Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 30 Desember 2013

PENENTUAN KADAR SENYAWA YANG MEMILIKI WARNA ASLI



PENENTUAN KADAR SENYAWA
YANG MEMILIKI WARNA ASLI

A.  Tujuan
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar suatu senyawa yang memiliki warna asli.
B.  Landasan teori
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa.  Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi, 1990).
Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri yang didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultra violet (UV) dan sinar tampak (Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini jika memiliki kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah tampak. Senyawa yang dapat menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan kromofor, sedangkan untuk melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar tampak, senyawa harus memiliki warna (Fatimah, 2003). Metode spektrofometri visibel merupakan metode modern yang lebih mengarah pada penggunaan alat atau instrumen yang canggih. Pada metode ini jumlah sampel yang diperlukan sedikit dan waktu pengerjaannya relatif cepat (Setiyowati, 2009).
Larutan senyawa berwarna mampu menyerap sinar tampak yang melalui larutan tersebut. Jumlah intensitas sinar yang diserap tergantung pada macam yang ada di dalam larutan, konsentrasi panjang jalan dan intensitas sinar yang diserap dinyatakan dalam Hukum Lambert yang sudah dijelaskan di atas. Warna zat yang menyerap menentukan panjang gelombang sinar yang akan diserap, warna yang diserap merupakan warna komplemen dari warna yang terlihat oleh mata ( Khopkar, 1990 ).
Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah tampak disebut khromofor dan hamper semua khromofor mempunyai ikatan tak jenuh. Pada khromofor jenis ini, transisi terjadi dari πàπ*, yang menyerap pada λmaks kecil dari 200 nm (tidak terkonyugasi), misalnya pada >C=C< dan -C≡C-. Khromofor ini merupakan tipe transisi dari system yang mengandung electron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang memiliki system konyugasi, perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar (Sirait, 2009).
C.  Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
-       Gelas kimia 100 mL
-       Batang pengaduk
-       Pipet volume 5 mL
-       Timbangan analitik
-       Spektronik 20D
-       Filler
-       Labu takar 100 mL            
2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
-       Asam sulfat 36 N (H2SO4)
-       Aquades
-       Rivanol


D.  Prosedur Kerja
1.    Pembuatan larutan H2SO4


                                                 H2SO4 36 N
                                                                              -  Dipipet sebanyak 0.56 ml
                -      Dimasukkan dalam labu takar 100 ml
                -      Ditambahkan 200 ml akuades

                                Larutan H2SO4 0,1 N
                            -    Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 410 nm
                    0,455 nm
2.    Pembuatan larutan induk rivanol
 
                                                    Rivanol
                                                         -      Ditimbang sebanyak 0,1 gram
                                                        -    Ditambahkan 100 ml H2SO4
                                          Larutan induk Rivanol


 -     Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 410 nm
        0,421 nm  

E.  Hasil pengamatan
No.
Perlakuan
Hasil
1.
0,56 mL  H2SO4 36 N + 200 ml akuades
larutan H2SO4 0,1 N
2.
0,1 gram Rivanol + 100 ml H2SO4
Larutan induk rivanol
3.
0,75 larutan induk Rivanol + 24,25 ml H2SO4

4.
Larutan blanko H2SO4 diukur absorbansinya pada panjang gelombang (λ) 410 nm
0,455 nm
5.
Sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang (λ) 410 nm
0,421 nm

Perhitungan konsentrasi sampel
Absorbansi baku     = 0,522
Absorbansi sampel = 0,163
Konsentrasi baku    =  = 0,03
Sehingga konsentrasi sampel          abs. sampel/abs. baku x konsentrasi baku
0,163/0,522 x 0,03
=  9,36 x 10-3

F.     Pembahasan
Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia yang  mengamati tentang interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM). Radiasi elektromagnetik panjang gelombang 380 mm – 780 mm merupakan radiasi yang dapat diterima oleh panca indera mata manusia, sehingga dikenal sebagai cahaya tampak (visibel). Diluar rentang panjang gelombang cahaya tampak, REM sudah tidak dapat ditangkap oleh panca indera mata manusia.
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri atas spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat untuk mengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektronik 20D memiliki panjang gelombang dengan rentang 340 nm hingga 600 nm. Alat spektofotometri menggunakan teknik yang didasarkan pada prinsip penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada daerah tampak oleh suatu atom atau molekul. Sumber radiasi yang dipancarkan oleh spektronik 20D akan diserap oleh larutan berwarna dan absorbansi maksimum pada larutan berwarna tersebut terjadi pada warna komplementer dari warna yang teramati. Dengan kata lain, warna yang diabsorbsi adalah warna komplementer dari warna yang teramati. Dengan menggunakan metode spektrofotometri, dapat ditentukan pula nilai konsentrasi suatu sampel. Hal ini sesuai dengan Hukum Lambert-Beer dimana sampel yang encer dan disinari cahaya monokromatik, absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi.
Pada larutan rivanol terdapat gugus kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor pada rivanol berupa ikatan tidak jenuh yaitu ikatan rangkap dua yang saling terkonjugasi. Sedangkan gugus auksokrom adalah dua gugus amina. Kromofor yang berupa ikatan jenuh terjadi dari πàπ* yang menyerap pada panjang gelombang kecil, sekitar 200nm. Namun, pada rivanol terdapat system konjugasi, sehingga perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil. Hal ini menyebabkan penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar. Oleh karena itu, λmaks yang digunakan pada alat spektronik 20D adalah 410 nm. Selain itu, hal ini juga disebabkan karena gugus auksokromnya terikat pada gugus kromofornya. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor menyebabkan bergesernya pita penyerapan kromofor ke panjang gelombang yang lebih besar. Peristiwa ini disebut efek batokromik.
Nilai absorbansi dari sampel rivanol adalah 0,163 nm dan absorbansi blanko sebesar 0,522 nm. Konsentrasi baku sebesar 0,75 mg/25 mL, sehingga kadar rivanol yang diperoleh dengan menggunakan data tersebut adalah 9,36 x 10-3 mg/ml.

G.    Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah kadar senyawa rivanol yang diperoleh dengan metode spektrofotometri adalah sebesar 9,36 x 10-3 mg/ml.


DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, I., 2003, Analisis Fenol Dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri Derivatif, Logika, Vol. 9, No. 10 : Jakarta.

Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia : Jakarta.

Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Setiyowati, 2009, Validasi Dan Pengembangan Penetapan Kadar Tablet Besi (Ii) Sulfat Dengan Spektrofotometri Visibel Dan Serimetri Sebagai Pembanding, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta.
Sirait, R.S., 2009, Penerapan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Pada Penetapan Kadar Nifedipin Dalam Sediaan Tablet, Skripsi, Universitas Sumatera Utara : Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar