Chlamydia trachomatis
Chlamydia juga dikenal sebagai Miyagawanela atau Bedsonia. Gram-negatif
berdiameter 0,2-1,5 (m. Tiga spesies Chlamydia yang dikenal : (1) C. trachomatis,
pertumbuhannya dihambat oleh sulfonamid, dan menghasilkan inklusi sitoplasmik
dengan pewarnaan-iodin, (2) C. psittaci, dan (3) C. pneumoniae, keduanya tidak
dihambat oleh sulfonamid dan tidak menghasilkan inklusi dengan pewarnaan-iodin.
Secara morfologi Chlamydia dapat dibedakan menjadi dua bentuk : badan
elementer (elementary body/EB) dan badan retikuler (reticulate body/RB). EB
merupakan berbentuk bulat padat, dengan diameter 0,2-0,4 (m. EB merupakan bentuk
infektif, mampu melekat pada sel inang target dan memasuinya. Kekakuan dinding
selnya membuat EB dapat bertahan hidup selama di luar sel.
Meskipun berukuran sangat kecil, tetapi Chlamydia bukan termasuk virus
melainkan bakteri. Hal ini terbukti dari sifat-sifat berikut yang tidak terdapat dalam virus,
yaitu memiliki dinding sel yang sama dengan bakterigram-negatif, mengandung RNA
dan DNA, mempunyai ribosom prokariot dan mensintesis protein, asam nukleat, dan lipid
sendiri, membelah secara biner, dan rentan terhadapberbagai zat antibakteri.
Chlamydia tidak mampu membentuk sendiri senyawa fosfat berenergi tinggi.
Energi yang dibutuhkan dapat diambil dari sel inang, leh karena itu kuman ini juga
disebut parasit energi. Meskipun merupakan bakteri gram-negatif, Chlamydia memiliki
lipopolisakarida, tetapi terpotong, mirip kemotipeRe.
DNA dipadatkan di tengah nukleoid dan merupakan molekul sirkuler tertutup
dengan B.M 660 kDa. Molekul tersebut dapat menyediakan informasi sebanyak 600
protein yang berbeda, sekitar seperempat kali yangdisediakan oleh genom E. coli.
A. Siklus Perkembangan Chlamydia
Siklus perkembangan pertumbuhan terdiri dari lima fase utama :
(1) perlekatan dan penembusan EB,
(2) transisi metabolisme dari EB menjadi RB aktif,
(3) pertumbuhan dan pembelahan RB, menghasilkan beberapa progeni,
(4) maturasi RB noninfektif menjadi EB infektif, dan
(5) pelepasan EB dari sel inang.
Awal peristiwa proses infeksius dimulai ketika perlekatan EB ke mikrovili sel
epitel silindris yang rentan. Satu metode internalisasi menyerupai jalur mirip-endositosis
diperantarai-reseptor pada virus, tetapi pada beberapa bagian, serupa dengan parasit
terspesifikasi.
Infeksi pada manusia disebabkan oleh C. trachomatis, terutama pada mata dan
saluran genital. Saat ini trachoma yang mengarah pada kebutaan dapat dicegah, penderita
diperkirakan sekitar 500 juta orang. Di Eropa dan Amerika Serikat, Chlamydia juga
sebagai penyebab penyakit menular-seksual. Pada pria, penyakit dimulai dengan uretritis
dan dapat menyebar ke epididimis. Pada wanita penyakit dimulai pada serviks,
penyebaran naik ke endometrium dan tuba falopi dapat menyebabkan penyakit
peradangan pelvik dan infertilitas. Bayi yang lahir dari ibu penderita servisitis sering
mengalami inklusi konjungtivitis dan pneumonitis. Pertumbuhan lambat bakteri ini pada
lingkungan intraselulernya menghasilkan penyakit klinik yang lambat perkembangannya
sehingga pada beberapa kasus tidak diobati.
B. Penyakit Infeksi Chlamydia
a. Infeksi Okuler
Trachoma. Trachoma merupakan keratokonjungtivitis kronik yang disebabkan oleh C.
trachomatis serotipe A, B dan C.
Epidemiologi. Trachoma merupakan penyakit yang secara terus menerus terdapat di
beberapa daerah negara berkembang yang miskin dan kotor seperti Afrika, Timur
Tengah, India, Asia Tenggara, dan pulau-pulau Pasifik. Di Amerika Serikat, Indian
Amerika merupakan kelompok masyarakat yang sering terinfeksi. Pada daerah endemik,
anak-anak berperan sebagai reservoir untuk penularan penyakit tersebut. Pada daerah
tersebut, trachoma yang aktif secara klinik ditemukan pada bayi berumur 2-3 bulan, dan
prevalensi aktif pada anak-anak usia prasekolah dapat mencapai 70% - 100%. Walaupun
demikian anak-anak berusia 10-15 tahun mulai terbebas dari penyakit aktif. Dalam suatu
komunitas yang terdapat trachoma membutakan merupakan hiperendemik, sangat
berpengaruh terhadap orang-orang yang hidup pada daerah yang sangat-miskin.Keadaan
keluarga yang padat, merupakan faktor risiko penyakit yang sangat signifikan. Keadaan
demikian mempermudah penularan infeksi dari mata-ke-mata melalui droplet, tangan,
dan pakaian yang terkontaminasi. Pada komunitas tertentu, episode musiman
konjungtivitis akut, nampaknya sangat berhubungan dengan serangga tertentu yang
terbang ke arah mata.
Patogenesis. C. trachomatis khususnya berreplikasi pada permukaan mukosa dalam sel
epitel silindris dan transisional. Kuman tersebut menstimulasi infiltrasi PMN secara
cepat, khususnya pada awal infeksi. Infiltrasi submukosa limfositik juga terpengaruhi,
menyebabkan pembentukan folikel limfoid dan perubahan fibrotik.
b. Konjungtivitis Inklusi
Pada Bayi. Konjungtivitis Inklusi pada bayi merupakan penyakit mata yang diperoleh
dari saluran kelahiran ibunya. Umumnya disebabkan oleh C. trachomatis serotipe D
sampai K. Penyakit tersebut sering dinamakan "Konjungtivitis Inklusi Trachoma" karena
sangat berhubungan erat dengan kuman penyebab trachoma okuler yang disebut Kuman
TRIC dan secara historik meliputi keduanya. Insidensi infeksi chlamydia pada mata bayi
bergantung pada prevalensi infeksi servik pada ibu bayi tersebut. Pada bayi yang baru
lahir biasanya penyakit terlihat pada 5-12 hari setelah kelahiran. Hal tersebut ditandai
dengan eksudat dan konjungtivitis dan bersifat unilateral. Vulvovaginitis, infeksi telinga,
dan rhinitis mukopurulen dapat menyertai penyakit okuler. Beberapa anak penderita
konjungtivitis inklusi saat lahir, prematur, dan infeksi pada ibu dihubungkan dengan
berbagai komplikasi perinatal untuk ibu dan bayinya.
Konjungtivitis inklusi pada mata bayi yang baru lahir memiliki insidensi tinggi
pada mikropanus, ruam konjungtiva, dan berulang, yang dapat dicegah dengan
pengobatan.
Pada Orang Dewasa. Konjungtivitis inklusi biasanya sporadik tetapi dapat bersifat
epidemik akibat kontaminasi dari kolam renang tanpa-klorinasi. Konjungtivitis inklusi
harus dibedakan dari keratokonjungivitis epidemik, yang disebabkan penyakit virus.
c. Infeksi Saluran Genital
Infeksi C. trachomatis pada saluran genital terdapat dua tipe: (1) disebabkan oleh
okulogenital serotipe D sampai K dan (2) LGV (Limphogranuloma Venereum) yang
disebabkan oleh serotipe L1, L2, dan L3.
Infeksi Urogenital. Penemuan biovar trachoma dan bukti serologik infeksi Chlamydia
serotipe D sampai K terjadi pada sekitar 20% pria penderita uretritis nongonokokus dan
setengahnya pada kontak seksual. Hal tersebut terjadi pada pria dengan sejarah penyakit
kelamin lain dan berhubungan seksual dengan wanitapenderita infeksi chlamydia servik.
Infeksi pada wanita dewasa termasuk servisitis kronik dan uretritis. Demam
setelah melahirkan sering terjadi pada seorang ibu.Infeksi servik maternal dihubungkan
dengan peningkatan kelahiran prematus dan morbiditas perinatal. Kehamilan di luar
kandungan, merupakan beberapa akibat sekunder salfingitis chlamydia, telah meningkat
pada dekade berikutnya.
Sindrom Reiter's. Pasien penderita sindrom Reiter's ditandai dengan tiga kali gejala
berulang, termasuk konjungtivitis atau irodosiklitis, poliartritis, inflamasi genital.
Penyakit ini bianya terjadi pada pria muda berkulit putih dan diawali dengan infeksi
daerah dekat sendi. Dikenali infeksi berpresipitasi termasuk infeksi genital dan
gastrointestinal.
Limphogranuloma Venereum (LGV). Limphogranuloma inguinal, climatic bubo, dan
esthiomene berupa sinonim dari penyakit menular-seksual yang menyebar luas di seluruh
dunia. LGV tidak dapat dikelirukan dengan granuloma inguinal, yang disebabkan oleh
Calymmatobacterium granulomatis. Manusia merupakan inang alami infeksi tersebut
yang disebabkan oleh biovar LGV dari C. trachomatis.
Epidemiologi. Di Amerika Serikat, insidensi LGV dilaporkan kurang dari 300 kasus per
tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orangberkulit hitam, dan lebih sering terjadi
pada pria dibandingan dengan wanita. Di Amerika Serikat, pria homoseksual sering
tertular LGV dan menjadi reservoir utama penyakit-penyakit, khususnya sifilis: oleh
karena itu semua pasien LGV harus terus menerus diawasi untuk membuktikan adanya
penyakit menular seksual lainnya.
Patogenesis. Serovar LGV lebih invasif dibandingkan dengan serovar C.
trachomatislainnya. Daerah multiplikasi biovar LGV,daerah nodus limfatik, sedangkan
viovar trachoma pda sel epitel skuamokolumnar.
Hiperglobulinea sering terdapat pada awal infeksi dapat disertai oleh reaksi positif
untuk faktor reumatoid, krioglobulin, dan peningkatan IgA.
Manifestasi Klinik. Periode LGV bianya terjadi pada1-4 minggu. Terdapat gejala awal
seperti demam, sakit kepala dan myalgia.
Akibat penyakit bervariasi. Dapat menyebabkan kerusakan vulva dan uretra.
Obstruksi limfatik pada wanita dapat mengarah pada elephantiasis vulva, yang disebut
esthiomene. Pada wanita penderita LGV dilaporkan mengalami peningkatan vulvar
carcinoma.
Uji Frei merupakan uji kulit intradermal, yang sering digunakan untuk diagnosis
LGV. Antigen spesifisitas generik menunjukkan uji Frei positif, yang memperlihatkan
hipersensitivitas lambat terhadap infeksi chlamydia dengan antigen yang dipersiapkan
dari kantung kuning telur embrio ayam yang diinfeksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar