Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 27 Januari 2014

Tugas Pendahuluan Tetes Mata

Tugas Pendahuluan “Tetes Mata”
1.      Jelaskan dan gambarkan anatomi fisiologi mata (RPS, DOM, Modern Pharmaceutics)
·         RPS, 1581-1583
1.      Kelopak mata
Kelopak mata menjalankan 2 tujuan: perlindungan bola mata secara mekanik dan menciptakan lingkungan yang optimum bagi kornea. Kelopak mata melumasi dan memelihara cairan dengan mensekresi kelenjar air mata dan sel khusus yang berada dalam bulbar konjungtiva. Ruangan antero berbentuk sempit yang memotong langsung pada bagian depan bola mata, dengan kantong seperti perpanjangan keatas dan kebawah. Kantung ini disebut ruangan superior dan inferior, dan seluruhnya disebut cul-de-sac. Bagian terbuka yang berbentuk bulat antara kelopak mata disebut celah palbebral.
2.      Bola mata
Dinding bola mata manusia [bulbus, globe] tersusun dari 3 lapisan kosentris.
a)      Lapisan berserabut bagian luar;
b)      Lapisan vaskular tengah yaitu sistem uvea atau uveal terdiri atas koroid, bdan silia dan iris.
c)      lapisan nervus; retina
Lapisan luar; lentur, tebal tetapi sedikit longgar. Bagian depan menghadap kearah luar dengan struktur halus yang teratur dan mengandung air yang menyebabkan jendela transparan jernih (kornea). Bagian ini tidak mempunyai pembuluh darah. Sisa dua pertiga dari lapisan fibrous tidak tembus cahaya (bagian putih mata) dan disebut sklera. Bagian ini mengandung sirkulasi kecil yang melembabkan jarinagn dari bagian anterior biasanya berwarna putih kecuali katika iritasi dan terjadi pelebaran pembuluh darah.
Rumah bola mata adalah alat optik yang menyebabkan pembalikan gambar yang dikurangi dari lingkungan luar menjadi bentuk pada retina yang merupakan suatu membran tipis tembus cahaya. Alat optik berturut-turut terdiri atas kornea, pupil, lensa kristalin dan retina dengan lapisan cairan jernih atau gel seperti bahan yang berada diantara struktur padat. Pupil, suatu rongga sentries dalam bagian membran kontraktil (disebut iris) bekerja sebagai sistim kamera tidak tetap. Lensa kristalin adalah bagian refraktif dengan kekuatan yang dapat berubah yang dikontrol dan didukung oleh otot inkorporasi pada badan siliari. Koroid adalah metabolit yang mendukung retina.
Fungsi optik dari bola mata untuk stabilitas dari dimensinya yang di sediakan sebagian oleh lapisan luar fibrous; lebih efektif sebagai suatu faktor penstabil yaitu tekanan intra ocular yang diatas tekanan yang berlaku disekeliling jaringan.
3.      Konjungtiva
Membran konjungtival menutupi permukaan luar dari bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata.
4.      Sistem lakrimal
Permukaan konjungtifal dan corneal ditutupi dan dilumsi dengan suatu lapisan cairan yang disekresi dari kelenjar konjungtifal dan kelenjar lakrimal. Sekresi kelenjar lakrimal, air mata, disalurkan melewati sejumlah saluran pembuluh air mata kedalam fornix konjungtifa. Sekresi terdiri sejumlah garam, glukosa, senyawa organik lain, sekitar 0,7 persen protein dan enzim, lisozim. Sekresi ini cukup untuk melumasi dan membersihkan dibawah kondisi biasa dan untuk menjaga lapisan cairan tipis yang menutupi kornea dan konjungtifa [lapisan prekorneal]. Lapisan mucin-protein dari lapisan penting dalam menjaga stabilitas lapisan. Kelenjar lakrimal utama mensekresi hanya pada saat khsus. Kelenjar sebaceous dari kelopak mata mensekresi suatu cairan berminyak yang membantu mencegah meluapnya air mata pada margin lik dan mengurangi penguapan dari permukaan mata dengan menyebarkan lapisan air mata.
Air mata disalurkan dari telaga lakrimal dengan pembuluh kecil – canaliculi lakrimal yang berada dibagian atas duktus nasolakrimal, bagian luas yang disebut lakrimal sac.
5.      Lapisan prekorneal
Lapisan perkorneal merupakan bagian dari cairan air mata yang menyediakan kelembaban permukaan. Lapisan kompatibel dengan sediaan optalmik lipid dan air yang tersusun dari lapisan lipid luar yang tipis, suatu lapisan air dibagian tengah yang tebal dan lapisan mukoid dalam yang tipis.
6.      Kornea
Kornea, dengan tabal dari 0,5-1 ml, mengandung sebagian besar struktur dibawah ini ;
W      korneal epithelium
W      subtansi propria (stroma)
W      corneal endothelium
Kornea tembus cahaya untuk menyebarkan sinar disebabkan dari susunan laminar khusus dari sel dan urat dan menyebabkan tidak adanya pembuluh darah.
·         DOM, 881-882

Mata ditutupi oleh lapisan pelindung berserat, luar, sclera. Ini adalah padat, putih, dan biasanya tidak mengandung pembuluh darah. Pada permukaan luar putih adalah conjuctival scleral lapisan membran.
Jaringan konjuctiva melekat pada sclera dan dapat diangkat seperti kulit di belakang tangan. Selaput lendir tipis ini adalah lapisan eksterior yang diteruskan di atas bagian putih mata dan sudut penutup. ini disebut forniks superior dan inferior (lengkungan), atau cul de sac (kantong buta).
Jaringan konjungtiva mengandung banyak kelenjar lendir uniseluler yang membantu dalam menjaga mata lembab. jaringan mengandung banyak pembuluh darah dan sangat kaya lumphatic runtuh, hanya melebar ketika iritasi diatur oleh Signal untuk tubuh, infeksi mikroba, atau dengan cara lain.
Obat yang menembus ke conjuctiva mata tersebut sebagian akan dipindahkan oleh cairan mengalir melalui conjugtival, darah, dan sistem limfatik. di bawah ini terletak padat, sclera berserat. walaupun sedikit molekul obat dapat melewati sclera, bagian lain dari obat akan ditarik oleh pasokan vaskular tubuh ciliary dan iris.
Sebaliknya pada vaskularisasi dan sifat tebal conjuctival dan beberapa jaringan, kornea sangat tipis, transparan, jaringan avascular, sebanding dalam ukuran dan struktur kristal dari sebuah jam tangan kecil. ia bergabung dengan sclera dalam banyak cara yang sama seperti kristal jam cocok dengan kotaknya.
Sel-sel epitel pada permukaannya mengandung komponen yang lipoid, dengan demikian, membantu dalam penetrasi karpet larut lipoid. kornea kaya disertakan dengan saraf sensorik. ujung saraf bebas berjalan antara sel-sel epitel ke permukaan. ada jaringan dari tubuh manusia lebih sensitif terhadap rasa sakit dan menghasilkan rangsangan terhadap sentuhan dibandingkan kornea
·         Modern Pharmaceutics: 422-424
Kornea tersusun seperenam dari permukaan luar mata, namun yang pertama dan salah satu barrier yang paling penting dari bahan eksternal. Kornea disusun dari tiga lapis struktrur berbeda dan sifat kimia yang membentuk barrier berdasarkan solubilitas, polaritas dan sifat partisi, berat molekul dan geometri dan ciri ikatan spesifik. Keberadaan dan jenis intercellular junction mengatur difusi molekul sekitar sel, sedangkan ciri hidrofilik atau lipofilik dari masing-masing lapisan kontrol difusi melintasi dan bersama membran sel. Kornea tidak memiliki pembuluh darah sehingga bergantung pada diusi pasif nutrien dari jaringan dan aqueous humor sekitar.
Lapisan paling luar, epitel, disusun dari lima sampai tujuh lapisan sel epitel bertingkat yang menyusun hanya 10% (50m) dari ketebalan total kornea. Sel basal dari epitel aktif secara mitosis, menyediakan pasokan reguler sel untuk mengisi yang hilang melalui pengelupasan normal atau cedera. Junctions erat dan komposisi lipofilik dari kombinasi epitel untuk membentuk sebuah barrier efektif untuk molekul dan substansi asing yang hidrofiik atau dengan berat molekul tinggi. Air mata, menyusun mucin, aqueous dan fase lipid, berfungsi untuk melembabkan epitel, mencegah adhesi dari bakteri dan bahan asing lainnya dan mempengaruhi distribusi dan toksisitas dari bahan asing. Pada akhirnya, epitel secara metabolik sangat aktif terhadap xenobiotik; sambil melindungi terhadap zat beracun, aktivitas ini mungkin juga berdampak pada biovailabilitas obat dan index therapeutik secara signifikan. Membran Bowman’s memisahkan epitel dari stroman lapisan yang terdiri dari 90% kornea.
Kebalikan dari epitel, stroma adalah 76-80% air dan disusun dengan paling banyak fibril kolagen dalam susunan yang sangat terorganisir dengan celah yang diisi dengan glukosaminoglikan dasar dan penyebaran dari keratocytes. Tak ada junction, namun komposisi hidrofilik menghadirkan hambatan yang signifikan terhadap molekul lipofilik. Stroma rentan terhadap pembengkakan dan kandungan air harus secara aktif dikontrol untuk mencegah opasifikasi. Ini merupakan fungsi utama dari endotelium, satu lapisan sel yang secara heksagonal diatur terpisah dari stroma oleh membran Decemet’s. Sejak sel endotelial kornea mempunyai junction erat terputus, air mudah melewati dari aqueous humor menyebrang ke stroma. Untuk melawan ini, pompa ion selular mempertahankan hidrasi yang tepat dari stroma oleh transport aktif ion-ion keluar ke aqueous huor dengan air mengikuti gradien ionik melalui difusi pasif. “Kebocoran” junction ini dapat menimbulkan bahaya yang konstan dari overhidrasi terhadap stroma dan terdapat sedikit atau tidak ada barrier utuk penetrasi obat, tapi yang penting untuk difusi nutrien dari aqueous humor ke kornea. Endotelium memiliki Sifat lipofilik keseluruhan yang membatasi difusi dari molekul hidrofilik. Penting untuk dicatat bahwa endotelium manusia mempunyai jumlah yang tetap dari sel yang secara mitosis tidak aktif, sebaliknya kompensasi untuk hilangnya sel hanya melalui migrasi dan hipertrofi dari sel individu untuk menutupi kekosongan lapisan. Ketidakmampuan untuk mengkompensasi hilangnya sell akan menghasilkan kehilangan fungsi dan opacifikasi kornea. Sejak sel endotelial peka untuk kimiawi dan mekanis , beberapa sediaan ophtalmik yang dapat berhubungan dengan sel ini harus secara hati-hati dievaluasi untuk biokompatibilitas.
Kornea dihubungkan pada limbus ke sklera opaque, kapsul fibroelastis kokoh yang menutup mata dan menyediakan dorongan dan perlindungan untuk struktur interior. Area yang dapat terlihat dar sklera secara umum disebut sebagai konjunktiva. Stroma mempunyai fibril kolagen dikemas longgar dengan fibrocytes tersebar dan beberapa pembuluh darah kecuali pada area limbal. Tidak ada junction kompleks, jadi sklera hanya menghadirkan barrier lipofilik untuk bahan asing. Limbus kaya akan pembuluh darah, dan absorpsi sistemik obat yang dioleskan utamanya terjadi di sini. Dalam interior mata, area limbal mengandung trabekular meshwork dan kanal Schlemm pada junction iris dan sklera. Struktur ini mengeringkan aqueous humor dari ruang anterior, suatu fungsi utama untuk mencegah akumulasi cairan, meningkatkan tekanan intraokular dan glukoma. Iris, cincin dari jaringan muskular yang mengatur masuknya cahaya ke belakang mata melewati pupil yang berlokasi di depan lensa dan secara fisik membentuk divisi antara ruang anterior dan posterior ruang. Struktur ini kaya pembuluh darah, yang melebar ketika terkena iritasi parah sehingga menyebabkan hiperemia iridial dan edema. Persarafan dari iris menyediakan cara yang praktis dapat mengontrol dilatasi pupil.
Lensa pada dasarnya merupakan sebuah bola pipih yang ditahan pada tempatnya dan dihubungan pada badan siliari oleh serat seperti helai, Zonules Zinn. Disusun dari serat lapisan konsentrat, lensa avaskular mempunyai lapisan tunggal sel epitel pada permukaan anterior dan sekitarnya oleh kapsul tipis tapi keras yang menyediakan penunjang untuk lensa intraokular (IOL) dulunya lensa cataractus telah dihilangkan. Lensa sel epitel mempunyai beberapa aktivitas mitosis dan sel sel tua semakin kehilangan kandungan selular dan migrasi ke bentuk serat kristalin. Lensa fleksibel dan berubah bentuk dalam rangka menyesuaikan jarak fokus untuk objek dekat (akomodasi), kemampuan yang hilang dengan usia. Penting untuk diketahui bahwa terdapat pertukaran kecil dari bahan dalam lensa dan tanpa kehilangan sel sehingga aumulasi obat harus diinvestigasi untuk sediaan ophtalmik yang diabsorbsi dalam mata. Badan siliari mempunyai dua fungsi besar. Otot siliari menghubungkan zonules Zinn dan mengontrol akomodasi lensa. Bagian anterior dari badan silliari menghadap ke ruang posterior menghasilkan aqueous humor yang bersirkulasi di seberang dan melewati pupil ke ruang anterior dan keluar dari mata untuk cairan dengan omset terus-menerus.
Di belakang lensa adalah ruang viterous yang berisi vitreous humor, sebuah bahan gelatin transparan yang idak memiliki omset dan kontak langsung dengan retina. Retina adalah bilayer jaringan aktif yang sangat metabolik yang mengubah cahay menjadi sinyal listrik, yang diproses dan dikirimkan sebagai gambar elektronik ke otak. Jaringan disusun dari sebuah susunan kompleks sel fotoreseptor ( batang dan kerucut) melapisi epitel pigmen retina ( RPE) dan diisolasi dari cairan vaskular oleh barrier darah-retina, suatu kombinasi dari junction erat yang melapisi pembuluh darah retina dan junction erat antara sel RPE yang membatasi difusi dari sirkulasi sistemik. Koroid adalah kolagen dengan vaskularisasi tinggi yang terletak antara retina dan sklera dari badan siliari ke saraf optik. Saraf optik terhubung ke retina pada optik disk, area dengan vaskularisasi tinggi yang rentan terhadap hipertensi okular dan efek obat. Pada akhirnya, beberapa jaringan tambahan (adnexa) penting untuk fungsi yang tepat pada mta. Kapsul Tenon, suatu membran tipis di sekitar sklera, memisahkan mata dari soket sekitar untuk kebebasab pergerakan. Kelenjar lakrimal dan Meibomian menyediakan air mata dan komponen lipid sedangkan kelopak mata mebantu distribusi air mata dan melindungi terhadap kecelakaan mekanis.
2.      Jelaskan jenis-jenis sediaan mata (Scoville’s, RPS)
·         Scoville’s, 246
-        Pembersih mata
Pembersih mata atau pencuci mata biasanya larutan menyejukkan mengandung beberapa obat seperti asam borat, boraks, sodium klorida, sodium bikarbonat, atau bahan yang sama, yang mengkin ditambahkan sedikit zink sulfat untuk menghasilkan efek astringen.
-        Salep mata
Perawatan khusus diperlukan untuk penyiapan salep optalmik untuk memestikan produk steril bebas dari partikel yang mengiritasi
·         Remington’s pharmaceutical science, 1584-1584
-        Larutan optalmik
larutan ini umumnya banyak digunakan pada pemberian obat pada mata. Dengan ketentuan, semua tambahan secara lengkap dalam larutan, kaseragaman tidak masalah dan sedikit pemeriksaan dengan gangguan pengelihatan. Kerugian dari sediaan ini adalah secara relative waktu kontak dalam waktu yang singkat antara obat dan permukaan. Waktu kontak dapat ditingkatkan dengan peningkatan agen viskositas  seperti larutan selulosa
-        Suspensi optalmik
suspensi adalah dispersi halus, relative tidak larut dalam pembawa encer yang mengandung suspensi yang cocok dan agen pendispersi.
-        Salep optalmik
Meskipun tidak menguntungkan, salep optalmik tetap popular dan diresepkan dalam resep. Salep optalmik harus mengandung bahan yang cocok atau bahan yang bercampur untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroorganisme yang secara kebetulan ada ketika wadah terbuka selama penggunaan. Banyak salep mata disiapkan dengan basis petrolatum putih dan minyak mineral, sering dengan lanolin anhidrat.
3.      Definisi Tetes Mata (Scoville’s, Parrot)
·         Scoville’s, 221
Larutan optalmik adalah cairan steril atau cairan berminyak alkaloid, garam alkaloid, antibiotik, atau bahan lain yang dimaksudkan untuk penggunaan pada mata. Ketika diencerkan, larutan baiknya isotonis. Larutan optalmik diguanakan untuk antibakteri, anestesi, mydriatik, miotik, atau tujuan diagnose. Larutan ini juga disebut tetes mata dan collyria (collyrium).
·         Parrot; 290
Obat yang dimasukkan ke dalam mata harus diformulasi dan disiapkan dengan pertimbangan yang diberikan untuk tonisitas, pH, stabilitas, viskositas dan sterilisasi. Sterilisasi ini diinginkan karena kornea dan jaringan bening ruang anterior adalah media yang bagus untuk mikroorganisme dan masuknya larutan mata yang terkontaminasi ke dalam mata yang trauma karena kecelakaan atau pembedahan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
4.      Jelaskan syarat-syarat sediaan tetes mata (DOM, SDF)
·         Dispensing of medication, 880
Faktor yang paling penting dipertimbangkan ketika menyiapkan larutan mata adalah tonisitas, pH, stabilitas, viskositas, seleksi pengawet dan sterilisasi. Sayang sekali, yang paling penting dari itu adalah sterilitas yang telah menerima sifat/perhatian dan farmasis dan ahli mata. Ini diinginkan bahwa larutan mata stabil, isotonis, dan sifat pH, dan tidak ada pernah telah kehilangan mata karena larutan sebagian terurai atau mengiritasi. Penggunaan larutan tidak steril ke dalam mata yang terluka, di lain hal sering menyebabkan kecelakaan.
·         SDF, 357
Sediaan mata sama dengan sediaan steril lainnya yaitu harus steril dan bebas dari bahan partikulat. Dengan pengecualian jumlah tertentu dari injeksi mata, sediaan untuk mata adalah bentuk sediaan topical yang digunakan untuk efek local dan karena itu tidak perlu untuk bebas pirogen.
5.      Jelaskan karakteristik tetes mata (RPS, Ansel)
·         RPS,  1589-1590
1.      Kejernihan; larutan optalmik didefinisikan bebas dari pertikel asing dan kejrnihan normal dicapai dengan filtrasi.
2.      Stabilitas; stabilitas obat dalam larutan, suatu produk optalmik tergantung pada bahan kimia obat, pH produk, metode preparasi, bahan tambahan larutan dan tipe pengamasan. Obat-obat seoerti pilokarpin dan fisostigmin sangat aktif dan nyaman dimata pada pH enam koma delapan; akan tetapi pada stabilitas kimia pH ini dapat diukur dalam hari atau bulan.
3.      Buffer dan pH; idealnya sediaan optalmik harus diformulasi pada pH yg ekuivalen dengan pH cairan air mata yaitu 7,4. Pada kenyataannya, hal ini jarang digunakan. Mayoritas bahan aktif digunakan dalam pengobatan mata adalah garam-garam dari basa lemah dan hampir stabil pada pH asam. Beberapa suspensi biasanya lebih stabil pada pH asam. pH adjustmen umumnya memerlukan persetujuan formulator. pH yang dipilih harus optimum untuk stabilitas. Sistem buffer dipilih harus mempunyai kapasitas memadai untuk menjaga pH dalam rentang stabilitas selama durasi produk.
4.      Tonisitas; mengacu pada tekanan osmotik yang digunakan dengan garam dalam larutan air. suatu larutan optalmik harus isotonis dengan larutan lain ketika jarak dari bahan koligatif larutan sama. Larutan optalmik dianggap isotonis ketika tonisitasnya sama dengan 0,9 %.
5.      Viskositas ; USP mengizinkan penggunaan agen peningkat fiskositas untuk memperpanjang kontak waktu dalam mata dan pertukaran absorbsi obat dan aktivitas. Bahan-bahan seperti metilselulosa polivinil alkohol dan hidroksimetil selulosa sering ditambahkan sebagai peningkat fiskositas.
6.      Zat tambahan; penggunaan bermacam-macam zat tambahan dalam larutan optalmik diperbolehkan, akan tetapi pemilihan dibatasi hanya beberapa. Suatu antioksidan khususnya sodium bisulfit atau metabisulfit diperbolehkan pada kosentrasi di atas 0,3 % pada larutan yang mengandung garam epinefrin. Pengguaan surfaktan dalam sediaan optalmik dibatasi. Surfaktan non ionik, jenis yang paling kurang toksik pada beberapa bahan, digunakan pada kosentrasi rendah khusus dalam suspensi steroid dan sebagai pembantu dalam mencapai kejernihan larutan. Surfaktan kationik sering digunakan dalam larutan optalmik tetapi hampir selalu bersifat sebagai pengawet antimikoba.
·         Ansel, 541
a.      Sterilitas dan pengawetan
Semua larutan mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakaian. Umumnya tidak mengandung bahan pengawet.
b.      Nilai isotonis
Larutan dengan tekanan osmotic yang lebih rendah dari pada cairan tubuh atau 0,9% larutan natrium klorida bisanya dianggap sebagai hipotonik, sedangkan larutan, dengan tekanan osmotic yang lebih besar dari cairan fisiologi disebut hipertonik.
c.       Pendaparan
Digunakan dalam suatu larutan untuk mata karena salah satu atau semua alas an sebagai berikut: 1, untuk mengurangi ketidak nyamanan si pasien, 2. Untuk menjamin kestabilan obat, dan 3. Untuk mengawasi aktifitas terapeutik bahan obat.
d.      Viskositas dan pengentalan
Viskositas adalah suatu sifat dari cairan yang lebih bertahan untuk mengalir.
e.       Bioavailabilitas
Bioavailabilitas obat yang dipakai pada mata merupakan suatu pertimbangan penting. Ada faktor2 fisiologi yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas mata, mencakup ikatan protein, metabolism obat, pengaliran mata.
6.      Jelaskan keuntungan dan kerugian tetes mata (RPS, Ansel)
·         RPS, 1585
1.      Keuntungan
Larutan optalmik merupakan cara yang biasanya paling popular dari  pemberian obat pada mata. Seperti didefenisikan, semua bahan sepenuhnya dalam larutan, keseragaman tidak menjadi masalah dan terdapat gangguan fisik sedikit dengan daya penglihatan.
2.      Kerugian
Kerugian dasar dari larutan ini adalah relatif mempunyai waktu kontak yang singkat antara pengobatan dan absorbsi permukaan.
·      Menurut Ansel, 2005 : 541
Kerugian:
Larutan untuk mata yang dimaksudkan untuk digunakan selama operasi atau pada mata yang  terkena trauma, umumnya tidak mengandung bahan pengawet, sehingga akan meenyebabkan iritasi pada jaringan didalam mata
7.      Cara penggunaan tetes mata (Ansel)
·         Menurut ansel; 554
Jumlah larutan untuk mata yang ditentukan oleh resep dokter harus diteteskan pada mata atau sekelilling jaringan dengan penetes tadi waktu memakai obat-obat untuk mata, alat penetes harus dipegang di atas mata dan dengan tangan lainnya, si pasien menarik kelopak mata bawah  ke bawah, lalu obat diteteskan pada mata sambil melihat ke atas. Pasien harus tetap diam  kurang lebih 30 detik sambil matanya tetap terbuka. Setelah penetes dipasang, pasien harus diperintahkan untuk tidak menutup mata rapat-rapat atau berkedip-kedip lebih sering dari biasanya(yang dapat menyebabkan hilangnya obat dari mata).
8.      Mengapa sediaan mata harus steril (RPS, Prescription)
·         RPS, 1588
Pseudomonas aeruginas (B. pyocyaneus; P. pyocyanea; Blue pas bacillus) ini merupakan mikroorganisme berbahaya dan upportunis yang tumbuh baik pada kultur media yang menghasilkan toksin dan zat/produk antibakteri, cenderung untuk membunuh kontaminan lain dan membiarkan Pseudomonas aeruginosa untuk tumbuh pada kultur murni. Bacillus gram negative menjadi sumber dari infeksi yang serius pada kornea. Ini dapat menybabkan kehilangan penglihatan pada 24-48 jam. Pada konsentrasi yang ditoleransi oleh jaringan mata, menunjukkan bahwa semua zat antimikroba didiskusikan pada bagian berikut dapat tidak efektif melawan beberapa strain dari organisme ini.
·         Prescription : 181
Jika suatu batasan pertimbangan dan mekanisme pertahanan mata, bahwa sediaan mata harus steril. air mata, kecuali darah, tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya. Oleh karena itu, mekanisme pertahanan utama melawan infeksi mata secara sederhana aksi pertahanan oleh air mata, dan sebuah enzim ditemukan dalam air mata (lizozim) dimana mempunyai kemampuan untuk menghidrolisa polisakarida dari beberapa organisme ini. Organisme ini tidak dipengaruhi oleh lizozim. satu yang paling mungkin yang menyebabkan kerusakan mata adalah Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocyneas
9.      Mengapa sediaan mata harus isotonis (RPS, Modern Pharmaceutics)
·         Remington’s Pharmaceutical Science, 1590
Tonisitas adalah tekanan osmotik yang diberikan oleh garam dalam larutan berair. Larutan mata adalah isotonik dengan cairan lain ketika magnetudo sifat koligatif larutan adalah sama. Larutan yang dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya sama dengan larutan NaCl 0,9%. Perhitungan isotonisitas dalam suatu waktu mendapat penekanan yang lebih berat. Calon farmasis harus diajarkan persyaratan yang lebih mendetail dan peralatan untuk mencapai tonisitas, kadang-kadang kerusakan disebabkan oleh faktor lain seperti sterilitas dan stabilitas. Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas daripada suatu waktu yang diusulkan. Mata biasanya dapat mentoleransi larutan yang ekuivalen dalam rentang 0,5-1,8% NaCl. Memberikan pilihan, isotonisitas selalu diinginkan dan khususnya penting dalam larutan intraokuler. Namun demikian, ini tidak dibutuhkan menjadi perkara yang berlebihan ketika total stabilitas produk dipertimbangkan
·         Modern pharmaceutical; 457
Dalam persetujuan terdahulu disarankan pada faramsis utntuk menamabahkan tonisitas pada larutan mata secara benar ( menggunakan suatu tukanan osmosis yang sama dengan cairan mata yang secara umum disetujui sama dengan 0.9% NaCl).
10.  Sebutkan pH Cairan Mata (Scoville’s, Lukas)
·         Scoville’s, 224
Ketentuan umum bahwa konsentrasi anhidrogen dari cairan mata adalah pada keadaan basa dari keadaan netral hosford dan hicks,buchi dan baeschlin, Feldman, decking, bylefeld, fond grosz, dan hind dan goyan telah melaporkan bahwa pH cairan mata cocok dengan darah. Yang lain telah dilaporkan nilai berbeda: gyorffy dari 6.3 – 8.4, oguchi dan nakasima menentukan pH dari cairan mata yaitu 10 untuk individual normal dan nilai 8,2. Hind dan Goyan, dipenelitian selanjutnya menemukan  pH cairan mata yaitu 7,4. Sesuai dengan itu,kemungkinan pH cairan mata paling kurang 7.4, dan kemungkinan bisa menjadi lebih basa.
·         Lukas, 111
Harga ph mata sama dengan darah yaitu 7,4. Pada pemakaian tetesan biasa, larutan yang nyaris tanpa rasa nyeri  adalah larutan dengan ph 7,3-7,9. Namun daerah ph 5,5-11,4 masih dapat diterima. Pengaturan ph sangat berguna untuk mencapai rasa bebas nyeri, meskipun kita sangat sulit merealisasikanya.
11.  Sebutkan pH sediaan tetes Mata (Scoville’s, DOM, Parrot)
·         Scoville’s, 225
pH dari garam alkaloid dalam larutan encer adalah antara 4 dan 5 dan retang konsentrasi ini adalah yang paling stabil. Banyak alkaloid diketahui lebih stabil pada pH antara 2 dan 3. Pada kelompok lain obat ditemukan bahwa pH 5 sudah optimum untuk mencapai efek terapetik terbaik setara dengan stabilitas terbaiknya.
·         DOM, hal; 888
Hind dan Goyan menyarankan bahwa rasa sakit dan iritasi disebabkan oleh tetes mata yang dihubungkan dengan kosentrasi dari larutan basa bebas. Pada umumnya suatu larutan garam alkaloid menjadi lebih iritan seperti yang dibuat dengan alkali lebih.  Pada kenyataannya, ketika pilokarpin hidroklorida (2-4%) disiapkan dalam dapar fosfar dengan pH 6,8 larutan lebih sedikit mengiritasi disbanding ketika senyawa dilarutkan dalam air destilasi atau larutan asam borat
·         Parrot: 233
Larutan lakrimal normalnya pH 7,4 dengan rentang 5,2-8,3. Ini masih bisa ditoleransi oleh larutan mata dengan range pH ini, disebabkan oleh (1) volume kecil larutan, (2) buffer cairan mata, dan (3) peningkatan produksi air mata
12.  Jelaskan komposisi Sediaan Tetes Mata (FI III, SDF, Modern Pharmaceutics, scoville’s)
·         Scoville’s,
·         Penyangga pada larutan  mata
Penggunaan penyangga pada larutan ada 2 pendapat yaitu penggunaan buffer pada larutan tetes mata tidaklah perlu dan dalam beberapa hal tidaklah diinginkan. contoh ph kebanyakan alkaloidal garam di (dalam) larutan mengandung air pada ph antara  4 dan 5 dan ini menjadi cakupan  mereka adalah juga yang paling stabil. oleh karena itu, penambahan penyangga untuk melakukan penyesuaian ph biasanya sebagai alat untuk meningkatkan stabilitas dari  obat. juga ketika larutan mata tanpa bufer diberikan ke dalam conjunctiva kantung, penyangga/ dari  air mata hampir dengan segera melakukan penyesuaian ph ke netral atau untuk melalaikan kadar alkali dan pada waktu yang sama membuat tersedia suatu konsentrasi dasar cuma untuk penetrasi ke dalam corneal.
·         Isotonisitas pada tetes mata.
Sejak lacrimal pengeluaran kini dipertimbangkan untuk mempunyai tekanan osmotis yang sama dengan darah, dan untuk;menjadi isotonik dengan suatu 0.9 persen solusi.
·         Bahan pengawet di (dalam) larutan  mata.
Bahan pengawet yang digunakan perlu mempunyai kekuatan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisma, atau pemusnahan jasad renik [yang] secara kebetulan masuk ketika wadah dibuka selama penggunaan.
·         Sterile Dosage Forms; SDF (hal. 34)
Penggunaan larutan optalmik biasanya ditambahkan komponen seperti buffer, pengawet antimkroba, pengatur tonisitas dan agen pengental.
Cairan mata memiliki pH sekitar 7,4 dan memiliki beberapa kapasitas buffer. Untuk larutan optalmik pada obat-obat tertentu seperti  garam alkaloida, yang mana efikasi terapeutik tergantung pada availabilitas basa alkaloid, dibuat larutan buffer pada ph yang mendekati tetesan cairan yang cukup rendah menjaga material alkaloid dalam larutan sampai setelah  penyulingan. Buffer asetat atau fosfat yang biasa digunakan. Untuk larutan anestetik local yang mana aktivitasnya tidak tergantung dengan pH, larutan biasanya tidak dibuat larutan buffer.
Tetesan cairan normal memiliki perbandingan nilai tonisitas terhadap nacl 0,9%. Larutan yang telah disuling di dalam mata seharusnya menggunakan perbandingan tekanan osmotic terhadap tetesan cairan, sehingga larutan ini tidak mengiritasi terhadap membrane mukosa mata.
Saat larutan optalmik dikemas dalam wadah dosis ganda mereka harus melibatkan agen antimikroba untuk mencegah pertumbuhan beberapa kontaminan mikroba dalam kemasan selama penggunaan.
Seringnya viskositas larutan optalmik ditingkatkan dengan penambahan metilselulosa atau polyvinyl alcohol. Untuk membantu meningkatkan viskositas dalam larutan berkontak dengan jaringan mukosa, jadi peningkatan keefektifan kehadiran obat dalam larutan.
·         Modern Pharmaceutical; 457-459
o   Agen tonisitas dan penambah tonisitas
Dalam bahaan tambahan suatu larutan mata, sangat penting untuk mempertimbangkn sterilitas, stabilitas dan aspek preserfatif dan tidak memebahayakan aspek ini mengandung suatu larutan isotonic yang tepat. Rentang 0.5 – 0.2%. NaCl ekuivalen tidak menyebabkan rasa sakit dan rentang sekitar 0.7 – 1.5% dapat diterima kebanyakan orang.
o   Buffer dan penambahan pH
pH dan buffer pada larutan optalmik sama pentingnya dengan pengawet karena stabilitas pada kebanyak obat optalmik yang digunakan dikontrol oleh pH lingkungan.
o   Agen pemviskositas
Polivinil alkohol, metal selulosa, hidroksipopilmetil selulosa, hidroksi etil selulosa dan salah satu dari polimer bermoekul tinggi dari asam akrilak yang diketahui sebagai karbomer yang biasanya digunakan untuk meningkatkan viskositas dari larutan optalmik dan suspense optalmik.
o   Stabilizer
Stabilizer adalah bahan yag ditambahkan dalam formula untuk mengurangi laju dekomposisi dari bahan aktif. Antioksidan adalah penstabil utama yang titambahkan pada beberapa larutan optalmik terutama mengandung epinerfin dan obat pengoksidasi lain.
o   Surfaktan
Penggunaan surfaktan dibatasi dalam formulasi larutan optalmik. Urutan toksisitas surfaktan yaitu anionic > kationik >> nonionik.
o   Pembawa
Tetes mata optalmik dengan beberapa pengecualian, cairan cairan menggunakan air yang dimurnikan USP sebagai pelarut. Air untuk injeksi tidak diperlukan dalam sediaan parenteral. Air yang dimurnikan standar USP mengandung destilasi, deionisasi, atau osmosis balik. Semua tetes mata harus steril.
·         FI III, 10
Tetes mata berair umumnya dibuat menggunakan cairan pembawa berair yang mengandung zat pengawet terutama, fenilraksa (II) nitrat atau fenilraksa (II) asetat 0.002% b/v. benzalkonium klorida 0.01% b/v atau klorheksidina asetat 0.01% b/v, yang pemilihannya didasarkan atas ketercampuran zat pengawet terhadap obat yang terkandung didalamnya selama waktu tetes mata itu dimungkinkan untuk digunakan.
13.  Jelaskan sifat-sifat pengawet yang ideal (RPS, Scoville’s)
·         RPS, 1591
a.       Pengawet harus mempunyai spektrum yang luas, dan aktif melawan organism gram positif dan gram negatif seperti fungi. Pengawet harus menggunakan aktivitas bakterisida yang cepat secara jelas melawan organisme jahat seperti turunan  P aeuruginosa.
b.      Pengawet harus stabil pada rentang kondisi yang luas termasuk suhu autoklaf dan rentang pH.
c.       Kompatibilitas harus dapat ditetapkan dengan komponen sediaan lain dan dengan sistem pengemasan.
d.      Kekurangan tosisitas dan iritasi harus dapat ditetapkan dengan batas keamanan yang layak.
·         Scoville’s, 234
Pengawet yang sesuai untuk larutan optalmik harus memiliki sifat sebagai  berikut:
-        Pengawet harus bersifat bakteriostatik dan fungistatik. Pengawet yang memiliki sifat yang bakteriostatik harus menunjukkan secara spesifik perlawanan terhadap Pscudomonas acruginosa karena pentingnya organism ini dalam infeksi optalmik
-        Pengawet harus tidak mengiritasi jaringan mata. Pengawet harus tidak mengiritasi kornea atau konjungtiva untuk penggunaan berulang, maupun menunjukan kerusakan epitalial
-        Pengawet harus kompatibel dengan banyak obat yang biasanya diguanakn untuk sediaan optalmik
-        Pengawet harus tidak menimbulkan alergi atau cenderung sensitive selama beberapa pasien menggunakan obat optalmik melebihi periode tahunan, ini menjadi penting bahwa pengawet harus kurang menimbulkan sensitisasi
-        Pengawet harus memelihara aktifitas dalam jangka waktu tidak terbatas dibawah kondisi penggunaan normal
14.  Jelaskan Jenis-jenis Buffer untuk Sediaan Mata (DOM, Scoville’s)
·         Scoville’s, 230-233
-        Sistem buffer Hind-goyan
Dalam sebuah percobaan untuk memecahkan masalah dasar ini, hind dan goyan menyarankan sistem buffer yang harus dipertimbangkan dari dari kapasitas buffer, konsentrasi ion hydrogen, efek osmotic, konsentrasi equlibrium pada dasar berbeda dan stabilitas kimia. Hind dan goyan telah membagi obat optalmik yang umum digunakan kedalam dua grup utama dan direkomendasikan system buffur untuk grup lain. Larutan buffer yang digunakan untuk dispense obat grup satu adalah asam borat dengan benzal konium klorida 1: 10.000 sebagai pengawet.
-        Buffer sistem Gifford
Kemungkinan satu atau lebih digunakan sistem buffer untuk collyria yaitu Gifford yang memodifikasi system buffer untuk atkins dan pankin. sistem buffer ini sering digunakan, system buffer ini relative tidak stabil dan banyak inkompatibel dengan umumnya penggunaan pengawet membuat sistem buffer ini kurang baik disbanding system buffer lainnya. Sistem buffer ini terdiri asam borat-larutan potassium klorida yang ditambahkan jumlah berfariasi dari larutan sodium karbonat untuk menghasilkan pH yang diinginkan.
-        Modifikasi buffer palitzsch
System bffur borat ini dikatakan sangat stabil. Ini merupakan pembawa yang baik untuk obata mata, seperti cairan lensa kontak (pH 8-8,8), dan pencuci mata basa. Ini isotonic dengan 0,9% sodium klorida. Buffer ini dapat di siapkan dengan penggunaan benzalkonium klorida 1:10000 sebagai pengawet. Sistem buffer borat palitzsch ini telah diatur dengan hind dan goyan menjadi isotonic dengan sodium klorida.
·         DOM, 888-890
-        Dapar dan  reaksi rasa sakit
Hind dan Goyan menyarankan bahwa rasa skit dan iritasi disebabkan oleh tetes mata yang dihubungkan dengan kosentrasi dari larutan basa bebas. Pada umumnya suatu larutan garam alkaloid menjadi lebih iritan seperti yang dibuat dengan alkali lebih.
-        Dapar dan stabilitas
Larutan garam normal adalah pembawa biasa untuk obat mata dan ini lebih memuaskan. Stabilitas obat dapat dipengaruhi oleh kurangnya kapasitas penetralan kendaraannya. misalnya, jika wadah di mana solusi disalurkan terbuat dari kaca kapur, sejumlah kecil dasar natrium silikat mungkin resapan dari gelas kapur ke dalam larutan Larutan natrium klorida isotonik, kurang kapasitas buffer, tidak akan berpengaruh pada setiap reaksi alkali yang berkembang dalam botol. dalam situasi ini larutan asam borat merupakan pengganti berguna dengan alkaloid yang asam lemah dari asam borat (pKa 9,2).
-        Dapar dan efek terapi
Sebagai larutan oftalmik dibuat lebih basa, meningkatkan jumlah lipid larut, bebas dasar alkaloid dari dalam larutan dan mampu menembus ke dalam kornea. menyadari hal ini kerugian fisiologis, Floyd et al, Ulasan ini hasil sebelumnya dan mencoba untuk mengevaluasi signifikansi klinis mereka. mereka menggunakan dua tetes dari 1% larutan pilocarpine hidroklorida diketahui pH setiap mata yg diuji, dan mengukur respon miotic di ruang gelap. reaksi terhadap larutan yang dibuat pada dua tingkat pH yang berbeda dibandingkan. dalam kelompok pertama, pH adalah 4,0-4,2 dengan normal saline, asam borat, asam fosfat atau natrium sebagai kendaraan. kurang dari 0,5% dari molekul berada di dasar bebas dari dalam larutan tersebut. dalam kelompok kedua pH diperkirakan rentang fisiologis (6,6-7,4). dalam larutan ini 40 sampai 60% dari molekul berada dalam bentuk dasar.
15.  Jelaskan tentang pewadahan sediaan mata (MP, SDF)
·         Sterile dosage forms; 367
Penyiapan larutan tetes mata dikemas dalam wadah tetes pata polietilen atau dalam botol gelas. Untuk menjaga sterilitas larutan, wadah harus steril. Wadah polietilen disterilisasi dengan etilen oksida, dimana pemasangan gelas dropper yang sesuai dibungkus dan iautoklaf. Secara komersial disiapkan wadah dosis tunggal dengan volume 0,3 ml atau kurang ang dikemas dalam tube polietilen steri dan disegel panas.
·         Modern Pharmaceutical; 460
Hampir semua tetes mata dikemas dalam botol tetes plastiksejak dikenalkan oleh Plastik Drop-Tainer  yang dikeluarkan tahun 1950an. Beberapa produk masih menggunakan botol droper gelas karena pertimbangan kestabilitas. Keuntungan utama dari Drop-Tainer dan sama halnya dengan botol droper plastik adalah waktu penggunaan yang baik oleh pasien, memngurangi potensi kantaminasi, ringan dan biaya yang murah. Botol plastik mempunyai petunjuk pengguanan sebagai suatu bagian pelengkap dari kemasan.
16.  Jelaskan tentang teori Kinsey (DOM)
·         Dispensing of Medication, 882
Banyak obat mata adalah basa lemah dimana bentuk garamnya digunakan pada mata dalam larutan beriar. Karena kemampuan netralisasi dari air mata, pH dari tetes mata dengan cepat dirubah menjadi pH fisiologis. Tergantung dari sifat disosiasi dari alkaloida, sebagian dari garam akan dirubah menjadi bentuk basa bebas yang biasanya lebih larut lemak sehingga ion mudah ditransfer dalam sel epitel yang kaya akan lemak. Bentuk lemak dari alkaloid R3N melewati lapisan epitel kedalam substantia propia (stroma). Lapisan stroma ini berlapis-lapis, kurang mengandung lipid dan kaya akan air. Obat yang berpenetrasi sebagian akan dirubah menjadi bentuk terprotonisasi tergantung pada pH lingkungan berair pada stroma. Pada saat melewati lapisan lemak endotelium, obat masuk kedalam cairan humor dimana obat akan terdifusi dengan cepat kedalam iris dan badan siliar yaitu tempat dimana obat mempunyai aksi farmakologis.
17.  Cara Sterilisasi Sediaan Optalmik (Scoville’s)
·         Scoville’s, 238
Terdapat tiga metode umum untuk sterilisasi larutan optalmik:
1.      sterilisasi larutan dengan autoklaf pada wadah akhir

2.      sterilisasi yang sukses dengan cara larutan dilalui pada penyaring bakteri menggunakan teknik aseptic penambahan agen kimia germicidal untuk air destiasi panas, atau pada botol yang tersedia sterilisasi dengan air destilasi atau isotonic larutan salin, atau larutan buffer steril.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar