Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 30 Desember 2013

BERBAGAI TEKNIK STERILISASI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan suatu  istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi), khamir dan jamur (mikologi); protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan ke dalam kelompok tersebut di atas. Organime yang berukuran mikro disebut mikroorganisme. Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada permukaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel sejenis (tunggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan tentang cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Cara yang digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda tergantung spesies yang dihadapi.
Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari mikroba adalah dengan sterilisasi. Secara umum, sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanik, fisik dan kimia. Teknik aseptis dibutuhkan untuk mencegah ataupun mengurangi kontaminasi yang tidak diinginkan. Mikroba memiliki karakteristik serta ciri yang berbeda dalam persyaratan pertumbuhannya.
Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Dalam melakukan kegiatan tersebut diperlukan keahlian dan keterampilan yang khusus.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu:
1.      Apakah pengertian dari sterilisasi ?
2.      Sebutkan jenis-jenis sterilisasi ?

C.    Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui fungsi dari sterilisasi.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis sterilisasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop (Fardias, 1992:3).
Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121oC selama 30 menit, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan. Spora adalah sel istirahat yang resisten terhadap panas dan lingkungan yang berfungsi sebagai tunas untuk berkembang biak selanjutnya. Udara tekan yang digunakan juga harus dalam kondisi steril. Substrat yang berisi nutrien tidak peka terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat dilakukan pada 138oC selama 5 menit. Pada substrat yang berisi nutrien tetapi peka terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat dilakukan dengan penyaringan bertekanan melalui saringan milipore diameter 0,22 µm (Suharto, 1995:11).
Sterilisasi dengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah oven. Alat ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish, tabung reaksi dan alat gelas lainnya. bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas dapat disterilkan dengan alat ini. pada umumnya suhu yang digunakan pada sterilisasi secara kering adalah 170 - 180 C selama paling sedikit 2 jam. Lama sterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya  (Machmud, 2008:4).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121ºC selama 15 menit. Karena titik didih air menjadi 121ºC itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm 15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu 121ºC. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110ºC dan 121ºC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet (Hadioetomo, 1993:56).
Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak dapat disterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold steam sterilizer dengan suhu 1000C dalam keadaan lembab. Secara sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian disimpan pada suhu kamar 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan  (Machmud, 2008:4).

Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a.       Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
b.      Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
c.       Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Pelczar dan Chan, 2007:421).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan tempat
Praktikum mikrobiologi ini dilaksanakan pada hari kamis, 22 maret 2012, jam 01.00 wita sampai selesai di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo.

B.     Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No.
Nama Alat
Fungsi
1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.
Tabung reaksi
Tabung durham
Erlenmeyer
Botol gelap
Kertas pembungkus

Karet

Autoklave
Alat yang akan disterilkan
Alat yang akan disterilkan
Alat yang akan disterilkan
Alat yang akan disterilkan
Untuk membungkus alat maupun media yang akan disterilkan
Untuk mengikat pembungkus pada alat yang akan disterilkan
Untuk Sterilisasi basah dengan tekanan 2 atm/ 15 Ibs dan suhu 1210 C.


C.    Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan alat pada praktikum sterilisasi. Mulai dari ose, jarum preparat, tabung reaksi, cawan petri, pipet isap, dan lain-lain. Sebelum itu alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas atau alumunium foil.
2.      Membersihkan meja dengan disinfektan sebelum melakukan pekerjaan mikrobiologi.
3.      Mencatat semua data sterilisasi misalnya waktu sterilisasi, suhu, alat untuk sterillisasi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil pengamatan
1.      Gambar alat-alat sebelum dibungkus



2.      Gambar media setelah dibungkus



3.      Gambar autoklaf pada saat sterilisasi

B.     Pembahasan
            Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Dalam bidang mikrobiologi bahan-bahan atau peralatan-peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu atau merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan.
Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk mensterilisasi. Dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme pengganggu. Pada percobaan ini sterilisasi dilakukan dengan pembakaran dan sterilisasi dengan panas basah bertekanan tinggi menggunakan autoklaf.
            Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf merupakan sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan tinggi. Pada sterilisasi dengan autoklaf ditutup tabung reaksi yang berisi media PDA atau NA dengan kapas, beberapa tabung diikat menjadi satu dan bagian tutupnya dibungkus dengan kertas paying (agar mudah dalam penataannya), sisakan satu tabung berisi media namun tidak disterilkan. Autoklaf diisi dengan akuades sampai permukaan air dibawah ansang/keranjang autoklaf dan sambungkan autoklaf dengan sumber listrik dan nyalakan autoklaf. Tabung reaksi berisi media dimasukkan ke dalam ansang/keranjang autoklaf, kemudian tutup autoklaf dan kencangkan penutupnya dengan kuat. Suhu, tekanan dan waktu yang diperlukan untuk sterilisasi diatur, umumnya 127°C, 1 atm selama 15 menit. Tanda digital pada autoklaf menunjukkan proses selama sterilisasi berlangsung dan akan berakhir secara otomatis. Saat akan membuka tutup autoklaf, pastikan suhu telah turun sekitar 60°C dan tekanan sudah nol, agar saat pengambilan, peralatan telah benar-benar siap untuk di ambil. Tutup autoklaf dibuka dan ambil media yang telah disterilkan, untuk media agar miring memerlukan serbet sebagai alasnya dan miringkan tabung hingga 30° dan untuk Erlenmeyer, sebelum dituang, ditunggu hingga suhu menjadi 45°C.
Pada sterilisasi dengan pemijaran lampu Bunsen dinyalakan dan diatur nyala apinya secara maksimal, kemudian dilakukan pembakaran pada jarum ose dari bagian pangkal menuju ujung kawat jarum ose (pembakaran dilakukan hingga kawat merah membara), agar panas pada ujung jarum ose terjadi secara kontinu. Selanjutnya jarum ose dibiarkan dingin dan siap digunakan untuk mengambil/menginokulasi mikrobia, agar saat mengambil mikroba, mikroba tidak mati. Sterilisasi dengan lampu bunsen merupakan pembakaran secara langsung menggunakan api.
            Sterilisasi panas kering yaitu dengan menggunakan oven atau dengan pembakaran. Alat-alat yang akan disterilkan ditempatkan dalam oven pada suhu 1600-1800C. Sterilisasi panas kering ini caranya adalah alat-alat yang akan kita gunakan dimasukkan dalam oven, karena tingkat efektifitasnya kurang maka waktu yang dibutuhkan cukup lama yaitu sekitar 1-2 jam. Hal ini disebabkan daya penetrasi panas kering tidak sebaik pada panas basah. Sterilisasi panas kering ini cocok untuk alat gelas atau kaca seperti, cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur, dan lain-lain.


BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Fungsi sterilisasi yaitu untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikroba.
2.      Umumnya terdapat lima jenis teknik sterilisasi yaitu sterilisasi dengan pemanasan, pasteurisasi, tyndalisasi, penyaringan, dan sterilisasi dengan disinfektan.

B.     Saran
            Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup terutama bagi alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak memiliki penutup akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.


DAFTAR PUSTAKA
Fardias, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Jakarta.

Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai          Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.

Pelczar, M. J., dan Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York.

Suharto, I. 1995. Bioteknologi dalam Dunia Industri. Andi Offset. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar