Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 25 Januari 2014

Bab 1 Prak.SBOA



BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik, flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan dan angkasa dan mencakup kekayaan/potensi yang ada di dalamnya.
Kecenderungan kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam, tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga berlaku di banyak negara karena cara-cara pengobatan ini menerapkan konsep back to nature atau kembali ke alam yang diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat-obat modern. Mengingat peluang obat-obat alami dalam mengambil bagian didalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat cukup besar dan supaya dapat menjadi unsur dalam sistem ini, obat alami perlu dikembangkan lebih lanjut agar dapat memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu.
Standarisasi meliputi penyesuaian sediaan herbal ke suatu batasan tertentu dari senyawa atau golongan senyawa dengan aktivitas yang terapi yang diketahui dengan menambahkan zat pengisi atau dengan mencampur bahan baku atau ekstrak herbal. Ekstrak yang di buat langsung dari bahan baku atau ekstrak herbal. Ekstrak yang dibuat langsung dari bahan baku tumbuhan akan menunjukkan variasi yang besar dalam komposisi, kualitas, dan efikasinya. Ekstrak terstandar merupakan ekstrak berkualitas tinggi yang berisi kadar zat aktif yang konsisten dan menjalani kontrol kualitas yang ketat selama tahap-tahap budidaya, pemanenan dan proses pembuatan.

RUMUSAN MASALAH

1.    Bagaimana cara mengolah sampel dari waktu panen sampai menjadi simplisia secara terstandar?
2.    Bagaimana aspek profil KLT dari masing-masing ekstrak?
3.    Bagaimana cara menganalisis kadar marker dalam suatu sampel tanaman?
4.    Bagamana cara megidentifikasi gugus fungsi yang ada dalam suatu sampel?

TUJUAN

1.    Mengetahui cara pengolahan sampel dari waktu panen sampai menjadi simplisia secara terstandar.
2.    Mengamati dan mengidentifikasi pola noda senyawa marker  secara  KLT dari masing-masing ekstrak.
3.    Menetapkan kadar marker dalam suatu sampel tanaman.
4.      Mengidentifikasi gugus–gugus fungsi yang terdapat dalam suatu sampel.

MANFAAT

1.    Mendapatkan informasi mengenai komponen kimia dalam sampel tanaman yang memiliki aktivitas farmakologi.
          2. Menambah pengalaman, pengetahuan dan keahlian dalam standarisasi, serta isolasi dan penentuan kadar senyawa kimia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar