8. cara
mencegah pirogen
a. ensiklopedia: 224
-
Air yang digunakannya bebas pirogen
-
Harus dalam bentuk Kristal (bahan)
-
Alat disterilkan (dibilas) dengan air
bebas pirogen
b. DOM
:995
-
Wadah disterilkan dengan dipanasi pada
suhu 175oC selama 3 – 4 jam
-
Bahan-bahan atau pelarut harus
dimurnikan dulu
-
Air di destilasi
-
Penyimpanannya dijaga
c. RPS
: 1550
-
mencegah pengenalan atau
perkembangan selama proses.
d. MP: 484
-
Dilakukan destilasi air
-
Menimalisir waktu proses
-
Mengontrol kebersihan alat pada saat
proses pembuatan
e. Scoville’s
196
-
Dengan tepat merancang pengoprasian
atau pembuatan sesegera mungkin
-
penyulingan dicocokkan untuk mencegah
tetesan air mendidih dari destilat
-
air bebas dari perkembangan bakteri
kesimpulan
:
-
alat dan wadah harus disterilkan
-
bahan harus dimurnikan dulu baru
disterilkan
9. cara
menghilangkan pirogen
a. MP
: 415
-
Dihancurkan dengan sterilisasi kering
pemanasan lama
-
Menggunakan metode ultrafiltrasi,
absorbs, walaupun kurang efektif
b. DOM:995
-
Diabsorbsi dengan substansi tertentu,
seperti arang, gel aluminium hidroksida, dan serat asbes
-
Pemanasan dan siklus autoklav
c. SDF:
47
-
Alat dengan pemanasan suhu 250oC selama
30-45 mnt
-
Larutan dengan oksidasi dan absorbsi
-
Untuk molekul yang BMnya tinggi dengan
filtrasi
d. Ansel
:418
-
Alat dengan pemanasan 250oC
kurang dari 30 menit
-
Ditambahkan garama agar tidak menguap
e. PTM
:
-
Airnya diseatilasi
-
Filtrasi
-
Osmosis terbalik untyk molekul yg
kurand dari 1 nm
-
Arang aktif
-
Perendaman dan pencucian dapat
diberikan bahan kimia seperti permanganate, peroksida
-
Pemansan kering > 160oC /
250oC salam min. 30 mnt
-
Wadah gelas dikeringkan & dipanaskan di bawah LAV
Kesimpulan
:
1. Inaktivasi
endotoksin :
-
hidrolisis asam basa
-
oksidasi
-
alkilasi
-
pemanasankering suhu tinggi (250oC
selama 30-45 menit atau 170-180oC (3-4 jam )
-
pemanasan basah
-
radiasi ionisasi\polimexin B dan
limulus amebaksin lysas
2. penghilangan
endotoksin:
-
osmosis balik : penukaran aman dapat
menyerap pirogen dari air dan osmosis balik akan mengeliminasi pirogen
-
membilas dengan A.P.I
-
sterilisasi kering
-
ultrafiltrasi
-
karbon aktif : penyerapan pirogen dalam
larutan dengan asbes dan arang dilaporkan efektif tetapi obat dan zat kimia
lain dalam larutan hilang sebagian atau sluruhnya
-
daya tarik hidrofobik dan elektrolit
10. uji
pirogen
a.
FI. 908-909
Gunakan
Kelinci dewasa yang sehat. Beda suhu tidak boleh berbeda kurang lebih 3oC
dari suhu yang telah ditetapkan. Kelinci tdak boleh digunakan untuk uji pirogen
lebih dari sekali dalam waktu 48 jam atau sebelum 2 minggu setelah digunakan
untuk uji pirogen.
Lakukan
pengujian dalam ruang terpisah yang khusus untuk uji pirogen. Kelinci tidak
diberi makan selama waktu pengujian. Apabila pengujian menggunakan termistor,
masukkan kelinci ke dalam kotak penyekap sehingga kelinci tertahan dengan letak
leher yang longgar sehingga dapat duduk dengan bebas. Tentukan suhu awal
masing-masing kelinci yang merupakan dasar untuk menentukan kenaikan suhu.
Kecuali
dinyatakan lain pd masing-masing monografi, suntikan 10 ml per kg bobot badan,
melalui vena tepi telinga 3 ekor kelinci dan penyuntikan dilakukan dalam waktu
10 menit. Untuk uji pirogen alat atau perangkat injeksi, gunakan sebagai
larutan uji hasil cucian atau bilasan dari permukaan alat yang berhubungan
langsung dengan sediaan parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan tubuh
pasien. Hangatkan larutan pada suhu 37oC sebelum penyuntikan. Rekam
suhu berturut-turut antara jam ke 1 dan jam ke 3 setelah penyuntikan dengan
selang waktu 30 menit.
Setiap
penurunan suhu dianggap nol. Sediaan memenuhi syarat apabila tak seekor kelinci
pun menunjukkan kenaikan suhu 0,5o atau lebih.
b. parrot 290
tes pirogen menggunakan kelinci albino dengan berat
sekitar 1500gr. Kelinci digunakan pada setiap tes. Temperatur normal yaitu 38,9⁰C - 39,8⁰C. 10mm
parenteral di injesikan kedalam pembuluh darah telinga dari tiap kelinci
menunjukkan kenaikan temperatur control atau jika jumlah kenaikan melebihi 1,4⁰C.
Kesimpulan :
LUKAS : 101
-
Tes
terhadap kelinci
Larutan yang
diteliti diinjeksikan kedalam vena ditelinga dan peningkatan suhu diukur
melalui rektal. Hasil negatif pada kelinci membuktikan hipertemia pada manusia
tidak perlu dirisaukan. Uji pirogen menggunakan kelinci sehat yang telah dijaga
dalam keadaan lingkungan dan makanan tepat sebelum dilakukan uji. Temperatur
normal atau “control” diukur untuk tiap hewan yang akan digunakan. Temperatur
kelinci-kelinci yang digunakan tidak boleh berbeda lebih dari 1⁰C dengan yang lainnya kemudian temperatur tubuh tersebut
diperkirakan tidak akan meningkat.
Jumlah kelinci
|
Larutan uji memenuhi syarat bila jumlah respon tidak melebihi (⁰C)
|
Larutan uji tidak memenuhi syarat bila respon tidak melebihi (⁰C)
|
3
|
1,20
|
2,7
|
6
|
2,80
|
4,3
|
9
|
4,5
|
6,0
|
12
|
6,6
|
6,6
|
-
Tes
imulus
Lisat yang di
proleh dari hasil butir darah kepiting. Imulus polyphemus mengandung sistem
enzim dan protein. Apabila ada lipopolisakarida dalam jumlah kecil dari pirogen
bakteri gram negatif maka menyebabkan terjadinya gumpalan. Hasil tes yang
positif manjadi bukti adanya pirogen, namun bila negatif maka bukan jaminan
bebas pirogen. Penemuan ini merangsang perkembangan uji limulus ameboyte lysate
(LAL) oleh FDA.
11. Pemberian
infuse
Kesimpulan :
RPS : 1574
Kadang-kadang
pemberian antibiotik dan obat lain dapat menggunakan suatu atau beberapa dari 3
metode (1) dengan IV langsung, (2) penambahan obat untuk mengantisipasi cairan volume
pada suatu volume dengan kontrol alat (3) menggunakan wadah kedua (minibotik,
minibag) dengan menggantung cairan IV (paggy bag).
-
Metode
volume kontrol
Volume kontrol
diatur dengan menyediakan sebuah alat yang digunakan untuk larutan obat infus
dalam jumlah yang tepat, pada saat pengawasan kecepatan aliran.
-
Mekanik
alat infus elektronik
Kegawatan
pemberian stadium.IV dibuat dengan banyak variasi yang pada saat marawat dapat
diubah dengan akurat dalam sistem. Ada beberapa variasi dalam memasukkan tetesan
lubang chamber, penggunaan kekentalan larutan, aliran plastik dingin, sudipan
kaleng, saringan akhir.
-
Alat
penyaringan akhir
-
Partikulat
zat dalam aliran IV dari campuran dapat berasal dari banyak sumber. Ini dapat
berakibat dari pengemasan komponen pada cairan IV dan inkompatibilitas campuran
dan manipulasi dalam penyiapan campuran dan sama dari penggunaan shift self.
·
St.
Penghantaran IV yang baru
·
Frozen
premix
·
Fosfat/ADS-100stm
·
Abbot/ADD-voltage
sistem
·
Notnmix
·
IVAL-CRIS
·
Mini
infoliser.pumps of intermitten IV drug delivery implantabel serious
GAMBAR : metode piggy back (RPS : 1574)
12. Pewadahan parentral dosis besar
a. RPS, 1572
wadah untuk cairan IV harus didesain untuk mempertahankan
kesterilan larutan, kejernihan (bebas dari partikulat) dan tidak berpirogen
dari saat waktu preparasi, selesai penyimpanan dan selam pemberian klinik.
Penutup wadah harus didesain untuk memfsilitasi sisipan melewati dari tempat
pemberian yang mana injeksi telah diatur, pada kedalam pembuluh darah yang
cocok. Cairan IV dapat disimpan didalam wadah kaca atau wadah plastik. Yang
kedua dapat terbuat dari bahan fleksibel/plastik semirigit.
Kesimpulan
:
Pewadahan cairan infus
dapat digunakan dalam wadah kaca/dapat digunakan bahan fleksibel/plastik
semirigit. Wadah tersebut dirancang untuk mempertahankan kesterilan larutan,
kemurniannya. Penutupan wadah dirancang agar memudahkan penyisipan melalui
pemberian suntikkan IV diberikan dalam wadah volume 1000mL, 500mL dan 250mL,
selain itu juga dikemas dalam wadah 50/100mL dari DS/W atau NaCl pada
penggunaan metode piggy back.
-
Wadah
kaca dikemas dibawah vacuum, dimana harus dihamburkan terlebih dahulu, sebelum
digunakan. Mekanismenya memperbolehkan udara masuk dalam wadah.
-
Wadah
plastik dengan bahan polipropilen yang disterilkan dengan cara over kill. Juga
dapat digunakn bahan penyetilen disterilkan dengan cara bioburdem.
13. macam-macam sedian parentral vol. Besar
-
Parenteral volume besar yang digunakan
secara IV
a. Nutrisi
dasar
Digunakan
untuk memelihara fungsi normal tubuh, terutama pasien rawat inap yang
membutuhkan asupan kalori yang cukup untuk mempertahankan keadaan pasien dari
sakit atau setelah operasi. Contohnya asam amino, karbohidrat, alkohol, lemak,
intralipid dan liposin.
b. Nutrisi
parenteral
adalah pemberian
intravena jangka panjang larutan asam amino yang mengandung dekstrosa
konsentrasi tinggi (sekitar 20%), elektrolit, vitamin dan insulin. Ini diperlukan
untuk menjaga asupan kalori dan kebutuhan larutan tubuh.
c.
Mengembalikan keseimbangan elektrolit
Ganguan elektrolit
dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi klinik seperti trauma, luka,
terbakar, syok, diare, muntah dan pergeseran elektrolit dalam tubuh. Jika rute
oral tidak dapat digunakan, elektrolit diberikan secara intravena. Contohnya
injeksi ringers dan injeksi ringer laktat.
d.
Pengganti cairan
Dehidrasi membutuhan
penggantian cairan. Sodium klorida dan injeksi dekstrosa dapat digunakan sebagai
larutan dasar untuk pengganti cairan. Penggunaan larutan volume besar secara
berlebihan dapat menyebabkan edema dan intoksikasi air.
e.
Darah dan produk darah
Darah dan produk darah
hanya dapat diberikan secara intravena. Ini digunakan dalam kasus syok, pendarahan
atau kekurangan protein darah. Tidak ada obat yang dapat dicampur dengan darah
selama waktu pemberian.
f.
Pembawa obat
Obat yang berpotensi
mengiritasi dan untuk terapi lanjutan obat, cairan intravena sering digunakan
sebagai pembawa obat. Pada beberapa hal, kombinasi satu atau lebih obat pada
cairan intravena dapat merusak stabilitas obat dan mungkin meningkatkan
inkompatibilitas sediaan parenteral.
g.
Injeksi arginin hidroklorida
Asam amino efektif
dalam penggunaan stimulasi amonia tubuh. Kadar amonia dapat meningkat pada
disfungsi otak dan dampak kerusakan hati.
h.
Urea, bentuk lipofilisasi
Larutan urea diberikan
secara intravena untuk mengurangi pembengkakan, dan utamanya untuk mengurangi tekanan
intrakarnial dan intarokular. Pada pemberian dapat menyebabkan diuresis osmotik
dan mengurangi cairan yang terdapat pada jaringan.
i.
Manitol
Pemberian intravena
larutan manitol berakibat diuresis osmotik. Larutan dihilangkan dari tubuh dan
hampir seluruhnya tidak dimetabolisme. Dosisnya mengandung larutan 50-200 gram
sebagai 5, 10 dan 20%. Pemberian larutan injeksi 20% memerlukan filter darah.
j.
Dekstran
Dekstran merupakan
komponen polimer polisakarida dari unit glukosa. Saat diberikan secara IV,
dekstran 70 lebih efektif meningkatkan volume plasma. Dekstran digunakan pada
pengobatan trauma, luka bakar dan syok berkepanjangan. Dekstran juga digunakan
sebagai cairan dasar dalam pompa oksigenator selama sirkulasi ekstrakorkoreal.
k.
Sodium bikarbonat
pH larutan Sodium
bikarbonat kurang lebih 8. Meskipun termasuk senyawa kimia sederhana, namun
terdapat masalah dalam pembuatan dan pemberiannya. Contohnya pembusukan sodium
bikarbonat dengan melepaskan karbondioksida.
l.
Injeksi sodium laktat (1/6 molar)
injeksi mengandung 167
mEq sodium dan ion laktat per liter serta menyediakan sumber sodium. Larutan
ini digunakan dalam pengobatan darurat metabolit acidosis.
m.
Injeksi amonium klorida (2,14%)
Larutan mengandung 400
mEq amonium dan ion klorida per liter yang digunakan dalam pengobatan metabolit
alkalosis dan hipokloremia.
n.
Injeksi ringer’s laktat (LRI) (larutan
hartmann’s)
Produk ini mengandung sejumlah kecil sodium, potasium,
kalsium klorida dan sedikit sodium
laktat. Larutan ini digunakan untuk pengobatan awal syok hipovolemik. Pada
dewasa, 1-2 liter dapat diinfuskan sebagai pengobatan awal. LRI juga digunakan
sebagai sumber cairan dan elektrolit.
o.
Hetastarch
Hetastarch merupakan
bentuk utama amilopektin yang direaksikan dengan sodium hidroksi dan etilen
oksida. Larutan ini digunakan sebagai subtitusi serum albumin untuk peningkatan
volume plasma.
-
Parenteral volume besar yang tidak
digunakan secara IV
a.
Larutan irigasi bedah
Larutan ini digunakan
untuk mencuci dan melembabkan jaringan tubuh. Digunakan secara topikal untuk
melembabkan balutan untuk irigasi luka, sebagai rendaman atau cairan pencuci
alat.
b.
Larutan urologi irigasi
Larutan ini membantu
menjaga integritas jaringan, menghilangkan darah dan menyediakan bidang yang
bersih untuk operasi. Contohnya larutan sorbitol 3%.
c.
Larutan glisin
Glisin adalah asam
amino nontoksik yang digunakan untuk menghilangkan resiko hemolisis
intravaskular selama pembedahan transuretral.
d.
Larutan dialisis peritoneal
Larutan ini tidak
diberikan secara langsung ke dalam sistem sirkulasi, tapi ke dalam rongga
perut. Dialisis peritoneal digunakan untuk menghilangkan substansi toksik yang
secara normal dikeluarkan oleh fungsi ginjal. Larutan ini mengandung beberapa
konsentrasi dekstrosa (1.5, 2.5, 4.25%), natrium, kalsium, magnesium klorida
dan laktat yang secara komersial tersedia dalam wadah 3000 ml.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar