Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Kamis, 30 Januari 2014

Parameter Farmakokinetika

Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model yang berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh atau metabolitnya dalam darah, urin atau cairan hayati lainya. Parameter farmakokinetik suatu obat ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran dan mempelajari suatu kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi didalam tubuh.
Pada hakekatnya parameter farmakokinetik ada 3 jenis yaitu : parameter primer, sekunder dan turunan. Parameter farmakokinetik primer adalah parameter yang harganya dipengaruhi oleh perubahan salah satu atau lebih perubahan fisiologis yang terkait. Termasuk parameter tersebut adalah ka (konstanta kecepatan absorbsi), Fa (Fraksi obat terabsorbsi), Vd (volume distribusi),
ClT(klirens obat), ClH (kliren hepatik) dan ClR (kliren renal). Parameter farmakokinetik sekunder adalah parameter farmakokinetik yang harganya tergantung pada harga parameter farmakokinetik primer. Perubahan harga suatu parameter farmakokinetik sekunder di sebabkan berubahnya harga parameter farmakokinetik primer tertentu sebagai cerminan adalah pergeseran nilai suatu ubahan fisiologi. Contoh parameter farmakokinetik sekunder adalah t1/2el (waktu
paruh eliminasi), Kel (Konstanta kecepatan eliminasi) dan Fe (fraksi obat yang tereksresi). Parameter farmakokinetik turunan harganya semata-mata tidak tergantung dari harga parameter farmakokinetik primer tapi juga tergantung dari dosis atau kecepatan pemberian obat terkait
Besarnya harga bioavailabilitas suatu obat yang digunakan secara oral digambarkan oleh AUC kadar obat dalam plasma dalam waktu, dari obat oral tersebut dibandingkan dengan AUC nya secara iv. Ini disebut bioavaibilitas oral. Volume Distribusi (Vd). Parameter ini didefinisikan sebagai hasil bagi dari jumlah obat dalam tubuh dan konsentrasinya dalam plasma.

1. Parameter farmakokinetik primer
 a. Tetapan kecepatan absorbsi (Ka)
            Tetapan kecepatan absorpsi menggambarkan kecepatan absorpsi, yaitu masuknya obat ke alam sirkulasi sistemik dari absorpsinya (saluran cerna pada pemberian oral, jaringan otot pada pemberian intramuskuler, dsb). Nilai ini merupakan resultante dari kecepatan disolusi obat dari bentuk sediaannya dari pelarutannya dalam lingkungan tempat absorpsi, proses absorpsi itu sendiri, dan proses lebih jauh yang mungkin telah berlangsung, yakni distribusi dan eliminasi. Bila terjadi hambatan dalam proses absorpsi, akan didapatkan nilai Ka yang lebih kecil. Satuan dari parameter ini adalah fraksi persatuan waktu (jam-1 atau menit-1). Selain Ka, gambaran kecepatan disolusi juga bisa diperoleh dari nilai Tlag (lag-time), yakni tenggang waktu antara saa
t pemberian obat dengan munculnya kadar obat di sirkulasi sistemik (darah/serum/plasma). Satuan untuk Tlag adalah jam atau menit.

b. Cl (Klirens)
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan oleh seluruh tubuh dari obat per satuan waktu. Klirens merupakan bilangan konstan pada kadar obat apabila ditentukan dengan menggunakan kinetika orde kesatu. Bersihan total merupakan hasil penjumlahan bersihan berbagai organ dan jaringan tubuh, terutama ginjal dan hepar.

2. Parameter skunder
a.waktu paruh eliminasi (t1/2)
Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat di dalam tubuh menjadi seperdua selama eliminasi (atau selama infus yang konstan) (Katzung, 2001). Waktu-paruh eliminasi untuk setiap obat adalah waktu yang diperlukan untuk penurunan konsentrasi obat tersebut dalam darah atau plasma hingga separuh dari nilai maksimumnya. Pengetahuan tentang waktu-paruh obat sangat penting dalam penyusunan rencana pemberian obat. Obat-obat diberikan kurang-lebih dengan waktu-paruh. Bila pemberian obat menyimpang terlalu banyak dari ketentuan ini, fluktuasi konsentrasinya dalam plasma akan menimbulkan kegagalan terapi dan/atau toksisitas.

b. Tetapan kecepatan eliminasi ( Kel )
Kecepatan eliminasi adalah fraksi obat yang ada pada suatu waktu yang akan tereliminasi dalam satu satuan waktu. Tetapan kecepatan eliminasi menunjukkan laju penurunan kadar obat setelah proses kinetik mencapai keseimbangan (Neal, 2006).

3. Parameter Turunan
a. Waktu mencapai kadar puncak ( tmak )
Nilai ini menunjukkan kapan kadar obat dalam sirkulasi sistemik mencapai puncak.

b. Kadar puncak (Cp mak)
Kadar puncak adalah kadar tertinggi yang terukur dalam darah atau serum atau plasma. Nilai ini merupakan hasil dari proses absorbsi, distribusi dan eliminasi dengan pengertian bahwa pada saat kadar mencapai puncak proses-proses tersebut berada dalam keadaan seimbang.

c. Luas daerah di bawah kurva kadar obat dalam sirkulasi sistemik vs waktu (AUC)

Nilai ini menggambarkan derajad absorbsi, yakni berapa banyak obat diabsorbsi dari sejumlah dosis yang diberikan. Area dibawah kurva konsentrasi obat-waktu (AUC) berguna sebagai ukuran dari jumlah total obat yang utuh tidak berubah yang mencapai sirkulasi sistemik (Shargel dan Yu, 2005).

4 komentar: