Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 30 Desember 2013

Uji kuantitas air



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh manusia, hewan dan tumbuhan. Air dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan hidup, seperti mandi, mencuci, memasak, air minum, dan keperluan lainnya. Oleh karena itu, air harus bebas dari pencemaran dan memenuhi tingkat kualitas tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Pada berbagai sumber air, baik itu air laut, air sungai, air hujan dan sumber air lainnya di dalamnya pasti terkandung mikroorganisme, baik yang bersifat patogen maupun yang non-patogen. Jumlahnya juga sangat banyak dan tidak bisa dipastikan dengan jelas. Akan tetapi, kita dapat memperkirakan jumlah mikroorganisme yang terdapat pada air tersebut.
Cara untuk memperkirakan jumlah mikroorganisme yang terdapat pada air tersebut adalah dengan mengambil sampel air tersebut kemudian menggunakan metode penghitungan tertentu, misalnya metode MPN (Most Probable Number). Metode ini menggunakan medium cair dalam tabung reaksi. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah di inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu:
1.      Bagaimana mengidentifikasi kuantitas air (air laut, air galon, dan air PDAM) berdasarkan nilai MPN (Most Probable Number)?
2.      Bagaimana menghitung kuantitas air (air laut, air galon, dan air PDAM) yang diuji?

C.  Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1.      Untuk mengidentifikasi kuantitas air (air laut, air galon, dan air PDAM) berdasarkan nilai MPN (Most Probable Number).
2.      Untuk mengetahui kuantitas air (air laut, air galon, dan air PDAM) yang diuji.

1.     
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan salah satu senyawa yang paling melimpah dalam alam dan hakiki untuk proses kehidupan. Air melarutkan banyak zat dan berperan sebagai medium dalam di mana berlangsung keanekaragaman reaksi kimia. Kebanyakan proses analitis yang akan dibahas melibatkan reaksi dalam larutan air (Day, JR dkk, 1986:108).
Mikroorganisme adalah jasad renik yang berukuran sangat kecil. Mikroorganisme dibagi atas beberapa kelompok. Salah satu jenis mikroba yaitu bakteri, dimana bakteri terdapat hampir di seluruh tempat tanpa kita ketahui. Ukurannya kecil dan warnanya yang hampir sama dengan tempat hidupnya. Dalam mikrobiologi perlu dipelajari ciri-ciri koloni, sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentaan bakteri pada zat antibakteri (Irianto, 2006:124-127).
Dalam perhatian kita tentang kemurnian air, penting untuk disadari bahwa air dapat mengandung bahan-bahan kimia yang beracun atau organisme yang patogen tetapi masih jernih dan cemerlang. Dalam keadaan seperti itu, dikatakan sebagai air yang terkontaminasi. Selanjutnya, air yang tercemar mungkin atau tidak terkontaminasi tetapi mempunyai rasa yang tidak dikehendaki sedangkan air yang layak untuk diminum (bebas dari substansi yang berbahaya dan tidak menyenangkan) dikatakan sebagai dapat diminum (Wheeler dan Volk, 1990:259).
Air yang menghijau disebabkan karena banyaknya alga yang tumbuh di situ; air semacam ini tidak baik bagi kesehatan manusia. Hasil metabolisme alga sering memberikan bau-bauan tertentu pada air. Sel-sel ganggang yang telah mati merupakan persediaan makanan bagi bakteri saprofit. Kecuali itu, bakteri juga dapat mengandung protozoa dan bakteri patogen, meskipun bakteri patogen itu umumnya tidak dapat bertahan lama di dalam perairan bebas. Namun pengalaman membuktikan bahwa air dapat merupakan wahana berbagai penyakit seperti disentri, tipus dan kolera. Selain itu dalam batas-batas sifat tertentu, ada kesamaan sifat kehidupan antara bakteri Coliform dengan bakteri lain penyebab sakit perut, tifus, para tifus, ataupun disentri atau kolera. Oleh karena itu, kehadiran bakteri koliform dalam jumlah tertentu di dalam suatu substrat, ataupun benda, misalnya air dan bahan makanan, sudah merupakan indikator kehadiran bakteri penyakit lain (Dwidjoseputro, 1996:34-35).
Pertumbuhan mikroorganisme di dalam suatu medium cair dapat dilihat dari berbagai bentuk misalnya kekeruhan, yang biasanya terlihat pada seluruh bagian medium; pertumbuhan pada permukaan yang dapat berbentuk felikal, cincin, flokulan atau membran; sediment atau endapan yaitu kumpulan sel-sel yang mengumpul pada dasar tabung dan akan menyebar lagi jika tabung digerakkan atau dikocok  (Lay, 1994:120).



BAB III

METODE PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 April 2012 pukul 01.00 WITA – selesai dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Haluoleo.

B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
Alat – alat yang digunakan pada percobaan dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Alat – alat yang digunakan beserta fungsinya
No
Alat
Fungsi
1
Bunsen
Sebagai pemijaran dan sterilisasi secara manual
2
Tabung reaksi
Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba
3
Micro pipet
Untuk mengambil larutan
4
Laminar Air Flow
Sebagai tempat kerja steril
5
Rak tabung reaksi
Untuk menyipan tabung reaksi
6
Botol ampul
Sebagai tempat pengenceran
7
Tabung durham
Untuk parameter yang menunjukkan ada tidaknya gelembung pada media Laktosa Broth (LB)
8
Botol gelap
Sebagai wadah sampel
9
Inkubator
Untuk menginkubasi
10
Kamera
Untuk mengambil gambar hasil pengamatan

2.    Bahan
 Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan kali ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan – bahan yang digunakan beserta fungsinya
No
Bahan
Fungsi
1
Lactose Broth (LB)
Sebagai medium pertumbuhan bakteri 
2
Air laut “Kendari Beach”
Sebagai sampel
3
Air galon “Aqua”
Sebagai sampel
4
Air PDAM
Sebagai sampel
5
Aquades steril
Untuk pengenceran
6
Kapas
Untuk menyumbat mulut tabung reaksi
7
Aluminium Foil
Untuk menutup mulut tabung reaksi dan botol ampul
8
Tisue
Untuk membersihkan Laminar air flow
9.
Brom Thymol Blue (BTB)
Untuk mengubah warna Lactose Broth yang semula kuning menjadi hijau



C.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1.      Mengambil sampel sebanyak 1mL kemudian diencerkan sampai pengenceran 10-6.
2.      Memipet masing-masing 1 mL dari 3 seri pengenceran terakhir yaitu 10-4, 10-5, dan 10-6 lalu memasukkannya ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi medium Lactose Broth (LB) dan tabung durham.
3.      Menginkubasi selama 48 jam.
4.      Mengamati 2 indikator (perubahan warna dan gelembung) yang menunjukkan ada tidaknya bakteri coliform dalam sampel.
5.      Menghitung MPN count.
6.      Mengambil gambar.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum uji kuantitas air mikroorganisme adalah:
No.
Nama Sampel
Seri Pengenceran
Nilai MPN
MPN Count
10-4
10-5
10-6
1.
Air Laut “Kendari Beach”
+ + +
3
+ + +
3
+ - +
2
11,00
11,00 x 105 sel/ml
2.
Air Galon “Aqua”
- - -
0
- - -
0
- - -
0
< 0,03
< 0,03 x 105 sel/ml
3.
Air PDAM
+ + +
3
- - -
0
+ + -
2
0,64
64 x 104 sel/ml



MPN count = nilai MPN x 1/FPT
 = 11,0 x 1/10-5 
 = 11,0 x 105 sel/mL
Keterangan:
1.      FPT = Faktor Pengencer Tengah
B.   Pembahasan
Layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis. Pada dasarnya uji kualitas air dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya mikroorganisme patogen dalam air, yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Pengujian air didasarkan pada ada tidaknya bakteri kolon atau bakteri koliform, di mana keberadaan bakteri tersebut di dalam suatu sampel air menunjukkan adanya pencemaran yang berasal dari kotoran manusia atau hewan. Bakteri kolon atau koliform terdiri atas berbagai bakteri yang merupakan penghuni biasa dari usus tebal manusia atau hewan berdarah panas, misalnya Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes. Keberadaan bakteri-baktei tersebut dianggap identik dengan adanya bakteri patogen.
Pemeriksaan kualitas dan kuantitas air dilakukan untuk mengetahui apakah air tersebut layak digunakan sebagai air minum atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk dapat mengetahui banyaknya bakteri dalam sampel air laut, air galon aqua dan air PDAM. Pengujian derajat pencemaran air secara mikrobiologi ditunjukkan dengan adanya bakeri indikator (coliform dan fecal coliform).
Pemerintah telah mengeluarkan Kepmenkes No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Syarat air minum sesuai dengan Permenkes yaitu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas dari bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya.
Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung dengan kesehatan sesuai Permenkes tersebut adalah berhubungan dengan mikrobiologi, seperti bakteri Escherichia coli dan total koliform. Yang berhubungan dengan kimia organik berupa arsenik, flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium. Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa khlor dan ammonia.
Pada percobaan ini akan di lakukan uji kuantitas air dari berbagai sampel diantaranya air laut (Kendari Beach), air galon (aqua) dan air PDAM. Pertama dibuat pengenceran dari masing-masing sampel air sebanyak 10 mL. Pengenceran dibuat dengan cara memasukkan 1 mL sampel ke dalam tabung yang berisi 9 ml medium LB dan BTB sehingga diperoleh pengenceran 10-1. Selanjutnya dari pengenceran 10-1 dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukan dalam tabung reaksi berisi berikutnya yang berisi medium yang sama untuk memperoleh pengenceran 10-2, dan seterusnya hingga pengenceran 10-6. Kemudian dari pengenceran 10-4 , 10-5 dan 10-6 masing-masing dipipet ke dalam tiga seri tabung (masing-masing seri terdiri atas tiga tabung) sebanyak 1 ml. Setelah itu sampel diinkubasi pada suhu 30°C  selama 48 jam untuk diamati adanya bakteri atau tidak didalam sampel-sampel tersebut.
Dari data yang diperoleh pada pengenceran 10-4, 10-5 dan 10-6 pada air laut, kedelapan tabung positif terdapat bakteri ditandai dengan adanya perubahan warna pada medium dan terbentuknya gas pada tabung durham. Untuk mengetahui nilai MPNnya hasil seri pengenceran di cocokkan pada tabel MPN kemudian hasilnya dihitung menggunakan rumus MPN count dan didapatkan hasil perhitungannya yaitu 11,00 x 10-5 sel/ml. Pada air galon merk Aqua tidak didapati adanya bakteri yang mengkontaminasi hal ini di tandai dengan hasil seri pengenceran pada ke 9 tabung dan di dapatkan hasilnya semua negatif karena tidak terjadi perubahan warna dan terbentuknya gelembung gas pada tabung durham. Dari hasil yang diperoleh setelah di cocokkan pada tabel MPN didapatkan nilai MPN dari air galon adalah <0,03 dan MPN Countnya <0,03 x 10-5 sel/ml. Yang terakhir adalah sampel air PDAM pada pengenceran yang ke 10-4 ketiga tabung positif adanya bakteri ditandai dengan berubahnya warna medium LB dan terbentuknya gas pada tabung durham. Tetapi pada pengenceran yang 10-5 tidak terdapat adanya bakteri karena ketiga tabung yang digunakan tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan adanya bakteri sedangkan pada pengenceran yang 10-6 terdapat lagi dua tabung yang terkontaminasi bakteri, dari hasil pengamatan yang diperoleh dari sampel air PDAM maka dapat diketahui nilai MPN dari sampel adalah 0,64 dan MPN countnya 64x104.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat ditentukan layak tidaknya sampel-sampel air tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau tidak. Pada sampel air laut yang telah diuji didapatkan banyaknya bakteri yang mengkontaminasi sampel maka untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk mandi, air tersebut sudah tidak layak digunakan karena dapat mengakibatkan penyakit pada tubuh akibat adanya kontaminasi bakteri. Pada air galon sampel yang digunakan adalah air galon aqua dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat dipastikan bahwa air tersebut masih layak untuk dikonsumsi karena tidak terdapatnya kontaminasi sedikitpun dari bakteri. Sedangkan sampel yang terakhir adalah air PDAM pada air ini masih terdapat bakteri yang mengkontaminasi namun masih layak untuk digunakan karena bakteri yang mengkontaminasinya masih sedikit.
Persyaratan kualitas air minum telah ditetapkan dalam Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010, yang mencantumkan parameter sebagai standar penetapan kualitas air minum, meliputi parameter fisik, bakteriologis, kimia, dan radioaktif. Menurut SNI 01-3553-1996, total bakteri untuk air minum di pasaran maksimalnya adalah 1x105 sel/mL. Dari standar tersebut maka sampel air laut tidak bisa dikonsumsi sebagai air minum, sedangkan sampel air galon dan air PDAM masih dapat digunakan sebagai air minum karena masih memenuhi standar yang berlaku.



BAB V
PENUTUP
A.  Simpulan
Dari hasil pengamatan praktikum ini dapat diperoleh kesimpulan yaitu :
1.      Uji kuantitas air dapat dilakukan dengan menghitung jumlah bakteri coliform sampel dalam media Lactose Broth yang diisi tabung durham.
2.      Berdasarkan metode MPN count jumlah bakteri coliform dalam sampel air laut “Kendari Beach” adalah 11,0x105 sel/mL, air galon “Aqua” adalah < 0,03x105 sel/mL, dan air PDAM adalah 6,4x104 sel/mL.
B.  Saran
Keaktifan dalam praktikum sangat diperlukan serta praktikan harus memperhatikan arahan dari asisten agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA
Day, JR., R. A. Steward, A. L. Underwood, 1986, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.

Dwidjoseputro,  1996, Dasar-Dasar Mikrobiologi, PT Djambatan, Jakarta

Irianto, Koes, 2006, Menguak Dunia Mikroorganisme, Jilid 2, Yrama Widya,         Bandung.

Lay, B. W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Wheeler, M. F., W. A. Volk, 1993, Dasar-dasar Mirobiologi Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar