Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Jumat, 27 Desember 2013

Tablet Pembagi



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Menurut FI III, tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.Dan menurut FI IV, Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.
Sediaan tablet memiliki berbagai keuntungan dibandingkan sediaan farmasi yang lain. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Terdapat berbagai jeni-jenis tablet sesuai dengan fungsinya masing-masing, seperti tablet tablet salut gula diberi lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan. Gunanya bermacam-macam,melindungi obat dari udara dan kelembaban serta member rasa untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaian akibat rasa atau bau bahan obat. Adapula tablet salut enterik, yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur di lambung tapi di usus. Dengan demikian membiarkan supaya tablet pindah melewati lambung dan hancur serta diabsorbsi di usus. Teknik ini digunakan dalam hal bahan obat dirusak oleh asam lambung, mengiritasi mukosa lambung atau bila melintasi lambung menambah absorbs obat di usus halus sampai jumlah yang berarti. Pada makalah ini akan lebih membahas tentang tablet pembagi yang merupakan salah satu jenis tablet.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Apa yang dimaksud dengan tablet pembagi?
2.      Bagaimana cara pembuatan tablet pembagi?
3.      Apa saja yang perlu diperhatikan saat produksi dan penggunaan?



C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui tentang tablet pembagi
2.      Untuk mengetahui cara pembuatan tablet pembagi
3.      Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat produksi, dan penggunaan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang dapat digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (FI III, 1979).
            Tablet pembagi yaitu tablet untuk membuat resep lebih tepat bila disebut tablet campuran, karena para ahli farmasi memakai tablet ini untuk pencampuran dan tidak perna diberikan kepada pasien sebagai tablet itu sendiri. Tablet ini relatif mengandung sejumlah besar bahan obat keras dan diolah untuk membantu ahli farmasi dan memungkinkan mereka mendapatkan dengan cepat ketepatan dalam mengukur obat keras yang berpotensi dalam menyiapkan bentuk sedian padat atau cair lainnya.pengencer atau dasar dari tablet biasanya larut dalam air untuk memungkinkan membuat larutan berair yang jernih. Tablet-tablet ini dibuat dengan cara mencetak atau kompresi. Bahan penghancur, pelincir yang tidak larut dalam air, zat warna, zat penambah rasa, dan penyalut tidak diperlukan dalam pembuatan tablet ini (Ansel, 2005).
Tablet pembagi yaitu tablet untuk membuat resep lebih tepat bila disebut tablet campuran, karena para ahli farmasi memakai tablet ini untuk pencampuran dan tidak pernah diberikan kepada pasien sebagai tablet itu sendiri. Tablet ini relative mengandung sejumlah besar bahan obat keras dan diolah untuk membantu ahli farmasi dan memungkinkan mereka mendapatkan dengan cepat ketepatan dalam mengukur obat keras yang berpotensi dalam menyiapkan bentuk sediaan padat atau sediaan cair lainnya (eddiewejak, 2010).
Tablet bagi, secara tidak langsung digunakan untuk praktek farmasi sebagai bentuk yang sesuai dimana untuk mengasilkan kuantitas kecil dari bahan keras  untuk peracikan.Jika resep liquid dibuat untuk jumlah tertentu dari obat keras sesuai bentuk tablet bagi,akhirnya boleh dilarutkan dalam kuantitas yang tepat dari pembawa dan membutuhkan pembagian penggunaan dalam peresepan.Dalam peresepan pembuatan serbuk atau kapsul, tablet bagi boleh diserbukkan dan dicairkan dengan kuantitas yang diketahui dari laktosa atau beberap bahan inert,dan kemudian membutuhkan pembagian bobot.Meskipun tablet bagi dipilih dan mungkin rusak, karena ini bukan praktek baik dan bukan metode akurat (Iccank, 2011).




BAB III
PEMBAHASAN
Tablet merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak digunakan oleh masyarakat. Salah satu jenis tablet yaitu tablet pembagi. Tablet pembagi digunakan  untuk pencampuran dan tidak perna diberikan kepada pasien sebagai tablet itu sendiri. Tablet ini relative mengandung sejumlah besar bahan obat keras dan diolah untuk membantu ahli farmasi dan memungkinkan mereka mendapatkan dengan cepat ketepatan dalam mengukur obat keras yang berpotensi dalam menyiapkan bentuk sediaan padat atau sediaan cair lainnya.
Tablet pembagi ini digunakan untuk membuat resep. Ringkasnya tablet pembagi yaitu tablet yang digunakan untuk membuat serbuk atau puyer. Pembuatan tablet ini pada umumnya sama dengan pembuatan tablet lain yaitu dengan  dibuat dengan cara mencetak atau kompresi. Namun pada tablet ini tidak digunakannya bahan penghancur, pelincir yang tidak larut dalam air, zat warna, zat penambah rasa, dan penyalut.
 Tablet- tablet yang dapat dijadikan serbuk maka tablet tersebut merupakan tablet pembagi. Namun, tidak semua tablet dapat diserbukkan contonya tablet salut enterik  yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur di lambung tapi di usus, apabila tablet salut enterik digerus untuk tujuan diserbukkan maka lapisan penyalut zat aktif yang bertujuan melarut dalam usus akan hancur dan menghilangkan funsi dari tablet itu sendiri.
serbuk sebagai sediaan farmasi serbuk (Latin pulvis) merupakan suatu campuran obat dan atau bahan kimia yang halus terbagi-bagi dalam bentuk kering (Ansel, 2008) serta ditujukan untuk pemakaian oral ataupun permukaan luar. Serbuk merupakan sediaan yang banyak memiliki keuntungan yakni campuran bahan obat sesuai kebutuhan, dosis lebih tepat dan lebih stabil dibandingkan sediaan cairan, serta memberikan disolusi yang cepat. Namun serbuk memiliki titik kelemahan yaitu kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak ataupun teruarai dengan adanya kelembaban, obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya serta proses peracikannya yang cukup lama.
Pada bahan obat padat dalam serbuk proses pembuatan serbuknya terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya, yaitu:
1.      Bahan obat berkhasiat keras dan bahan obat yang beratnya < 50 mg maka pada peracikan dilakukan pengenceran.
2.      Bahan obat higroskopis dan deliquescent lengket atau jadi pasta bila kontak dengan udara terbuka. Cara mengatasinya yaitu tablet digerus dalam mortir kering dan hangat kemudian ditambahkan adsorben inert (MgO, MgCO3) selanjutnya dibungkus yang baik dan rapat.
3.      Bahan eflorecen atau mengandung air kristal dalam jumlah besar, bila digerus akan melepaskan air kristalnya sehingga serbuk lembab. Cara mengatasinya yaitu dengan cara duganti anhydrousnya, dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu hingga berat konstan.
4.      Zat-zat yang terbentuk campuran euetik (Chaerunissa dkk, 2007).
Pada proses penghalusan/ penggerusan dilakukan dalam lumpang dengan alunya. Pada umumnya penghalusan dikerjakan dengan menggerus sampai selesai dalam lumpang yang permukaannya kasar (seperti lumpang porselen) dan pada lumpang yang halus (seperti lumpang gelas). Proses penggerusan obat dalam lumpang untuk mengecilkan ukuran partikel disebut triturasi. Pada proses pengecilan ukuran partikel dari sediaan salep skala kecil yang bertujuan untuk mencegah rasa kasar dari sediaan disebut levigasi (Ansel, 2008).
Pembuatan serbuk secara umum dimulai dari yang kasar, jika bahan yang kasar tersebut keras, harus digerus dahulu sampai halus, baru digerus dengan yang lain. Jika semua bahan halus, digerus dari dua bahan yang paling sedikit. Selanjutnya bahan yang sangat sedikit digerus dalam mortir yang dialasi terlebih dahulu SL (Saccharum Lactis) untuk obat dalam atau bahan yang lainnya dan Talk atau Kaolin untuk obat luar. Bila resep mengandung bahan Camphora, Menthol, Thymol, Acid Benzoic, Acid Salicylic : ditetesi etanol (spiritus fortior), kemudian keringkan dengan SL. Untuk ekstrak kental terlebih dahulu ditetesi etanol dilutum (= etanol 70%), keringkan dengan SL di mortir panas.
Suatu serbuk akan dikemas sesuai dengan pemakaiannya. Terdapat dua cara umum, dalam serbuk dengan jumlah besar  yang tidak terbagi-bagi atau sebagai serbuk yang terbagi-bagi. Untuk serbuk tidak terbagi-bagi pada umumnya untuk pemakaian internal maupun eksternal. Tergantung pada tujuan pemakaiannya serbuk dapat diberikan pada pasien dalam wadah kaleng yang berlubang untuk pemakaian luar, dalam wadah aerosol untuk disemprotkan pada kulit, atau dalam botol bermulut lebar yang memungkinkan keluar masuknya sendok yang penuh dengan serbuk.
Namun beda halnya pada serbuk terbagi, setelah serbuk dicampurkan dengan metode pengenceran geometri untuk bahan-bahan potensial, serbuk ini dibagi dalam unit-unit tersendiri sesuai dengan dosis untuk sekali pakai (minum). Metode yang sering digunakan dalam pembagian serbuk ini adalah metode pembagian dan blok. Metode ini hanya digunakan untuk obat yang tidak poten. Dalam pengemasannya menggunakan kertas pembungkus dengan berbagai ukuran yang dapat menampung sejumlah serbuk yang dibuat, tetapi ukuran yang umum dikenal yaitu 2 ¾ x 3 ¾ inci, 3 x 4 ½ inci, 3 ¾ x 5 inci dan 4 ½ x 6 inci. Kertas-kertas ini terdiri dari kertas surat sederhana putih atau berwarna, kertas perkamen, kertas glassine dan kertas lilin. Kertas-kertas pembungkus yang terlipat harus cukup tepat dalam kotak dengan lipatan yang seragam dan harus sama panjang dan tingginya. Setelah dilakukan pengemasan dengan kertas, maka serbuk dimasukkan dalam selofan atau plastik untuk menutup atau membungkus setiap dosis atau unit serbuk.
Sediaan serbuk haruslah memenuhi syarat yaitu homogen, halus, kering dan sesuai dengan uji keseragaman bobot dan keseragaman kandungan yang berlaku untuk Pulveres yang kandungannya Narkotika, Psitropika, dan Obat Keras. Selain syarat diatas, agar serbuk tetap awet maka serbuk harus terlindungi dari pengaruh cahaya atau sinar, udara, kelembaban, kontaminasi, dan mencegah penguapan serbuk.

BAB IV

PENUTUP
A.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yaitu:
1.      Tablet pembagi ini digunakan untuk membuat resep. Ringkasnya tablet pembagi yaitu tablet yang digunakan untuk membuat serbuk atau puyer.
2.      Pada pembuatan tablet pembagi sama halnya dengan pembuatan tablet pada umunya.
3.      Pada produksi tablet pembagi hal yang perlu diperhatikan yaitu pada saat proses penghalusan/ penggerusan dan pengemasannya.
B.     Saran
Adapun saran:
1.      Dilakukan pengajaran yang lebih lanjut tentang tablet pembagi.



DAFTAR PUSTAKA

Abeth pandiangan., 2011, http://abethpandiangan.wordpress.com/2011/02/06/bahasa-latin/, diakses pada tanggal 26 Februari 2012.
Ansel, H.C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Ke IV, Jakarta, UI-Press.tan Republik Indonesia, Jakarta.
Astrianie., 2011, http://astriiable.wordpress.com/2011/05/21/serbuk-pulvis/, diakses pada tanggal 26 Februari 2012.
Chaerunisaa, A.Y. Surahman, E. Imron, S.S.H., 2007, Farmasetika Dasar, Konsep Teoritis Dan Aplikasi Pembuatan Obat, Widya-press, Padjajaran.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ke III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Eddiewejak., 2010, http://eddiewejak.blogspot.com/, diakses pada tanggal 26 Februari 2012.
Iccank, Irsan., 2011, http://muhammadcank.wordpress.com/2010/02/23/tablet-part-i/,diakses pada tanggal 26 Februari 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar