Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Jumat, 27 Desember 2013

TABLET KOMPRESSI DAN KOMPRESSI BERLAPIS



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Obat adalah zat yang dapat digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya (ansel, 1985). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan daya aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain yang penggunaannya dengan cara sublingual, bukal, atau melalui vagina tidak boleh mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara oral (Ansel, 1989). Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi ( Syamsuni, 2006).
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara kempa atau dengan mencetak dan mengandung zat obat dengan atau tanpa pengencer yang cocok, zat penghancur, zat penyalut, zat pemberi warna dan zat pembantu lainnya. Zat pengencer perlu dalam pembuatan tablet dengan ukuran dan kepadatan yang baik. Ada beberapa jenis tablet salut untuk beberapa tujuan yang berbeda-beda. Ada yang disebut tablet salut enteric yang dipakai untuk memungkinkan tablet lewat melalui lingkungan asam dari lambung dngan aman, dimana obat-obat tertentu dirusak kedalam cairan yang lebih cocok dari usus halus, dan disana tablet dapat larut dengan aman. Perbedaan ukuran dan warna dari tablet dalam perdagangan, serta sering menggunakan monogram dari symbol perusahaan dan nomor kode, memudahkan pengenalannya oleh orang-orang yang dilatih penggunaanya dan bermanfaat sebagai tambahan perlindungan bagi kesehatan masyarakat (Ansel, 1989).
Tujuan utama mendesain bentuk sediaan tablet adalah untuk mengadakan pengaturan dan / atau perencanaan formulasi untuk mencapai suatu respons terapi yang dihendaki terhadap zat aktif yang terkandung di dalam formulasi sediaan tablet yang dapat dibuat dalam skala kecil dan besar dengan mutu sediaan tablet yang reprodusibel. Untuk memastikan mutu sediaan tablet, banyak cirri yang persyaratan-sytabilitas kimia dan fisik, keseragaman dosis zat aktif, dapat mencapai ketersediaan hayati yang dikehendaki, dapat diterima pengguna termasuk dokter penulis resep dan pasien, dan juga pengemasan dan pemberian etiket yang sesuai (Charles,2007)

B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.         Jelaskan apa yang dimaksud tablet kompressi  dan kompressi berlapis
2.         Bagaimana cara formulasi  tablet kompressi dan kompressi berlapis
3.         Bagaimana cara pembuatan tablet kompressi dan kompressi berlapis
4.         Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat produksi, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan.

C.      Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.         Untuk mengetahui apa yang dimaksud tablet kompressi dan kompressi berlapis
2.         Untuk mengetahui bagaimana cara formulasi tablet kompressi dan kompressi berlapis
3.         Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan tablet kompressi dan kompressi berlapis
4.      Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat produksi, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan

D.      Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1.         Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud tablet kompressi dan kompressi berlapis
2.         Kita dapat mengetahui bagaimana cara formulasi tablet kompressi dan kompressi berlapis
3.         Kita dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan tablet kompressi dan kompressi berlapis
4.         Kita dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat produksi, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan

 
BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Tablet Kompressi dan Kompressi berlapis

Tablet kompresi yaitu tablet yang dibuat dengan cara member tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya , diberi tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain :
a.    Pengencer atau pengisi yang ditambahkan jika perlu kedalam formulasi supaya membentuk ukuran tablet yang diinginkan.
b.    Pengikat atau perekat, yang membantu pelekatan partikel dalam formulasi, memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya
c.    Penghancur atau bahan yang dapat membantu penghancuran, akan membantu memecah atau menghancurkan tablet setelah pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, sehingga lebih mudah diabsorbsi
d.   Anti rekat pelincir atau zat pelincir yaitu zat yang meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah melekatnya bahan ini pada punch dan die serta membuat tablet-tablet menjadi bagus dan berkilat
e.    bahan tambahan lain seperti zat warna dan pemberi rasa.
Contoh dari tablet kompressi umumnya merupakan bentuk obat yang tidak larut dalam air dan obat yang termaksud dalam kategori terapi seperti itu adalah antasida dan adsorben. 
Tablet kompressi berlapis adalah tablet yang pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet didalamk tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit. Tablet berlapis dibuat dengan cara memasukkan satu campuran obat kedalam cetakan dan ditekan, demikian pula campuran obat sebagai lapisan berikutnya dimasukkan kedalam cetakan yang sama dan ditekan lagi, untuk membuat dua atau tiga lapisan tergantung pada jumlah obat yang ditambahkan secara terpisah dalam satu tablet berlapis. Biasanya tiap bahan campuran obat mengandung unsure obat yang berbeda dan dipisahkan satu dengan lainnya karena tidak tersatukan, untuk menyediakan obat yang pelepasannya dalam dua tingkatan atau lebih atau untuk penampilan tablet berlapis yang unik. Pada umumnya tiap pelapis diberi warna yang berbeda sehingga berlapis-llapis dan berwarna-warni. Pada pembuatan tablet berlapis yang mempunyai inti bagian dalam mesin khusus diperlukan untuk menempatkan initi dalam ini ditengah-tengah campuran bahan obat kedua yang dimasukkan kedalam cetakkan yang sama supaya melengkupinya.
Tabler dalam kategori ini biasanya dibuat untuk salah satu dari kdua alasan yaitu : Untuk memisahkan secara fisika atau kimia bahan-bahan yang tidak dapat bercampur, atau untuk menghasilkan produk dengan kerja ulang atau produk dengan kerja yang diperpanjang pada beberapa keadaan tablet dua lapis dapat memberikan pemisahan permuakaan yang cukup bagi bahan-bahan yang reaktif, jika diperlukan pemisaaan fisika secara menyeluruh untuk kestabilannya , dapat dipergunakan tablet tiga lapis. Tablet yan dilapis lebih baik dari pada tablet yang disalut dengan pengempaan, hubungan antara permukaan diantara lapisan-lapisan dapat di perkecil, dan pembuatannya lebih muda dan lebih cepat.
Tablet yang dicetak beberapa kali menghasilkan produk dengan kerja berulang, dimana satu lapis tablet berlapis atau luar tablet yang disalut dengan pencetakkan dosisi permulaan disintegrasi yang cepat didalam lambung. Lapisan yang lain atau tablet bagian dalam diformulasikan komponen-komponen yang tidak larut didalam cairan lambung tetapi dilepaskan didalam lingkungan usu. Jika lapisan kedua atau inti tablet dengan cepat meninggalkan lambung mengikuti pelepasan obat pada kecepatan formulaan dari perlepasan, suatu perbedaan yang menyeluruh dari hasil-hasil profil kadar obat dalam darah dari pada jika obatdalam beberapa jam atau waktu yang lebih lama ditunda pelepasannya sebelum fraksi kedua dikosongkan.
Adapun contoh tablet kompressi berlapis umumnya merupakan tablet yang terdiri dari beberapa lapisan dimna lapisan tengah merupakan zat aktif  dan lapisan diluarnya merupakan komponen-komponen yang tidak larut didalam cairan lambung tetapi dilepaskan dalam lingkungan usus, misalnya tablet decolgen.
B.     Formulasi Tablet
Untuk contoh formulasi tablet kompressi salah satunya yaitu aminofilin.
Bahan
Jumlah per tablet
Jumlah per 10.000 tablet
Aminofilin
100 mg
1,0 kg
Trikalsium fosfat
50 mg
0,5 kg
Amilum pregelatinized
15 mg
0,15 kg
Air
Secukupnya
Secukupnya
Talk
30 mg
0,3 kg
Minyak mineral, ringan
2 mg
0,02 kg
Campuran aminofilin, trikalsium fosafat dan amilum, basahi dengan air. Lewatkan melalui ayakkan ukuran mesh 12, dan keringkan pada suhu 100 F. ukur granul kering yang melalui saringan berukuran mesh 20. Tambahkan talk dan campur. Tambahkan minyak mineral, aduk selama 10 menit dan kempa menggunakan punch dengan lekuk dalam berukuran 5/16 inci untuk penyalutan enteric.
C.      Cara Pembuatan Tablet Kompressi
Menurut Ansel (1989), ada tiga metode pembuatan tablet kompresi yang berlaku yaitu metode granulasi basah, metode granulasi kering, dan cetak langsung.

·           Granulasi basah
Metode granulasi basah merupakan yang terluas digunakan orang dalam memproduksi tablet kompresi. Labgkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut:
a.        Penimbangan  dan pencampuran
Bahan aktif, pengisi, dan bahan penghancur yang diperlukan dalam formula tablet ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk membuat sejumlah tablet yang akan diproduksi dan dicampur, diaduk baik, biasanya dengan menggunakan mesin pencampur serbuk atau mikser.
Bahan pengisi yang digunakan antara lain : laktosa, kaolin, mannitol, amilum, gula bubuk dan kalium fosfat. Bahan penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti natrium amilumglikolat, senyawa selulosa seperti karboksimetilselulosa, resin penukar kation dan bahan-bahan lain yang membesar atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk ke dalam cairan pencernaan.
b.        Pembuatan granulasi basah
Agar campuran serbuk mengalir bebas dan merata dari hopper (wadah berbentuk seperti corong, yang menampung obat dan mengatur arusnya menuju mesin pembuat tablet) ke dalam cetakan, mengisinya dengan tepat dan merata, biasanya perlu mengubah campuran serbuk menjadi granula yang bebas mengalir ke dalam cetakan disebut granulasi. Hal ini dapat dilakukan secara baik dengan menambahkan cairan pengikat atau perekat ke dalam campuran serbuk, melewatkan adonan yang lembab melalui ayakan yang ukurannya seperti yang diinginkan, granul byang dihasilkan memalui pengayakan ini dikeringkan, lalu diayak lagi dengan ayakan yang ukuranya lebih kecil supaya mengurangi ukuran granul berikutnya.
Bahan pengikat yang digunakan antara lain : 10-20% cairan berair yang dibuat dari tepung jagung, 25-50% larutan glukosa, molase, macam-macam gom alam (seperti akasia), gelatin.

c.         Penyaringan adonan lembab menjadi pellet atau granul
Pada umumnya granulasi basah ditekan melalui ayakan No. 6 atau 8. Hal ini yaitu fluidization disalurkan ke dalam fluid bed driers. Dibuat granul dengan menekankan pada alat yang dibuat berlubang-lubang. Setelah semua bahan berubah menjadi granul, kemudian ditebarkan diatas selembar kertas yang lebar dalam nampan yang dangkal dan dikeringkan.
d.        Pengeringan granul
Kebanyakan granul dikeringkan dalam cabinet pengering dengan system sirkulasi udara dan pengendalian temperatir. Di antara metode terbaru untuk pengeringan sekarang ini yaitu fluidization disalurkan ke dalam fluid bed dryers. Pada metode ini granul dikeringkan dalam keadaan tertutup dan diputar-putar sambil dialirkan udara yang hangat.
Granulasidapat juga diselesaikan memakai peralatan granulasi dengan mesin, termasuk dengan lapisan yang dicairkan, disemprotkan pada granulator. Pada proses ini campuran serbuk yang akan dibuat granul, diubah menjadi larutan atau suspensi  dan disemprotkan, dikeringkan dalam fluidized bed untuk menghasilkan granul yang seragam dan mudah mengalir.
e.         Penyaringan kering
Setelah dikeringkan, granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang kecil daripada yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli. Seberapa jauh ukuran granul dihaluskan, tergantung pada ukuran punch yang akan dipakai dan tablet yang akan diproduksi. Pengukuran granul diperlukan sehingga rongga  cetakan untuk memproduksi tablet-tablet kecil dapat diisi penuh secara tepat aoleh granul-granul tadi. Kekosongan atau rongga udara yang disisakan oleh granul besar dalam cetakan kecil, akan menimbulkan hasil tablet yang diproduksi tidak rata.


f.         Lubrikasi atau pelinciran
Setelah pengayakan kering, biasanya bahan pelincir kering ditambahkan kedalam granul. Sehingga setiap granul dilapisi oleh bahan pelincir, dapat juga dilapisi debu ketika granul meyebar melalui lubang kecil ayakan atau pencampuran dalajm pengadukan serbuk. Diantara pelincir yang umum digunakan adalah talk, magnesium stearat dan kalsium stearat.
Manfaat pelincir dalam pembuatan tablet kompresi ada beberapa hal:
Ø  Mempercepat aliran granul ke dalam rongga cetakan
Ø  Mencegah melekatnya granul pada punch  dan cetakan
Ø  Selama pengeluaran tablet mengurangi pergesekan antara tablet dan dinding cetakan ketika tablet dilemparkan dari mesin
Ø  Memberikan rupa yang bagus pada tablet yang sudah jadi
g.        Pencetakan tablet
Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau beberapa obat dengan bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak/penekan (press). Mesin pengempa tablet atau pencetak tablet dirancang dengan komponen-komponen dasar sebagai berikut:
1.        Hopper untuk menahan / tempat menyimpan dan memasukkan granulat yang akan dikempa
2.        Die yang menentukan ukuran dan bentuk tablet
3.        Punch  untuk mengempa granulat yang terdapat didalam die
4.        Jalur cam,  untuk mengatur gerakan punch.
5.        Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakkan / memindahkan granul dari hopper ke dalam die



·           Granulasi Kering

Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperature yang dinaikkan. Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembapan atau penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan ke dalam granul yang lebih sedikit.
Setelah penimbangan dan pencampuran bahan dengan cara yang sama seperti pada metode granulasi basah di “slugged” atau dikompressi menjadi tablet yang lebar dan datar atau pellet dengan garis tengah kira-kira 1 inci. Kempaan harus cukup keras agar ketika dipecahkan, tidak menimbulkan serbuk
Berceceran. Tablet kempaan ini dipecahkan dengan tangan atau alat dan diayak dengan lubang ayakan sesuai dengan diinginkan, pelincir ditambahkan sebagaimana biasanya dan tablet dibuat dengan dikempa.
·           Kompresi Langsung

Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodide, ammonium klorida dan metanamin memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Dahulu jumlah bahan obat yang dapat dijadikan tablet tanpa melalui granulasi lebih dulu sangat sedikit. Pada waktu sekarang ini penggunaan pengencer yang dikeringkan dengan penyemprotan, meluas kepada formula-formula tablet tertentu daripada pada dengan serbuk pengisi biasa, kualitas yang diinginkan untuk tablet dengan kompresi langsung dan sejumlah produk-produk lainnya sekarang banyak diproduksi dangan cara ini.

D.      Hal yang Perlu diperhatikan Saat Produksi, Distribusi, Penyimpanan, dan Penggunaan

·      Pengemasan dan Penyimpanan

Tablet sangat baik disimpan dalam wadah yang tertutup rapatdengan kelembapan nisbi yang rendah serta terlindung dari temperatur tinggi. Tablet khusus yang cenderung hancur bila kena lembab dapat disertai pengering dalam pengemasnya. Tablet yang dirusak oleh cahaya disimpan dalam wadah yang dapat menahan masuknya tablet yang disimpan secara tepat dapat stabil dalam beberapa tahun.
Dalam kebanyakkan hal penyaluran obat ahli farmasi diharapkan menggunakan jenis wadah yang sama yang telah disiapkan dalam produk-produk hasil pabrik, dan pasien dinasehati supaya memelihara obat pada wadah yang diterimanya.
·      Pemeriksaan Produksi

Pemeriksaan produk dalam proses meliputi pemeriksaan terhadap produk antara dan produk ruahan. Pada setiap tahap produksi dilakukan pemeriksaan dan pengujian untuk setiap nomor batch. Hal ini dilakukan untuk menjamin keseragam serta kemurnian sediaan tersebut.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam tablet meliputi :
A.    Produk antara :
1.      Granul kering
a.       Pemerian
b.      Susut pengeringan ( Loss On Drying)
2.      Massa cetak tablet
a.       Pemerian
b.      Susut pengeringan ( Loss On Drying)
c.       Kadar zat aktif
3.      Awal pencetakan
a.       Pemerian
b.      Diameter
c.       Ketebalan
d.      Keseragaman sediaan
e.       Kekerasan
f.       Waktu hancur
g.      Keregasan (friabilitas)
B.     Produk ruahan
a.       Pemerian
b.      Kadar zat berkhasiat
c.       Koefisien variasi
d.      Uji disolusi

·         Distribusi 
             Angkutan bahan-bahan yang terus-menerus dan masuk gedung menyebabkan daerah ini paling besar kemungkinannya terganggu oleh serangga dan binatang pengerat. Bila dibuat suatu dok didalamnya, maka harus cukup luas agar truk gandengan dan traktor dapat diparkir di dalam gedung. Hanya obat jadi yang memenuhi syarat saja disimpan di kawasan pengangkutan. Obat-obat yang menggu persetujuan dari bagian pengawasan mutu harus disimpan di daerah karantina, jika hal ini tidak mungkin, maka dipakai suatu system yang secara jelas menunjukkan obat jadi yang mendapat persetujuan dan terdapat dalam gudang.
     Perlakuan khusus pada alcohol dan pelarut lain yang mudah terbakart harus disimpan dalam ruangan tahan ledakan yang dilengkapi dengan fasilitas khusus terhadap bahaya api.jika menangani narkotik dan obat berbahaya lainnya, harus dipakai ruangan yang memenuhi syarat Undang-Undang Pengaturan Oabat untuk menyimpan obat maupun bahan dalam proses.



E.     Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan tablet :
1.      OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya).
2.      Stabilitas zat aktif :
a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.
b. Untuk  zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV,
digunakan metode pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.
c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan adsorben seperti Aerosol < 3%.
d.Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering
·       Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%) dapat
dibuat dengan KL
·        Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan GK.
3.      Pemilihan bahan pembantu yang cocok
Untuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu, bahan pembantu yang digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada pencetakan tidak meleleh.
4.      Jumlah fines total
Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar akan menyusahkan pada pencetakan tablet.
5.      Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah fine sesedikit mungkin)
6.      Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminating.
7.      Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80 0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu hancur lebih baik.
8.      Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%. Tetapi pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat diberikan sebagai serbuk.
9.      Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.
10.  Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70 °C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum.
11.  Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan Aliyah) atau 3:1. Karena Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.
12.  Untuk mengatasi kekeringan granul akibat pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu penambahan humektan yaitu gliserin atau propilen glikol 1 – 4% dihitung terhadap mucilago.                    
Gliserin ditambahkan pada mucilago (pengikat) untuk mempermudah homogenitas gliserin pada tablet, sama halnya dengan penambahan Tween untuk zat aktif hidrofob pada mucilago.
Penambahan gliserin dan Tween adalah untuk tujuan:
-         Gliserin : dikhawatirkan  pada waktu pengeringan air hilang/menguap semua
-         Tween  : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air, sehingga perlu penambahan Tween agar tablet tidak pecah.
Jumlah Tween yang tepat tergantung pada:
·        Jumlah zat aktif
·        Jumlah bahan pembantu yang digunakan
13.  Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama.
14.  Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasi
Kemungkinan disebabkan oleh:
·        Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil terdesak, granul yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam.
·        Aliran granul yang kurang baik
·        Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran jelek.
·        Lubrikan kurang sehingga alirannya jelek.
 

BAB III
PENUTUP
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
a.       Tablet kompressi merupakan kompresi yaitu tablet yang dibuat dengan cara member tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya , diberi tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain pengencer, pengikat, penghancur, anti rekat pelincir, zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet kompressi berlapis yaitu tablet yang pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet didalamk tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit.
b.      Formulas tablet compress dan kompressi berlapis yaitu zat aktif, dan zat-zat tambahan seperti adsorben, pengencer, pengikat, penghancur, anti rekat pelincir. Zat warna dan  zat pemberi rasa dapat ditambahkan bila perlu.
c.       Pembuatan tablet kompressi dan kompressi berlapis yaitu melalui granulasi basah , granulasi kering, dan cetak langsung.
d.      Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tablet compress dan tablet kompressi berlapis yaitu OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya), Stabilitas zat aktif  dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi ke-4. Universitas Indonesia press : Jakarta
Charles, J.P Siregar. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-dasar Praktis. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Lachman, leon , dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi ke-3. Universitas Indonesia press : Jakarta
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar