Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 Mei 2014

Obat Herbal Tradisional Lansau

BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit. Kemampuan meracik tumbuhan berkhasiat obat dan jamu merupakan warisan turun-temurun dan mengakar kuat di masyarakat. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami  peningkatan  dengan  adanya isu back to nature dan krisis  berkepanjangan  yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat  modern yang relatif lebih mahal harganya. Obat bahan alam juga dianggap hampir tidak memiliki efek samping yang membahayakan. Pendapat itu belum tentu benar karena untuk mengetahui manfaat dan efek samping obat tersebut secara pasti perlu dilakukan penelitian dan uji praklinis dan uji klinis.
Keragaman tanaman obat dan obat tradisional di berbagai provinsi dan penggunaannya oleh berbagai suku menunjukkan kekayaan sumber obat dan pengobatan tradisional. Di kabupaten Muna sendiri terdapat salah satu jenis pengobatan tradisional menggunakan berbagai macam tanaman obat yang dikenal dengan nama obat herbal tradisional Lansau. Obat tradisional lansau ini di percaya masyarakat dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit baik penyakit akut maupun penyakit yang kronik diantaranya diabetes, kanker, jantung, dll.



b.      Tujuan
Tujuan penyusunan artikel ini adalah untuk memberikan tambahan informasi mengenai studi pemanfaatan tanaman obat dan penggunaan obat herbal tradisional lansau sebagai sumber pendapatan dan pelestarian kekayaan budaya suku Muna.

c.       Manfaat
Dengan adanya artikel mengenai pemanfaatan tanaman obat dan pengenalan kembali obat herbal tradisional Lansau di lingkungan masyarakat maka di harapkan penggunaan obat tradisional tetap di lestarikan dan bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat khususnya di kabupaten Muna.



BAB II
PEMBAHASAN
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Obat-obatan herbal mempunyai banyak kelebihan di bandingkan obat-obat sintetis. Diantaranya, Tidak Menimbulkan Efek Samping, Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman digunakan. Bebas Racun, Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi. Menghilangkan Akar Penyakit, Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya. Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek obat herbal yang bersifat menyeluruh (holistik). Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada penghilangan penyakit, tetapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh sebagai cara untuk melawan penyakit. Mengandung Banyak Khasiat, Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan “habbatussauda” yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol. Dari sekian banyaknya kelebihan obat-obatan herbal tersebut hal ini tidak terlepas lagi dari frekuensi penggunaannya jika penggunaan obat-obatan tersebut melebihi batas kewajaran maka dapat juga menyebabkan overdosis ataupun gangguan fungsi tubuh lainnya.
Di indonesia produksi tanaman obat sebagai obat tradisional telah banyak beredar baik itu produksi skala besar (pabrik/industri) maupun skala kecil seperti produksi rumahan/individu. Tak terkecuali di kab.Muna, di daerah ini terdapat sebuah tempat yang dapat mengolah tanaman obat menjadi obat herbal tradisional yang telah dipercaya dan digunakan masyarakat sekitar secara turun-temurun sebagai obat alternatif khususnya untuk mengobati penyakit-penyakit dalam. Obat herbal tradisional tersebut di beri nama Lansau.
Obat herbal tradisional Lansau merupakan obat herbal yang terdiri dari beberapa tanaman obat (lebih dari 40 tanaman obat) yang mempunyai khasiat dan manfaat yang berbeda-beda dalam mengobati berbagai jenis penyakit. Sejak dahulu lansau selalu di budidayakan oleh masyarakat sekitar sebagai pengobatan alternatif sekaligus sebagai sumber pendapatan ekonomi. Namun, seiring perkembangan industri kefarmasian dengan begitu banyaknya obat-obatan sintetis maka masyarakat lebih cenderung mempercayakan pengobatannya menggunakan obat-obatan yang sintetis daripada obat herbal lansau ini. Meskipun sekarang ini lansau kurang dimintai oleh sebagian orang namun produksi obat herbal ini tetap berjalan mengingat masih banyaknya juga orang-orang yang masih mempercayai juga membutuhkan obat herbal tersebut sebagai terapi pencegahan maupun terapi pengobatan untuk penyakitnya. Obat herbal lansau ini bukan hanya dapat menyembuhkan penyakit-penyakit akut yang ringan tetapi juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit-penyakit kronik lainnya seperti gagal ginjal, jantung, hepatitis, dll. Mengingat lansau ini terdiri dari beberapa tanaman obat dengan berbagai zat aktif yang berbeda-beda dari tiap tanamannya.
Dari sekian banyaknya tanaman obat yang digunakan untuk obat herbal lansau ini hanya beberapa saja yang dapat teridentifikasi, hal ini di sebabkan tanaman-tanaman obat yang di sebutkan oleh pembuat lansau tersebut hanya disebutkan dengan menggunakan bahasa daerah. Beberapa tanaman obat yang dapat teridentifikasi seperti : alang-alang, babadotan, buah maja, enau, gersen, jambu biji, jarak pagar, jati, komba-komba, jarak pagar, pacar air, lantana camara, pinang, ptelekan, putri malu, sambiloto, sirsak, teki rawa, tembelekan, tulasi, jahe, kunyit, temulawak, seledri, belimbing, daun dewa, kumis kucing, mengkudu, daun sirih, kayu merah, lengkuas, kencur, saga, pegangan, dll. Dari sekian banyak tanaman obat tersebut maka obat herbal tradisional lansau ini juga mempunyai banyak manfaat pencegahan maupun pengobatan untuk penyakit. Diantaranya, mengobati penyakit hepatitis, jantung, diabetes, kanker, lever, hipertensi, diare, batuk, sembelit, demam, reumatik asam urat, kolesterol, maag, keputihan, haid tidak lancar, radang usus, tumor, amandel, lemah syawat, nyeri sendi, anemia, menambah stamina, kurang nafsu makan, dll.
Dari sekian banyak bahan-bahan lansau ini mungkin banyak orang berfikiran bahwa proses produksinya begitu rumit tapi tidak demikian dengan yang dikatakan dan dilakukan oleh pembuat obat herbal tersebut. Langkah awal dari pembuatan obat tradisional ini adalah melakukan pengumpulan bahan-bahan dari tanaman obat yang akan di gunakan, kemudian bahan-bahan yang telah terkumpul di cuci berkali-kali hingga bersih. Setelah bersih semua tanaman obat yang telah dicuci di masukan kedalam belanga berukuran besar dan direbus diperlukan waktu kurang lebih 30 menit untuk mendidih. Proses memasaknya tidak boleh terlalu lama karena dapat merusak beberapa zat aktif yang ada pada beberapa tanaman jadi sampai proses mendidih saja sudah cukup. Setelah mendidih lansau tersebut di diinginkan dan siap untuk di minum.
Dari sediaan tersebut dapat dibayangkan sangat mudah pembuatannya. Namun, bentuk sediaan tersebut yang berupa rebusan setidaknya hanya dapat bertahan sekitar 3 hari menurut pembuat lansau tersebut. Mengingat bahan-bahan yang digunakan masih dalam keadaan basah dan langsung direbus. Dari keadaan tersebut saya dan teman-teman berfikiran untuk membuat bagaimana agar obat herbal lansau ini dapat bertahan lebih lama lagi dan proses pembuatannya tetap mudah serta tetap dengan harga yang ekonomis saat pemasarannya di masyarakat.
Dari ide-ide yang ada disepakati, pembuatan obat herbal lansau ini tetap menggunakan bahan tanaman obat yang masih basah tetapi pengolahannya yang berbeda. Langkah pertama yang di lakukan adalah pengumpulan bahan tanaman obat yang akan digunakan kemudian di lakukan sortasi basah pada tanaman-tanaman tersebut. Tujuan sortasi adalah untuk memilih bagian-bagian terbaik dari tanaman yang akan digunakan. Kemudian tanaman yang telah disortasi di cuci hingga bersih dan dijemur/dikeringkan dibawah sinar matahari menggunakan penutup kain hitam tujuannya agar bahan-bahan obat tersebut tetap bersih tidak terhinggapi kotoran seperti debu dan serangga. Setelah bahan-bahan kering ditandai dengan mudah remuk ketika digenggam kemudian bahan-bahan tersebut disortasi lagi untuk dipilih bagian-bagian tanaman yang dianggap baik untuk tetap digunakan. Hasil sortasi kemudian di hancurkan dengan mesin penggiling, karena masih skala kecil maka kami hanya menggunakan mesin blender untuk penghalusan bahan-bahannya. Dari hasil blender tersebut didapatkan serbuk tanaman obat inilah yang dinamakan obat herbal lansau namun dalam bentuk kering dan siap diseduh menggunakan air panas. Lansau dalam bentuk kering ini dapat bertahan lama dengan pengepakan yang kedap udara diharapkan dapat bertahan selama berbulan-bulan.
Dengan adanya produk lansau yang terbaru ini diharapkan dapat menghemat secara ekonomi maupun waktu produksi bagi pembuatnya sehingga tetap melestarikan kekayaan budaya pengobatan tradisional asli daerah ini dan juga bisa menjadi daya tarik baru kepada masyarakat terhadap obat herbal lansau. Kami harapkan kepada masyarakat untuk tetap mempercayakan pada pengobatan tradisional mengingat masih banyaknya kelebihan-kelebihan dari pengobatan tradisional yang tidak dimiliki oleh pengobatan menggunakan obat-obat sintetis.



BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Tanaman obat merupakan tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai bahan obat dalam proses penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Dalam segi penyembuhan penyakit meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam mengobati penyakit dibanding obat-obatan kimia, namun pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman obat jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikitnya efek samping yang ditimbulkannya, seperti bebas racun.
Kelebihan lainnya yaitu obat tradisional mudah di produksi, dapat menghilangkan akar penyakit, mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.
b.      Saran
Dari artikel ini diharapkan sediaan obat herbal lansau dapat diproduksi dengan skala yang lebih besar lagi mengingat daya tariknya di lingkungan masyarakat akan obat tradisional yang semakin besar khususnya di kabupaten Muna.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1975. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2008, “Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi”, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana, Jimbaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar