Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Kamis, 30 Januari 2014

Sirup

Bentuk sediaan sirup, telah dikenal sebagai bentuk sediaan obat sejak masa Arab kuno yang dikenalkan oleh Avicenna (Ali Ibnu Sina) ahli farmasi berkebangsaan Arab. Nama “sirup”, diduga berasal dari kata “sirab” (bahasa Arab) yang artinya adalah sari pati gula. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau penambahan bahan pewangi dan bahan obat. Sirup obat adalah sirup yang mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa zat tambahan lain, dimaksudkan untuk digunakan dalam pengobatan. Sirup obat merupakan pelengkap sediaan yang serasi untuk dijadikan larutan persediaan bagi obat tertentu yang digunakan dalam pembuatan obat yang mendadak.
Sirup umumnya dibuat dengan jalan melarutkan gula dalam cairan sirup panas, jika perlu dididihkan, kemudian tambahkan air mendidih secukupnya hingga bobot yang dikehendaki. Busa yang terbentuk dibuang dengan cara yang sesuai, kemudian ditapis. Cairan sirup adalah cairan yang digunakan untuk melarutkan gula, dapat berupa sari buah, sari buah buatan, ekstrak cair atau inpus.
Dalam obat yang berbentuk sirup, konsentrasi gula berkisar antara 64-66%. Jika konsentrasi gula pada obat sirup kurang dari angka itu, maka obat itu akan mudah ditumbuhi oleh mikroba. Sedangkan bila konsentrasi lebih dari 66%, maka obat tersebut akan berbentuk Kristal.
Komponen-komponen yang menyusun sirup, selain dari zat aktif obat juga mengandung zat-zat tambahan yaitu sebagai berikut:
1.      Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk member rasa manis dan kental
2.      Pengawet anti mikroba
3.      Pengaroma
4.      Pewarna
5.      Pelarut-pelarut khusus
6.      Pembantu pelarut
7.      Pengental Stabilisator
8.      Zat antioksidan, untuk mencegah terjadinya proses oksidasi yang cepat pada obat bentuk sirup.

Keuntungan dari bentuk sediaan sirup, yitu :
1.      Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, Parkinson, anak-anak)
2.      Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak-anak karena rasanya lebih enak dan warna lebih menarik.
3.      Sesuai untuk yang bersifat sangat higroskopis, deliquescent.
Kerugian dari bentuk sediaan sirup, yaitu ;
1.      Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup
2.      Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien. Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien.
3.      Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit (sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).
4.      Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol, suspense stabilitasnya lebih rendah tergaantung ormulasi dan suspending egent yang digunakan.
5.      Tidak bias untuk bahan obat yang berbentuk minyak(oily, biasanya dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying agent yang digunakan)
6.      Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan hanya beberapa hari).

7.      Harga relative mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar