Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 30 Desember 2013

UJI DAYA KERJA ANTI MIKROBIAL



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang dihasilkan  suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Dengan kata lain antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat mikroorganisme lain. Antibodi merupakan senjata tambahan terhadap parasit. Seperti penggunaan antiserum dari hewan lain memberi penderita imunitas sementara dengan segera. Imunitas ini disebut imunitas pasif karena tidak dihasilkan oleh mekanisme imunitas itu sendiri.
Bakteri patogen merupakan bakteri yang dapat menyebabkan kerugian, namun dalam keuntungan lainnya terdapat pula bakteri yang dapat menghambat bahkan membunuh bakteri patogen tersebut. Bakteri yang menguntungkan tersebut mengeluarkan suatu antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan membunuh bakteri patogen tadi.
Penyakit yang disebabkan oleh suatu bakteri atau mikroorganisme lain dapat disembuhkan dengan cara melawan penyakit tersebut dengan memberikan suatu antibiotik yang  tepat dan dapat membunuh penyakit tersebut. Saat ini telah dikembangkan beberapa jenis antibiotik yang kiranya dapat membantu menangani masalah kesehatan di dunia ini.
Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan yang menghambat pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahan antimicrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidial pada konsentrasi tinggi.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana cara uji daya kerja antimikrobial dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme?

C.    Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara uji daya kerja antimikrobial dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chorin dan Florey. Sebagian besar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa di antaranya dapat dibuat secara sintetis. Definisi dari antibiotik adalah suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh jasad renik/hasil sintesis semi sintesis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapat merintangi/memusnahkan jasad renik lainnya. Pada abad yang lalu penyebab utama kematian meliputi penyakit-penyakit yang disebabkan bakteri seperti pneumonia, difteri, tuberculosis dan disentri, terapi untuk sifilis dan gonorea, membutuhkan waktu lama dan masih belum mantap. Pada masa sekarang penyakit-penyakit ini dan banyak penyakit lain yang menakutkan sudah dapat diobati secara efektif dengan menggunakan salah satu antibiotik kemoterapeutik yang dikembangkan pada abad ini. Pada 1939, Rene Dubois telah mengisolasi dari tanah New Jersey suatu kultur Bacillus brevis yang membentuk suatu substansi yang mampu mematikan banyak bakteri gram positif. Ekstra bebas sel yang diperoleh dari B brevis ditemukan mengandung dua bahan aktif, yang sekarang dikenal dengan nama gramisidin dan tirosidin. Keberhasilan ini segera disusul oleh penemuan streptomisin oleh Sleman Waksman dan rekan-rekannya (Widjajanti, 1996:76).
Antobiotik adalah bahan organik yang berasal dari mikroba  yang dapat merupakan racun ataupun dapat menghambat pertumbuhan organisme lain. Nilainya yang tunggi dalam pengobatan penyakit menurun terutama pada penyakit, tetapi tidak pada inang yang infeksi. Penemuan antibiotik adalah empiris dan cara tindakannya yang khusus terhadap orang yang rentan itu jauh diselidiki kemudian. Telah dibuktikan sekarang bahwa banyak golongan antibiotik memperlihatkan daya racunnya yang selektif itu sebab kenyataan bahwa sasarannya itu ialah struktur atau fungsi yang khusus baik bagi sel, prokariotik maupun eukariotik (Stanies, 1982:128).
Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang dihasilkan suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Dengan kata lain antibiotic merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat mikroorganisme lain. Organisme yang resistan terhadap salah satu diantaranya akan resistan terhadap yang lain. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh banyak bakteri gram negatif dan beberapa gram positif (Pelczar dan Chan, 1988:511).
Antibiotik adalah senyawa yang bekerja dengan cara menghambat atau membunuh bakteri atau organisme lain. Kemampuan antibiotik dapat ditingkatkan dengan melewatkannya pada enzim immobil. Contoh: antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klon yang mengenal hanya satu antigen (Raharja dkk., 2003:54).
Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil, maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya suatu antobiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spektrum yang sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus, basil dab jenis spiril tertentu, oleh karena itu tetrasiklin dikatakan mempunyai spektrum luas (Dwidjoseputro, 2003:104).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis dan Sabtu, tanggal 12 dan 14 April 2012. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Haluoleo.

B.     Alat Dan Bahan
1.      Alat
Alat – alat yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Alat – alat yang digunakan beserta fungsinya
No.
Nama Alat
Fungsi
1.
Cawan petri
Sebagai tempat menumbuhkan bakteri uji yang akan diberi bahan antibiotik.
2.
Mikro pipet
Untuk memindahkan larutan, dalam jumlah/volume tertentu.
3.
Botol ampul
Sebagai wadah aquades yang telah disterilkan.
4.
Inkubator
Untuk  menumbuhkan mikroorganisme.
5.
Lampu spirtus/Bunsen
Untuk sterilisasi secara fisik dan untuk memijarkan pinset.
6.
Laminar Air Flow
Sebagai tempat bekerja secara aseptik yang memungkinkan tidak terjadinya kontaminasi.
7.
Mistar
Untuk mengukur.

2.       
3.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan beserta fungsinya
No
Bahan
Fungsi
1
Biakan murni pada medium NA
Sebagai sampel bakteri
2
Alkohol 70%

Sebagai disinfektan dan pembilas
3
HgCl2 0,1%
Sebagai disinfektan
4
Yodium 10%
Sebagai disinfektan
5
Ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale)
Sebagai antibiotik
6
Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava)
Sebagai antibiotik
7
Ekstrak daun komba-komba (Eupatorium odoratum)
Sebagai antibiotik
8
Paper disk
Untuk menguji daya kerja disnfektan dan antimikroba
9
Tisu
Untuk membersihkan Laminar air flow

C.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah:
1.      Percobaan daya kerja disinfektan
-          Mengambil 2 tabung agar yang telah dicairkan
-          Menginokulasi masing-masing tabung dengan biakan yang telah disediakan
-          Menulis nama disinfektan dan nama bakteri pada cawan petri
-          Mengocok tabung diantara dua telapak tangan, kemudian menuangkan ke cawan petri. Membiarkan agar membeku
-          Mengambil kertas cakram dengan pinset. Meletakkan kertas cakram pada permukaan lempengan agar. Memperhatikan bahwa jarak antara cakram kertas harus cukup jauh.
-          Menginkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam
-          Mengukur luas daerah jernih
-          Membandingkan daya kerja berbagai disinfektan terhadap kedua bakteri tersebut.
2.      Pengujian daya kerja antibiotik dengan paper disk
-          Menuangkan medium NA (untuk lapisan dasar) ke dalam cawan petri secara aseptik
-          Meletakkan secara aseptik paper disk diatas lapisan NA yang telah diteteskan oleh sampel
-          Menginkubasikan pada temperature 37ºC selama 24 jam
-          Mengamati dan mengukur diameter zona hambat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil pengamatan
1.    Uji Disinfektan
Tabel 3. Hasil Pengujian Disinfektan
No
Bahan
Luas Zona Bening
E coli
S aereus
1
Alkohol 70%

0
0
2
HgCl2 0,1%

2,2 cm
2 cm
3
Yodium 10%
2,8 cm
2,5 cm

Y
H
A
A
H
Y
                
               E coli                                       S aereus
Keterangan:
A = Alkohol 70%
Y = Yodium 10%
H = HgCl2 0,1%


2.    Uji Antibiotik
Tabel 4. Hasil Pengujian Antibiotik
No
Bahan
Luas Zona Bening
E coli
S aereus
1
Ekstrak Rimpang Jahe
0,7 cm
0,8 cm
2
Ekstrak Daun Jambu Biji
0,8 cm
0,8 cm
3
Ekstrak Daun Komba-Komba
0,9 cm
0,9 cm
JB
J
K
K
JB
J
                    
               E coli                                                   S aereus
Keterangan:
K    = Komba-Komba (Eupatorium odoratum)
J       = Jahe (Zingiber officinale)
JB   = Jambu Biji (Psidium guajava)
3.      Perhitungan Zona Hambat
Tabel 5. Indeks Penghambat Antibiotik
No
Antibiotik
Ip
E coli
S aereus
1
Ekstrak Rimpang Jahe
0,28
0,37
2
Ekstrak Daun Jambu Biji
0,37
0,37
3
Ekstrak Daun Komba-Komba
0,40
0,40
Ekstrak Rimpang Jahe
E coli
Keterangan:
A  = diameter zona bening
B  = diameter paper disk = 0,5 cm
Ip = Indeks penghambat


B.     Pembahasan
Antibiotik adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Atau suatu senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup dalam konsentrasi rendah mempunyai kemampuan untuk menghentikan proses kehidupan mikroorganisme tetapi tidak secara keseluruhan atau secara bertahap.
Antibiotik dapat dibedakan berdasarkan cara kerja atau tipe kerjanya yaitu bakteriosidial dan bakteriostatika. Bakterisidial yaitu bahan kimia yang dapat mematikan bakteri, sedangkan bakteriostatika yaitu bahan kimia yang menghambat pertumbuhan bakteri. Setiap antibiotik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Ada yang sangat kuat ada pula yang lemah dalam menghambat pertumbuhan bakteri tersebut, ada juga antibiotik yang  hanya efektif pada bakteri gram positif saja atau bakteri gram negatif saja, adapula bakteri yang efektif terhadap keduanya.
Pada percobaan ini biakan murni yang akan digunakan sebagai sampel adalah bakteri E coli dan S aureus. Sedangkan disinfektan yang digunakan adalah alkohol, yodium, dan HgCl2. Alkohol adalah disinfektan yang dapat membunuh bakteri dan fungi namun tidak dapat membunuh endospora dan virus yang non-eneveloped. Mekanisme kerja dari alkohol adalah mendenaturasi protein pada mikroorganisme dan melarutkan lipid dari membran mikroorganisme termasuk lipid pada virus yang bersampul. Yodium merupakan zat yang bersifat antiseptik. Yodium efektif terhadap berbagai jenis protozoa seperti amoeba yang menyebabkan penyakit disentri. Pada senyawa merkuri klorida (HgCl2) juga digunakan sebagai disinfektan, namun penggunaannya sudah dibatasi karena toksisitasnya yang tinggi, kemampuan mengkorosif, dan kurang efektif pada bahan-bahan organik.
Dari hasil pengamatan pada uji disinfektan dapat dilihat pada kedua jenis disinfektan yaitu HgCl2 0,1% dan Yodium 10% mempunyai daya bekerja yang lebih maksimal pada biakan E coli dibanding pada S aureus. Hal ini terlihat dari lebih besarnya diamater zona hambat pada E coli yang berukuran 2,2 cm dibanding S aureus yang hanya mempunyai ukuran 2 cm pada disinfektan HgCl2 0,1%. Sedangkan pada diameter zona hambat hasil kerja disinfektan Yodium 10% adalah 2,8 cm pada E coli dan 2,5 cm pada S aureus. Namun, pada disinfektan alkohol 70% tidak menunjukkan kemampuan dalam menghambat perkembangan kedua jenis bakteri ini.
Dari hasil pengamatan E coli tergolong dalam bakteri gram negatif, sedangkan S aureus tergolong bakteri gram positif hal ini dapat diketahui dari peptidoglikan yang dimiliki oleh masing-masing bakteri. Pada E coli memiliki peptidoglikan yang tipis sedangkan pada S aureus memiliki peptidoglikan yang tebal. Oleh karena itu, pada saat pemberian disinfektan akan lebih mudah merusak peptidoglikan pada E coli dan mengakibatkan diamater zona hambatnya lebih besar dibanding pada S aureus.
Pada uji daya kerja antibiotik biakan E coli dan S aureus menunjukkan dua kesamaan. Hal ini ditunjukkan dari diameter daerah zona hambat yang sama pada penambahan ekstrak daun jambu biji dan daun komba-komba. Diamater zona bening setelah penambahan ekstrak rimpang jahe adalah 0,7 cm pada E coli dan 0,8 cm pada S aureus. Pada penambahan ekstrak daun jambu biji diameter zona beningnya adalah 0,8 cm pada kedua jenis bekteri sedangkan pada penambahan ekstrak daun komba-komba adalah 0,9 cm.
Untuk mengetahui daya kerja disinfektan dan antibiotik selain melihat diamater zona hambatnya, dapat juga dilihat berdasarkan nilai Ip (indeks penghambat). Semakin besar nilai Ip maka semakin baik kerja dari suatu disinfektan maupun antibiotik. Nilai Ip diperoleh dengan rumus berikut : , dimana A adalah diamater zona hambat disinfektan dan antibiotik sedangkan B adalah diamater dari paper disk (0,5 cm).


BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
            Simpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini yaitu Dalam menguji daya kerja anti microbial digunakan zat-zat yang menghambat kerja mikoba. Zat-zat yang dugunakan yaitu antibiotik dan disinfektan. Bahan disinfektan yang digunakan antara lain alkohol 70%, HgCL 0,1%, yodium 10%. Bahan yang digunakan pada antibiotik yaitu ekstrak rimpang jahe, ekstrak daun jambu biji, dan ekstrak komba-komba.

B.     Saran
            Sebaiknya kedisiplinan dan ketenangan di dalam laboratoriun tetap terjaga, agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, Dm 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Pelczar, Michael J, 1988, Dasar – Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta.
Raharja, Barkah., Hartadi., dan Azril Bugis, 2003, Sains Biologi. CV Ar-Rakhman. Solo.
Stanies, Adelberg & Ingraham, 1982, Dunia Mikroba. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Widjajanti, Nuraini U, 1996, Obat-obatan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.