Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 27 Januari 2014

Hasil diskusi infus 2

8.      cara mencegah pirogen
a.        ensiklopedia: 224
-          Air yang digunakannya bebas pirogen
-          Harus dalam bentuk Kristal (bahan)
-          Alat disterilkan (dibilas) dengan air bebas pirogen
b.      DOM :995
-          Wadah disterilkan dengan dipanasi pada suhu 175oC selama 3 – 4 jam
-          Bahan-bahan atau pelarut harus dimurnikan dulu
-          Air di destilasi
-          Penyimpanannya dijaga
c.       RPS : 1550
-          mencegah pengenalan atau perkembangan selama proses.
d.      MP: 484
-          Dilakukan destilasi air
-          Menimalisir  waktu proses
-          Mengontrol kebersihan alat pada saat proses pembuatan
e.       Scoville’s 196
-          Dengan tepat merancang pengoprasian atau pembuatan sesegera mungkin
-          penyulingan dicocokkan untuk mencegah tetesan air mendidih dari destilat
-          air bebas dari perkembangan bakteri
kesimpulan :
-          alat dan wadah harus disterilkan
-          bahan harus dimurnikan dulu baru disterilkan

9.      cara menghilangkan pirogen
a.       MP : 415
-          Dihancurkan dengan sterilisasi kering pemanasan lama
-          Menggunakan metode ultrafiltrasi, absorbs, walaupun kurang efektif
b.      DOM:995
-          Diabsorbsi dengan substansi tertentu, seperti arang, gel aluminium hidroksida, dan serat asbes
-          Pemanasan dan siklus autoklav
c.       SDF: 47
-          Alat  dengan pemanasan suhu 250oC selama 30-45 mnt
-          Larutan dengan  oksidasi dan absorbsi
-          Untuk molekul yang BMnya tinggi dengan filtrasi
d.      Ansel :418
-          Alat dengan pemanasan 250oC kurang dari 30 menit
-          Ditambahkan garama agar tidak menguap
e.       PTM :
-          Airnya diseatilasi
-          Filtrasi
-          Osmosis terbalik untyk molekul yg kurand dari 1 nm
-          Arang aktif
-          Perendaman dan pencucian dapat diberikan bahan kimia seperti permanganate, peroksida
-          Pemansan kering > 160oC / 250oC salam min. 30 mnt
-          Wadah gelas dikeringkan  & dipanaskan di bawah LAV
Kesimpulan :
1.      Inaktivasi endotoksin :
-          hidrolisis asam basa
-          oksidasi
-          alkilasi
-          pemanasankering suhu tinggi (250oC selama 30-45 menit atau 170-180oC (3-4 jam )
-          pemanasan basah
-          radiasi ionisasi\polimexin B dan limulus amebaksin lysas
2.      penghilangan endotoksin:
-          osmosis balik : penukaran aman dapat menyerap pirogen dari air dan osmosis balik akan mengeliminasi pirogen
-          membilas dengan A.P.I
-          sterilisasi kering
-          ultrafiltrasi
-          karbon aktif : penyerapan pirogen dalam larutan dengan asbes dan arang dilaporkan efektif tetapi obat dan zat kimia lain dalam larutan hilang sebagian atau sluruhnya
-          daya tarik hidrofobik dan elektrolit

10.  uji pirogen

a.       FI. 908-909
Gunakan Kelinci dewasa yang sehat. Beda suhu tidak boleh berbeda kurang lebih 3oC dari suhu yang telah ditetapkan. Kelinci tdak boleh digunakan untuk uji pirogen lebih dari sekali dalam waktu 48 jam atau sebelum 2 minggu setelah digunakan untuk uji pirogen.
Lakukan pengujian dalam ruang terpisah yang khusus untuk uji pirogen. Kelinci tidak diberi makan selama waktu pengujian. Apabila pengujian menggunakan termistor, masukkan kelinci ke dalam kotak penyekap sehingga kelinci tertahan dengan letak leher yang longgar sehingga dapat duduk dengan bebas. Tentukan suhu awal masing-masing kelinci yang merupakan dasar untuk menentukan kenaikan suhu.
Kecuali dinyatakan lain pd masing-masing monografi, suntikan 10 ml per kg bobot badan, melalui vena tepi telinga 3 ekor kelinci dan penyuntikan dilakukan dalam waktu 10 menit. Untuk uji pirogen alat atau perangkat injeksi, gunakan sebagai larutan uji hasil cucian atau bilasan dari permukaan alat yang berhubungan langsung dengan sediaan parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan tubuh pasien. Hangatkan larutan pada suhu 37oC sebelum penyuntikan. Rekam suhu berturut-turut antara jam ke 1 dan jam ke 3 setelah penyuntikan dengan selang waktu 30 menit.
Setiap penurunan suhu dianggap nol. Sediaan memenuhi syarat apabila tak seekor kelinci pun menunjukkan kenaikan suhu 0,5o atau lebih.
b. parrot 290
tes pirogen menggunakan kelinci albino dengan berat sekitar 1500gr. Kelinci digunakan pada setiap tes. Temperatur normal yaitu 38,9C - 39,8C. 10mm parenteral di injesikan kedalam pembuluh darah telinga dari tiap kelinci menunjukkan kenaikan temperatur control atau jika jumlah kenaikan melebihi 1,4C.
Kesimpulan :
LUKAS : 101
-          Tes terhadap kelinci
Larutan yang diteliti diinjeksikan kedalam vena ditelinga dan peningkatan suhu diukur melalui rektal. Hasil negatif pada kelinci membuktikan hipertemia pada manusia tidak perlu dirisaukan. Uji pirogen menggunakan kelinci sehat yang telah dijaga dalam keadaan lingkungan dan makanan tepat sebelum dilakukan uji. Temperatur normal atau “control” diukur untuk tiap hewan yang akan digunakan. Temperatur kelinci-kelinci yang digunakan tidak boleh berbeda lebih dari 1C dengan yang lainnya kemudian temperatur tubuh tersebut diperkirakan tidak akan meningkat.
Jumlah kelinci
Larutan uji memenuhi syarat bila jumlah respon tidak melebihi (C)
Larutan uji tidak memenuhi syarat bila respon tidak melebihi (C)
3
1,20
2,7
6
2,80
4,3
9
4,5
6,0
12
6,6
6,6

-          Tes imulus
Lisat yang di proleh dari hasil butir darah kepiting. Imulus polyphemus mengandung sistem enzim dan protein. Apabila ada lipopolisakarida dalam jumlah kecil dari pirogen bakteri gram negatif maka menyebabkan terjadinya gumpalan. Hasil tes yang positif manjadi bukti adanya pirogen, namun bila negatif maka bukan jaminan bebas pirogen. Penemuan ini merangsang perkembangan uji limulus ameboyte lysate (LAL) oleh FDA.

11.  Pemberian infuse
Kesimpulan :
RPS : 1574
Kadang-kadang pemberian antibiotik dan obat lain dapat menggunakan suatu atau beberapa dari 3 metode (1) dengan IV langsung, (2) penambahan obat untuk mengantisipasi cairan volume pada suatu volume dengan kontrol alat (3) menggunakan wadah kedua (minibotik, minibag) dengan menggantung cairan IV (paggy bag).
-          Metode volume kontrol
Volume kontrol diatur dengan menyediakan sebuah alat yang digunakan untuk larutan obat infus dalam jumlah yang tepat, pada saat pengawasan kecepatan aliran.
-          Mekanik alat infus elektronik
Kegawatan pemberian stadium.IV dibuat dengan banyak variasi yang pada saat marawat dapat diubah dengan akurat dalam sistem. Ada beberapa variasi dalam memasukkan tetesan lubang chamber, penggunaan kekentalan larutan, aliran plastik dingin, sudipan kaleng, saringan akhir.
-          Alat penyaringan akhir
-          Partikulat zat dalam aliran IV dari campuran dapat berasal dari banyak sumber. Ini dapat berakibat dari pengemasan komponen pada cairan IV dan inkompatibilitas campuran dan manipulasi dalam penyiapan campuran dan sama dari penggunaan shift self.
·         St. Penghantaran IV yang baru
·         Frozen premix
·         Fosfat/ADS-100stm
·         Abbot/ADD-voltage sistem
·         Notnmix
·         IVAL-CRIS
·         Mini infoliser.pumps of intermitten IV drug delivery implantabel serious
GAMBAR : metode piggy back (RPS : 1574)

20130427_164434.jpg



12.  Pewadahan parentral dosis besar
a. RPS, 1572
wadah untuk cairan IV harus didesain untuk mempertahankan kesterilan larutan, kejernihan (bebas dari partikulat) dan tidak berpirogen dari saat waktu preparasi, selesai penyimpanan dan selam pemberian klinik. Penutup wadah harus didesain untuk memfsilitasi sisipan melewati dari tempat pemberian yang mana injeksi telah diatur, pada kedalam pembuluh darah yang cocok. Cairan IV dapat disimpan didalam wadah kaca atau wadah plastik. Yang kedua dapat terbuat dari bahan fleksibel/plastik semirigit.
Kesimpulan :
            Pewadahan cairan infus dapat digunakan dalam wadah kaca/dapat digunakan bahan fleksibel/plastik semirigit. Wadah tersebut dirancang untuk mempertahankan kesterilan larutan, kemurniannya. Penutupan wadah dirancang agar memudahkan penyisipan melalui pemberian suntikkan IV diberikan dalam wadah volume 1000mL, 500mL dan 250mL, selain itu juga dikemas dalam wadah 50/100mL dari DS/W atau NaCl pada penggunaan metode piggy back.
-          Wadah kaca dikemas dibawah vacuum, dimana harus dihamburkan terlebih dahulu, sebelum digunakan. Mekanismenya memperbolehkan udara masuk dalam wadah.
-          Wadah plastik dengan bahan polipropilen yang disterilkan dengan cara over kill. Juga dapat digunakn bahan penyetilen disterilkan dengan cara bioburdem.

13.  macam-macam sedian parentral vol. Besar
-          Parenteral volume besar yang digunakan secara IV
a.       Nutrisi dasar
Digunakan untuk memelihara fungsi normal tubuh, terutama pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup untuk mempertahankan keadaan pasien dari sakit atau setelah operasi. Contohnya asam amino, karbohidrat, alkohol, lemak, intralipid dan liposin.
b.      Nutrisi parenteral
adalah pemberian intravena jangka panjang larutan asam amino yang mengandung dekstrosa konsentrasi tinggi (sekitar 20%), elektrolit, vitamin dan insulin. Ini diperlukan untuk menjaga asupan kalori dan kebutuhan larutan tubuh.
c.       Mengembalikan keseimbangan elektrolit
Ganguan elektrolit dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi klinik seperti trauma, luka, terbakar, syok, diare, muntah dan pergeseran elektrolit dalam tubuh. Jika rute oral tidak dapat digunakan, elektrolit diberikan secara intravena. Contohnya injeksi ringers dan injeksi ringer laktat.
d.      Pengganti cairan
Dehidrasi membutuhan penggantian cairan. Sodium klorida dan injeksi dekstrosa dapat digunakan sebagai larutan dasar untuk pengganti cairan. Penggunaan larutan volume besar secara berlebihan dapat menyebabkan edema dan intoksikasi air.
e.       Darah dan produk darah
Darah dan produk darah hanya dapat diberikan secara intravena. Ini digunakan dalam kasus syok, pendarahan atau kekurangan protein darah. Tidak ada obat yang dapat dicampur dengan darah selama waktu pemberian.
f.       Pembawa obat
Obat yang berpotensi mengiritasi dan untuk terapi lanjutan obat, cairan intravena sering digunakan sebagai pembawa obat. Pada beberapa hal, kombinasi satu atau lebih obat pada cairan intravena dapat merusak stabilitas obat dan mungkin meningkatkan inkompatibilitas sediaan parenteral.
g.       Injeksi arginin hidroklorida
Asam amino efektif dalam penggunaan stimulasi amonia tubuh. Kadar amonia dapat meningkat pada disfungsi otak dan dampak kerusakan hati.
h.      Urea, bentuk lipofilisasi
Larutan urea diberikan secara intravena untuk mengurangi pembengkakan, dan  utamanya untuk mengurangi tekanan intrakarnial dan intarokular. Pada pemberian dapat menyebabkan diuresis osmotik dan mengurangi cairan yang terdapat pada jaringan.
i.        Manitol
Pemberian intravena larutan manitol berakibat diuresis osmotik. Larutan dihilangkan dari tubuh dan hampir seluruhnya tidak dimetabolisme. Dosisnya mengandung larutan 50-200 gram sebagai 5, 10 dan 20%. Pemberian larutan injeksi 20% memerlukan filter darah.
j.        Dekstran
Dekstran merupakan komponen polimer polisakarida dari unit glukosa. Saat diberikan secara IV, dekstran 70 lebih efektif meningkatkan volume plasma. Dekstran digunakan pada pengobatan trauma, luka bakar dan syok berkepanjangan. Dekstran juga digunakan sebagai cairan dasar dalam pompa oksigenator selama sirkulasi ekstrakorkoreal.
k.      Sodium bikarbonat
pH larutan Sodium bikarbonat kurang lebih 8. Meskipun termasuk senyawa kimia sederhana, namun terdapat masalah dalam pembuatan dan pemberiannya. Contohnya pembusukan sodium bikarbonat dengan melepaskan karbondioksida.
l.        Injeksi sodium laktat (1/6 molar)
injeksi mengandung 167 mEq sodium dan ion laktat per liter serta menyediakan sumber sodium. Larutan ini digunakan dalam pengobatan darurat metabolit acidosis.
m.    Injeksi amonium klorida (2,14%)
Larutan mengandung 400 mEq amonium dan ion klorida per liter yang digunakan dalam pengobatan metabolit alkalosis dan hipokloremia.
n.      Injeksi ringer’s laktat (LRI) (larutan hartmann’s)
Produk ini mengandung sejumlah kecil sodium, potasium, kalsium klorida dan sedikit sodium laktat. Larutan ini digunakan untuk pengobatan awal syok hipovolemik. Pada dewasa, 1-2 liter dapat diinfuskan sebagai pengobatan awal. LRI juga digunakan sebagai sumber cairan dan elektrolit.
o.      Hetastarch
Hetastarch merupakan bentuk utama amilopektin yang direaksikan dengan sodium hidroksi dan etilen oksida. Larutan ini digunakan sebagai subtitusi serum albumin untuk peningkatan volume plasma.
-          Parenteral volume besar yang tidak digunakan secara IV
a.       Larutan irigasi bedah
Larutan ini digunakan untuk mencuci dan melembabkan jaringan tubuh. Digunakan secara topikal untuk melembabkan balutan untuk irigasi luka, sebagai rendaman atau cairan pencuci alat.
b.      Larutan urologi irigasi
Larutan ini membantu menjaga integritas jaringan, menghilangkan darah dan menyediakan bidang yang bersih untuk operasi. Contohnya larutan sorbitol 3%.
c.       Larutan glisin
Glisin adalah asam amino nontoksik yang digunakan untuk menghilangkan resiko hemolisis intravaskular selama pembedahan transuretral.
d.      Larutan dialisis peritoneal
Larutan ini tidak diberikan secara langsung ke dalam sistem sirkulasi, tapi ke dalam rongga perut. Dialisis peritoneal digunakan untuk menghilangkan substansi toksik yang secara normal dikeluarkan oleh fungsi ginjal. Larutan ini mengandung beberapa konsentrasi dekstrosa (1.5, 2.5, 4.25%), natrium, kalsium, magnesium klorida dan laktat yang secara komersial tersedia dalam wadah 3000 ml.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar