IDENTIFIKASI
AMILUM SECARA KIMIAWI DAN MIKROSKOPI
A.
TUJUAN
Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum
yang umum digunakan dalam sediaan farmasi.
B.
BAHAN
1.
Klasifikasi
a. Amilum
Oryzae (Pati Beras)
Regnum : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
Species : Oryza
sativa
b. Amilum
Maydis (Pati Jagung)
Regnum :
Plantae
Devisio :
Spermatophyta
Class :
Monocotyledoneae
Ordo :
Poales
Familia :
Poaceae
Genus :
Zea
Species :Zea mays
c. Amilum
Manihot (Pati Tapioca)
Regnum :
Plantae
Devisio :
Spermatophyta
Class :
Dicotyledoneae
Ordo :
Euphorbiales
Familia :
euphorbiaceae
Genus :
Manihot
Species : Manihot
utilissima
d. Amilum
Solani (Pati Kentang)
Regnum :
Plantae
Devisio :
Spermatophyta
Class :
Dicotyledoneae
Ordo :
Solanales
Familia :
Solanaceae
Genus :
Solanum
Species : Solanum tuberosum
e. Amilum
Sago (Pati Sagu)
Regnum :
Plantae
Devisio :
Spermatophyta
Class :
Dicotyledoneae
Ordo :
Arecales
Familia :
Areceae
Genus :
Metroxylon
Species : Metroxylon sago
2. Deskripsi
tanaman
a. Amilum
Oryzae (Pati Beras)
Tanaman semak semusim ini berbatang basah, tingginya
50cm – 1,5 m. batang tegak, lunak, bertuas, berongga, kasar warna hijau. daun
tunggal berbentuk pita yang panjangnnya15-30 cm, lebar mencapai 2 cm, perabaan
kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. bungan
majemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau,
setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah (Dalimartha,
1999).
b. Amilum
Maydis (Pati Jagung)
Rumput
berumah satu, tegak, dengan sistem perakaran terdiri dari akar serabut. Batang
biasanya tunggal. Daun tumbuh berseling pada sisi yang berlainan pada buku,
dengan helaian daun yang bertumpang tindih, aurikel diatas; helaian daun
memita-memanjang. Perbungaan jantan dan betina terpisah pada satu tumbuhan yang
sama; bunga jantan merupakan malai terminal. Perbuahan yang masak dalam bentuk
tongkol.Bijinya biasanya lonjong, warna bervariasi dari putih hingga kuning,
merah atau keunguan hingga hitam.
c. Amilum
Manihot (Pati Tapioca)
Tanaman
perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang
dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbiakar yang dapat
dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm,
tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau
kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di
lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap
akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia. Umbi
ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin
protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daunsingkong karena
mengandung asam amino metionina.
d. Amilum
Solani (Pati Kentang)
Tumbuhan
terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk membulat hingga menjorong,
warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik atau halus, biasanya terdapat
beberapa mata tunas.Batang biasanya berongga, bersayap. Daun berseling,
bertangkai, majemuk menyirip gasal, dengan atau tanpa banyak pinak daun, pinak
daun samping berhadapan atau berseling, membundar telur hingga
menjorong-membundar telur, pinak daun yang terkecil agak duduk, berbentuk
membundar telur hingga agak membundar, pinak daun ujung biasanya yang terbesar.
Semua pinak daun berbulu padat, berwarna hijau gelap, berurat daun menyirip. Perbungaan
malai.Bunga putih atau putih ditutupi dengan merah jambu atau ungu, ditengah
kuning kehijauan; kelopak menggenta, bagian luar berbulu; mahkota bagian luar
berbulu. Buah buni agak membulat, berwarna hijau-kuning, berbiji banyak,
beracun.Biji pipih, berbentuk agak membundar hingga membundar telur, berwarna
kuning pucat kecoklatan.
e. Amilum
Sagu (Pati Sagu)
Sagu
tumbuh dalam bentuk rumpun. Setiap
rumpun terdiri dari 1-8 batang sagu, pada setiap pangkal tumbuh 5-7 batang
anakan. Pada kondisi liar rumpun sagu
akan melebar dengan jumlah anakan yang banyak dalam berbagai tingkat
pertumbuhan. Tajuk pohon terbentuk dari pelepah yang berdaun sirip dengan
tinggi pohon dewasa berkisar antara 8-17 meter tergantung dari jenis dan tempat
tumbuhnya (Harsanto, 1986).
Perbungaan
malai di pucuk, bercabang-cabang sehingga menyerupai payung, bunga muncul dari
percabangan berwarna coklat pada waktu masih muda, gelap dan lebih merah pada
waktu dewasa; bunga berpasangan tersusun secara spiral, masing-masing pasangan
berisi 1 bunga jantan dan 1 bunga hermafrodit, biasanya sebagian besar bunga jantan
gugur sebelum mencapai antesis. Buah pelok membulat-merapat turun sampai
mengerucut sungsang, tertutup dengan sisik, mengetupat, kuning kehijauan,
berubah menjadi bewarna kuning jerami atau sesudah buah jatuh; bagian dalamnya
dengan suatu lapisan bunga karang berwarna putih.Biji setengah membulat,
selaput biji merah tua.
3.
Deskripsi simplisia
a. Amylum
manihot
Amylum
manihot yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 kami dapat
melihat bentuknya yang berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi
banyak butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik,
ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.
b. Amylum
maydis
Dengan
pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk amylum maydis
ini berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat
butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.
c. Amylum
solani
Di
dalam mikroskop yang pembesarannya 15 X 10 amylum solani ini berbentuk butir
tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella
tapi tidak terlihat jelas.
d. Amylum
oryzae
Bentuk
amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 yaitu butir bersegi
banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus
yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella.
e. Amylum
sago
Amilum
sago yang kami amati dari mikroskop dengan pembesaran 15 X 10, dapat dilihat
anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati tunggal.
C.
HASIL
PENGAMATAN
Tabel
Pengamatan
·
Identifikasi Amilum secara kimiawi
|
|
Warna
|
|
No.
|
Amilum
|
Sebelum
Dipanaskan
|
Setelah
Dipanaskan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Tapioka
+ I2
Beras + I2
Jagung + I2
Kentang + I2
Sagu + I2
|
Biru
Keunguan
Ungu Muda
Biru Tua
Biru Tua
Coklat kehijauan
|
Keruh
Bening
Ungu Muda
Bening
Biru Tua
|
No.
|
Perlakuan
|
Warna
|
|
Sebelum
Dipanaskan
|
Setelah
Dipanaskan
|
||
1.
|
Amylum
solani + I2
|
|
|
2.
|
Amylum
oryzae + I2
|
|
|
3.
|
Amylum
maydis + I2
|
|
|
4.
|
Amylum
sagu + I2
|
|
|
5.
|
Amylum
manihot + I2
|
|
|
·
Identifikasi amilum secara mikroskopi
No.
|
Bahan
Uji
|
Gambar
Mikroskop
|
Keterangan
|
1.
|
Amylum
solani
|
|
Berbentuk
butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga
lamella tapi tidak terlihat jelas.
|
2.
|
Amylum
oryzae
|
|
Butir
bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur
dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella.
|
3.
|
Amylum
maydis
|
|
Berupa
butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir
pati dan hilus yang berupa rongga atau celah dan terdapat lamela.
|
4.
|
Amylum
sagu
|
|
Berupa
butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir
pati dan hilus yang berupa rongga atau celah dan terdapat lamela.
|
5.
|
Amylum
maihot
|
|
Berupa
butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir
pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak
jelas,yang berupa butir majemuk sedikit.
|
D.
PEMBAHASAN
Farmakognosi
merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari
bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam
yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan
farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu tidak
akan bisa dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata.
Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan
alat-alat cara kimia dan fisika.
Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks
yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar
dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai
produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga
menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Amylum manihot (pati singkong) adalah pati yang
diperoleh dari umbi akar Manihot
utilissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang berupa serbuk
sangat halus dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat
atau bersegi banyak butir kecil dengan diameter 5µm sampai 10 µm, butir besar
bergaris tengah 20 µm sampai 35 µm, hilus tengah berupa titik, garis lurus atau
bercabang tiga, lamella tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri
dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak sama bentuknya. Identifikasi kimiawi
yaitu dengan Iodium dimana akan terjadi biru tua yang hilang pada pemanasan dan
timbul kembali pada pendinginan.
Amylum maydis (pati jagung) adalah pati yang diperoleh
dari biji zea mays L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara
mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23
µm atau butir bulat dengan diameter 25 µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa
rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika
diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus. Untuk identifikasi secara kimiawi sama dengan amylum
manihot.
Amylum oryzae (pati beras) adalah amylum yang
diperoleh dari biji Oryza sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat
halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2
µm sampai 5 µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20
µm. hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika
diamati dibawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus.
Amylum solani (pati kentang) adalah pati yang
diperoleh dari umbi solanum tuberosum (familia Solanaceae).Yang berupa serbuk
sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak
beraturan, atau bulat telur ukuran 30 µm sampai 100 µm, atau membulat ukuran 10
µm sampai 35 µm, butir majemuk jarang, terdiri dari 2 sampai 4, hilus berupa
titik pada ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat, jika
diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam
memotong pada hilus. Untuk idetifikasi secara kimiawi sama dengan amylum
manihot.
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini disediakan 5 macam larutan amilum, yaitu :
pati jagung, pati
beras, pati
kentang, pati sagu dan
pati singkong.Kelima larutan
pati tersebut masing-masing diambil beberapa tetes dengan pipet dan masing-masing
tabung reaksi
pati diberi dengan satutetes larutan iodium. Tujuan dari penambahan larutan
iodium adalah untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan
tersebut yang dapat diketahui dengan adanya perubahan warna. Kondisi larutan
setelah ditetesi iodium yaitu terdapat perubahan warna pada kelima sampel dari sebelumnya yang tidak
berwarna atau jernih. Pati jagung berubah
menjadi warna biru tua, setelah itu dipanaskan dan menghasilkan warna ungu muda.
Pati beras berubah menjadi warna ungu
muda, dan setelah dipanaskan berubah warna menjadi bening seperti semula. Pati singkong berubah menjadi warna biru
keunguan, dan setelah dipanaskan maka pati tersebut menjadi keruh. Sedangkan, pada
pati kentang berubah menjadi biru
tua, dan setelah dipanaskan berubah warna mejadi seperti semula yaitu bening,
pada amilum yang terakhir yaitu pati sagu
berubah warna menjadi coklat kehijauan, setelah
dipanaskan, pati tersebut berubah warna menjadi biru tua.
Hal
ini menunjukkan bahwa masih terdapat amilum dalam larutan pati kentang
tersebut, namun amilum yang terkandung di dalamnya berada dalam keadaan rusak
sehingga tidak menunjukkan perubahan warna yang signifikan.
Pada industri farmasi amilum mempunyai banyak
bermanfaat, diantaranya amilum biasa digunakan
sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan
sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan
penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai
antidotum terhadap keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan sebagai
emolien dan sebagai basis untuk supositoria.
E.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu
untuk membedakan macam-macam amilum dilakukan 2 pengujian yaitu secara mikroskopis dan secara kimiawi, untuk uji secara mikroskopis
dapat diamati perbedaan bentuk pati dari tiap-tiap amilum dan secara secara
kimiawi yaitu mendeteksi kandungan amilum dengan perubahan warna sampel menjadi
biru keunguan setelah ditetesi dengan iodine.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu saat
mengamati amilum dibawah mikroskop, sebaiknya medium yang digunakan jangan
terlalu banyak, karena akan mempengaruhi penampang yang diamati. Jika terlalu banyak
medium, globul air akan mempersulit kita untuk mengamati hilus dan lamella yang
terbentuk, dan sebaiknya laboratorium menyediakan kursi buat para praktikan,
agar praktikum berjalan dengan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim,
1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Dalimartha,
S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Trubus agriwidya, Jakarta
Ditjen
POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Harsanto,
P.B., 1986, Budidaya dan Pengolahan
Sagu, Kanisius, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar