BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatannya tablet dapat digolongkan sebagi tablet kempa dan tablet cetak.
Tablet kempa dibuat dengan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan
menggunakan cetakan baja, sedangkan tablet cetak dibuat dengan menekan massa
serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan.
Tablet ini
juga merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai oleh
masyarakat karena tablet mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah :
ketepatan dosis, mudah cara pakainya, relatif stabil dalam penyimpanannya dalam
transportasi dan distribusi kepada konsumen serta harganya realtif murah.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang
paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1)
ketepatan dosis, 2) mudah cara pemakaiannya, 3) stabil dalam penyimpanan, 4)
mudah dalam transportasi dan 5) dari segi ekonomi relatif murah dibanding
dengan bentuk sediaan obat lainnya.
Komposisi utama dari tablet adalah
bahan berkhasiat yang dapat dicetak langsung menjadi tablet atau ditambah bahan
tambahan lain. Bahan tambahan yang umum digunakan dalam pembuatan tablet yaitu
bahan pengisi, bahan penghancur, bahan pengikat, bahan pelicin dan bahan
tambahan lain seperti bahan pewarna dan pemberi rasa.
Kebanyakan
bentuk pelepasan terkendali (sustained release) dirancang supaya
pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera
setelah pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan
secara berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya
selama periode waktu yang diperpanjang biasanya 8 sampai 12 jam.
Menurut Rao et al, (2001), tujuan
utama dari sediaan pelepasan terkendali adalah untuk mempertahankan kadar
terapeutik obat dalam darah atau jaringan selama waktu yang diperpanjang.
Keunggulan bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata
tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan tablet lepas terkendali?
2.
Jelaskan
formulasi tablet lepas terkendali?
3.
Jelaskan
cara pembuatan tablet lepas terkendali?
4.
Apa
– apa saja yang perlu diperhatikan pada
produksi, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan tablet lepas
terkendali?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui definisi tablet lepas terkendali.
2.
Untuk
mengetahui formulasi ( bahan tambahan ) dalam lepas terkendali.
3.
Untuk
mengetahui cara pembuatan tablet lepas terkendali.
4.
Untuk
mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada produksi, distribusi,
penyimpanan, dan penggunaan tablet lepas terkendali
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tablet adalah sediaan padat
mengandung dengan bahan obat atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatannya, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet
kempa dibuat dengan cara memberi tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet
(Simbilon,2008).
Keuntungan Tablet :
Ø Tablet merupakan bentuk sediaan yang
utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral
untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
Ø Biaya produksi yang paling rendah.
Ø Bentuk ringan, kompak, murah, mudah
dikemas, mudah diproduksi secara masal dan mudah dikirimkan.
Ø Pemberian randa pengenal produk pada
tablet paling mudah dan murah, tidak memerlukan langkah pekerjaan
hambatan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan
timbul.
Ø Tablet bisa dijadikan produk dengan
profil pelepasan kusus, seperti pelepasan di usus atau produk pelepasan
terkendali.
Ø
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat
pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling
baik (Simbilon,2008).
Kerugian Tablet :
Ø Beberapa obat tidak dapat dikempa
menjadi padatan kompak, tergantung pada keadaan amorf dan rendahnya berat
jenis.
Ø Obat yang kelarutannya rendah,
dosisnya tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna akan
sukar atau tidak mungkin diformulasi dan difabrikasi.
Ø Obat yang mempunyai rasa pahit, bau
yang tidak dapat dihilangkan, peka terhadap oksigen dan kelembaban udara, perlu
dilakukan pengkapsulan, penyelubungan dan memerlukan penyalutan dulu
sebelum dikempa (Simbilon,2008).
Macam formulasi tablet banyak, terdiri dari zat aktif dan vehiculum atau pembantu (pengisi, pelicin, pelarut, penghancur dll).
Syarat syarat tablet :
·
Menurut Farmakope Indonesia yaitu ada keseragaman bobot, kadar, kekerasan, dan waktu hancur.
·
Menurut farmakope USA yaitu sama dengan yang diatas, ditambah kecepatan disolusi (kecepatan hancur dalam tubuh, biasanay 15 menit) dan bioavailabilitas. Dalam hal pemberian tablet spesifikasi jenis diperhatikan agar tepat cara pemberiannya (Nafsiah, 2009).
Absorbsi obat terjadi setelah bahan aktif terlepas dari tablet & larut dalam cairan cerna. Ada perbedaan perjalanan/nasib obat sebelum diabsorpsi dari berbagai formula dan jenis tablet itu
yaitu : onset & durasi serta bioavailabilitasnya
(Simbilon,2008).
Tablet pelepasan
terkendali
merupakan tablet yang dibuat dengan formulasi sedemikian rupa hingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu, harus ditelan utuh, tidak boleh dikunyah, juga tidak boleh digerus. Kecuali
divide dose (dapat dipotong menjadi beberapa bagian), biasanya sudah disediakan garis garis pemotong pada tablet. Contoh untuk obat dengan devide dose adalah Quibron TSR®. Di pasaran tablet pelepasan
terkendali macamnya berupa: retard, time span, time release, extend, oros (Nafsiah, 2009).
Tablet
yang pelepasan obatnya secara terkendali dan secara ideal proses tersebut
diharapkan berlangsung pada laju yang konstan tanpa tergantung pada pH dan
kandungan ion pada semua bagian saluran cerna. Tujuan utama dari suatu produk
obat pelepasan terkendali adalah untuk mencapai efek terapetik yang
diperpanjang, disamping juga untuk memperkecil efek samping yang tidak
diinginkan yang disebabkan oleh adanya fluktuasi kadar obat dalam plasma (Nafsiah, 2009).
Keuntungan penggunaan tablet ini adalah :
a. Memastikan
keamanan dan memperbaiki daya kerja zat aktif serta meningkatkan kepatuhan
pasien.
b.
Memperbesar jarak waktu pendosisan
yang diperlukan atau dipersyaratkan.
c.
Mengurangi fluktuasi konsentrasi zat
aktif dalam darah disekitar rata-rata.
d.
Mengurangi iritasi saluran cerna dan
efek samping lain terhadap dosis
e.
Menghasilkan efek yang lebih seragam
dan menghasilkan manfaat ekonomi bagi paisen.
f.
Menghindari pemberian obat pada
malam hari karena jarak waktu pemberian lebih lama sehingga jam tidur pasien
tidak terganggu (Charles,2010).
Kerugiannya adalah :
a. Faktor
fisiologis yang berubah ubah mislanya pH saluran cerna, aktifitas enzim dan
lain sebagainya
b.
Sediaan lepas terkendali yang
cenderung tetap utuh dapat tersangkut pada suatu disepanjang saluran cerna.
c.
Penurunan absorpsi zat aktif merupakan
bahaya yang melekat pada semua bentuk sediaan lepas terkendali.
d.
Jika pasien mengalami reaksi obat
merugikan atau terjadi keracunan secara tidak sengaja, pembersihan zat aktif
sistem ini lebih sulit dari pada sediaan lepas segera (Charles,2010).
Contoh penulisan tablet pelepasan
terkendali (Nafsiah, 2009)
:
R/Voltaren SR-75 tab.NoX
S.1 d.d. tab. I
R/Voltaren retard tab.No X
S.1 d.d.t
B. Metode Formulasi Sediaan Pelepasan terkendali
Tiga golongan bahan penahan yang
digunakan untuk memformulasi tablet pelepasan terkendali :
1.
Golongan matriks yang terdiri dari penahan yang membentuk
matriks tidak larut atau matriks kerangka. Polimer inert yang tidak larut
seperti polietilen, polivinil klorida, dan kopolimer akrilat yang digunakan
sebagai dasar untuk banyak formulasi di pasaran.
2.
Golongan matriks yang memperlihatkan bahan-bahan yang tidak
larut dalam air yang secara potensial dapat terkikis. Golongan ini berupa
malam, lemak dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pembentukan matriks
membentuk matriks yang mengontrol pelepasan melalui difusi pori dan erosi.
3.
Golongan pembentuk matriks menunjukkan bahan-bahan yang
tidak dapat dicernakan yang membentuk gel in-situ. Besarnya difusi atau erosi yang mengontrol pelepasan
tergantung pada polimer yang dipilih untuk formulasi, dan juga pada
perbandingan obat dan polimer (Nafsiah, 2009).
Pembuatan Tablet Pelepasan terkendali Asam Asetilsalisilat dengan Cara
Cetak Langsung. Pembuatan tablet pelepasan terkendali
asam asetilsalisilat dengan matrik HPMC atau etil selulosa dengan cetak
langsung adalah dengan mengayak bahanbaban menggunakan pengayak mesh 50 dan
ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan. Seluruh asetosal, laktosa dan
HPMC/etil selulosa dicampur dan digranulasi dengan penambahan alkohol 95%
hingga mudah dikepal kemudian diayak dengan ayakan mesh 8 dan dikeringkan
selama kurang lebih 1 jam suhu dibawah 60o C. Kemudian diayak dengan
ayakan mesh 16. Granul yang ada ditimbang dan ditambahkan avicel pH 102,
dan aerosil dan dicampur hingga homogen. Kemudian massa cetak tablet dicetak
dan uji disolusi (Nafsiah, 2009)
:
Tabel 1. Formula tablet pelepasan terkendali asam asetilsalisilat
Bahan-bahan
|
FC
|
Asetosal (mg)
HPMC/Etil selulosa (%)
Asam stearat (%)
Aerosil (%)
Avicel (%)
Laktosa (mg)
|
160
10
1
2
20
25
|
C. Cara pembuatan tablet pelepasan terkandali
Berbagai cara pembuatan
dan mekanisme kerja sediaan pelepasan terkendali yang dijumpai antara lain:
a.
Penyalutan
Penyalutan
ini berfungsi mengendalikan ketersediaan bahan aktif dalam bentuk larutan.
Penyalutan serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode mikroenkapsulasi. Mikroenkapsulasi adalah
suatu proses di mana bahan-bahan padat, cairan bahkan gas pun dapat dijadikan
kapsul (ncapsulated) dengan ukuran partikel mikroskopik, dengan membentuk
salutan tipis wall dinding sekitar bahan
yang akan dijadikan kapsul.
b.
Sistem matriks
Pencampuran
dengan matriks adalah dengan mencampurkan bahan obat yang akan dibuat sediaan
pelepasan terkendali, digabungkan dengan bahan lemak atau bahan selulosa,
kemudian diproses menjadi granul yang
dapat dimasukkan dalam kapsul atau
ditablet.
c.
Pembentukan Kompleks
Bahan
obat tertentu jika dikombinasi secara kimia dengan zat kimia tertentu lainnya
membentuk senyawa kompleks kimiawi, yang mungkin hanya larut secara
perlahan-lahan dalam cairan tubuh, hal ini tergantung pada pH sekitarnya.
d.
Sistem Membran
Terkontrol
Dalam
sistem ini membran berfungsi sebagai pengontrol kecepatan pelepasan obat dari
bentuk sediaan. Berbeda dengan sistem matrik hidrofil, polimer membran tidak
bersifat mengembang (Nafsiah,
2009).
Matriks adalah zat
pembawa padat yang di dalamnya obat tercampur
secara merata. Suatu matriks dapat dibentuk secara sederhana dengan
mengempa atau menyatukan obat dan bahan matriks bersama-sama. Umumnya, obat ada
dala m prosen yang lebih kecil agar matriks memberikan perlindungan yang lebih besar terhadap air dan obat berdifusi
keluar secara lambat (Marchaban,1995).
Pelepasan Obat dari
Matriks. Disolusi adalah suatu proses zat padat masuk ke dalam pelarut sehingga
terlarut. Proses ini dikendalikan oleh
afinitas zat padat terhadap larutan. Kecepatan pe larutan atau laju pelarutan adalah kecepatan melarutnya zat
padat di da lam pelarut. Obat dalam
bentuk serbuk yang didispersikan secara merata dalam matriks diasumsikan
melarut dalam matriks dan berdifusi keluar dari permukaan matriks. Pada waktu
obat dilepaskan jarak tempuh obat untuk difusi keluar dari permukaan tablet semakin lama semakin besar dan batas daerah
penyusun dari matriks yang mengandung obat akan bergeser ke arah sentral tablet
(Marchaban,1995).
D.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
proses produksi, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan sediaan tablet lepas
terkendali.
1) Produksi
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada proses produksi berdasarkan sifat fisikokimia yang berpengaruh pada sediaan pelepasan terkendali
adalah :
a)
Dosis
Produk peroral lebih dari 500 mg sangat sulit untuk
dijadikan sediaan pelepasan terkendali sebab pada dosis yang besar akan
dihasilkan volume sediaan yang terlalu besar yang tidak bisa diterima sebagai
produk oral.
b) Kelarutan Obat
dengan kelarutan dalam air yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi tidak cocok untuk sedian pelepasan terkendali. Batas terendah untuk
kelarutan pada sediaan pelepasan terkendali adalah 0,1 mg/ml.
Obat yang mudah larut dalam air kemungkinan tidak mampu
menembus membran biologis sehingga obat tidak sampai ke tempat aksi. Sebaliknya
obat yang sangat lipofil akan terikat pada jaringan lemak sehingga obat tidak
mencapai sasaran.
c)
Stabilitas obat
Bahan aktif yang tidak stabil terhadap lingkungan yang
bervariasi disepanjang saluran cerna tidak dapat diformulasi menjadi sediaan pelepasan
terkendali.
d) Ukuran partikel
Molekul obat yang besar menunjukkan koefisien difusi yang kecil
dan kemungkinan sulit dibuat sediaan pelepasan terkendali (Nafsiah, 2009).
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada proses produksi berdasarkan sifat biologis yang berpengaruh dalam sediaan pelepasan terkendali
antara lain:
a) Absorbsi
Obat yang lambat absorbsinya sulit untuk dibuat sediaan pelepasan
terkendali. Batas terendah harga konstanta kecepatan absorbsi untuk sediaan
oral adalah sekitar 0,25/jam.
b) Volume distribusi
Volume distribusi obat yang terlalu tinggi dapat
mempengaruhi kecepatan eliminasinya sehingga obat tersebut tidak cocok untuk
dibuat sediaan pelepasan terkendali.
c)
Indeks terapetik
Indeks terapetik obat yang kecil memerlukan kontrol yang
teliti terhadap kadar obat yang dilepaskan obat dalam darah, karena itu sediaan
pelepasan terkendali dapat berperan dalam mengontrol pelepasan obat agar tetap
dalam indeks terapetiknya.
d) Durasi
Obat dengan waktu paro yang panjang dan dosis yang besar
tidak cocok untuk dijadikan sediaan pelepasan terkendali. Waktu paro yang
panjang dengan sendirinya akan mempertahankan kadar obat pada indeks
terapetiknya sehingga tidak perlu dibuat sediaan pelepasan terkendali (Nafsiah, 2009).
2) Distribusi
Angkutan
bahan-bahan yang terus-menerus keluar dan masuk gedung menyebabakan daerah ini
paling besar kemungkinannya terganggu oleh serangga dan binatang penggerat. Hal
ini menimbulkan kesulitan terutama pada daerah tropis dan bila sedang menjalankan pekerjaan dimalam
hari. Tirai tirai udara dipakai untuk mencegah serannga terbang masuk kedalam
gedung, tetapi efektivitasnya agak terbatas.
Bila
dibuat suatu dok didalamnya maka harus cukup luas agar truk gendengan dan
traktor dapat diparkir didalam gedung. Untuk menutup kawasan dok dapat dipakai
pintu yang menutup dari atas. Tiap bagian yang terbuka pada panggung yang
menggangkut muatan dimana truk berjalan mundur kedinding luar harus dilengkapi
dengan alat penerima yang dapat dimamfaatkan, yang secara efektif menutup truk
yang terbuka dengan pintu masuk kebangunan (Lachman,1994).
Hanya
obat jadi saja yang memenuhi syarat sja disimpan pada kawasan pengangkutan.
Obat-obat yang menunggu persetujuan dari pihak pengawasan mutu harus disimpan
pada daerah karantina, jika hal ini tidak mungkian maka dipaki sistem yang
secara jelas menunjukan obat jadi yang mendapat persetujuan dan terdapat dalam
gedung.
Alkohol
dan pelarut lain yang mudah terbakar harus disimpan pada ruangan yang tahan
ledakan yang dilengkapi dengan fasilitas
khusus terhadap bahaya api. Jika mengani obat narkotika dan obat berbahaya
lainnya, harus dipakai ruangan yang memenuhi Undang Undang Pengaturan Obat
untuk menyimpan jadi maupun bahan dalam proses. Disarankan agar mempunyai tanda
alaram yang dihubungkan langsung dengan kantor polisi terdekat.
Harus
tersedia suatu pengawasan yang terletak lansung dengan dok penenrima, dimana
terdapat fasilitas untuk pemeriksaan bahan bahan yang masuk. Ini dapat dipakai
oleh pada bagian pengawasan mutu untuk pengawasan statistik dan pengambilan
sampel bahan baku serta perlengkapan akhir. Tempat ini harus diberi penerangan
tidak kurang dari 150 kaki kandela. Pusat pengawasan ini juga harus dilengkapi
dengan bak pencuci dan fasilitas lain untuk pencucian peralatan pemeriksaan dan
tersedia untuk ruang penyimpanan smapel simpanan untuk pengawasan mutu maupun
kartu produksi yang permanen (Lachman,1994).
3) Penyimpanan
Pengemasan dan penyimpanan sediaan tablet lepas
terkendali. Tablet sangat baik disimpan
dalam yang tertutup rapat ditempat dengan kelembapan nisbi yang rendah, serta
terlindung dari temperature tinggi. Tablet khusus yang cenderung hancur bila
kena lembab dapat disertai pegering dalam kemasannya. Tablet yang dirusak oleh
cahaya disimpan dalam wadah yang dapat menahan masuknya tablet yang disimpan
secara tepat dapat stabil dlam beberapa tahun, denga sedikit kekecualian
(Ansel,1989).
Dalam kebanyakan hal penyaluran obat, ahli farmasi
diharapkan menggunakan jenis wadah yang sama yang telah dipersiapkan dalam
produk-produk hasil pabrik, dan pasien dinasehati supaya pada wadah yang
diterimanya. Kondisi-kondisi penyimpanan yang tepat sebagaimana diperlukan oleh
beberapa obat tertentu harus dijaga oleh alih farmasi dan pasien serta
memperhatikan tanggal kedaluwarsanya.
Ahli farmasi juga harus mengetahui bahwa kekerasan tablet
tertentu mungkin berubah karena umurnya, biasanya mengurangi daya hancur dan
larut dari produk tablet tersebut. Bertambah kerasnya tablet sering disebabkan
oleh meningkatnya daya rekat dari bahan pengikatt dan komponen formulasi
lainnya dalam tablet. Contoh tablet yang bertambah keras karena umur, telah
dikemukakan pada obat termasuk aluinium hidroksida, natrium salisilat dan fenil
butazon.
Beberapa tablet yang mengandung bahan obat yang mudah
menguap seperti notrogliserin dapat mengalami pindahnya obat diantara tablet
dalam wadah sehingga menimbulkan kurang
atanya tablet-tablet tersebut. Tambahan lagi, bahan pengemasnya seperti kapas
atau rayon bila tersentuh tablet
nitrogliserin dapat mengabsorbsi nitrogliserin dengan jumlah yang bebrbeda-beda
yang mendukung berkurangnya kekuatan tablet (Ansel,1989).
4) Penggunaan
Tidak
semua obat dikonsumsi setelah makan, beberapa obat malah sebaiknya dikonsumsi
sebelum makan atau dalam perut kosong. Selama ini kebiasaan yang telah turun
temurun diberikan ini perlahan-lahan harus dikikis dan dibentuk kebiasaan baru
yang memberikan efek pengobatan optimum untuk kesembuhan anda. Beberapa pasien
saya di apotek mungkin bosan dengan ucapan saya yang berkali-kali dan
berulang-ulang mengingatkan agar mengkonsumsi antasida 1 jam sebelum makan dan
dikunyah, namun hal tersebut perlu dilakukakan karena saya sangat berharap anda
juga bisa mensosialisasikan pengetahuan pengobatan kepada lingkungan keluarga
anda. Jika anda mendapat obat setelah memeriksakan diri ke dokter, pastikan
anda bertanya dahulu bagaimana cara mengkonsumsi obat . Hal tersebut harus
dilaksanakan mengingat saat ini dengan berkembangnya teknologi banyak jenis
obat baru yang memerlukan penanganan khusus sebelum dikonsumsi. Hal utama yang
harus anda lakukan dalam mengkonsumsi tablet : Minumlah tablet dengan segelas
air putih, dan hindari mengkonsumsi obat dengan meminum alkohol karena akan
mengganggu metabolisme tubuh.
Beberapa
sediaan pelepasan terkendali biasanya ditandai dengan nama tambahan -SR,
-OD,-OROS dll, Jika anda mengkonsumsi tablet jenis ini maka anda harus menelan
tablet dalam keadaan utuh, jangan sekali-kali menggigit atau mengunyah tablet
ini yang akan menyebabkan formulasi sediaan ini menjadi rusak. Tablet ini
bekerja biasanya selama kurang lebih 8-10 jam dengan dilepas perlahan-lahan.
Jika anda memecahnya maka anda harus minum lebih banyak obat.karena formula pelepasan
terkendalinya jadi berkurang dibawah 6 jam (Nafsiah, 2009).
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Sediaan tablet lepas
terkendali / pelepasan terkendali adalah Tablet yang pelepasan obatnya secara
terkendali dan secara ideal proses tersebut diharapkan berlangsung pada laju
yang konstan tanpa tergantung pada pH dan kandungan ion pada semua bagian
saluran cerna.
2. Dalam
metode formulasi sediaan lepas terkendali ad 3 bahan penahan yang digunakan
yakni golongan matriks yang terdiri dari penahan yang membentuk matriks
tidak larut atau matriks kerangka, golongan matriks yang memperlihatkan
bahan-bahan yang tidak larut dalam air yang secara potensial dapat terkikis,
dan golongan pembentuk matriks
menunjukkan bahan-bahan yang tidak dapat dicernakan yang membentuk gel in-situ.
3. Berbagai
cara pembuatan dan mekanisme kerja sediaan pelepasan terkendali yang digunakan antara lain penyalutan, sistem matriks, pembentukan kompleks, sistem membran
terkontrol.
4. Dalam
memperproduksi sediaan tablet lepas terkendali ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu sifat fisikokimianya dan sifat biologisnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ansel,H.C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi ke 4.UI-PRESS
: jakarta
Charles,J,P,siregar.2010.Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar Dasar
Praktis. Penerbit Buku Kedokteran : jakarta
Lachman,Leo,dkk.1994.Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi ke
3.UI-PRESS : jakarta
Marchaban.1995.’’Pembuatan
Tablet Salut Film Dengan Menggunakan Panci Konvensional dan Yang Telah Dimodifikasi’’.
Jurnal. Majalah Farmasi Indonesia
No.6, Vol.4, 121-128
Nafsiah.2009. ‘’Formulasi Sediaan Lepas Lambat
Tablet Teofilin Dengan Matriks Natrium
Carboxymetil Cellulose Dan Avicel Ph 102
Dengan Metode Granulasi Basah’’. Skripsi.Universitas Muhammadiyah Surakarta :
Surakarta
Simbilon,Bintang.2008.’’Uji
Disolusi Chlorpheniramine Maleat Secara Spertrofotometri Ultra Violet’’. Skripsi. Universitas Sumtera Utara :
Medan
Terimakasih ka untuk ilmunya. Benar benar menambah wawasan saya tentang tablet control realese.
BalasHapus