-3 / sederajat
251
Org
396
Org
Tamat S-1 / sederajat
572
Org
409
Org
Tamat S-2 / sederajat
87
Org
54
Org
Tamat S-3 / sederajat
2
Org
1
Org
Tamat SLB A
2
Org
1
Org
Tamat SLB B
2
Org
1
Org
Tamat SLB C
3
Org
1
Org

4.    Agama / aliran kepercayaan penduduk Kelurahan Laiworu

Agama
Laki - Laki
Perempuan
Islam
5240
Org
5586
Org
Kristen
20
Org
25
Org
Katholik
16
Org
17
Org
Hindu
8
Org
6
Org
Budha
-
Org
-
Org
Khonghucu
-
Org
-
Org
Kepercayaan  Kepada Tuhan YME
-
Org
-
Org
Jumlah
5284
Org
5634
Org

5.    Mata pencaharian pokok penduduk Kelurahan Laiworu

Mata Pencaharian
Laki – Laki
Perempuan
Petani
340
Org
314
Org
Buruh tani
-
Org
-
Org
Buruh migran
-
Org
-
Org
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
834
Org
712
Org
Pengrajin industri rumah tangga 
11
Org
45
Org
Pedagang keliling
-
Org
-
Org
Peternak
14
Org
2
Org
Nelayan
95
Org
21
Org
Montir
4
Org
-
Org
Dokter swasta
1
Org
-
Org
Bidan swasta
-
Org
4
Org
Perawat swasta
-
Org
52
Org
Pembantu rumah tangga
-
Org
-
Org
TNI
75
Org
-
Org
POLRI
83
Org
-
Org
Pensiunan PNS / TNI / POLRI
211
Org
190
Org
Pengusaha  kecil dan menengah
27
Org
2
Org
Pengacara
-
Org
1
Org
Notaris
-
Org
-
Org
Dukun kampung terlatih
-
Org
8
Org
Jasa pengobatan alternatif
-
Org
2
Org
Dosen swasta
9
Org
3
Org
Pengusaha besar
-
Org
-
Org
Arsitektur
2
Org
-
Org
Seniman / artis 
-
Org
-
Org
Karyawan perusahaan swasta
152
Org
163
Org
Karyawan perusahaan pemerintah
12
Org
7
Org
Lain – lain
640
Org
659
Org
Jumlah
2510
Org
2272
Org

D.  Keadaan Sosial penduduk Kelurahan Laiworu
Penduduk Kelurahan Laiworu mayoritas adalah suku Muna, bahasa sehari-hari yang di gunakan adalah bahasa daerah yang di kenal dengan bahasa Muna dan dapat di simpulkan bahwa masyarakat kelurahan ini 99,16 % beragama Islam.

E.  Keadaan Ekonomi Penduduk Kelurahan Laiworu
Secara umum tingkat perekonomian di Kelurahan Laiworu dipengaruhi oleh  sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat seperti tanaman kelapa dan jambu mente. Beberapa penduduknya pun berwirausaha menengah kecil dengan membuka kios sebanyak 910 unit yang dikelola oleh 910 orang secara pribadi. Di antaranya pun membuka toko kelontong (eceran) sebanyak 400 unit.

F.   Sarana dan Prasarana
No
Jenis Sarana Prasarana Kelurahan
Jumlah
Keterangan
1.
Kantor kelurahan
1 unit
Belum selesai pembangunannya
2.
Gedung SMA
4 unit

3.
Gedung SMP
2 unit
Perlu tambahan 1 unit
4.
Gedung SD
2 unit
Perlu tambahan 1 unit
5.
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
1 unit

6.
Gedung TK
1 unit
Perlu tambahan 2 unit
7.
Mesjid
7 unit

8.
Pasar Kota
1 unit

9.
Gedung PAUD
1 unit
Perlu tambahan 5 unit
10.
Gedung Posyandu
2 unit
Perlu tambahan 5 unit
11.
Pos Kamling
-
Perlu tambahan 4 unit
12.
Jembatan
4 unit
Perlu tambahan 6 unit
13.
Gedung TPQ

Perlu tambahan 10 unit

Dari table di atas dapat di simpulkan bahwa:
1.      Gedung SMP masih dibutuhkan karena penyebaran penduduk yang terpencar jauh sehingga jarak antara sekolah dengan tempat tinggal penduduk sebagian besar sangat jauh.
2.      Gedung SD masih dibutuhkan karena jumlah siswa SD setiap tahunnya semakin meningkat dibandingkan dengan gedung yang ada tidak dapat menampung semua siswa SD sehingga beberapa sekolah menerapkan 2 kali jam sekolah yaitu pagi dan siang bagi sebagian siswanya.
3.      Gedung TK sangat dibutuhkan karena banyak anak usia pra-sekolah belum dapat tertampung sehingga sebagian masyarakat menyekolahkan anak-anaknya di sekolah lain.
4.      Gedung Posyandu masih diperlukan karena masih banyak anak balita dan ibu hamil pelayanan kesehatannya di rumah-rumah warga.
5.      Gedung PAUD masih dibutuhkan karena masih banyak anak-anak yang belum tertampung di PAUD yang ada.
6.      Pasar Desa tidak ada, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat biasanya menggunakan pasar kota yang terletak di ujung timur Kel. Laiworu.
7.      Pembangunan pos kamling sangat dibutuhkan karena lingkungan yang kurang aman apalagi dimalam hari.
8.      Jembatan masih sangat dibutuhkan sebagai sarana penghubung dengan desa/kelurahan lain atau antar lingkungan.
9.      Gedung TPQ juga sangat dibutuhkan karena kegiatan belajar dan mengajar mengaji masih dilakukan di rumah warga.
                                                         
                                                             BAB III
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN LOKASI KKN TEMATIK
A.    Potensi Masyarakat
Potensi masyarakat merupakan referensi awal dalam pelaksanaan KKP/KKN Tematik di Kelurahan Laiworu yang akan melibatkan masyarakat setempat. Potensi masyarakat kelurahan Laiworu pada umumnya dapat membantu melancarkan program kerja yang akan kami laksanakan. Potensi tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek yaitu sebagai berikut ;
1.    Potensi di bidang sosial. Secara umum, masyarakat kelurahan Laiworu merupakan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang baik. Oleh karena itu, tingkat kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyukseskan setiap program pemerintah (kelurahan) sangat tinggi. Hal ini terbukti dari prestasi salah satu lorong di Kelurahan Laiworu yang mendapat juara II lomba dasawisma tingkat Kabupaten Muna. Tatanan kehidupan masyarakat di kelurahan ini juga sangat baik yaitu mengikuti struktur berjenjang yang dimulai dari Kelurahan, Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
2.    Potensi di bidang ekonomi. Dalam bidang ekonomi/keuangan desa, masyarakat kelurahan Laiworu memiliki potensi perekonomian yang baik. Hal ini dikarenakan Kelurahan Laiworu letaknya yang strategis dekat dengan pelabuhan Nusantara Raha. Untuk tanah fasilitas umum yang paling besar adalah fasilitas pasar. Dapat dilihat pula dari segi perkebunan komoditas utama masyarakat di Kelurahan Laiworu adalah kacang mete, kelapa dan ubi kayu.  Dari segi peternakan komoditas utama jenis populasi ternaknya yaitu ayam kampung dan jenis ayam broiler. Produksi ternak terbesar yaitu telur dan daging. Dari jenis perikanan jenis dan produksi ikan terbesar yaitu tuna.
3.    Potensi di bidang budaya. Masyarakat Kelurahan Laiworu merupakan masyarakat yang religiu dan masih menjunjung tinggi adat dan istiadat Muna sebagai warisan leluhur.
B.     Permasalahan
1
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa peserta KKN Tematik mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo yang dilakukan selama kurang lebih 45 hari, maka ditemukan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1.    Tidak ada tempat budidaya tanaman bahan obat herbal (Lansau), sehingga masyarakat yang ingin membuatnya harus mencari ke hutan terlebih dahulu.
2.    Proses pembuatan obat tradisional yang masih rumit dan butuh waktu lama. Hal ini bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat perkotaan yang cendrung mengkonsumsi obat yang lebih praktis.
3.    Produk yang dihasilkan tidak tahan lama (hanya bertahan antara 3 sampai 4 hari), 
4.    belum ada papan nama di setiap lorong di Kelurahan Laiworu.
5.    Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di lingkungan sekitar
6.    Di lingkungan sekolah, ada beberapa sekolah yang belum memiliki papan nama kelas.
C.    Program kerja
Adapun program kerja yang kami lakukan adalah :
1.      Kegiatan Wajib
a.       Budidaya tanaman bahan obat tradisional lansau.
b.      Produksi dan pengemasan obat trdisional lansau dalam bentuk siap seduh yang tahan lama
c.       Pembuatan papan nama kelas di beberapa sekolah yang ada di Kelurahan Laiworu
2.      Kegiatan Pilihan
a.       Pembutan papan nama lorong di Kelurahan Laiworu
b.      Pengaktifan kembali kebun TOGA di lingkungan kantor Kelurahan Laiworu.
c.       Membuat kebun TOGA di taman SMAN 1 RAHA
d.      Mengadakan bakti sosial di Panti Asuhan Baiturrahman dan di Asrama Sekolah Luar Biasa (SLB) BCD RAHA.

                                                      BAB IV
PELAKSANAAN DAN PROGRAM KEGIATAN  
A.    Pelaksanaan Program Kerja
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang ada, maka dirumuskan suatu langkah strategis yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk kegiatan program kerja, baik itu kegiatan yang telah direncanakan oleh pemerintah setempat maupun kegiatan yang di inisiasi oleh mahasiswa KKN Tematik Universitas Halu Oleo 2014.
Dalam pelaksanaan program kerja KKN Tematik ada beberapa tahapan-tahapan dalam pelaksanaan yaitu :
1.      Tahap Observasi
Tahap observasi adalah tahap yang kami lakukan pada minggu pertama agenda KKN Tematik. Observasi ini dilakukan dengan melihat atau survei langsung kelapangan/lokasi KKN Tematik. Lokasi KKN Tematik yaitu di Kabupaten Muna Kecamatan Bata Laiworu Kelurahan Laiworu. Selain itu Observasi juga dilakukan dengan survei data dan wawancara di kantor Kelurahan Laiworu.
2.      Tahap Analisis Permasalahan
Setelah dilakukan observasi kami mendapat beberapa permasalahan yang ada di kelurahan Laiworu. Setelah dianalisis, adapun permasalahan yang ada di antaranya yaitu Tidak ada tempat budidaya tanaman bahan obat herbal (Lansau), Proses pembuatan obat tradisional yang masih rumit dan butuh waktu lama dan produk yang dihasilkan tidak tahan lama (hanya betahan antara 3 sampai 4 hari). Serta belum ada papan nama setiap lorong, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di lingkungan sekitar, dan di lingkungan sekolah ada beberapa sekolah yang belum memiliki papan nama kelas.
3.      Tahap Perumusan Penyusunan Kelengkapan dan Tujuan Program Kerja
Dalam penyusunan program kerja, kami mengacu pada program-program pemerintah Kelurahan Laiworu, khususnya program kerja yang telah direncanakan sebelumnya oleh pemerintah setempat. Dalam hal ini kami sebagai pelaksana program kerja dan pihak kelurahan bertugas untuk memfasilitasi. 
4.      Tahap Pelaksanaan Program Kerja
Pelaksanaan program kerja kami lakukan pada minggu kedua anggota KKN Tematik. Dalam pelaksanaan program kerja ini, kami membagi penanggung jawab dalam setiap program kerja dan semua mahasiswa KKN Tematik ikut berpartisipasi dalam setiap program kerja yang dilaksanakan.
5.      Tahap Evaluasi Program Kerja
Tahap evaluasi dibagi menjadi beberapa tahap, hal ini bermaksud agar program berjalan dengan baik dan lancer serta tepat tujuan sesuai dengan telah direncanakan.
6.      Tahap Pembuatan Laporan Akhir
Dalam tahap ini, kami membuat laporan dari semua kegiatan selama KKN Tematik. Dalam laporan ini kami menggambarkan secara deskriptif tentang keadaan kelurahan Laiworu, permasalahan yang terjadi di lapangan serta memberikan gambaran mengenai program kerja yang telah dilaksanakan serta keberhasilan yang dicapai dan kendala-kendala yang dihadapi.
Mulai tanggal 25 Maret sampai 11 April 2014. Program kerja ini terlaksana dengan baik, walaupun kami mendapat banyak kendala, namun hal itu tidak menjadi penghalang yang berarti, kami menjadikan semuanya sebagai suatu pelajaran yang berharga dan motivasi untuk menjadi lebih baik.
B.     Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja
Faktor-faktor yang mendukung selama pelaksanaan KKN Tematik yang dilaksanakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo yaitu sebagai berikut:
1.         Adanya dukungan dari pihak pemerintah dan masyarakat setempat Kelurahan Laiworu dalam setiap pelaksanaan program KKN Tematik, dimana aparat pemerintah Kelurahan bersikap terbuka baik dalam mengemukakan persoalan-persoalan yang dihadapi maupun dalam memberikan informasi yang diperlukan mahasiswa sehingga permasalahan dapat teratasi bersama-sama.
2.         Adanya kerja sama yang baik antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan.
3.         Adanya respon yang baik dan positif dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik mengenai program kerja yang dilakukan.
4.         Adanya dukungan yang baik dari kepala kelurahan Laiworu beserta staf terhadap kegiatan atau program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.
5.         Adanya Kepercayaan antara anggota kelompok, sehingga terjalin  kerjasama yang baik. Serta adanya kesadaran yang tinggi akan sebuah amanah besar dari kerja KKN Tematik sehingga menjadikan kami sebagai  “Team Work” yang solid.
6.         Adanya pembagian tugas yang jelas dalam menjalankan setiap pelaksanaan program kerja, sehingga masalah-masalah yang kami hadapi dapat terselesaikan dengan baik, dan semua anggota selalu ikut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan KKN Tematik ini.
7.         Dukungan/motivasi yang baik secara spirit dari dosen pembimbing sangatlah besar, kedekatan dengan dosen pembimbing sangat terasa selalu memunculkan kebersamaan tersendiri di dalam kelompok.
C.    Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat selama kegiatan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik adalah sebagai berikut :
              i.      Faktor Internal
Peserta KKN Tematik masih belum mengenal satu sama lain baik sifat dan karakter masing-masing, sehingga butuh waktu beradaptasi untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya.
            ii.      Faktor Eksternal
1.    Minimnya informasi yang didapat tentang kelurahan
2.   Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kegiatan atau program kerja (Lansau) yang dilakukan mahasiswa KKN Tematik
3.   Minimnya sarana dan prasarana yang ada di kelurahan untuk menunjang ketika KKN Tematik untuk kelancaran pelaksanaan program kerja.
4.   Keterbatasan dana yang dimiliki, sehingga ada beberapa program kerja yang sudah ada tidak terlaksana

                                                            BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang berlangsung selama 47 hari di Kelurahan Laiworu Kecamatan Bata Laiworu Kabupaten Muna dari tanggal 25 Maret sampai dengan 10 Mei 2014 yaitu :
1.    Melalui kegiatan KKN Tematik yang dilaksanakan oleh pihak Universitas Halu Oleo, peserta banyak memperoleh pengalaman tentang dunia kerja yang nyata sesuai dengan profesi dan disiplin ilmu masing-masing.
2.    Program kerja KKN Tematik yang dijalankan terdiri dari dua program kerja, yaitu program kerja yang utama yang bertujuan melakukan Pembinaan masyarakat Kecamatan Bata Laiworu dalam pemanfaatan obat herbal tradisional lansau sebagai sumber pendapatan dan pelestarian kekayaan budaya suku muna dan kemudian program kerja yang kedua adalah dari masing-masing anggota peserta KKN Tematik sesuai dengan disiplin ilmu.
3.    Sebagian kegiatan berjalan sesuai rencana program kegiatan yang tidak lepas dari kemampuan tiap individu untuk menjalankan program-program kegiatan yang telah direncanakan, juga tidak lupa partisipasi dari masyarakat kelurahan Laiworu serta pihak sekolah-sekolah yang siap membantu dan antusias dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta KKN Tematik.
Adapun saran atau rekomendasi terhadap Pelaksanaan Kegiatan KKN Tematik adalah sekiranya kegiatan KKN Tematik selanjutnya dapat lebih dipersiapkan agar tidak terjadi kendala-kendala di lokasi kegiatan serta program-program kerja juga bisa lebih diperbanyak agar dapat memaksimalkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat setiap harinya selama pelaksanaan KKN Tematik.