ANALGETIKA
ANTIRADANG (NSAIDS)
NSAID
berkhasiat analgetik, antipiretis serta antiradang.
Penggolongan
secara kimiawi, obat-obat ini biasanya dibagi dalam beberapa kelompok yaitu :
A.
Salisilat : asetosal, benorilat, diflunisal
B.
Asetat : diklorofenac, sulindac, indometasin,
C.
Propionat : ibupropen, ketopropen, naproksen, tiaprofenat, flurbiprofen
D.
Oxicam : piroxicam, tenoxicam, dan meloxicam
E.
Pirazolon : fenilbutazon, azapropazon
F.
Lainnya : mefenamat, nabumeton, benzidamid, bufexamac.
Aspek Farmakologis dan Toksikologis
Metabolisme Obat
1.
ASPIRIN
Aspirin/asam asetil salisilat/asetosal merupakan obat
hepatotoksik (obat yang dapat menyebabkan kelainan pada hepar dan tergantung pada
besarnya dosis (Predictable). Gejala hepatotoksik timbul bila kadar salisilat
serum lebih dari 25 mg/dl (dosis : 3 – 5 g/hari). Keadaan ini nampaknya sangat
erat hubungannya dengan kadar albumin darah, karena bentuk salisilat yang bebas
inilah dapat merusak hepar.
Pemilihan obat pada anak terbatas pada NSAID yang sudah
diuji penggunaannya pada anak, yaitu: aspirin, naproksen atau tolmetin, kecuali
pemberian aspirin pada kemungkinan terjadinya Reye’s Syndrome, aspirin untuk
menurunkan panas dapat diganti dengan asetaminofen, nimesulide, seperti halnya
NSAID lain, tidak dianjurkan untuk anak dibawah 12 tahun karena aspirin
bersifat iritatif terhadap lambung sehingga meningkatkan risiko ulkus (luka)
lambung, perdarahan, hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang di
dinding lambung), serta menghambat aktivitas trombosit (berfungsi dalam
pembekuan darah) sehingga dapat memicu resiko perdarahan).
MEKANISME KERJA ASPIRIN
®
Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic
endoperoxides.
®
Menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga
akhirnya menghambat agregasi trombosit.
®
Menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut secara permanen.
Penghambatan inilah yang mempakan cara kerja aspirin dalam pencegahan stroke
dan TIA (Transient Ischemic Attack).
® Pada endotel pembuluh darah, menghambat pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.
® Pada endotel pembuluh darah, menghambat pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.
FARMAKOKINETIKA
Mula kerja : 20 menit -2 jam.
Mula kerja : 20 menit -2 jam.
Kadar puncak dalam plasma: kadar salisilat dalam plasma tidak
berbanding lurus dengan besamya dosis.
Waktu paruh : asam asetil salisilat 15-20 rnenit
; asarn salisilat 2-20 jam tergantung besar dosis yang diberikan.
Bioavailabilitas : tergantung pada dosis, bentuk,
waktu pengosongan lambung, pH lambung, obat antasida dan ukuran partikelnya.
Metabolisme : sebagian dihidrolisa rnenjadi asarn
salisilat selarna absorbsi dan didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan
tubuh dengan kadar tertinggi pada plasma, hati, korteks ginjal, jantung dan
paru-paru.
Ekskresi : dieliminasi oleh ginjal dalam
bentuk asam salisilat dan oksidasi serta konyugasi metabolitnya.
FARMAKODINAMIK
Adanya makanan dalam lambung memperlambat absorbsinya pemberian bersama antasida dapat mengurangi iritasi lambung tetapi meningkatkan kelarutan dan absorbsinya. Sekitar 70-90% asam salisilat bentuk aktif terikat pada protein plasma.
FARMAKODINAMIK
Adanya makanan dalam lambung memperlambat absorbsinya pemberian bersama antasida dapat mengurangi iritasi lambung tetapi meningkatkan kelarutan dan absorbsinya. Sekitar 70-90% asam salisilat bentuk aktif terikat pada protein plasma.
EFEK TERAPEUTIK
Menurunkan
resiko TIA atau stroke berulang pada penderita yang pernah menderita iskemi
otak yang diakibatkan embolus. Menurunkan resiko menderita stroke pada
penderita resiko tinggi seperti pada penderita tibrilasi atrium non valvular
yang tidak bisa diberikan anti koagulan.
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap salisilat, asma bronkial, hay fever, polip hidung, anemi berat, riwayat gangguan pembekuan darah.
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap salisilat, asma bronkial, hay fever, polip hidung, anemi berat, riwayat gangguan pembekuan darah.
INTERAKSI OBAT
Obat
anti koagulan, heparin, insulin, natrium bikarbonat, alkohol clan, angiotensin
converting enzymes.
EFEK SAMPING
EFEK SAMPING
Nyeri
epigastrium, mual, muntah , perdarahan lambung.
EFEK TOKSIK
Tidak
dianjurkan dipakai untuk pengobatan stroke pada anak di bawah usia 12 tahun
karena resiko terjadinya sindrom Reye. Pada orang tua harus hati- hati karena
lebih sering menimbulkan efek samping kardiovaskular. Obat ini tidak dianjurkan
pada trimester terakhir kehamilan karena dapat menyebabkan gangguan pada janin
atau menimbulkan komplikasi pada saat partus. Tidak dianjurkan pula pada wanita
menyusui karena disekresi melalui air susu.
DOSIS
FDA merekomendasikan dosis: oral 1300 mg/hari dibagi 2 atau 4 kali pemberian. Sebagai anti trombosit dosis 325 mg/hari cukup efektif dan efek sampingnya lebih sedikit.
FDA merekomendasikan dosis: oral 1300 mg/hari dibagi 2 atau 4 kali pemberian. Sebagai anti trombosit dosis 325 mg/hari cukup efektif dan efek sampingnya lebih sedikit.
UPAYA MENGHINDARI DAMPAK NEGATIF
1.
Hindari pemakaian obat gabungan (polifarmasi), kecuali jika memang kondisi
penyakit yang diobati memerlukan gabungan obat dan pengobatan gabungan tersebut
sudah diterima dan terbukti secara ilmiah manfaatnya.
2.
Kenali sebanyak mungkin kemungkinan interaksi yang timbul pada obat-obat yang
sering diberikan bersamaan dalam praktek polifarmasi.
3.
Jika ada interaksi, perlu dilakukan tindakan-tindakan, misal pengurangan dosis
atau mengganti obat lain yang memiliki efek terapetik yang sama tapi tidak
menimbulkan interaksi yang merugikan.
4. Evaluasi efek sesudah pemberian obat-obat secara bersamaan untuk menilai ada tidaknya efek samping/toksik dari salah satu atau kedua obat
4. Evaluasi efek sesudah pemberian obat-obat secara bersamaan untuk menilai ada tidaknya efek samping/toksik dari salah satu atau kedua obat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar