Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Minggu, 29 Desember 2013

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI
A.    Tujuan
Untuk menentukan kadar kalsium secara kompleksometri.
B.     Dasar Teori
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia karena diperlukan terus-menerus dalam kegiatan sehari-harinya untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, manusia memerlukan sumber air bersih yang diperoleh dari air tanah dan air permukaan. Namun tidak semua air baku dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan air minum, hanya air baku yang memenuhi persyaratan kualitas air minum yang dapat digunakan untuk air minum (Meidhitasari, 2007).
Kesadahan didefinisikan sebagai konsentrasi pada banyaknya kation-kation logam didalam larutan, pada kondisi kelewat jenuh, kation-kation kesadahan dapat bereaksi dengan anion-anion dalam air untuk membentuk padatan terlarut. Kesadahan dibagi dua yaitu, kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat. Perbedaaan dari keduanya adalah pada anion-anion yang menjadi ikatannya (Alfian, 2008).
Berdasarkan kandungan anion yang dominan, kesadahan air dibagi menjadi dua macam yaitu :
a)      Kesadahan sementara atau kesadahan bikarbonat yakni kesadahan dalam bentuk senyawa kalsium atau magnesium bikarbonat.
b)      Kesadahan bikarbonat atau kesadahan nonkarbonat yaitu kesadahan dalam bentuk senyawa kalsium atau magnesium sulfat, klorida atau nitrat.
Sementara yang dimaksud dengan kesadahan total adalah nilai kesadahan sementara ditambah dengan kesadahan tetap, namun apabila tidak terdapat kesadahan tetap, kesadahan total sama dengan kesadahan sementara (Hem, 1985).
            Kalsium merupakan sebagian dari komponen yang merupakan penyebab kesadahan sedangkan efek secara ekonomis maupun terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh kesadahan telah diutarakan, yakni berupa timbulnya suatu penurunan efektifitas dari kerja sabun. Sementara itu, adanya Ca dalam air sangat diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan unsure tersebut. Oleh karenanya, untuk menghindari efek yang tidak diinginkan akibat dari terlalu rendah atau terlalu tingginya kadar Ca dalam air minum, ditetapkan standar persyaratan konsentrasi Ca sebagai yang ditetapkan oleh Dep. Kes. RI sebesar 75-200 ppm.
Persamaan yang digunakan :
Konsentrasi Ca =  
A = ml titran EDTA yang digunakan
B = ml sampel
F = factor perbedaan antara kadar larutan EDTA
0,01 M menurut standarisasi dengan CaCO3 (Alfian, 2008)
Kompleksometri adalah suatu analisa volumetri yang didasarkan atas pembentukan senyawa kompleks yang stabil. Analisa ini digunakan untuk menentukan bermacam-macam kation yaitu : Ca2+, Mg2+, Ni2+, Cu2+ dan lain-lain. Dengan menggunakan larutan standart kompleks organik dimana logam-logam tersebut membentuk senyawa-senyawa yang stabil. Banyak kompleks organik logam yang tidak larut dalam air dan dipakai untuk pemisahan ion-ion logam. Schwarsen Back telah menemukan asam aminopoly karboksilat dan garam-garamnya, yang ternyata adalah kompleks yang sangat stabil dan baik. Tetapi karena asam tersebut sukar larut dalam air, maka dipakai garamnya yaitu Na-Ethylen Diamine Tetra Acetat (Na2H2EDTA) (Dwita, 2006).

           
           
           




C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
-          Buret 50 ml
-          Erlenmeyer 250 ml
-          Statif dan klem
-          Botol semprot
-          Gelas ukur 50 ml
-          Labu ukur 50 ml
-          Gelas piala 200 ml
-          Pipet volum 25 ml
-          Pipet ukur 5 ml
-          filler
2.      Bahan
-          Sampel air
-          Larutan dapar Amonia
-          Aquadest
-          Komplekson III 0,05 M (garam dinatrum dari EDTA)
-          Eriochrom Black T



D.    Prosedur Kerja



                                    


                     Air keran 25 ml                    Air got 25 ml                  Air sumur 25 ml

- Dimasukkan dalam erlenmeyer
- Di tambahkan 25 aquadest
- Ditambahkan 5 ml dapar Amonia pH=10
- Ditambahkan sedikit EBT
- Dititrasi dengan larutan EDTA
- Diamati perubahan yang terjadi
- Dihitung kesadahan totalnya
 



  0,0064 %                            0,0128 %                            0,1184 %
E.     Hasil Pengamatan
1.      Data Pengamatan
No.
Perlakuan
Hasil
1
Sampel air sumur 25 ml + 25 ml aquadest + 5 ml dapar amonia pH=10 + sedikit EBT
Dititrasi dengan EDTA


Warna  ungu
Warna biru V= 0,8 ml
2
Sampel air got 25 ml + 25 ml aquadest + 5 ml dapar amonia pH=10 + sedikit EBT
Dititrasi dengan EDTA


Warna ungu
Warna biru V = 1,6 ml
3
Sampel air keran 25 ml + 25 ml aquadest + 5 ml dapar amonia pH=10 + sedikit EBT
Dititrasi dengan EDTA


Warna ungu
Warna biru V = 14,8 ml




2.      Perhitungan
a.       Air sumur
Dik : V EDTA = 0,8 ml
[EDTA] = 0,05
Berat sampel = 25 ml = 25.00 mg
Ar Ca = 40
Dit : kadar Ca = …?
Peny :
                  Kadar Ca =  x 100 %
=  x 100 %
= 0,0064 %
b.      Air got
Dik : V EDTA = 1,6 ml
[EDTA] = 0,05
Berat sampel = 25 ml = 25.00 mg
Ar Ca = 40
Dit : kadar Ca = …?
Peny :
            Kadar Ca =  x 100 %
=  x 100 %
= 0,0128 %



c.       Air keran
Dik : V EDTA = 14,8 ml
[EDTA] = 0,05
Berat sampel = 25 ml = 25.00 mg
Ar Ca = 40
Dit : kadar Ca = …?
Peny :
            Kadar Ca = V EDTA x [EDTA] x Ar Ca   x 100 %
                                                Berat sampel
=   14,8 x 0,05 x 40              x 100 %
        25.000 mg
= 0,1184 %

                                                                                                    

F.     Pembahasan
Titrasi Kompleksometri adalah suatu metode analisa berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks antar ion logam dengan zat pembentuk kompleks (liganda). Liganda yang banyak digunakan adalah Dinatrium Etilen Diamina Tetra Asetat(Na2EDTA). Titrasi kompleksometri dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan yang tinggi. Selain titrasi kompleks, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan didalam larutan air.
Zat yang terlarut dalam air sangat mempengaruhi kualitas air yang bersangkutan. Salah satu kriteria kualitas air yang berhubungan dengan zat yang terlarut adalah kesadahan (hardness). Air yang termasuk dalam kriteria air sadah, yaitu apabila dikonsumsi sebagai air minum akan mempengaruhi kesehatan terutama ada indikasi pembentukkan batu ginjal.
Pada percobaan ini, dilakukan titrasi kompleksometri untuk menentukan kadar kalsium yang terlarut didalam ketiga sumber air yaitu air sumur, air got dan air keran. Pertama-tama ketiga sampel ditambahkan aquadest, dapar ammonia dan sedikit EBT. Kemudian akan menjadi suatu larutan berwarna ungu. Setelah itu dititrasi dengan menggunakan EDTA dan akan mendapatkan titik akhir titrasi berwarna biru dengan volume akhir yang berbeda-beda tiap sampelnya.  
Pada percobaan ini efek pengompleks lain dalam titrasi EDTA sangat berpengaruh mengingat kecenderungan suatu ion untuk mengendap sebagai hidroksida atau oksida pada pH yang diperlukan untuk titrasi. Oleh karena itu, pemakaian masking agent sering digunakan untuk menjaga ion tetap dalam larutan. Misalnya pada percobaan ini Ca dititrasi pada pH=10 dengan konsentrasi ion ammonium yang tinggi. Amonia tidak hanya membufferkan pada pH yang diperlukan tetapi juga menghindarkan terjadinya hidrolisis. Berarti kesempurnaan reaksi dan titik akhir tidak hanya bergantung pada pH tetapi juga pada besarnya konsentrasi ammonia. Disini penggunaan indicator EBT karena sebagian besar titrasi kompleksometri menggunakan indicator yang bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indicator yang demikian disebut indicator metalokromat. Sedangkan pada proses titrasinya digunakan EDTA sebagai titrannya karena EDTA dapat membentuk senyawa yang kompleks dimana EDTA dapat bereaksi dengan ion logam yang polyvalent seperti Ca2+ dan membentuk kompleks kelat yang stabil dan larut didalam air.
Pada percobaan ini didapatkan kandungan kalsium dalam ketiga sampel yang berbeda-beda yaitu untuk air sumur didapatkan kadar kalsiumnya sebanyak 0,0064 %, pada air got sebanyak 0,0128 % dan pada air keran sebanyak 0,1184%.
Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri. Namun, karena adanya jumlah tidak tertentu air, sebaiknya EDTA distandarisasikan dahulu misalnya dengan menggunakan larutan kadmium.

G.    Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar kalsium (Ca) pada air sumur adalah 0,0064 %, air got 0,0128 % dan air keran 0,1184 %.



DAFTAR PUSTAKA
Hem J.D 1985. Study and Interpretation of the Chemical Charateristic of Natural Water, 3rd ed, Washington D.C.: United States Geological Survey Water Supply, Paper 2254. 263 pp.
Meidhitasari, V. 2007. Evaluasi dan Modifikasi Instalasi Pengolahan Air Minum Miniplan Dago Pakar, Tugas Akhir S1, Prodi Teknik Lingkungan, ITB.
Putra, A dan Khairullah. 2008. “Optimalisasi Aerasi Diffusi Sebagai Penurunan Sadah Sintetik Air”. Vol. 6 (11). Jurnal Reaksi, ISSN 1693-248X.
Srihapsari, D. 2006. Penggunaan zeolit alam yang telah diaktivasi Dengan larutan HCl untuk menjerap logam-logam Penyebab kesadahan air.UNS. Semarang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar