BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang
dihasilkan suatu organisme tertentu,
yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain.
Dengan kata lain antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme yang menghambat mikroorganisme lain. Antibodi merupakan senjata
tambahan terhadap parasit. Seperti penggunaan antiserum dari hewan lain memberi
penderita imunitas sementara dengan segera. Imunitas ini disebut imunitas pasif
karena tidak dihasilkan oleh mekanisme imunitas itu sendiri.
Bakteri
patogen merupakan bakteri yang dapat menyebabkan kerugian, namun dalam
keuntungan lainnya terdapat pula bakteri yang dapat menghambat bahkan membunuh
bakteri patogen tersebut. Bakteri yang menguntungkan tersebut mengeluarkan
suatu antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan membunuh bakteri
patogen tadi.
Penyakit
yang disebabkan oleh suatu bakteri atau mikroorganisme lain dapat disembuhkan
dengan cara melawan penyakit tersebut dengan memberikan suatu antibiotik
yang tepat dan dapat membunuh penyakit
tersebut. Saat ini telah dikembangkan beberapa jenis antibiotik yang kiranya
dapat membantu menangani masalah kesehatan di dunia ini.
Bahan
kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan yang menghambat
pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahan antimicrobial dapat bersifat
bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidial pada
konsentrasi tinggi.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
pada praktikum ini yaitu bagaimana cara uji daya kerja antimikrobial dalam menghambat pertumbuhan
mikroorganisme?
C.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara uji daya kerja antimikrobial dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander
Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri
yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam
ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chorin dan Florey. Sebagian besar dari
antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa di antaranya dapat
dibuat secara sintetis. Definisi dari antibiotik adalah suatu bahan kimia yang
dikeluarkan oleh jasad renik/hasil sintesis semi sintesis yang mempunyai
struktur yang sama dan zat ini dapat merintangi/memusnahkan jasad renik
lainnya. Pada abad yang lalu penyebab utama kematian meliputi penyakit-penyakit
yang disebabkan bakteri seperti pneumonia, difteri, tuberculosis dan disentri,
terapi untuk sifilis dan gonorea, membutuhkan waktu lama dan masih belum
mantap. Pada masa sekarang penyakit-penyakit ini dan banyak penyakit lain yang
menakutkan sudah dapat diobati secara efektif dengan menggunakan salah satu
antibiotik kemoterapeutik yang dikembangkan pada abad ini. Pada 1939, Rene
Dubois telah mengisolasi dari tanah New Jersey suatu kultur Bacillus brevis
yang membentuk suatu substansi yang mampu mematikan banyak bakteri gram
positif. Ekstra bebas sel yang diperoleh dari B brevis ditemukan mengandung dua
bahan aktif, yang sekarang dikenal dengan nama gramisidin dan tirosidin.
Keberhasilan ini segera disusul oleh penemuan streptomisin oleh Sleman Waksman
dan rekan-rekannya (Widjajanti, 1996:76).
Antobiotik adalah bahan organik yang berasal dari
mikroba yang dapat merupakan racun
ataupun dapat menghambat pertumbuhan organisme lain. Nilainya yang tunggi dalam
pengobatan penyakit menurun terutama pada penyakit, tetapi tidak pada inang
yang infeksi. Penemuan antibiotik adalah empiris dan cara tindakannya yang
khusus terhadap orang yang rentan itu jauh diselidiki kemudian. Telah
dibuktikan sekarang bahwa banyak golongan antibiotik memperlihatkan daya
racunnya yang selektif itu sebab kenyataan bahwa sasarannya itu ialah struktur
atau fungsi yang khusus baik bagi sel, prokariotik maupun eukariotik (Stanies,
1982:128).
Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang
dihasilkan suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah amat kecil bersifat
merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Dengan kata lain antibiotic
merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat
mikroorganisme lain. Organisme yang resistan terhadap salah satu diantaranya
akan resistan terhadap yang lain. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh banyak bakteri gram negatif dan beberapa gram
positif (Pelczar dan Chan, 1988:511).
Antibiotik adalah
senyawa yang bekerja dengan cara menghambat atau membunuh bakteri atau
organisme lain. Kemampuan antibiotik dapat ditingkatkan dengan melewatkannya
pada enzim immobil. Contoh: antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh
dari suatu sumber tunggal atau sel klon yang mengenal hanya satu antigen
(Raharja dkk., 2003:54).
Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri,
baik kokus, basil, maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya
suatu antobiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik
yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama
jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spektrum yang
sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus, basil dab jenis spiril tertentu, oleh
karena itu tetrasiklin dikatakan mempunyai spektrum luas (Dwidjoseputro,
2003:104).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Kamis dan Sabtu, tanggal 12 dan 14 April 2012.
Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Haluoleo.
B.
Alat Dan Bahan
1.
Alat
Alat – alat yang digunakan pada percobaan
ini dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Alat –
alat yang digunakan beserta fungsinya
No.
|
Nama Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Cawan petri
|
Sebagai tempat menumbuhkan
bakteri uji yang akan diberi bahan antibiotik.
|
2.
|
Mikro pipet
|
Untuk memindahkan larutan,
dalam jumlah/volume tertentu.
|
3.
|
Botol ampul
|
Sebagai wadah aquades yang
telah disterilkan.
|
4.
|
Inkubator
|
Untuk menumbuhkan mikroorganisme.
|
5.
|
Lampu
spirtus/Bunsen
|
Untuk sterilisasi secara
fisik dan untuk memijarkan pinset.
|
6.
|
Laminar Air Flow
|
Sebagai
tempat bekerja secara aseptik yang memungkinkan tidak terjadinya kontaminasi.
|
7.
|
Mistar
|
Untuk mengukur.
|
2.
3. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan
ini dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2. Bahan-bahan
yang digunakan beserta fungsinya
No
|
Bahan
|
Fungsi
|
1
|
Biakan
murni pada medium NA
|
Sebagai
sampel bakteri
|
2
|
Alkohol
70%
|
Sebagai
disinfektan dan pembilas
|
3
|
HgCl2
0,1%
|
Sebagai
disinfektan
|
4
|
Yodium
10%
|
Sebagai
disinfektan
|
5
|
Ekstrak
rimpang jahe (Zingiber officinale)
|
Sebagai
antibiotik
|
6
|
Ekstrak
daun jambu biji (Psidium guajava)
|
Sebagai
antibiotik
|
7
|
Ekstrak
daun komba-komba (Eupatorium odoratum)
|
Sebagai
antibiotik
|
8
|
Paper disk
|
Untuk
menguji daya kerja disnfektan dan antimikroba
|
9
|
Tisu
|
Untuk
membersihkan Laminar air flow
|
C.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini
adalah:
1.
Percobaan
daya kerja disinfektan
-
Mengambil 2 tabung agar yang telah
dicairkan
-
Menginokulasi masing-masing tabung
dengan biakan yang telah disediakan
-
Menulis nama disinfektan dan nama
bakteri pada cawan petri
-
Mengocok tabung diantara dua telapak
tangan, kemudian menuangkan ke cawan petri. Membiarkan agar membeku
-
Mengambil kertas cakram dengan pinset.
Meletakkan kertas cakram pada permukaan lempengan agar. Memperhatikan bahwa
jarak antara cakram kertas harus cukup jauh.
-
Menginkubasi pada suhu kamar selama
24-48 jam
-
Mengukur luas daerah jernih
-
Membandingkan daya kerja berbagai
disinfektan terhadap kedua bakteri tersebut.
2.
Pengujian
daya kerja antibiotik dengan paper disk
-
Menuangkan medium NA (untuk lapisan
dasar) ke dalam cawan petri secara aseptik
-
Meletakkan secara aseptik paper disk
diatas lapisan NA yang telah diteteskan oleh sampel
-
Menginkubasikan pada temperature 37ºC
selama 24 jam
-
Mengamati dan mengukur diameter zona
hambat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil pengamatan
1. Uji
Disinfektan
Tabel 3. Hasil Pengujian Disinfektan
No
|
Bahan
|
Luas Zona Bening
|
|
E
coli
|
S
aereus
|
||
1
|
Alkohol 70%
|
0
|
0
|
2
|
HgCl2 0,1%
|
2,2 cm
|
2 cm
|
3
|
Yodium 10%
|
2,8 cm
|
2,5 cm
|
Y
|
H
|
A
|
A
|
H
|
Y
|
E coli S aereus
Keterangan:
A = Alkohol
70%
Y = Yodium 10%
H = HgCl2
0,1%
2. Uji
Antibiotik
Tabel 4. Hasil Pengujian Antibiotik
No
|
Bahan
|
Luas Zona Bening
|
|
E
coli
|
S
aereus
|
||
1
|
Ekstrak Rimpang Jahe
|
0,7 cm
|
0,8 cm
|
2
|
Ekstrak Daun Jambu Biji
|
0,8 cm
|
0,8 cm
|
3
|
Ekstrak Daun Komba-Komba
|
0,9 cm
|
0,9 cm
|
JB
|
J
|
K
|
K
|
JB
|
J
|
E coli S
aereus
Keterangan:
K = Komba-Komba (Eupatorium odoratum)
J = Jahe (Zingiber officinale)
JB = Jambu Biji (Psidium guajava)
3. Perhitungan
Zona Hambat
Tabel 5. Indeks Penghambat Antibiotik
No
|
Antibiotik
|
Ip
|
|
E coli
|
S aereus
|
||
1
|
Ekstrak Rimpang Jahe
|
0,28
|
0,37
|
2
|
Ekstrak Daun Jambu Biji
|
0,37
|
0,37
|
3
|
Ekstrak Daun Komba-Komba
|
0,40
|
0,40
|
Ekstrak
Rimpang Jahe
E coli
Keterangan:
A = diameter zona bening
B = diameter paper disk = 0,5 cm
Ip = Indeks penghambat
B.
Pembahasan
Antibiotik adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh mikroorganisme lain walaupun dalam konsentrasi yang rendah.
Atau suatu senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup dalam konsentrasi
rendah mempunyai kemampuan untuk menghentikan proses kehidupan mikroorganisme
tetapi tidak secara keseluruhan atau secara bertahap.
Antibiotik dapat dibedakan berdasarkan cara kerja atau
tipe kerjanya
yaitu bakteriosidial dan bakteriostatika. Bakterisidial yaitu bahan kimia yang dapat mematikan
bakteri, sedangkan bakteriostatika yaitu bahan kimia yang menghambat
pertumbuhan bakteri. Setiap antibiotik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
menghambat pertumbuhan bakteri. Ada yang sangat kuat ada pula yang lemah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri tersebut, ada juga antibiotik yang hanya efektif pada bakteri gram positif saja
atau bakteri gram negatif saja, adapula bakteri yang efektif terhadap keduanya.
Pada percobaan ini biakan murni yang akan digunakan sebagai
sampel adalah bakteri E coli dan S aureus. Sedangkan disinfektan
yang digunakan adalah alkohol, yodium, dan HgCl2. Alkohol adalah
disinfektan yang dapat membunuh bakteri dan fungi namun tidak dapat membunuh
endospora dan virus yang non-eneveloped.
Mekanisme kerja dari alkohol adalah mendenaturasi protein pada mikroorganisme
dan melarutkan lipid dari membran mikroorganisme termasuk lipid pada virus yang
bersampul. Yodium merupakan zat yang bersifat antiseptik. Yodium efektif
terhadap berbagai jenis protozoa seperti amoeba
yang menyebabkan penyakit disentri. Pada senyawa merkuri klorida (HgCl2)
juga digunakan sebagai disinfektan, namun penggunaannya sudah dibatasi karena
toksisitasnya yang tinggi, kemampuan mengkorosif, dan kurang efektif pada bahan-bahan
organik.
Dari hasil pengamatan pada uji disinfektan dapat dilihat pada
kedua jenis disinfektan yaitu HgCl2 0,1% dan Yodium 10% mempunyai
daya bekerja yang lebih maksimal pada biakan E coli dibanding pada S
aureus. Hal ini terlihat dari lebih besarnya diamater zona hambat pada E coli yang berukuran 2,2 cm dibanding S aureus yang hanya mempunyai ukuran 2
cm pada disinfektan HgCl2 0,1%. Sedangkan pada diameter zona hambat
hasil kerja disinfektan Yodium 10% adalah 2,8 cm pada E coli dan 2,5 cm pada S
aureus. Namun, pada disinfektan alkohol 70% tidak menunjukkan kemampuan
dalam menghambat perkembangan kedua jenis bakteri ini.
Dari hasil pengamatan E
coli tergolong dalam bakteri gram negatif, sedangkan S aureus tergolong bakteri gram positif hal ini dapat diketahui
dari peptidoglikan yang dimiliki oleh masing-masing bakteri. Pada E coli memiliki peptidoglikan yang tipis
sedangkan pada S aureus memiliki
peptidoglikan yang tebal. Oleh karena itu, pada saat pemberian disinfektan akan
lebih mudah merusak peptidoglikan pada E
coli dan mengakibatkan diamater zona hambatnya lebih besar dibanding pada S aureus.
Pada uji daya kerja antibiotik biakan E coli dan S aureus
menunjukkan dua kesamaan. Hal ini ditunjukkan dari diameter daerah zona hambat
yang sama pada penambahan ekstrak daun jambu biji dan daun komba-komba.
Diamater zona bening setelah penambahan ekstrak rimpang jahe adalah 0,7 cm pada
E coli dan 0,8 cm pada S aureus. Pada penambahan ekstrak daun
jambu biji diameter zona beningnya adalah 0,8 cm pada kedua jenis bekteri
sedangkan pada penambahan ekstrak daun komba-komba adalah 0,9 cm.
Untuk mengetahui daya kerja disinfektan dan antibiotik selain
melihat diamater zona hambatnya, dapat juga dilihat berdasarkan nilai Ip
(indeks penghambat). Semakin besar nilai Ip maka semakin baik kerja dari suatu disinfektan
maupun antibiotik. Nilai Ip diperoleh dengan rumus berikut :
, dimana A adalah
diamater zona hambat disinfektan dan antibiotik sedangkan B adalah diamater dari
paper disk (0,5 cm).
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Simpulan
yang dapat ditarik dari percobaan ini yaitu Dalam menguji daya kerja anti
microbial digunakan zat-zat yang menghambat kerja mikoba. Zat-zat yang
dugunakan yaitu antibiotik dan disinfektan. Bahan disinfektan yang digunakan
antara lain alkohol 70%, HgCL 0,1%, yodium 10%. Bahan yang digunakan pada antibiotik
yaitu ekstrak rimpang jahe, ekstrak daun jambu biji, dan ekstrak komba-komba.
B. Saran
Sebaiknya
kedisiplinan dan ketenangan di dalam laboratoriun tetap terjaga, agar praktikum
dapat berjalan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,
Dm 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Pelczar,
Michael J, 1988, Dasar – Dasar
Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta.
Raharja,
Barkah., Hartadi., dan Azril Bugis, 2003, Sains
Biologi. CV Ar-Rakhman. Solo.
Stanies,
Adelberg & Ingraham, 1982, Dunia
Mikroba. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Widjajanti, Nuraini
U, 1996, Obat-obatan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar