Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Selasa, 28 Januari 2014

ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT

ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT
A.    Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan proses dan teknik pemisahan kurkumin dari kunyit secara kromatografi serta sifat-sifat kurkumin.
B.     Landasan Teori
Kunyit (Curcuma) merupakan tanaman rempah yang banyak tumbuh di daerah tropis seperti India, Cina, Malaysia, dan Indonesia.Kunyit memiliki banyak manfaat, selain sebagai bumbu dapur dan pewarna makanan, kunyit juga digunakan sebagai bahan baku obat. Kunyit mengandung beberapa komponen yang bersifat sebagai antioksidan dan antibakteri (Aggarwal et al., 2006).
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan (Wahyuni, et al., 2004). 
Kurkumin di alam terdapat dalam dua bentuk tautomer, keto dan enol. Substituen pendorong dan penarik elektron berpengaruh pada stabilisasi tautomer keto-enol krkumin dan turunannya (Supardjan, 1999; Istiyastono et al., 2003). Gugus dengan sifat pendorong elektron cenderung menstabilkan tautomer keto, sedangkan gugus penarik elektron cenderung menstabilkan tautomer bentuk enol. Bentuk tautomer tersebut berpengaruh terhadap sebaran muatan parsial positif struktur kurkumin dan turunannya (lihat gambar 1). Semakin bertambah sebaran muatan parsial positif, menunjukkan aktivitas yang semakin meningkat. Stabilisasi struktur keto bertanggung jawab terhadap peningkatan aktivitas turunan kurkumin (Supardjan dan Muhammad Da’i, 2005).




C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
·         Satu set alat refluks
·         Corong Buchner (penyaring vakum)
·         Alat destilasi
·         Penangas air
·         Kolom kromatografi
·         Pipa kapiler
·         Chamber KLT
·         Lampu UV
·         Gelas kimia
·         evaporator
2.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
·         Rimpang kunyit kering
·         Diklorometan
·         Heksan
·         Methanol
·         Silika gel
·         Plat KLT
·         Plat KLT preparative
D.    Prosedur Kerja





Hasil
 

 


E.     Hasil Pengamatan
No.
Variabel yang Diamati
Hasil Pengamatan
1.

2.



3.

4.



5.





Kunyit kering

Direfluks kurang lebih 1 jam menggunakan pelarut diklorometan 50 ml.

Dievaporasi

Residu dikromatografi menggunakan kromatografi grafitasi.

10 fraksi dan campuran dari semua fraksi dianalisis menggunakan KLT dengan eluen CH2Cl2 : MeOH = 97 : 3
± 20 gram

Ekstrak kunyit berwarna kuning



Residu

Menghasilkan 10 fraksi



Menghasilkan 13 noda pada pelat KLT





                                   
Gambar: hasil dari kromatografi gravitasi
 
Gambar: hasil dari kromatografi gravitasi
 

 


F.     Pembahasan 
Kunyit adalah jenis tumbuhan rimpang dengan warna kuning kemerah-merahan pada rimpangnya. Di dalam kunyit telah diketahui mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit (Curcuma longa). Zat ini adalah polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. Kurkumin dapat memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Senyawa ini memiliki rumus molekul 2 gugus vinilguaiacol yang saling dihubungkan dengan rantai alfa beta diketon. Sejauh ini senyawa yang paling banyak diisolasi dari kunyit adalah kurkumin (1,7-bis (4’- hidroksi- 3’-metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dion). Kurkumin dikabarkan memiliki kemampuan sebagai anti tumor dan antioksidan.
Pada percobaan ini sebelum dilakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan proses preparasi sampel. Kunyit yang digunakan berbentuk serbuk halus, agar mempermudah pemisahan kurkumin dari kunyit dan hasil yang akan diperoleh lebih maksimal. Kurkumin diekstraksi dengan cara refluks. Proses refluks dilakukan dengan menggunakan diklorometan yang bersifat nonpolar, hal ini karena kurkumin bersifat nonpolar. Jadi senyawa yang bersifat nonpolar dipisahkan terlebih dahulu. setelah itu  filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan cara evaporasi. Evaporasi yaitu proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat.
Isolasi kurkumin dari rimpang kunyit pada percobaan ini dilakukan dengan metode kromatografi kolom gravitasi dan kromatografi lapis tipis. Metode kromatografi kolom bertujuan untuk memisahkan kurkumin murni beserta eluennya dan KLT bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan kurkumin dalam fraksi.
Mekanisme kerja dari kromatografi kolom gravitasi adalah pemisahan suatu senyawa dalam kolom kromatografi dengan silika gel sebagai fasa diam dan campuran pelarut polar-nonpolar sebagai fasa gerak yang akan mengelusi sampel, eluen bergerak turun dan mengelusi sampel digerakkan oleh gaya grafitasi bumi. Eluen yang digunakan dalam percobaan ini adalah campuran 1,2-dikloroetan-metanol dengan perbandingan 99:1. Metanol bersifat polar dan 1,2-dikloroetan bersifat non polar. Eluen akan mengelusi sampel kunyit dan membawa senyawa bersamanya menuju wadah eluat (keluar dari kolom), fasa diam (silika gel) memiliki daya adsorbsi yang cukup besar, sehingga ketika eluen yang membawa sampel melewati fasa diam akan terbentuk fraksi-fraksi warna yang berbeda. Fraksi warna yang berbeda ini menunjukkan perbedaan senyawa atau zat aktif yang dipisahkan dari setiap fraksi. Semakin pekat warna fraksi, maka semakin banyak senyawa atau zat aktif yang terpisahkan dalam fraksi tersebut.
Pada dasarnya kurkumin banyak terdapat pada kunyit, sehingga dapat dipastikan dari setiap fraksi yang diperoleh memiliki kandungan kurkumin. Untuk menguji keberadaan kurkumin maka dilakukan metode pemisahan dengan kromatografi lapis tipis. Eluen yang digunakan untuk mengelusi sampel pada KLT ini sama dengan eluen yang digunakan dalam kromatografi kolom, yaitu campuran 1,2-dikloroetan-metanol dengan perbandingan 99:1. Eluen yang digunakan haruslah jenuh agar dapat memisahkan sampel dengan baik, eluen akan mengelusi sampel pada plat KLT ke arah atas akibat gaya kapilaritas silika gel. Dari hasil pembacaan noda pada plat KLT yang telah dibasahi oleh CeSO4 dan dikeringkan dalam oven, diketahui terdapat 13 noda yang terbentuk (lihat data pengamatan). Dengan membandingkan jarak noda dan jarak pelarut maka akan didapatkan nilai Rf dari masing-masing noda tersebut.
G.    Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam suatu sampel dapat dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom yang dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis untuk memperoleh suatu pemisahan senyawa yang murni dengan sistem ”like disolves like”.



DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, B. B., Sundaram, C., Malani, N. and H. Ichikawa. 2006. Curcumin: The Indian Solid Gold. SVNY332-Aggarwal. p: 1-76
Istiyasono, E.P., Supardjan, A.M., dan Pramono, H.D., 2003, Tautomeri Keto-Enol           Kurkumin dan Beberapa Turunan Kurkumin Tersubstitusi pada C-4, Suatu          Kajian Pendekatan Kimia Komputasi, Majalah Farmasi Indonesia 14(3):107-133.
Supardjan, A.M. 1999. Synthesis and Anti-Inflammatory Activity of Some 4- Substitued Curcumin Derivatives. Disertastion. Gadjah Mada Univesrity.
Wahyuni, A. Hardjono dan P.H. Yamrewav, 2004. “ Ekstraksi Kurkumin Dari Kunyit”. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia Dan Proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar