1.
Amitriptilin
Zat aktif :
Amitriptilin (FT V ;172)
Gol.obat :
Antidepresitrisiklik (FT V;172)
Indikasi :
Depresi, terutama bila
diperlukan sedasi,
nocturnal pada anak (Sukandar,2008:588).
Kontraindikasi :
Infarkmiokardial yang baru,
aritmia, mania,
penyakit
berat (Sukandar,2008:588).
Efek samping :
Efek antimuskarinik, kardiovaskular, hipotensi
sitostatik,
sedasi (Mycek, 2006 :122).
Farmakokinetik :
Absorbsidan distribusi : TCA
mudah diabsorbsi
per
oral dan karena bersifat lipofilik,
tersebar luas
dan mudah
masuk SSP , pelarutan lipid ini juga
menyebabkan obat
mempunyai waktu paruh
panjang.
Nasib : obat- obat ini dimetabolisme oleh
systemmikrosomal hati dan dikonjugasi dengan
asamglukuronat
. Akhirnya TCA
dikeluarkan
sebagaimetabolit
non aktif melalui ginjal (Mycek,
2006
: 122).
Farmakodinamik :
Menurunkan depresi, terutama
bila diperlukan
sedasi
(Sukandar,2008:588).
Interaksi obat :
Alkohol : meningkatkan efek sedative, antiaritmia:
meningkatkan risiko
aritmiaventrikel dengan
obat – obat memperpanjang interval QT,
antiepileptic : antagonism ( ambang kejang
diturunkan ) ;
kadar plasma trisiklik
diturunkan
( menurunkan efek
antidepresan, antihistamin :
meningkatkan efek
anti muskarinik dan sedative,
meningkatkan risiko
aritmiaventrikel dengan
astemizol dan terfedatin
(Sukandar,2008:588).
Dosis :
Dosis awal 25 mg
3 kali sehari atau 75 mg malam
Hari
yang disesuaikan dengan responnya
(IONI,2000:135).
2.
Asam
Mefenamat
Zat aktif :
Asam Mefenamat
Gol.obat :
NSAID (FT,2007:230)
Indikasi :
Nyeri dan radang
pada rheumatoid arthritis
(
termasuk juvenile arthritis )
dan gagguan otot
skelet lainnya ; dismenorea , gout / pirai
akut
(Sukandar,2008 : 537).
Kontraindikasi : Pasien yang mengidap tukak
lambung aktif, pasien
dengan riwayat hipersensitivitas terhadap
asetosal
atau AINS lainnya,termasuk mereka yang
terkena serangan
asma, angiodema, urtikaria,
ataurinitisnya dipicu
oleh asetosal dan AINS
lainnya
(Sukandar,2008: 533).
Efek samping :
Efek samping terhadap
saluran cerna
sering
timbul misalnya
dyspepsia , diare sampai diare
berdarah
, dan
gejala iritasi lan terhadap mukosa
lambung
(FT,2007:230).
Farmakokinetik :
Konsentrasi tertinggi dicapai dalam waktu ½ jam
dan masa
paruh plasma antara 1-3jam. Obat ini
tersebar ke
seluruh cairan tubuh
(FT,2007:230).
Farmakodinamik : meningkatkan
aktivitasnya dalam menurunkan
nyeri dan
radang pada rheumatoid
arthritis
(
termasuk juvenile arthritis )
dan gagguan otot
skelet lainnya ; dismenorea , gout / pirai
akut
(Sukandar,2008 : 537).
Interaksi obat :
Catatan : interaksi
umumnya tidak terjadi
pada
AINS
topical (Sukandar,2008:534).
Dosis :
2-3 kali 250-500 mg sehari (FT,2007:230).
3.
Atropine
Zat aktif :
Atropin Sulfat
Gol.obat :
Anastetik Umum (IONI,2000:162).
Indikasi :
Mengeringkan secret, menghilangkan
bradikardia
yang berlebihan, bersama dengan
neostigmin
untuk mengembalikan penghambatan
neuromuskuler
kompetitif (IONI,2000:168).
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap
golongan ini ( IONI,
2000:168).
Efek samping :
Takikardia (IONI,2000:168).
Farmakokinetik :
alkaloid belladonna mudah
diserap dari semua
tempat
kecuali dari kulit .
Pemberian atropine
sebagai obat
tetes mata, terutama pada
anak
dapat
menyebabkan absorbsi dalam jumlah yang
cukup besar
melewati mukosa masal ,
sehingga
menimbulkan efek
sistemik dan bahkan
keracunan
.Dari sirkulasi darah,
atropine cepat
memasuki jaringan
dan kebayakan mengalami
proses enzimatik
oleh hepar, sebagian diekskresi
melalui
ginjal dalam bentuk asal (FT.IV, 1995: 52).
Farmakodinamik :
Aktivitas bersama dengan
neostigmin untuk
Mengembalikan penghambatan neuromuscular
kompetitif
(IONI, 2000: 168).
Interaksi obat :
-
Dosis :
Dosis atropine umumnya berkisar antara
seperempat
sampai 1 mg (FT.V, 1995 ; 54)
4.
Diazepam
Zat aktif :
Diazepam (FT V, 1995 : 155)
Gol.obat :
Benzodiazepin (FT V,1995 : 155)
Indikasi :
Status epileptikus, kejang demam, kejang akibat
keracunanpremedikasi,
sedasi pada
amnesia,
serta digunakan
bersama – sama dengan anastesi
local
(Sukandar,2008:608).
Kontraindikasi : Depresi napas ; kelemahan neuromuskuler pada
saluran napas
termasuk anstable myasthenia
gravis, insufisiensi paru akut,
sindroma sleep
opnea
, gangguan hepar
berat , tidak boleh
digunakan pada
depresi atau kecemasan
yang
disertai depresi
jangan berikan injeksi
diazepam
yang mengandung
benzyl alcohol pada neonates
(Sukandar,2008; 608).
Efek samping :
pada penggunaan dosis
terapi jarang timbul
kantuk,
efek ansietas diazepam dapat
berharap
terjadi bila
kadar asam dalam
darah mencapai
300-400 ng/ml, pada kadar yang sama terjadi pula
efeksedasi dan
gangguan psikomotorik ( FT
V,1995:155).
Farmakokinetik :
ekskresi benzodiazepine melalui
ginjal lambat ,
Setelah
pemberian satu dosis,
obat ini masih
ditemukan dalam
urin selama beberapa hari (FT
V,1995 :155).
Farmakodinamik :
Efek farmakodinamik derivate benzodiasepin lebih
luas
daripada efek meprobanat dan barbiturate
(FT V, 1995 : 155).
Interaksi obat :
Antifungi : kadar plasma alprazolam
ditingkatkan
olehitrakonazol dankatekonazol , kadar
plasma
midazolam ditingkatkan oleh flukonazol,
itrakonazol dankatekonazol; (risiko memperlama
sedasi
) kadar
plasma buspiron ditingkatkan oleh
itrokonazol ( turunkan
dosis buspiron ) ; kadar
plasma midazolam
ditingkatkan oleh posakonazol
(Sukandar,2008;609).
Dosis :
Dosis diazepam adalah 2-20mg sehar, pemberian
suntikan dapat
diulang tiap 3 - 4 jam (FT
V,1995:156).
5.
Epinefrin
Zat aktif :
Adrenalin (IONI,2000:91).
Gol.obat :
Antagonisaldosteron (IONI,2000:74).
Indikasi :
Henti jantung (untuk resusitasi jantung-paruf).
Kontraindikasi : epinefrindikontraindikasikan
pada penderita yang
mendapat α – blokernonselektif karena kerjanya
yang tidakterimbangi pada reseptor α pembuluh
darah dapat
menyebabkan hipertensi yang berat
dan pendarahan otak (FT V,1995 : 63).
Efek samping :
Ansietas , tremor , takikardi , sakit
kepala ,
Ekstremitas dingin, pada dosis berlebihan aritmia,
Pendarahan otak, edema paru (IONI,2000:91).
Farmakokinetik :
Absorbsi: pada pemberian
oral, epinefrin tidak
mencapai dosis
terapi karena sebagian
besar
dirusak oleh
enzim COMT dan MAO yang banya
terdapat pada dinding
usus dan hati.
Biotransformasi dan
ekskresi :epinefrin stabil
dalam darah. Pada orang normal jumlah epibefrin
yang
utuh dalam urin hanya sedikit(FT IV 1995:63)
Farmakodinamik :
Pada umumnya , pemberian epinefrin
menimbulkan efek
mirip stimulasi saraf
adrenergic
. Ada
beberapa perbedaan karena
neurotransmitter pada
saraf adrenergic adalah
NE
.efek yang paling
menonjol adalah efek
terhadap
jantung, otot polos pembuluh darah dan
ototpolos
lain (FT IV 1995 : 60).
Interaksi obat :
-
Dosis :
Epinefrin 1; 10.000 (1mg/10 ml) dalam dosis 10 ml
secara
injeksi intravena sentral (IONI,2000:91).
6.
Klorpromazin
Zat aktif :
Klorpromazinhidroklorida (IONI,2000:135).
Gol.obat :
Antipsikotik (IONI,2000:134).
Indikasi :
Antiemetik, prabedah (IONI,2000:134)
Kontraindikasi :
Koma karena depresan
SSP, depresi sumsum
tulang, hindari
pada feokromositoma, gangguan
hati
dan ginjal berat (IONI,2000:134).
Efek samping :
Gejala ekstra pyramidal , tardive
diskenia ,
hipotermia
, (
kadang - kadang
mengantuk ) ,
mengantuk
, apatis, pucat, mimpi buruk, insomnia,
depresi
, agitasi , perubahan
pola EEG , kejang ,
gejalaantimuskarinik yang
terdiri atas ; mulut
kering
, hidung
tersumbat , konstipasi , kesulitan
buang air
kecil dan pandangan
kabur , gejala
kardiovaskular meliputi : hipotensi , takikardi dan
aritmia
(IONI,2000:135).
Farmakokinetik :
Pada umumnya semua
fenotiazindiabsorbsi
dengan baik
bila diberkan per
oral maupun
parenteral.
Penyebaran luas ke
seluruh jaringan
dengan
kadar tertinggi di paru- paru. Hati, kelenjar
suprarenal dan
limpa . Setelah pemberian
klorpromazin
dosis besar, maka masih ditemukan
ekskresiklorpromazin atau
metabolitnya selama
6-12 bulan (FT IV, 1995 :150).
Farmakodinamik :
Klorpromazin berefek farmakodinamik sangat
luas.
Largactil diambil dari large action (FT IV 1995:
150).
Interaksi obat :
Semua antipsikosis kecuali mesoridazin, molindon,
Tioridazin
, dan
klozapin , mempunyai efek
antiemetic
(FT IV 1995 ; 152).
Dosis :
Dosis awal 25 mg
3 kali sehari atau 75 mg malam
Hari
yang disesuaikan dengan responnya
(IONI,2000:135).
7.
Natrium diklofenak
Zat aktif :
Natrium Diklofenak (IONI,2000:357).
Gol.obat :
AINS (IONI,2000:354).
Indikasi :
Nyeri dan radang
pada penyakit reumatik
(
termasuk juvenile arthritis )
dan gangguan otot
skelet lainnya ,
gout akut , nyeri
pasca bedah
(IONI,2000:357).
Kontraindikasi : Pemakaian selama kehamilan
tidak dianjurkan.
Dosis orang dewasa 100-150 mg : 218).
Efek samping :
Efek samping yang
lazim ialah mual, gastritis,
eritema
kulit dan sakit kepala sama seperti
semua
obat
AINS. Pemakaian obat ini harus berhati-hati
pada
penderita tukak lambung (FT IV 1995 : 218).
Farmakokinetik :
ekskresi urin :< 1 % , ikatan di plasma : > 99,5%,
Volume distribusi :
0,17 ± 0,11 liter / kg , waktu
paruh
: 1,1 ±
0,2 jam (Gilman,2008,1905).
Farmakodinamik :
Diklofenakdiakumulasikan untuk menjelaskan
efek
terapi sendi (FT IV 1995: 218).
Interaksi obat :
-
Dosis :
Oral , 75 - 150 mg /hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya
setelah
makan (IONI,2000:357).
8.
Paracetamol
Zat aktif :
Asetaminofen (FT,2007:239)
Gol.obat :
AINS (FT,2007:231)
Indikasi :
nyeri ringan sampai
sedang , demam (Sukandar,
2008:530).
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap
asetaminofen (FT, 2007
: 239).
Efek samping :
Efek samping jarang , kecuali ruam kulit, kelainan
darah
, pancreatitis akut
dilaporkan setelah
penggunaan
jangka panjang (IONI,2000:185).
Farmakokinetik :
Parasetamol cepat dan
sempurna di saluran
pencernaan
.Konsentrasi tertinggi dicapai dalam
waktu ½
jam dan masa
paruh plasma antara 1-3
jam
.Obat ini tersebar
ke seluruh cairan tubuh.
Dalam plasma
25% parasetamol terikat di protein
plasma
. Obat
ini di metabolism
oleh enzim
mikrosom di
hati . Sebagian asetaminofen (80%)
dikonjugasi
dengan asam glukuronat dan sebagian
kecil lainnya
dengan asam sulfat . obat ini
diekskresi di
ginjal , sebagian
kecil sebagai
parasetamol dan
sebagian besar dalam bentuk
terkonjugasi
(FT,2007:238).
Farmakodinamik :
Efek analgesic parasetamol serupa dengan salisilat
yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri
ringan sampai
sedang . Keduanya menurunkan
suhu tubuh
redengan mekanisme yang diduga
juga berdasarkan
efek sentral seperti
salisilat
(FT,2007:238).
Interaksi obat :
Resin penukar - Anion : kolestiramin menurunkan
absorbsiparasetamol,
Antikoagulan : penggunaan
paracetamol secara
rutin dalam waktu yang lama
mungkin meningkatkan warfarin, metoklorpramid
dan domperidon :
metoklorpramid mempercepat
absorbsparacetamol (
meningkatkan efek )
(Sukandar, 2008 :530).
Dosis :
325-1000 mg tiap 4-6 jam (Sukandar, 2008:522).
9.
Pilokarpin
Zat aktif :
Pilokarpin (Mycek,2006 : 41)
Gol.obat :
Agoniskolinergik (Mycek, 2006 : 35)
Indikasi :
nyeri mata (tetes mata), salivates.
Kontraindikasi : -
Efek samping :
Pilokarpin dapat mencapai otak dan menimbulkan
Gangguan
SSP. Obat ini dapat
merangsang
keringat
dan salvias yang berlebihan .
Farmakokinetik :
masa paruh waktu
eliminasi jam 7,5 jam untuk
metabolit aktifnya (Farmakologi Terapi
V, cetak
ulang,2009
: 228).
Farmakodinamik :
Pilokarpinmenunjukanaktivitas muskarinik
dan
terutama digunakan
untuk oftalmologi (Mycek,
2006:41).
Interaksi obat :
-
Dosis :
oral : 60 - 180 mg ( malam ) Anak : 5-8
mg/kg/hari
(IONI,2000:153).
10.
Phenobarbital
Zat aktif :
Fenobarbiton (IONI,2000:154).
Gol.obat :
Antiepilepsi (IONI,2000:153).
Indikasi :
Epilepsi , semua jenis , kecuali
petit mal , status
epileptikum
(IONI,2000:154).
Kontraindikasi : Depresi
pernapasan berat (IONI,2000:154).
Efek samping :
Mengantuk ,letargi , depresi mental ,
ataksia,
nistegnal
,iritabul dan hiperaktif
pada anak ,
agitasi,
resah dan bingung pada usia lanjut, reaksi
alergi pada
kulit , hipoprotrombinemia ,
anemia
megaloblastik
(IONI,2000:154).
Farmakokinetik :
fenobarbitaldiabsorbsi oral dan beredar
luas ke
seluruh
tubuh. Obat tersebar dalam tubuh
dari
otak
sampai ke daerah
splanknikus, otot skelet
dan akhirnya ke
jaringan lemak (Mycek, 2006
:95).
Farmakodinamik : -
Interaksi obat :
Interaksi antar obat
antiepilepsi dapat sangat
kompleks
, tanpa diikuti dengan
efek terapi yang
memadai
.Interaksi dapat terjadi misalnya dalam
hal pengaruhnya pada
metabolism di hati
(
meningkatkan atau menghambat ) atau pada
pergeseran obat
dengan protein plasma
(IONI,2000:153).
Dosis :
oral : 60 - 180 mg ( malam ) Anak : 5-8
mg/kg/hari
(IONI,2000:153).
11.
Propanolol
Zat aktif :
Propanololhidroklorida (IONI,2000:65).
Gol.obat :
Golongan beta bloker (IONI,2000:63).
Indikasi :
Hipertensi ,feokromositoma , angina ,
aritmia ,
kardiomiopati
,obstruktifhipertrofik , takikardi
ansietas dantirotoksikosis (tambahan), profilaksis
setelah infarkmiokard , profilaksis , migrant, dan
tremor
esensial (Sukandar, 2008 : 586).
Kontraindikasi : Asma atau
riwayat penyakit dan
paru obstruktif
(
betabloker ) termasuk yang dianggap
kardoselektif
, seharusnya tidak diberikan kepada
pasien dengan
riwayat asma atau bronkospasme.
Namun pada
situasi yang sangat
jarang dimana
betabloker harus
diberikan kepada pasien
demikian
, dapat diberikan
beta bloker yang
kardoselektif
dengan sangat hati-hati dan dibawah
pengawasan spesialis ,
gagal jantung yang
tidak
terkendendali
,bradikardi yang nyata ,sindrom
penyakit sinus ,
blok AV derjat dua atau tiga, syok
kardiogenikfeokromositoma (
Sukandar , 2008
586).
Efek samping :
Bradikardi , gagal jantung ,
gangguan konduksi,
bronkospasme
,vasokonstriksiperifer , gangguan
salurancerna
, fatigue , gangguan
tidur, jarang
ruam kulit
dan mata kering
(reversible bila obat
dihentikan
) ,eksaserbasi, psoriasis (IONI,2000:65).
Farmakokinetik :
Farmakodinamik :
propanolol menurunkan tekanan
darah pada
hipertensi
(FT IV 1995 ;41).
Interaksi obat :
Catatan : pemakaian
beta bloker secara
topical
pada mata dapat diikuti dengan absorbsi sistemik.
Karena itu
harus dipertimbangkan kemungkinan
adanya interaksi ,
terutama dengan obat -obat
seperti
verapamil (Sukandar,2008:286).
Dosis :
oral , hipertensi , dosis
awal 80 mg
2xsehari,
Tingkatkan pada
interval mingguan bila perlu,
dosis pemeliharaan 160
- 320 mg sehari
(IONI,2000:65).
12.
Prednisone
Zat aktif :
Prednison (IONI,2000:275).
Gol.obat :
Antiinflamasi (IONI,2000:273).
Indikasi :
Menekan reaks radang dan reaksi alergi
(IONI,2000:275).
Kontraindikasi : Infeksi sistemik ,
kecuali bila diberikan antibiotika
sistemik
; hindari vaksinasi dengan virus aktif pada
pasien yang
menerima dosis imuno -supresive
(IONI,2000:274).
Efek samping :
Penggunaan kortikosteroid dalam
jangka waktu
yang
lama akan dapat menimbulkan efek samping
akibat khasiat
glukokortikoid maupun khasiat
mineralokortikoid
(IONI,2000:273).
Farmakokinetik :
Kortisoldan analogsintetiknya
(pilokarpin) pada
pemberian
oral diabsorbsi cukup baik (FT IV 1995 :
492).
Farmakodinamik :
Kortikosteroid( pilokarpin )
mempengaruhi
metabolism karbohidrat,
protein dan lemak, dan
mempengaruhi juga fungsi system kardiovaskular,
ginjal,
otot lurik, system saraf dan organ lain (FT IV
1995
: 486).
Interaksi obat :
-
Dosis :
oral dosis awal 10-20 mg/hari, kasus
berat sampai
60 mg / hari , sebaiknya dimakan pagi hari setelah
makan
(IONI,2000:275).
13.
Tramadol
Zat aktif : Tramadol HCl (DOI
2002 : 751)
Gol.obat :
Antagonis opioid dan AgonisParsial
Indikasi :
Nyeri akut dan
kronik yang berat.
Nyeri pasca
operasi
(DOI 2002 : 751).
opiate, penderita intoksikasi akut
alcohol,
hipnotik
, analgesia, atau
psikotropik. Penderita
yang mendapat
pengobatan penghabat MAO.
Tramadol
tidak boleh digunakan pada
penderita
ketergantungan
obat (DOI 2002 : 752).
Efek samping : Efek
samping yang umum mual,
muntah, pusing,
mulut kering, sedasi dan
sakit kepala. Depresi
pernapasan nampaknya kurang
dibandingkan
dengan dosisekuianalgetikmorfin, dan
derajat
konstipasinya kurang
daripada dosis ekuivalen
kodein
(Farmako Terapi V,cetak ulang,2009: 228).
Farmakokinetik :
Tramadol mengalami metabolism
di hati dan
ekskresi oleh
ginjal, dengan masa paruh
waktu
eliminasi 6
jam untuk tramadol dan 7,5 jam
untukmetabolit aktifnya
(Farmako Terapi V,
cetak
ulang,2009 : 228).
Farmakodinamik :
Analgesia timbul dalam 1 jam setelah penggunaan
secara oral,
dan mencapai puncak
dalam 2-3
jam.
Lama analgesia sekitar 6 jam (Farmako Terapi
V,cetak
ulang,2009 : 228).
Interaksi obat :
Dengan Citolopram ,Escitalopram , Fluoxetine,
Flufoxamine,
Nefazodone, Paroxetine ,Sertralin,
Venlafaxine
: Efek serotonin dari bahan - bahan ini
sebagai
bahan tambahan (Davis tatro,2006:1290).
Dosis :
Dewasa/anak> 14 tahun : 50 mg (1 ml) / dosis. Bila
30 - 60
menit setelah diberikan
1 ml tramadol
injeksi, maka
dapat diberikan 1 kali injeksi lagi
(1ml). selanjutnya dosis
dapat diulang setelah 4-8
jam.
Dosis perhari :
4 ampul (400
mg). pada
gangguan fungsi
hati atau ginjal dosis
dikurangi
(dosis per hari
tidak boleh melebih dari 400 mg)
(DOI 2002 : 751).
Ilmunya bermanfaat Makasih banyak,
BalasHapus