Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Minggu, 29 Desember 2013

PENETAPAN KADAR VITAMIN C

PENETAPAN KADAR VITAMIN C

A.    TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan kadar vitamin C ( asam askorbat ) secara iodimetri.
B.     LANDASAN TEORI
Istilah vitamin diberikan atas dasar perkiraan semula bahwa semua zat ini memiliki struktur amin (lat. Vita = kehidupan), tetapi ternyata hanya tepat bagi beberapa zat saja, antara lain tiamin (vitamin B1). Kebanyakan vitamin atau zat pelopornya yang disebut provitamin, diperoleh dari bahan makanan dan hanya beberapa sat saja dapat disintesa sendiri dalam usus oleh tubuh, yaitu vitamin B2, B5, K2 serta biotin. Vitamin A dan D3 juga dapat disintesa dalam tubuh dengan masing-masing karoten dan kolesterol sebagai bahan pangkalnya. (Tan dan Kirana, 2007)
Vitamin merupakan senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan sering sekali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolism. Vitamin yang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kimia (misalnya piridoksin, piridoksal, piridoksamin) atau terdapat sebagai suatu precursor (misalnya karoten untuk vitamin A) kadang- kadang dinamakan vitamer. (Anonim, 2007)
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal Vitamin C 60 – 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar. (Pratama, 2004)
Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodine sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari system iodine-iodida dimana sebagai indicator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral sedikit asam (pH 5-8). (Alamsyah, 1994)

Vitamin C mempunyai sifat sebagai anti oksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. (Higdon, 2004)

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
v  Buret 50 ml
v  Erlenmeyer 250 ml
v  Statif dan klem
v  Timbangan analitik
v  Gelas ukur 50 ml
v  Pipet tetes
v  Botol semprot
v  Lumpang dan Mortar
v  Sendok tanduk
v  Aluminium Foil
v  Tissue

2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
v  Asam sulfat encer 0,1 M
v  Aquadest
v  Larutan iodium 0,1 N
v  Indicator kanji
v  Jesscool



D.    PROSEDUR KERJA
Penentuan kadar vitamin C pada jescool


Jescool
-          Di gerus didalam lumpang hingga homogen
-          Ditimbang sebanyak 0,2 gram, menggunakan timbangan analitik
-          Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan dilarutkan dengan aquades 100 ml kemudian ditambahkan asam sulfat
-          Ditambahkan 2 tetes indikator kanji
-          Dititrasi dengan larutan iodium 0,1 N
-          Diamati.
Kadar Vit. C = 0,22%
A.    HASIL PENGAMATAN
Dik : V I2 = 0,5 ml
N I2 = 0,1 N
BE  = 8,806
Mg sampel = 200 mg
Dit/Penye:

                               VI2 x NI2 x BE
Kadar vit. C    =                                   X 100%
                                  Mg sampel

                        =   0,5 x 0,1 x 8,806    
                                    200 mg
                        =  0,4403 x 100%
                                    200
                        =  0,22%

Jadi kadar vit.C dalam jescool adalah 0,22%




F.      PEMBAHASAN
        Titrasi Iodimetri adalah metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji. Pengukuran kadar Vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodine (I2) sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah semua Vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap.
         Titrasi iodimetri memiliki metode reaksi oksidasi antara iodium sebagai pentiter dengan reduktor, dimana reduktor ini memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari system iodine-iodida sehingga reduktornya dapat dioksidasi oleh iodium. Adapun yang bertindak sebagai elektron pada titrasi ini adalah larutan kanji, Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji.
         Vitamin C yang digunakan pada penelitian kali ini adalah vitamin yang beredar dipasaran. Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut dalam air sehingga pembuatan sediaannya cukup menggunakan pelarut air. Karena vitamin C mudah teroksidasi oleh udara, terutama dalam bentuk larutan, maka dalam pengerjaannya sediaan tidak boleh terlalu lama di biarkan berinteraksi dengan udara. Dari percobaan diatas diketahui zat yang bertindak sebagai oksidator adalah iodium, sedangkan sampel yang ingin diketahui kadar  vitamin C nya adalah jescool. Untuk mengetahui kadarnya sampel tersebut terlebih dahulu di larutkan  kedalam air yang terbebas dari karbondioksida (CO2) dan larutan asam sulfat.
         Dari percobaan yang dilakukan untuk menentukan kadar vitamin C yang terkandung di dalam suatu larutan, digunakan sampel yaitu jescool. Dari percobaan tersebut di peroleh hasil berupa warna akhir titrasi dari larutan jescool yaitu biru tua. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan kadar vitamin C yang terkandung pada jescool adalah 0,22%.

         Dalam titrasi iodimetri akan ada larutan yang mengalami reduksi dan ada pula yang mengalami oksidasi. Apabila vitamin c dititrasi menggunakan metode titrasi iodimetri dengan oksidatornya adalah iodium, maka akan menghasilkan suatu reaksi. Dari reaksi tersebut, dapat kita lihat bahwa asam askorbat mengalami reduksi karena asam askorbat melakukan pelepasan unsur hydrogen. Sedangkan yang mengalami oksidasi adalah iodium hal ini karena iodium melepaskan electron positifnya.

G.    KESIMPULAN
         Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar Vitamin C yang terkandung pada jescool adalah 0,22%
        
        





DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A, 1994, Analisis kuantitatif beberapa senyawa farmasi, Universitas
Sumatera Utara press, Medan, hal 23-25

Anonim, 2007, Farmakologi Dan Terapi Edisi 5, FKUI, Jakarta

Higdon, J, 2004, Vitamin C, Linus Pauling Institute, Oregon State university, Oregon

Pratama, A,dkk, 2004, Aplikasi labview sebagai pengukur kadar vitamin c dalam larutan menggunakan metode titrasi iodimetri. Jurusan Teknik, Fakultas Teknik, UNDIP

Raharja. K, Tjay. T. H, 2007, Obat-Obat Penting Edisi ke-6, PT Elex Media Komputindo. Gramedia, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar