BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan
yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari
luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan
mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum
digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati
dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena
itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut
dengan teknik inokulasi biakan.
Teknik
inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama
ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan
demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi
biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan
satu kultur murni saja.
Identifikasi
biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa
terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik
aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalah dalam praktikum ini adalah:
1.
Apa saja metode-metode untuk memisahkan mikroba tertentu dari
populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni?
2.
Bagaimana karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni?
C. Tujuan
Tujuan praktikum ini
adalah:
1.
Untuk mengetahui metode-metode untuk memisahkan mikroba
tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni.
2.
Untuk mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada
kultur murni.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah
besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh
kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh, sekali
kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat
mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupun udara
juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai
mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan
populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah
biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah
biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya
berasal dari satu sel induk (Pelczar dan Chan, 1986:47).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah,
udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi
dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam
mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh
koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak
untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang
dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau
untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz,
1992:84).
Mikroorganisme merupakan istilah yang digunakan untuk
menyatakan suatu organisme yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Secara umum, mikroba merupakan
organisme yang sangat sederhana. Umumnya bakteri, protozoa, dan beberapa alga
serta fungi mikroskopik merupakan mikroba bersel tunggal. Bahkan mikroba yang
multiseluler pun tidak memiliki ukuran sel yang besar (Syahruddin,
2006:1).
Pada umumnya biakan murni dapat
diperoleh dengan cara penggarisan, tuang, cara penanaman dalam medium pembiakan
miring. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat berbentuk
lempeng. Cara ini adalah yang paling praktis dan tujuannya untuk membuat garis
sebanyak mungkin pada permukaan lempeng medium pembiakan dengan ose atau jarum
bahan pemeriksaan yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin
sedikit, sehingga pada garis-garis terakhir koloni-koloni bakteri yang
terbentuk akan terpisah agak jauh. Isolasi bakteri dengan cara tuang umumnya
dilakukan untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan,
misalnya air, susu, atau biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah
koloni. Ketelitian dalam hal menghitung bakteri terdapat pada lempeng-lempeng yang
mengandung jumlah antara 30-300 koloni. Medium pembiakan miring digunakan untuk
mempelajari salah satu sifat pertumbuhan, maka penanaman tidak digariskan
berkelok-kelok, tetapi penanaman dilakukan dengan menarik garis dari dasar
tabung lurus ke atas (Irianto, 2007:126-128).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau
yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian.
Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan
digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril.
Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain
yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar
biakan murni (Dwidjoseputro, 1990:67).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Maret 2012, Sabtu, 31 Maret 2012, dan Senin, 2
April 2012, bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat-alat yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan beserta fungsi.
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Erlemenyer
|
Sebagai media untuk menumbuhkan mikroba
|
2.
|
Laminar Air Flow
|
Sebagai ruangan untuk pengerjaan secara steril/aseptic
|
3.
|
Pipet volume
|
Untuk mengambil larutan
|
4.
|
Tabung reaksi
|
Sebagai media untuk menumbuhkan mikroba
|
5.
|
Rak tabung reaksi
|
Tempat menyimpan tabung reaksi
|
6.
|
Cawan petri
|
Tempat melarutkan bahan
|
7.
|
Timbangan analitik
|
Untuk mengukur massa dengan ketelitian
sampai 0,0000 gr
|
8.
|
Hot plate
|
Untuk memanaskan medium dalam erlenmeyer.
|
9.
|
Gelas
kimia
|
Untuk mereaksikan bahan dan sebagai wadah bahan.
|
10.
|
Spatula
|
Untuk
mengambil bahan yang akan ditimbang
|
11.
|
Lampu spirtus
|
Pemijaran, sterilisasi secara manual
|
12.
|
Jarum inokulasi(ose) lurus dan bulat
|
Untuk mengambil biakan dan menanamkan biakan pada medium NA
|
13.
|
Kulkas / Refrigator
|
Untuk menyimpan bahan /biakan/kultur
|
14.
|
Mikro pipet
|
Untuk mengambil larutan
|
15.
|
Inkubator
|
Untuk menumbuhkan mikroorganisme (suhu ± 700C)
|
16.
|
Botol ampul
|
Untuk melakukan sterilisasi
|
2.
Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan beserta fungsi.
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Aquades
|
Sebagai bahan pelarut
|
2.
|
Medium steril PCA (Plate Count Agar)
|
Sebagai tempat menanam dan menumbuhkan
mikroba
|
3.
|
Medium steril PDA (Potato Dextrose Agar)
|
Sebagai tempat menanam dan menumbuhkan jamur
|
4.
|
Medium steril NA (Nutrient Agar)
|
Sebagai tempat menanam dan menumbuhkan
bakteri
|
5.
|
Medium steril NB (Nutrient Broth)
|
Sebagai medium cair untuk mengisolasi
bakteri
|
6.
|
Es kelapa muda
|
Sebagai sampel
|
7.
|
Somai
|
Sebagai sampel
|
8.
|
Mie pangsit
|
Sebagai sampel
|
9.
|
Aluminium foil
|
Untuk
menutup mulut wadah (erlenmeyer / tabung reaksi) setelah disumbat menggunakan
kapas
|
10.
|
Kertas
|
Untuk
membungkus erlenmeyer/tabung reaksi berisi medium yang akan disterilisasi
|
11.
|
Karet gelang
|
Untuk mengikat erlemenyer/tabung
reaksi yang sudah dibungkus
dengan kertas yang akan disterilisasikan
|
12.
|
Alkohol 70%
|
Untuk mensterilkan tangan
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah:
1.
Menyiapkan dan
menimbang sampel
(siomai, es kelapa, mie pangsit)
sebanyak 10 gr.
2.
Menghancurkan sampel
dan membuat pengenceran.
3.
Menambahkan sampel
dengan aquadest sebanyak 90 mL lalu diencerkan sehingga diperoleh pengenceran
10-1.
4.
Selanjutnya dari
pengenceran 10-1 mempipet sebanyak 1 mL dan memasukkan dalam botol
ampul berisi 9 mL aquadest untuk memperoleh pengenceran 10-2 dan
seterusnya sampai pengenceran 10-6.
5.
Menumbuhkan
mikroorganisme yang ada pada sampel pada medium PCA (Plate Count Agar), NA (Nutrien
Agar), dan PDA (Potato Dekstrosa
Agar).
6.
Menginkubasi selama
kurang lebih 48 jam.
7.
Menghitung jumlah
koloni dan mengamatinya.
8.
Mengisolasi
mikroorganisme (yang telah tumbuh pada medium) pada medium NA tegak, NA miring,
dan NB.
9.
Mengamati karaktertik
mikroorganisme yang telah diisolasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Perhitungan Jumlah Koloni
SPC = Jumlah koloni x
=
54 (1/10-6) =
54x106 CFU/g
TPC = Jumlah koloni x
=124
(1/10-6) = 124x10-6 CFU/g
No
|
Nama Sampel
|
Nama Media
|
Jumlah Koloni
|
SPC
(CFU/g)
|
TPC
(CFU/g)
|
1
|
Siomay
|
NA
PCA
PDA
|
1
5
0
|
5x106
|
1x106
|
2
|
Es kelapa muda
|
NA
PCA
PDA
|
2
0
0
|
0
|
2x106
0
|
3
|
Mie pangsit
|
NA
PCA
PDA
|
124
54
108
|
54x106
|
124x106
108x106
|
Pengamatan
Morfologi Mikroorganisme pada cawan petri
No
|
Nama
sampel
|
Kode
isolat
|
Ciri-ciri
koloni
|
|||||
Bentuk koloni
|
Permukaan koloni
|
tepi
|
warna
|
bau
|
Diameter
|
|||
1.
|
Siomay
(NA)
Siomay
(PCA)
Siomay
(PDA)
|
A
A
A
|
Titik
titik
Bulat
-
|
Datar
Melengkung
-
|
Utuh
Utuh
-
|
Putih
Putih
-
|
Tidak
berbau
|
1,2
mm
1,5
cm
|
2.
|
Es
kelapa muda (NA)
Es
kelapa muda (PCA)
Es
kelapa muda (PDA)
|
A
A
A
|
Titik
titik
|
Mencembung
|
Utuh
|
Coklat
|
Tidak
berbau
|
1,5
mm
|
3.
|
Mie
pangsit (NA)
|
A
B
C
|
Bulat
Titik
titik
Tak
teratur
|
Timbul
Datar
|
Utuh
Berombak
berbelah
|
Putih
Kuning
|
Tidak
berbau
|
0,5
cm
0,01
cm
1,2
cm
|
4.
|
Mie
pangsit (PCA)
|
A
B
|
Bulat
Titik
titik
|
Melengkung
|
berombak
|
Putih
kuning
|
Tidak
berbau
|
0.6
cm
0,5
cm
|
5.
|
Mie
pangsit (PDA)
|
A
B
C
D
|
Bulat,
Titik
titik
Tak
beratur,
kumparan
|
Melengkung
Mencembung
Membulat
Timbul
|
Utuh
Keriting
Berbelah
berombak
|
Hijau
Putih
Kuning
merah
|
Tidak
berbau
|
0,8
cm
|
Pengamatan Mikroorganisme pada Cawan Petri
No
|
Nama Sampel
|
Kode Isolat
|
Keterangan
|
1
|
Siomay
|
A
(PDA)
|
Tidak terdapat jamur
|
A
(PCA)
|
Terdapat 5 koloni
|
||
A (NA)
|
Terdapat 1 koloni
|
||
2
|
Es
kelapa muda
|
A (PDA)
|
Tidak terdapat jamur
|
A (PCA)
|
Tidak terdapat
mikroorganisme
|
||
A (NA)
|
Terdapat
2 koloni
|
||
3
|
Mie
pangsit
|
A (PDA)
|
Terdapat
108 koloni
|
A (PCA)
|
Terdapat
54 koloni
|
||
A (NA)
|
Terdapat
124 koloni
|
Pengamatan pada NB (Natrium
Broth)
No
|
Nama
Sampel
|
Kode
Isolat
|
Ciri-Ciri Koloni
|
||
Pertumbuhan
Bakteri
|
Kekeruhan
|
Endapan
|
|||
1
|
Siomay
|
A
|
Aerob
|
Keruh
|
Ada
|
2
|
Es
kelapa muda
|
A
|
Anaerob
|
Tidak
keruh
|
Ada
|
3
|
Mie
pangsit
|
A
|
Anaerob
fakultatif
|
Keruh
|
Ada
|
B
|
Anaerob
fakultatif
|
Keruh
|
Ada
|
||
|
|
C
|
Aerob
|
Keruh
|
Ada
|
Pengamatan
pada NA (Natrium Agar) Miring dan
Tegak
No
|
Nama
Sampel
|
Kode
Isolat
|
Ciri-Ciri Koloni
|
||
Bentuk Koloni
|
Warna Koloni
|
Warna Media
|
|||
1
|
Siomay
|
NA tegak
A
|
Bertojol-tojol
|
Putih
|
Kuning
|
NA miring
A
|
Bertojol-tojol
|
Putih
|
Kuning
|
||
2
|
Es
kelapa muda
|
NA miring
A
|
-
|
Cokelat
|
Cokelat
|
|
|
NA tegak
A
|
Serupa
pedang
|
Cokelat
|
Cokelat
|
3
|
Mie
pangsit
|
NA tegak
A
|
Serupa
pedang
|
Putih
|
Kuning
|
NA tegak
B
|
Berjonjot
|
Putih
|
Kuning
|
||
NA tegak
C
|
Serupa
pedang
|
Putih
|
Kuning
|
||
NA miring
A
|
Titik-titik
|
Putih
|
Kuning
|
||
NA miring
B
|
Serupa
tasbih
|
Putih
|
Kuning
|
||
NA miring
C
|
Serupa
pedang
|
Putih
|
Kuning
|
B.
Pembahasan
Proses pemisahan/pemurnian dari
mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang
hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal
dengan isolasi Mikroba. Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan
atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni.
Pengisolasian mikroba dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu cara goresan (streak
plate), cara taburan atau tuang (pour
palte), cara sebar (spread plate),
cara pengenceran (dilution method),
serta mikromanipulator (the
micromanipulator method). Mengisolasi mikroba dengan cara menumbuhkannya dalam medium. Hal ini karena medium
padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tepat pada tempatnya. Namun, metode yang paling sering
digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Prinsip dari kedua metode
ini sama yaitu mengencerkan organisme sehingga individu spesies mudah dipisahkan
dari yang lainnya.
Media merupakan bahan nutrisi yang
disiapkan untuk menumbuhkan atau mengembangkan mikroba pada suatu substrat.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan.
Pada percobaan ini digunakan sampel-sampel sebagai
tempat pertumbuhan
mikroba. Sampel-sampel
tersebut seperti somay, es kelapa muda, dan pangsit. Masing-masing sampel tersebut
ditimbang sebanyak 10 gram untuk dilakukan pengenceran dengan menggunakan akuades steril. Pengenceran yang dilakukan
sampai 10-6.
Dalam percobaan ini digunakan metode
tuang untuk mengenceran sampel. Sampel yang telah diencerkan dengan akuades dituangkan ke dalam cawan petri yang kemudian
dituangkan ke media
agar. Setelah
dilakukan penuangan sampel, cawan
petri digerakkan seperti angka delapan. Tujuan dilakukannya cara ini
yaitu untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata. Sampel atau media yang
telah padat diinkubasi dengan posisi terbalik. Inkubasi ini dilakukan selama 48
jam. Dari hasil inkubasi selama 48 jam akan terlihat beberapa bentuk koloni
yang tumbuh pada media agar didalam cawan petri. Untuk mengidentifikasi
karakteristik dari koloni dilakukan pula metode gores pada medium agar padat,
medium agar miring dan juga media broth.
Pada
metode gores digunakan jarum inokulasi yang berguna untuk menggores dan
mengambil biakan yang telah tumbuh pada medium NA, PCA, dan PDA. Sebelum jarum
inokulasi digunakan untuk mengambil biakan dalam cawan petri, terlebih dahulu
jarum inokulasi di lakukan pemijaran pada lampu spiritus. Setelah jarum
inokulasi telah dilakukan pemijaran, diambil koloni yang telah tumbuh pada
media agar. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat berbentuk
lempeng.
Pada percobaan ini media yang akan digunakan adalah
NA, PCA, dan PDA. Pada sampel
siomay jumlah bakteri yang dibiakkan dalam media NA hanya terdapat 1 (dalam perhitungan TPC 1 x 106 CFU/g) bakteri dan pada media
PCA terdapat 5 bakteri (dalam perhitungan SPC 5 x 106 CFU/g),
sedangkan pada media PDA tidak
terdapat satupun bakteri. Hasil ini menandakan bahwa siomay yang ambil sebagai sampel mengandung bakteri namun tetap baik untuk
dikonsumsi, sebab hanya mengandung sedikit koloni bakteri. Selanjutnya pada
sampel es kelapa
muda hanya mengandung 2 koloni (dalam perhitungan TPC 2
x 106 CFU/g) bakteri yang ditumbuhkan dimedia NA, sedangkan pada sampel
PCA dan PDA tidak terdapat koloni
bakteri. Hal ini menandakan bahwa es kelapa
muda yang diambil sebagai sampel baik untuk dikonsumsi.
Pada mie pangsit merupakan makanan yang
mengandung paling banyak mikroba, koloni mikroba
yang didapatkan pada media NA sebanyak 124 koloni bakteri (dalam perhitungan
TPC 124 x 106 CFU/g), pada media PCA 54 koloni bakteri (dalam
perhitungan SPC 54 x 106 CFU/g), dan pada media PDA 108 koloni bakteri (dalam perhitungan TPC 108 x 106 CFU/g). Dari data
pengamatan ini dapat kita ketahui bahwa mie pangsit yang diambil
sebagai sampel tidak baik atau tidak layak untuk dikonsumsi. Dari percobaan ini, juga dapat dilihat berbagai ukuran, bentuk, warna, dan jumlah koloni mikroba yang telah
di isolasi. Ukuran bakteri dapat berupa titik, berukuran kecil, berukuran sedang,
dan berukuran besar.
sedangkan untuk bentuk koloninya ada
yang bundar, tidak beraturan dan rhizoid (tersebar seperti akar).
Selanjutnya adalah mengamati bentuk koloni, permukaan
koloni, tepi, warna, bau dan mengukur diameter
koloni bakteri menggunakan mistar dari setiap media. Bentuk koloni bakteri dari sampel mie pangsit yang terdapat dalam media NA masing-masing adalah bulat, titik-titik dan tidak beraturan. Permukaan koloni bakteri ada yang berbentuk timbul dan datar dengan tepi yang utuh dan
berombak berbelah berwarna putih kekuningan serta
berdiameter 0,5 cm untuk isolat A, 0,01cm untuk isolat B dan 1,2cm untuk
isolat C. Adapun untuk bakteri yang dimedia PCA
pada isolat A berbentuk bulat sedangkan pada isolat B berbentuk titik-titik pada permukaannya melengkung dan
tepinya berombak serta memiliki warna putih
kekuning-kuningan, media ini tidak berbau dan masing-masing diameter koloninya
berukuran 0,6cm(A) dan 0,5cm(B). Sedangkan pada
media PDA memiliki empat bentuk koloni
yaitu bulat, titik-titik, tidak beraturan dan kumparan. Tepinya berturut-turut dari yang bulat hingga yang kumparan adalah mencembung, melengkung, dan
timbul datar. Tepinya rata-rata utuh, dan berwarna putih kekuningan kecuali
yang bentuknya tidak beraturan berwarna hijau. Diameternya berturut-turut adalah 0,8 cm, 0,015 cm, 4,3 cm, dan 0,25 cm.
Isolasi dalam praktikum ini
dilakukan dengan cara menanam bakteri yang sudah didapatkan didalam NB (Nutrient Broth), NA (Nutrient Agar) miring dan NA (Nutrient Agar) tegak. Jika dilihat
dari hasil perhitungan tersebut, dari ketiga sampel yang dihitung jumlah
kandungan bakterinya memiliki nilai TPC dan SPC yang melewati batas yang
diperbolehkan dalam baku yang ditetapkan oleh standar nasional indonesia (SNI).
Seharusnya nilai koloni maksimal yang diperbolehkan untuk siomay dan es kelapa
muda adalah 104 CFU/gr sedangkan pada pangsit adalah 106 CFU/gr. Namun, untuk
menentukan secara pasti kebenaran nilai tersebut diperlukan penelitian yang lebih
lanjut karena hasil yang diperoleh dari praktikum ini masih rendah tingkat
ketelitiannya.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan dapat diambil simpulan yaitu:
1.
Metode-metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan kultur
murni yaitu teknik cawan gores, teknik cawan sebar, dan teknik cawan tuang.
2.
Tiap mikroorganisme
pada sampel memiliki karateristik yang berbeda-beda.
B. Saran
Sebaiknya
dalam praktikum penanaman dan pengisolasian mikroba ini asisten dan sebagian
praktikannya bisa melengkapi perlengkapan praktikumnya seperti masker dan
sarung tangan agar menghindari adanya kontaminasi dengan bakteri lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi
Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi
Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Irianto, K., 2007, Mikrobiologi
Menguak Dunia Mikroorganisme, Jilid 1, Cetakan II, CV.Yrama Widya, Bandung.
Pelczar, Michael, J., 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar