BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spektrofotometri
dapat mengindikasikan bahwa setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal
dalam tubuh terutama dalam hal penyerapannya. Prinsip yang digunakan adalah
suatu molekul obat dapat menyerap ultraviolet dan cahaya tampak dengan
kemungkinan bahwa elektron molekul obat
akan tereksitasi ketingkat yang lebih tinggi.
Penentuan kadar suatu sediaan dapat menghasilkan suatu
gagasan dalam hal pencemaran lingkungan. Pencemaran Herbisida sangat memprihatinkan sehubungan dengan
pencemaran lingkungan. Sehingga dianggap perlu penentuan kadarnya dalam air
dan lahan lindi yang memiliki kelarutan baik terhadap herbisida. Hernanjez
(2011) mengusulkan tekadnya menganalisis
hexazinone golongan herbisida dengan metode analisis spektrofotometri derivative UV-Vis.
Kurkumin digunakan sebagai penambah rasa makanan dan luas
nya aktivitas sebagai antioxidant untuk pencegahan dari berbagai penyakit. Kekayaan
kurkumin sebagai Antioxidant alami dapat dievaluasi dengan berbagai metode sebagian
besar spektrofluorimetri
dan spektrofotometri, mencakup penentuan tentang unsur reaktif asam thiobarbituric (
TBARS), sebagai hasil lipid peroxidasi
disebabkan
oleh AAPH ( 2,2’-azobis ( 2-amidinopropane) hydrochloride).
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai berbagai
penggunaan spektrofotometri dalam dunia sains maupun farmasi mencakup penentuan
kadar Hexazinone dilingkungan masyarakat dengan spektrofotometri derivat uv-vis
(PLS) juga penerapan spektrofotometri uv-vis dalam evaluasi aktivitas
antioxidant dari kurkumin.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah
yang dimaksud dengan spektrofotometri derivatif UV-Viss?
2.
Bagaimana cara evaluasi kurkumin sebagai Antioxidant dengan spektrofotometri ?
C. Tujuan
Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk
memahami penggunaan spektrofotometri derivatif dalam penentuan kadar senyawa
dalam suatu campuran.
2. Untuk
mempelajari cara evaluasi kurkumin
sebagai antioxidant dengan spektrofotometri..
BAB II
PEMBAHASAN
A. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dan detektor vakum phototube atau tabung foton hampa.
Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya
promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk
promosi elektron akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek.
Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit lebih sedikit akan menyerap pada
panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah
tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah
dipromosikan daripada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang
lebih pendek (Fessenden & Fessenden, 1986).
B. Spektrotometri Derivat UV-Vis
Analisis
kualitatif terhadap sejumlah komponen yang terdapat bersamaan dalam suatu
larutan dapat dilakukan secara simultan dengan matode spektrofotometri. Hal ini
disebabkan oleh adanya sifat aditif dari besaran absorbansi. (Surawidjaja,
1997). Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap spektra
pada spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak (Connors, 1982). Pada
spektrofotometri konvensional, spektrum serapan
merupakan plot serapan (A) terhadap panjang gelombang (λ). Pada metode
spektrofotometri derivatif, plot A lawan λ, ditransformasikan menjadi plot
dA/d lawan λ untuk derivatif pertama, dan d2A/dλ2
lawan λ untuk derivatif kedua, dan
seterusnya. Panjang gelombang serapan maksimum suatu senyawa pada spektrum
normal akan menjadi λ zero crossing pada
spektrum derivatif pertama. Panjang gelombang tersebut tidak mempunyai serapan
atau dA/d λ = 0. Metode spektrofotometri
derivatif dapat digunakan untuk analisis kuantitatif zat dalam campuran dimana
spektrumnya mungkin tersembunyi dalam suatu bentuk spektrum besar yang saling
tumpang tindih dengan mengabaikan proses pemisahan zat yang bertingkat-tingkat
(Munson, 1991).
Pencemaran Hexazinone
sebagai salah satu herbisida berbahaya sangat memprihatinkan sehubungan dengan
pencemaran lingkungan.
Sehingga dianggap perlu penentuan kadarnya dalam air dan lahan lindi yang
memiliki kelarutan baik terhadap herbisida. Hernanjez (2011) mengusulkan
tekadnya menganalisis
hexazinone golongan herbisida dengan metode analisis spektrofotometri
derivative UV-Vis. Untuk analisis teknis dan dirumuskan
pestisida, CIPAC mengusulkan kuantifikasi hexazinone dengan kromatografi cair
pada C8 kolom, menggunakan air-asetonitril 50:50 (v / v) sebagai eluen dan UV
deteksi pada 254 nm.
Sehubungan
dengan Tipe Kuadrat Partial Least I (PLS-1), itu adalah regresi kuat alat untuk
multi-komponen analisis saat digunakan dengan teknik seperti UV-Vis dan dekat
dan pertengahan inframerah . Tipe Partial Least Square merupakan salah satu
metode kalibrasi multivariat yang digunakan untuk menghitung nilai komponen
utama data hasil percobaan dan membentuk model regresi antar nilai.
Metode
Spektrofotometri derivat uv-vis dengan PLS dapat diusulkan untuk penentuan
tentang spektrum HEXA ditekan dan air, seperti lahan mengandung air lindi.
Gangguan pengotor dapat dihindarkan oleh alat-alat multivariate kalibrasi
menggunakan PLS-1 strategi, pada suatu matriks
biner dirancang dengan HEXA analit dan garam sodium cuka. Diperoleh hasil
selama kalibrasi internal dan eksternal, kalibrasi model dengan spektral
terbentang dari 205 untuk 270 nm, dan dua faktor untuk memperagakan. sayangnya,
hasil yang diperoleh untuk air laut tidak memuaskankarena berkadar garam tinggi
dari acuan/matriks mengurangi daya larut
dari herbisida.
C. Evaluasi Kurkumin dengan Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri dan cemiluminisens merupakan metoda untuk evaluasi
tentang aktivitas antioxidant dari
kurkumin pada sistem model berbeda, yang
dapat ditemukan aplikasi pengendalian mutu penambah rasa makanan dan obat yang
mengandung kurkumin.
Kemurnian DNA sebagai bahan uji, mengasingkan dari HL-60 sel oleh
prosedur yang dievaluasi oleh UV–VIS spektrofotometri. Dua contoh, berisi DNA dengan
konsentrasi berturut-turut 5 µ L DNA/ml air dan 20 µ L DNA/ml air. Absorbansi A1
dan A2 diukur di panjang gelombang 248 dan 280 nm dan faktor resolusi dihitung.
Faktor resolusi diukur dalam perbandingan antara A1 dan A2 pada 248 dan 280 nm
berturut-turut, Dimana indikator untuk kemurnian DNA dan secara normal harus
antara1.7 dan 1.9. Nilai Yang diukur adalah 1.86.
Metoda evaluasi dengan spektrofotometri sangat bermanfaat secara
kualitatif dan kuantitatif kendali menyangkut antioxidant alami dari curcumin
di dalam obat/bidang kedokteran dan dalam obat/racun dan industri makanan.
Interaksi DNA dan curcumin saat dievaluasi oleh UV–VIS spektroskopi memiliki
hasil beberapa interaksi antara curcumin dan DNA, hidrogen mungkin didasarkan
pada yang mengikat dan interaksi van der Waals yang kompleks” sebab dapat
berupa mekanisme perlindungan DNA melawan terhadap kerusakan radikal bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J. & Joan S. Fessenden, 1986, Kimia Organik Jilid 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta
Hernandez,
A. , Velazquez M.M ., dan Marquez R.J.M., 2011, Determination of Hexazinone in
Environmental Samples by Uv-Vis Spectrophotometry-Partial Least Squares
Regression, Research Journal of Chemical
Sciences, Vol. 1(8),36-41,
Mexico
Stanchev, S., Ivanka,
P., Spiro, K., Danka, O., dan Vera H., 2012, Application of UV–Vis
spectrophotometric and chemiluminescent methods for the evaluation of the
antioxidant action of curcumin, Journal
Seb. Chem. Soc. 77 (8),
1063-1069, Bulgaria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar