ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM
A.
Tujuan Percobaan
Setelah
melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengisolasi alkaloid dalam tanaman lada hitam dengan metode
soxlet
2. Mengatahui jenis alkaloid apa yang terkandung dalam tanaman
lada hitam
B.
Landasan Teori
Salah
satu sifat alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode pemurnian
dan pencirian umumnya mengandalkan sifat fisiknya, dan pendekatan khusus harus
dikembangkan untuk beberapa alkaloid yang tidak bersifat basa. Alkaloid
biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang
diasamkan dengan melarutkan alkaloid sebagai garam atau bahan tumbuhan dapat
dibasakan dengan natrium bikarbonat dan sebagainya. Basa bebas diekstraksi
dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk
ekstraksi sinambung dan pemekatan khususnya berguna untuk alkaloid yang tidak
tahan panas. Pelarut atau pereaksi yang telah sering dipakai seperti kloroform,
aseton, amonia dan metilena klorida dalam kasus tertentu harus dihindari.
Beberapa alkaloid yang dapat menguap dapat dimurnikan dengan cara penyulingan
uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan
mengandung alkaloid dapat dibasakan lalu alkaloid diekstraksi dengan pelarut
organik sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut tertinggal dalam air
(Underwood, 1981).
Pada
waktu yang lampau sebagian besar sumber alkaloid adalah pada tanaman berbunga,
angiospermae. Pada tahun-tahun berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid
terdapat pada hewan, serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman
rendah. Beberapa contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi
muskopiridin dari sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada; turunan
Pirrol, feromon seks serangga; saksitosin, neurotoksik konstituen dari
Gonyaulax catenella; pirosiamin dari bakterium Pseudomonas aeruginosa; khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea; dan likopodin dari
genus lumut Lycopodium (Sastrohamodjojo, 1996).
Lada
mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid
piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa
pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat
merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas,
menghangatkan dan melancarkan peredaran darah (Septiatin, 2008).
Tumbuhan lada (piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak
atau perdu dan sering kali memanjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada
dikenal dengan dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica, dan
sakang. Dari perlakuan terhadap buah lada dapat diperoleh lada putih atau lada
hitam. Piperin (1-piperilpiperidin) C17H19O3N
merupakan alkaloid dengan inti piperidin. Piperin berbentuk kristal berwarna
kuning. Piperin dapat mengalami foto-isomerisasi oleh sinar membentuk isomer
isochavisin (trans-cis), isopiperin (cis-trans), chavisin (cis-cis), dan
piperin (trans-trans) (Anwar, 1994).
Metode yang digunakan untuk
mengisolasi piperin dari lada hitam tersebut adalah ekstraksi soxhlet yang
merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan
menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang
berbeda dari komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut ini
didasarkan atas beberapa factor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak
saling campur, reaktivitas, titik didih, dan criteria lainnya (Bernasconi,
1995).
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang
digunakan pada percobaan ini yaitu :
·
Satu set alat soxhlet
·
Corong
·
Statif dan klem
·
Batu didih
·
Labu alas bulat
·
Elektromantel
2. Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan pada percobaan ini yaitu :
· Lada hitam
· Etanol
· 10 % koh-etanol
· Kertas saring
· Aluminium foil
· Air
D.
Prosedur Kerja
E.
Hasil Pengamatan
No.
|
Variabel yang Diamati
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
|
Massa
lada hitam
Mengekstraksi
selama 3 jam menggunakan pelarut etanol absolute (mensoxhletasi)
Disoxhletasi
Hasil Soxhletasi
Mengevaporasi
Hasil
evaporasi (residu) + (5 g KOH + etanol 50 mL)
Menyaring
Mendinginkan
filtrate dalam air es
|
± 90
gr
Larutan berwarna hijau
bening
Larutan coklat bening
Filtrat
Larutan hijau
kehitam-hitaman + Kristal
Padatan berwarna cokelat
|
F. Pembahasan
Pada umumnya sebelum suatu senyawa dapat diidentifikasi dan diukur
kadarnya perlu dilakukan pemisahan. Dalam analisis kimia terdapat beberapa
tehnik pemisahan kimia yang digunakan baik itu ditujukan untuk isolasi,
pemurnian zat ataupun untuk menghilangkan interferensi dari suatu zat. Salah
satu tehnik pemisahan yang paling sering digunakan adalah ekstraksi. Ekstraksi
adalah salah satu metode pemisahan kimia ntuk memisahkan atau menarik suatu
komponen-komponen kimia yang berada dalam suatu sampel dengan menggunakan
pelarut. Ekstraksi didasarkan pada perbedaan sifat kelarutan suatu senyawa
organik di dalam suatu cairan pelarut yang tidak saling bercampur. Senyawa yang
berada dalam bentuk ion (bersifat polar) umumnya dapat larut dalam air,
sementara senyawa organik yang bersifat non polar umumnya tidak dapat larut
alam pelarut air atau pelarut polar. Sifat ini dikenal dengan istilah “like dissolve like” sehinggga suatu zat
atau senyawa dalam campurannya dapat dialarutkan dalam kombinasi pelarut yang
tidak saling bercampur. Jenis-jenis ekstraksi terbagi dua yaitu ekstraksi
dingin atau maserasi dan ekstraksi panas misalnya dengan ekstraksi soxhlet.
Perbedaan dari kedua jenis ekstraksi ini adalah terletak pada tehniknya saja
dimana untuk ekstraksi dingin tidak menggunakan proses pemanasan pada sampel
melainkan dengan cara merendam sampel dalam pelarut. Sedangkan ekstraksi panas
dilakukan dengan pemanasan.
Pada percobaan ini akan dilakukan isolasi
piperin dari lada hitam dengan menggunakan ekstraksi soxlet. Soxhletasi merupakan metode ekstraksi yang memanfaatkan pemanasan untuk destilasi
pelurut sehingga terjadi sirkulasi pelarut melalui serbuk simplisia. Metode ini
efisiensi dalam pemanfaatan pelarut tetapi berisiko pembentukan artefak akibat
penggunaaan panas.
Sebelum
melakukan soxhletasi, dilakukan tahap preparasi atau persiapan, yaitu
membungkus sampel serbuk lada hitam yang digunakan dengan kertas saring
sedemikian rupa sehingga berbentuk lonjong. Lalu diikat dengan benang agar
serbuk tidak pecah atau keluar dari kertas saring pada saat proses ekstraksi
berlangsung. Kertas saring digunakan sebagai pembungkus karena kertas saring
mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang dapat mempermudah pelarut untuk
menyerap piperin yang terkandung di dalam sampel. Proses soxhletasi pada
percobaan ini, menggunakan pelarut etanol. Pelarut etanol digunakan untuk
melarutkan zat yang diinginkan dari dalam lada hitam. Etanol digunakan karena
baik piperin maupun etanol memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar
sehingga etanol mampu melarutkan piperin sesuai dengan prinsip “like dissolve like”. Dari literature
diperoleh bahwa piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam
alcohol yaitu etanol, dimana antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk
ikatan hidrogen.
Gambar ikatan
hydrogen antara piperin dan etanol adalah sebagai berikut:
Selanjutnya memasukkan kertas saring yang sudah berisi
serbuk lada hitam ke dalam alat soxhlet, kemudian memasukkan etanol absolute ke
dalam labu bundar dan merangkai alat soxhlet serta melakukan proses ekstraksi
selama beberapa jam (± 3 jam). Pada saat proses ekstraksi juga digunakan batu
didih pada labu pelarut yang bertujuan untuk menjaga tekanan dan suhu larutan
supaya tetap stabil dan tidak terjadi letupan selama proses ekstraksi
berlangsung.
Proses yang terjadi
selama soxhletasi adalah pelarut etanol dipanaskan dalam labu bundar sehingga
menguap dan didinginkan menggunakan kondensor, sehingga jatuh berupa cairan ke
sample (lada hitam) untuk melarutkan zat aktif di dalam sampel lada hitam dan
jika cairan pelarut telah mencapai permukaan sifon maka seluruh cairan pelarut
etanol yang membawa solute telah mencapai permukaan sifon akan keluar melalui
pipa kecil menuju labu bundar datar dan proses ini terjadi secara terus menerus
atau continue sehingga terjadi proses soxhletasi. Dari proses soxhletasi
dihasilkan ekstrak lada hitam berwarna coklat bening.
Hasil tadi kemudian dievaporasi
yang bertujuan untuk memisahkan hasil ekstrak dengan pelarutnya, yakni etanol.
Dalam evaporator akan terjadi pemisahan ekstrak dari pelarutnya (etanol) dengan
prinsip pemanasan yang dipercepat oleh putaran labu bundar, pelarut dapat
menguap 5-10oC di bawah titik didih pelarutnya disebabkan adanya
perubahan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan pelarut etanol akan
menguap naik ke kondersor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul
cairan pelarut etanol murni yang ditampung dalam labu bundar sebagai penampung
pelarut. Sehingga diperoleh ekstrak larutan coklat pekat dengan krital jarum.
Selanjutnya, ekstrak yang pekat
tadi ditambahkan dengan larutan KOH dalam etanol dan diperoleh larutan berwarna
cokelat kehijau-hijauan. Penambahan larutan KOH dalam etanol bertujuan untuk
memperoleh piperin dari ekstrak pekat tersebut, dimana di dalam ekstrak
tersebut terdapat komponen lain ketika ditambahkan KOH-etanol yang menyebabkan
piperin yang ada dalam ekstrak tersebut bereaksi menjadi garam asam piperat dan
dengan penambahan KOH-etanol dapat mengeliminasi senyawa lainnya, karena dalam
ekstak tersebut masih ada zat pengotor. Masih terdapatnya zat pengotor ini
disebabkan senyawa piperin, merupakan senyawa alkaloid golongan amida yang
dapat mengalami reaksi hidrolisis baik dalam suasana asam maupun basa. Jadi
penambahan larutan KOH-etanol ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa piperin
dalam bentuk garamnya, karena berdasarkan literature dinyatakan bahwa senyawa
golongan alkaloid sering kali diisolasi dalam bentuk garamnya yaitu garam asam
piperat.
Lalu filtrate yang ada disaring.
Proses penyaringan bertujuan agar filtrate dapat terpisah dari zat-zat
pengotornya. Kemudian filtrate didiamkan dalam larutan es selama satu malam
agar terjadi pembentukan Kristal piperin yang sempurna. Hasil yang terbentuk
tersebut disaring dengan corong Buchner sehingga dapat dihasilkan kristal yang
sudah terpisah dari filtratnya.
Kristal yang diperoleh direkristalisasi
menggunakan etanol, rekristalisasi ini didasarkan pada prinsip perbedaan dalam
kelarutan pada suatu pelarut tertentu dan suhu tertentu. Pada suhu kamar,
senyawa piperin dalam bentuk kristalnya yang memang bersifat polar akan dapat
melarut dalam etanol yang juga bersifat polar. Ketika ditambahkan etanol
sebagai pelarut, maka piperin yang ada akan melarut dalam filtratnya, sedangkan
zat pengotor seperti piperin yang bersifat nonpolar atau kurang polar tidak
larut dalam etanol akan tertinggal di dalam residunya.
Selanjutnya, Kristal yang diperoleh
tadi ditimbang dan ditentukan titik lelehnya. Namun dalam praktikum ini tidak
dilakukan penentuan titik leleh karena sesuatu dan lain hal.
Dilihat dari warna Kristal yang
dihasilkan, yaitu berwarna cokelat, agak berbeda dengan literature yang
menyatakan bahwa Kristal piperin merupakan kristal berwarna kuning. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Kristal yang diperoleh di percobaan masih belum murni.
Berdasarkan literature,
titik leleh piperin adalah 127-129,5oC, dalam percobaan kemungkinan
akan diperoleh titik didih yang lebih rendah karena piperin yang dihasilkan
masih belum murni.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa isolasi piperin dari
lada hitam pada percobaan ini menggunakan proses ekstraksi soxhletasi dengan
pelarut etanol karena piperin dan etanol sama-sama bersifat polar.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C.,
1994, Pengantar Praktikum Kimia Organik,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Bernasconi.
1995. Teknik Kimia II. Pradya
Paramitha. Jakarta.
Sastrohamidjojo,Hardjono. 1996. Sumber Bahan Alam. UGM press. Yogyakarta.
Septiatin,
Eatin. 2008. Apotek Hidup dari
Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman Liar. CV.YRAMA WIDYA. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar