Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 27 Januari 2014

Tugas Pendahuluan CPOB 2

4. Pengertian Nomor Batch dan Nomor Registrasi!
Jawab:
(Badan POM, 2006)
v Batch atau bets adalah Sejumlah obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu.
Nomor Batch atau bets (lot) adalah Penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan bets tersebut, termasuk seluruh tahap produksi, pengawasan dan distribusi (Badan POM, 2006).
v Registrasi (izin edar) adalah Dokumen legal yang diterbitkan oleh Badan POM yang menetapkan komposisi dan formulasi rinci dari suatu produk serta spesifikasi farmakope atau spesifikasi lain yang diakui dari bahan-bahan yang digunakan dalam produk akhir, termasuk rincian pengemasan dan penandaan serta masa simpan dari produk tersebut.
Dapus:
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (Guidelines on Good Manufacturing Practices). Penerbit BPOM: Jakarta.

Menurut Permenkes RI No. 922/MENKES/PER/X/1995 tentang pendaftaran obat jadi impor.
a)    Nomor registrasi obat
·      Digit 1                
D  : Nama dagang
E  : Nama generik
·      Digit 2
K  : Golongan obat keras
T   : Golongan obat bebas terbatas
B  : Golongan obat bebas
N  : Golongan obat narkotika
P   : Golongan obat psikotropika      
·      Digit 3
I   : Obat jadi impor
L  : Obat jadi produksi lokal
X  : Obat jadi penggunaan khusus
E  : Obat jadi untuk ekspor
·      Digit 4-5, membedakan periode pendaftaran jadi
72 : disetujui pada tahun 1972-1974
73 : disetujui pada tahun 1973-1976, dst
·      Digit 6-8, menunjukkan nomor untuk pabrik. Jumlah pabrik yang ada antara 100-1000
·      Digit 9-11, menunjukkan nomor urut obat jadi yang sudah disetujui oleh masing-masing pabrik  


·      Digit 12-13, menunjukkan kekuatan sediaan jadi. Macam-macam sediaan yang ada:
12 : tablet hisap             32 : salep                  01 : kapsul
37 : sirup                       24 : bedak                46 : collirya
62 : inhalasi                   29 : krim                   36 : drops
33 : suspensi                  10 : tablet
·      Digit 14, menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi
A  : kekuatan obat yang pertama disetujui
B  : kekuatan obat yang kedua disetujui
C  : kekuatan obat yang ketiga disetujui
·      Digit 15, menunjukkan kemasan yang berbeda untuk tiap nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat jadi
b)   Nomor batch
·      Produksi Ruahan
Digit 1     : Untuk produk 1 tahun → 1990: 0 & 1991: 1
Digit 2&3      : Kode produk dari produk ruahan
01      : kloramfenikol salep mata
02      : sulfasetamid salep mata
Digit 4-6  : Urutan produk (001,002, …, dan kembali lagi 001)
·      Produk jadi
2-6 digit untuk produk ruahan didepan digit 1/tahun pengemasan
A  : 1990
B  : 1991

5. Jenis-jenis sediaan steril
(parrot,1971 hal 283, 290) jenis-jenis sediaan steril antara lain :
·      Injeksi, merupakan sediaan steril yang dapat menembus satu atau lebih lapisan kulit.  Injeksi obat mempunyai beberapa keuntungan daripada pemberian secara oral. Rute pemberian ini penting ketika saluran gastrointestinal (pencernaan) tidak dapat berfungsi karena perawatan atau ketiadaan stabilitas dari obat seperti insulin dan penisilin G. Respon farmakologi dari injeksi yaitu lebih cepat dan lebih  efektif daripada pemberian obat secara oral.
·      Larutan optalmik (collyria) merupakan obat yang diteteskan ke dalam  mata harus diformulasi dan disiapkan dengan pertimbangan yang diberikan untuk tonisitas, pH, stabilitas, viskositas, dan sterilisasi. Sterilisasi ini diinginkan karena kornea dan jaringan bening ruang anterior adalah media yang bagus untuk mikroorganisme dan masuknya larutan mata terkontaminasi ke dalam mata yang trauma karena kecelakaan atau pembedahan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
RPS hal. 1545, 1581
·         Parenteral merupakan rute pemberian obat dengan suntikan dibawah atau melalui satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa.
·         larutan optalmik merupakan sediaan steril yang bebas dari partikel asing, komposisinya sesuai dan sediaan yang diteteskan pada mata. Sediaan opthalmik meliputi larutan, suspense, salep, dan sediaan padat. Larutan dan suspensi. Larutan dan suspensi sebagian besar mengandung air, salep mata biasanya mengandung basis minyak mineral petrolatum putih.
Sediaan farmasi steril,2009 hal 3
·         pada farmakope Indonesia edisi IV, sediaan farmasi steril untuk penggunaan parenteral digolongkan menjadi 5 jenis yang berbeda :
1. obat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk injeksi, ditandai dengan nama injeksi….
2. sediaan padat kering atau cairan pekat tidak mengandung dapar, pengencer, atau bahan tambahan lain, dan larutan yang diperoleh setelah penambahan pelarut yang sesuai dan memenuhi persyaratan injeksi ditandai dengan nama bentuknya ….steril
3. sediaan seperti tertera pada poin nomor 2, tetapi mengandung satu atau lebih dapar, pengencer, atau bahan tambahan lain, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya ……untuk injeksi
4. sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau ke dalam saluran spinal ditandai dengan nama suspensi ……steril
5. sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang memenuhi persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai, ditandai dengan nama ……steril untuk suspensi


NOMOR 6
scovville, jenkins dkk, 1957 (hal 152 & 154)
§  sebuah sistem dengan larutan lebih lemah disebut hipotonis sehubungan dengan larutan lebih kuat dan cairan dengan konsentrasi lebih (tinggi) disebut hipertonis dalam perbandingannya satu sama lain. beberapa larutan dikatakan isotonis ialah larutan yang mempunyai tonisitas yang sama.
§  di samping itu, bila larutan hipotonis digunakan dalam kontak dengan sel, air akan digambarkan masuk ke dalam sel karena adanya perbedaan tekanan osmosis larutan pada masing-masing sisi membran plasma. sebaliknya jika larutan hipertonis digunakan, air akan dikeluarkan dari sel dan sel menjadi berkerut dan kusut (krenulasi) dan tidak mampu berfungsi normal saat kondisi seperti itu.
§  larutan hipotonis akan memberikan rasa sakit, kemungkinan sel dapat over ekspansi dan pecah (hemolisis) sehingga menimbulkan kerusakan permanen. sedangkan larutan hipertonis menghasilkan rasa sakit namun kerusakan tidak permanen sebagaimana sel kembali ke keadaan normal sesegera sebab larutan hipertonis dicairkan dengan cairan tubuh.
Martin et al, 1990 Farfis I hal. 481-482
Larutan yang isotonis tidak akan menyebabkan suatu jaringan membengkak atau berkontraksi bila mereka berkontrak dan juga tidak menyebabkan rasa tidak enak bila diteteskan ke mata, saluran hidunga, darah atau jaringan tubuh lainnya. Larutan dapat dikatakan mempunyai konsentrasi garam yang sama dan tekanan osmotic yang sama dengan konsentrasi garam yang sama dan tekanan osmotic yang sama dengan konsentrasi  garam dan tekanan osmotic sel darah merah ; larutan ini dikatakan isotonis dengan darah. Keluarnya air dari dalam sel menyebabkan sel mengerut dan mengecil atau crenated. Dalam hal seperti ini larutan garam disebut hipertonis dengan sel darah. Jika darah dicampur dengan natrium klorida 0,2% atau air suling air akan memasuki sel darah, akibatnya sel itu akan membengkak dan pecah dengan membebaskan hemoglobin. Gejala ini dikenal sebagai peristiwa hemolisis. Larutan garam lemah atau air disebut hipotonis dengan darah.
RPS , 1990, hal 223
tekanan osmosis pada larutan sama atau hampir sama dengan dalam sel dan ini disebut larutan isotonis dengan dalam sel.  larutan dengan konsentrasi lebih besar daripada dalam sel dikatakan hipertonis dan larutan dengan konsentrasi lebih rendah dikatakan hipotonis
Lukas, Stefanus, formulasi steril, 2006, 60-61
isotonis
jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah sehingga tidak terjadi pertukaran cairan diantara keduanya maka larutan dikatakan isotonis ( ekuivqlent dengan larutan 0,9 % NaCl).
hipotonis
turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosenya lebih rendah dari serum darah sehingga menyebabkan air akan melintasi membran sel darah merah yang semipermiabel memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel.
hipertonis
turunnya titik beku besar,  yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membran semipermeabel dan mengakibatkan terjadinya penciutan sel-sel darah merah.
parrot,196
larutan yang memiliki tekanan osmotik sama seperti cairan tubuh dikatakan isotonis dengan cairan tubuh. tekanan osmotik memiliki efek pada sel darah merah yang ditunjukan dgn pengentalan sel darah merah dalam 3% larutan garam disebut larutan hipertonik. larutan hipertonik memiliki tekanan osmotik lebih tinggi. air dalam sel darah merah melewati membran sel smipermeabel dan mencairkan larutan garam . akibat dari kehilangan air, sel meyusut dan mengkerut fenomena in disebut krenasi.
jika sel darah merah tersuspensi kedalam air suling, air melewati membran sel menuju ke dalam sel, menyebabkan sel mengembang dan pecah dengan pelepasan hemoglobin.proses ini dikenal dengan hemolisis, cairan bersifat hipotonik dengan darah dan memiliki tekanan osmotik lebih rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar