·
Menurut FI III (Dirjen POM, 1979 : 9)
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair
atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
·
Menuru FI
IV(Dirjen POM : 6)
Emulsi adalah system dua fase yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
·
Menurut Teori dan Praktik Farmasi Industri(Lachman,
1994 : 1029)
Emulsi adalah suatu campuran yang tidak stabil secara
termodinamis, dari dua cairan yang pada dasarnya tidak saling bercampur.
·
Menurut
Farfis II (Martin, dkk.., 1993 : 1143)
Emulsi adalah suatu system yang tidak stabil secara
termodinamik yang mengandung paling sedikit 2 fase cair yang tidak bercampur,
diaman satu diantaranya didispersikan sebagai bola-bola dalam fase cair lain.
·
Menurut RPS (Gennaro, 1990 : 298)
Emulsi adalah Sistem penyebaran yang berisis kurang
dari dua fase cair yang tidak bercampur. Mayoritas emulsi konfensional dalam
farmasi digunakan partikel terdispersi dengan ukur dari 0,1- 100 µm.
·
Menurut Buku pelajaran Teknologi Farmasi (Voigh,
1995 : 398)
Emulsi adalah system dispersi kasar yang secara termodinamik tidak stabil,
terdiri dari dua atau lebih cairan yang tidak bercampur satu sama lain, diaman
cairan yang satu terdispersi didalam cairan yang lain dan untuk memantapkannya
diperlukan penambahan emulgator.
·
Menurut bPengantar bentuk sediaan farmasi (Ansel,
1989 : 376)
Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersi
terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh
pembawa yang tidak bercampur.
·
Pharmaceutical Technology (Parrot, 1971 ; 334)
emulsi adalah
system polifase dari dua cairan yang tidak tercampur, dimana salah satunya
didispersi oleh zat pembantu dari suatu agen pengemulsi ke cairan lain dengan
jarak diameter partikel dari 0.2 sampai 50 µm. ketika dua cairan yang tidak
saling bercampur membentuk agitasi secara bersama-sama, cairan berubah menjadi
tetes-tetes kecil dengan peningkatan
tegangan permukaan total dari setiap
cairan.
·
The Art of compounding (Jenkins et al, 1957:
314)
emulsi merupakan satu jenis sediaan penting dalam
kefarmasian. emulsi yang digunakan dalam farmasi yaitu sediaan yang mengandung
dua cairan yang tidak bercampur, salah satu cairan terdispersi seragam sebagai
globul didalam cairan lain.
·
DOM (Martin E.W, 1971; 508)
emulsi adalah suatu system heterogen yang terdiri dari
paling sedikit satu cairan yang secara intim terdispersi ke dalam cairan lain
dalam bentuk tetes-tetes yang mempunyai diameter secara umum lebih besar dari
0.1 µm.
·
Pharmaceutical Technology (parrot, 1971 ; 334)
emulsi adalah
system polifase dari dua cairan yang tidak tercampur, dimana salah satunya
didispersi oleh zat pembantu dari suatu agen pengemulsi ke cairan lain dengan
jarak diameter partikel dari 0.2 sampai 50 µm. ketika dua cairan yang
tidak saling bercampur membentuk agitasi secara bersama-sama, cairan berubah
menjadi tetes-tetes kecil dengan
peningkatan tegangan permukaan total
dari setiap cairan.
·
Encyclopedi a of pharmaceuti cal technology (Swarbrick,
2007 ;1548)
Emulsi adalah sebuah
campuran heterogen yang tersusun dari cairan yang tidak saling campur secara
konvensional digambarkan sebagai minyak dan air salah satunya terdispersi baik
menjadi tetesan-tetesan seragam dalam bagian lain.
2.
Keuntungan
dan Kerugian Emulsi :
·
Menurut FI IV (Dirjen POM, 1995 : 7)
Keuntungannya:
o Konsistensi emulsi sangat beragam mulai dari
cairan yang mudah dituang hingga cream setengah padat .
o Tidak diperlukan perbandingan volume fase
internal terhadap fase eksternal yang tinggi untuk menghasilkan sifat setengah
padat.
o Emulsii dapat distabilkan dengan penambahan
bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan
besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah.
Kerugiannya :
o Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba
karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme.
·
Menurut
pengantar bentuk sediaan farmasi (Ansel, 1989 : 377)
Keutungannya :
o Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe
emulsi minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus diamakan
tersebut mempunyai rasa yang lebih enak, walaupun yang diberikan sebenarnya minyak
yang tidak enak rasanya, dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada
pembawa airnya, sehingga mudah dimakan dan ditelan sampai ke lambung.
o Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola
minyak dapat mempertahannkan minyak tersebut agar lebih dapat dicernakan dan
lebih mudah diabsorbsi, atau jika bukan dimaksudkan untuk itu, tugasnya juga
akan lebih efektif, mislanya meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai
katartik bila diberikan dalam bentuk emulsi.
Kerugian:
Kerusakan yang lebih
besar dari pada creaming dari suatu emulsi adalah penggabungan bulatan-bulatan
fase dalam dan pemisahan fase menjadi suatu lapisan.
·
Menurut Farfis II (Martin, dkk., 1993 : 1145)
Keuntungan :
o Pemberian oral yang baik untuk cairan yang
tidak larut dalam air terutama jika fase terdispersi mempunyai rasa yang tidak
enak. Beberapa senyawa yang tidak larut dalam lemak seperti vitamin diabsorpsi
lebih sempurna jika diemulsikan dari pada jika diberi peroral dalam suatu
larutan berminyak.
o Penggunaan emulsi intravena merupakan suatu
cara merawat pasien lemah yang tidak bisa menerima obat-obat yang diberi secara
oral.
o Pengguanaan emulsi pada sediaan topical
contohnya kosmetik lebih baik karena cepatdan mudah dalam penyebaranya dan sempurna pada area yang
digunakan
o Digunakan dalam sediaan aerosol untuk
menghasilkan busa.
·
Menurut Teori & praktik farmasi industri (Lachman,
dkk., 1994 : 1032)
Keuntungan :
o Beberapa bahan obat menjadi lebih mudah
diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
o Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan.
o Pembuatan emulsi juga dapat memengontrol
viskositas dan derajat kekasaran (greasiness) dari emulsi dan kosmetik maupun
emulsi dermatologis.
o Emulsi memiliki suatu keuntungan biaya yang
lebih penting dari pada preparat fase tunggal.
·
Menurut buku pelajaran teknologi farmasi (Voight,1994
: 398)
Keuntungan:
Sebagai bentuk yang dapat bertahan lama atau bentuk
yang mudah dan ringan dibawa berpergian serta dapat digunakan baik untuk
preparat obat kutan atau peroral. Emulsi tersebut dapat menjadi pembawa bagi
bahan obat larut air atau larut minyak.
·
The Art of compounding (Jenkins et al, 1957: 314)
Kerugian:
Sepertinya emulsi dapat dikatakan memiliki cracked (pecahan) dan bagian
teredistribusi di dalam fase internal adalah bahan yangharus selalu dikocok
dalam mikstura.
·
Farfis II (Martin,dkk., 1993 : 1154)
Kerugian: suatu emulsi dapat mengalami flokulasi dan creaming, penggabungan dan
pemecahan, berbagai jenis perubahan kimia dan fisika dan perubahan fase.
·
Menurut Encyclopedi a of pharmaceuti cal
technology (Swarbrick, 2007 : 1641)
keuntungan :
beberapa sediaan menyediakan suatu pendekatan efektif
banyak masalah dalam pelepasan obat, sering menunjukkan keuntungan yang jelas
diatas bentuk sediaan dalam hal memperbaiki bioavailabilitas dan mengurangi
efek samping. akan tetapi
kerugian :emulsi tidak digunakan secara extensif seperti
bentuk sediaan oral atau parenteral sebagai hal pokok masalah dari
ketidakstabilan emulsi yang menghasilkan profil pelepasan obat ynf tidak dapat
diramaalkan dan kemungkinan untuk toksik.
3.
Komposisi
Emulsi :
·
Encyclopedi a of pharmaceuti cal technology(Swarbrick,
2007:1614)
emulsi diformulasi untuk hampir semua rute pemberian
dan terdapat nomor dermatologi, oral, dan sediaan parenteral yang tersedia komersil. fase dalam mungkin
mengandung air yang melarutkan obat, pengawet, dan agen pengaroma sedangkan
fase minyak hanya mengandung dirinya sendiri sebagai zat aktif atau berperan
sebagai pembawa untuk obat yang terlarut dalam minyak.
·
Scoville’sthe art of compounding (Jeankins, et al., 1956 : 314)
cairan yang terkandung dalam emulsi secara normal
tidak terlarut. sepertiga dari bahanditambahkan
untuk memastikan keseragaman dispersi dan untuk memberi beberapa derajat
kestabilan campuran. ketiga bahan tersebut diketahui sebagai agen pengemulsi.
emuls ini mempunyai tiga bagian yang jelas yaitu fase internal, fase kontinu
atau fase luar dan agen pengemulsi
·
pharmaceutical technology (Parrot, 1971 : 358,
361)
agen pengemulsi adalah sebuah agen pengaktif permukaan
yang secara nyata menurunkan tegangan permukaan dan secara bersamaan
meempertahankan bentuk lapisan tipis dari globul terdispersi. pengawet dalam
farmasi melawan pertumbuhan
mikroorganisme merupakan suatu problem kompleks yang secara experimen
dievaluasi pada setiap produk. efektifitas pengawet bergantung pada unsur dari
produk tersebut, kehadiran berbagai jenis mikroorganisme.
4.
Tipe-tipe
emulsi dan ukuran partikel tetesan emulsi
·
Munurut farfis II (Martin .dkk, 1993 : 1144)
Emulsi terbagi menjadi 2 tipe:
o Bila fase minyak terdispersikan sebagai bola
bola keseluruhan fase kontinyu air, dikenal sebagaiSuatu emulsi minyak dalam
air (O/W).
o Bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu
emulsi dikenal sebagai produk emulsi air
dalam minyak (W/O).
o Ukuran partikel tetesan emulsi
Mikroemulsi mengandung tetesan minyak dalam air (o/w)
atau tetesan air dalam minyak (w/o) dengan diameter kira-kira 10-200 nmdan
fraksi volum dari fase terdispersi bervariasi dari 0,2-0,8.
·
DOM(Martin, 1971 : 508-509)
Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal
(fase dalam) emulsi disebut air dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak ketika
medium dispersi atau fase eksternal.Sistem yang mengandung sedikit dari 25% air
umumnya emulsi w/o. kadang-kadang, lebih kecil dari 10% air akan dipastikan
emulsi w/o.
Ukuran partikel dari
fase dispersi umumnya 0,05 µ atau lebih kecil.
·
Scoville’sThe art of compounding (Jeankins, et al., 1957; 315)
Ketika 2 larutan yang tidak saling campur, dicampurkan
terdapat dua kemungkinan produk yang dapat terbentuk tergantunga dari suatu larutan
terdispersi dalam larutan lainnya. Dalam dunia farmasi larutan yang sering
digunakan untuk membuat emulsi adalah minyak dan air, sehingga terdapat emulsi
minyak dalam air (o/w) dan air dalam minyak (w/o).
·
Pharmaceutical Technology (parrot, 1971 ; 335)
Terdapat 2 macam emulsi yang pertama emulsi
dimana minyak adalah fase terdispersi di dalam air yang kemudian disebut
sebagai emulsi minyak dalam air (o/w). yang ke dua emulsi dimana air adalah
fase terdispersinya di dalam minyak yang kemudian disebut emulsi air dalam
minyak (w/o)
Diameter droplet sangat mudah berubah tetapi
dalam emulsi farmaseutical droplet dapat digolongkan polidispersi dengan
rentang diameter kira-kira dari 0,1-0,5 mikrometer. Emulsi dapat
diklasifikasikan sebagai minyak dalam air (o/w) atau air dalam minyak (w/o),
tergantung dari kondisi fase kontinyunya baik itu air atau minyak.
Dalam praktek farmasi emulsi terdapat dua fase
sediaan air dan minyak, dan banyak dari sistem multikomponen yang mengandung
penambahan fese kristal padat dan
cairan.
5.
Pembentukan
dan pemecahan tetesan fase terdispersi
·
Martin, dkk., 1993:1146, 1157
Jika suatu cairan dipecah menjadi
partikel-partikel kecil, daerah antarmuka dari bola-bol membentuk suatu
permukaan yang luas dibandingkan dengan luas permukaan dari ciran aslinya.
Suatu derajat dispersi optimum untuk setiap
sistem tertentu ada stabilitas umumnya seperti dalam hal-hal partikel padat,
jiuka dispersi tidak merata partikel-partikel kecil akan mengganjal diantara
partikel-partikel besar sehingga kohesi bertambah kuat, da penggabungan fase
dalam bisa terjadi dengan mudah.
6.
Fenomena
kestabilan emulsi
·
Teori dan Praktek Farmasi Industri (Lachman,
1986; 1076)
kestabilan termodinamik emulsi berbeda dari kestabilan
seperti didefenisikan oleh pembuat formula atau pemakai berdasarkan pertimbangan
subjektif secara menyeluruh. kestabilan yang dapat diterima dala bentuk sediaan
farmasi tidak membutuhkan kestabilan
termodinamik. termodinamika tidak dapat meramalkan bagaimana keadaan asli
(jernih) dikembalikan secara cepat
ü
Gejala Ketidakstabilan. setelah suatu emulsi dibuat, proses yang
tergantung pada waktu dan temperatur terjadi untuk mempengaruhi pemisahannya.
selama penyimpanan ketidakstabilan emulsi dibuktikan oleh pembentukan krim,
agregasi bolak balik (flokulasi) dan/atau agragasi yang tidak dapat balik
(penggumpalan)
ü
Pembentukan Krim. dalam kenyataan, pembentukan krim meliputi gerakan
sejumlah tetesan heterodispers, dan gerakan tersebut saling mengganggu satu
sama lain dan bisa menyebabkan rusaknya tetesan. jika terjadi flokulasi kriteria
bulat hilang dan koreksi kompleks variasi2 ini harus dibuat sebelum hukum
stokes dapat digunakan secara kuantitatif ke sifat emulsi. terbukti bahwa laju
pembentukan krim merupakan suatu fungsi kuadrat dati jari2 tetesan. jadi
pertikel2 yang lembih besar mebentuk krim jauh lebih cepat dibandingkan dengan
partikel2 yg lebih kecil.
ü
Flokulasi. flokulasi dari fase terdispersi biasa berlangsung
sebelum, selama dan setelah pembentukan krim. Hal ini paling baik diuraikan
sebagai agregasi reversibel dari tetesan fade dalam, dalam bentuk kelpomok tiga dimensi.
ü
Penggumpalan.penggumpalan adalah proses bertumbuh, dimana partikel2
teremulsi bergabung membentuk partikel yang lebih besar. faktor utama yang
mencegah penggumpalan dalam emulsi terflokulasi dan tidak terflokulasi adalah
kekuatan mekanis dari pembatas antarmuka.
7.
Pengertian
emulgator
·
Pharmaceutical Technology (Parrot, 1971 ; 358)
Emulgator adalah sebuah surfaktan yang dapat
menurunkan tegangan permukaan dan membentuk film dari bulatan terdispersi .
8.
Sifat-sifat
emulgator yang digunakan
9.
Mekanisme
kerja emulgator
·
Farmasi fisik II (Martin, dkk., 1993:1147)
Terbagi atas 3 yaitu:
1. Zat-zat yang aktif pada permukaan yang
teradsorbsi pada antarmuka minyak/air membentuk lapisan monomolekuler &
mengurangi tegangan antarmuka
2. Koloida hidrofilik yang membentuk suatu
lapisan multimolekular sekitar tetesan-tetesan terdispers dari minyak dalam
suatu emulsi o/w
3. Partikel-partikel padat yang terbaggi halus,
yang diadsorbsi pada batas antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur &
membentuk suatu lapisan partikel disekitar bola-bla terdisper.
·
Bukupelajaran Teknologi Farmasi (Voight,1995:402)
Jika emulgator
dimasukkan dalam air, maka molekul-molekulnya akan berkumpul pada permukaan
cairan, dengan menunjukkan efek orientasinya. Emulgator berorientasi sedemikian
rupa, sehingga bagian hidrofilnya masuk kedalam cairan, sebaliknya bagian
hidrofob terbaik terhadap fase batasnya
(dalam kasus ini yang dimaksud adalah udara atau dinding wadah)
10.
Pembagian
emulgator
·
Buku pelajaran teknologi farmasi (Voight,
1995: 410-411)
Emulgator dapat dikelompokkan menjadi emulgator ionik,
termaksud ke dalamnya adalah emulgator anion aktif (anionik) dan kation aktif
(kationik), emulgator bukan ionik dan emulgator amfoter. Kelompok lain adalah emulgator
berbentuk serbuk dan kuasi emulgator. Yang terakhir adalah emulgator kompleks.
Emulgator dapat berasal dari alam (tumbuhan dan hewan), dan yang semakin
berkembang adalah produk parsial sintetis dan sintetis
·
Pharmaceutical Technology (Parrot, 1971; 358)
Emulgator dapat diklasifikasikan sebagai yang berasal
dari alam contohnya dari hewan, mineral dan tumbuhan. Dan sintetik contohnya
kationik, anionik dan non ionik.
11.
Metode
pembuatan emulsi
·
The art of compounding (Scovile, 1957; 328)
a. Cara metode kontinental
Metode ini juga diketahui dengan metode perbandingan
1,2,4 (4,2,1) karena dalam metode ini perbandingan dengan minyak, air dan akasia digunakan dalam penyiapan
emulsi. Sehingga 4 bagian minyak diemulsikan, 1 bagian akasia kering diambil
dan 2 bagian air ditambahkan untuk membentuk emulsi. Serbuk akasia ditempatkan
dalam mortar kemudian ditambahkan dengan minyak. Campuran homogen dibuat dengan
cara diaduk dan juga membutuhkan penambahan sejumlah air tetes demi tetes (2 ml
setiap gram akasia). Campuran ini dengan cepat mencair hingga terbentuk emulsi.
b. Metode inggris
Metode ini sama dengan metode perbandingan 1,2,4
(4,2,1) dari gum, air dan minyak yang digunakan untuk membuat emulsi. Namun
berbeda dengan prosedur kerjanya yaitu pertama-pertama dubuat mucilago dengan
cara mengencerkan gum dug air satu bagian serbuk akasia ditempatkan dalam
mortar dan diencerkan dengan 2 bagian air sehingga terbentuk mucilago. Minyak
kemudian ditambahkan sedikit dan diencerkan terus-menerus untuk mengemulsikan
setiap bagian setiap zat lain ditambahkan. Perbandingan antara gum air dan minyak
dari metode ini divariasikan oleh beberapa farmasi. Ketika ditambahkan lebih
banyak minyak, campuran menjadi lebih tebal dan dapat menyerap minyak lagi. Hal
ini dapat diperbaiki dengan menambahkan sedikit air, hingga campuran kembali
homogen. Sisa minyak kemudian ditambahkan dalam jumlah yang sedikit. Setelah
emulsi terbentuk pengenceran tetap dilanjutkan selama 1-3 menit sebelum
dilarutkan dengan air.
12.
Jelaskan
pengertian HLB beserta tabel dan cara perhitunggannya
·
Buku Pelajaran Teknologi Formulasi (Voigt,
1994;407-408)
HLB adalah harga yang harus dimiliki oeh sebuah
emulgator (atau campuran emuilgator) sehingga pertemuan antar fase lipofil
dengan air dapat mengahasilkan emulsi dengan tingkat dispersitas dan stabilitas
yang maksimal. Harga HLB memberi kemungkinan untuk mengidentifikasi tensid
menurut sifat amfifilnya dan untuk mengklasifikasikan tujuan penggunaannya yang
sesuai. Untuk sistem HLB yang mula-mula dikembangkan secara empirik, belakangan
dibuat suatu hubungan, yang memungkinkan perhitungan pendekatan harga HLB dari
masa molekul bagian hidrofob (Mo) dan masa molekul keseluruhan tensid (M)
·
DOM (martin, 1971; 528)
Sistem HLB adalah suatu cara yang ditujukan membatasi
nomor dari kekuatan agen menjadi lebih bermanfaat dalam setiap sistem
emulsi. dalam sistem HLB, pengemulsi diberi penomoran antara 1 dan 20
bergantung pada kekuatan relatif dari bagian hidrofilik dan hidrofobik molekul.
suatu pengemulsi dengan HLB lemah adalah hidrofobik alami sebaliknya suatu
pengemulsi dengan HLB tinggi adalah hidrofilik. pengemulsi dengan HLB dibawah 9
secara umum menghasilkan tipe emulsi A/M, terkadang tipe ini mempunyai nilai
diantara 9 dan 11. ketika menentukan proporsi dari dua pengemulsi yang
digunakan untuk mencapai suatu HLB spesifik, formula dibawah ini akan
menghasilkan presentasi dari tiap dua agen yuang digunakan:
% (A) =
% (B) = 100 - %(A)
·
Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Ansel,
2005;382)
suatu metode telah dipikirkan dimana zat pengemulsi
dan zat aktif permukaan dapat digolongkan susunan kimia sebagai keseimbangan
hidrofil-lipofil atau HLB. dengan metode ini tiap zat mempunyai harga HLB atau
angka yang menunjukkan polaritas dari zat tersebut. walaupun angka tersebut
dapat ditentukan sampau kira-kira 40, kisaran lazimnya antara 1 dan 20.
bahan-bahan yang sangat polar atau hidrofilik angkanya lebih besar daripada
bahan-bahan yang kurang polar dan lebih lipofilik. umumnya zat aktif permukaan
itu mempunyai harga HLB yang ditetapkan antara 3 sampai 6 dan menghasilkan
emulsi A/M. sedangkan zat-zat yang
mempunyai harga HLB antara 8 sampai 18 menghasilkan emulsi M/A.
aktivitas
|
HLB
|
antibusa
|
1 sampai 3
|
pengemulsi (A/M)
|
3 sampai 6
|
zat pembasah
|
7sampai 9
|
pengemulsi (A/M)
|
8 sampai 18
|
pelarut
|
15 sampai 20
|
deterjen
|
13 sampai 15
|
·
Farfis II (Martin, 1993;1151)
tipe emulsi yang dihasilkan, o/w atau w/o, terutama
bergantung pada sifat pengemulsi. karakteristik ini dikenal sebagai
keseimbangan hidofil-lipofil (Hydrophile-lipophile-balance), yakni sifat polar
non-polar dari pengemulsi . umumnya, emulsi o/w terbentuk jika HLB dari
pengemulsi berkisar antara 9-12 dan terbentuk emulsi w/o jika jaraknya berkisar
antara 3-6. suatu pengemulsi dengan suatu HLB tinggi, seperti campuran Tween 20
dan Span 20, akan membentuk suatu emulsi o/w. sebaliknya Span 60 sendiri, mempunyai
HLB 4.7 cenderung membentuk emulsi w/o. jadi zat pengemulsi dengan harga HLB
tinggi lebih suka larut dalam air dan menghasilkan terbentuknya suatu emulsi
o/w. keadaan sebaliknya terjadi dengan surfaktan yang memiliki HLB rendah, yang
cenderung membentuk emulsi w/o.
·
Pharmaceutical Technology (Parrot, 1971;338)
lapisan antarmuka yang efektif secara umum tidak
dibentuk oleh sati agen pengemulsi, tetapi mereka tersusun dari beberapa agen
pengemulsi yang berbeda secara nyata dalam perbandingan gugus polar kegugus
nonpolar. emulsi o/w lebih stabil dibentuk ketika terdapat dua agen pengemulsi,
yang mana salah satunya memiliki HLB tinggi dan yang lain memiliki HLB rendah.
HLB dari sebuah campuran agen pengemulsi adalah jumlah dari produk HLB individu
dan fraksi total campuran. Nilai HLB
yang daiperlukan untuk membentuk emulsi w/o yang stabil dari minyak mineral
adalah 5. pasangan dari agen pengemulsi dapat digunakan untuk menyiapkan emulsi
o/w. Nilai HLB yang diperlukan untuk membentuk emulsi o/w yang stabil dari
minyak mineral adalah 12.
Daftar pustaka
Ansel,
H.C., 1989, Pengantar Bentuk sediaan farmasi, UI-press, Jakarta.
Dirjen
POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Dirjen
POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Jenkins,
G.L., Don, E.F., edward, A.B., Gleen,
J.S., 1957, Scoville’s The Art Of Compounding,
McGraw-Hill Book Company, London.
Lachman,
L., Herbert, A.L., Joseph, K.N., 1994, Teori dasn Praktik FarmasiIdustri 2.,
UI-press. Jakarta.
Martin,
A., James, S., ArthurC., 1993, Farmasi Fisik II, UI-press, jakarta.
Martin,
E.W., 1971, Dispending Of Medication, Mack Publishing company, Pennsylvania.
Parrot,
E.L, 1971, Pharmaceutical Technology, Burgess Publishing, USA.
Swarbrick,
2007, Encyclopedia of pharmaceutical technology Third Edition VOLUME 1,
Voight,
R.,1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM-press. Yogyakarta.
terimakasih sangat membantu ^_^
BalasHapusTerimakasih kak Artikel Emulsi nya sangat membantu dan mudah dipahami
BalasHapusEmulsi adalah suatu system heterogen yang terdiri dari sebuah fase cair yang tidak tercampur yang terdispersi dalam face cair lainnya