BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan
atributnya berdasarkan
cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau di pantulkan oleh
materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu
kepada cabang dimana cahaya tampak digunakan dalam teori-teori struktur materi
serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi
spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga
bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan elektromagnetik seperti gelembang
mikro, gelombang radio, elektron,
foton, gelombang suara , sinar x dan lain sebagainya (Azis, 2010).
Spektroskopi pada umumnya digunakan dalam kimia
fisik dan kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap.
Alat unruk merekam spectrum tersebut disebut spektrometer. Spektrometer juga digunakan
secara intensif dalam atronomi dan penginderaan jarak jauh.
Spektroskopi RMI/NMR
dan spektroskopi massa adalah contoh dari metode spektroskopi. Spektroskopi
RMI didasarkan pada vibrasi, rotasi, dan
mode frekuensi lemah dalam sebuah system. Spektroskopi RMI memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan spektroskopi lainnya. Selain itu, spetroskopi RMI juga digunakan dalam penentuan struktur
suatu molekul. Sedangkan
spektroskopi massa didasarkan pada pengubahan komponen cuplikan menjadi ion-ion
dan memisahkannya berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e). Agar
kita dapat mengetahui lebih jelas maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
spektroskopi RMI dan spektroskopi
massa.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan spektroskopi RMI?
2.
Bagaimana
prinsip kerja spektroskopi RMI?
3.
Bagaimana
instrument spektroskopi RMI?
4.
Apa saja aplikasi dari spektroskopi RMI?
5.
Apa yang dimaksud spektroskopi massa?
6.
Bagaimana prinsip kerja spektroskopi
massa?
7.
Apa saja aplikasi dari spektroskopi
massa?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah
1.
Untuk
mengetahui tentang spektroskopi RMI
2.
Untuk
mengetahui prinsip kerja spektroskopi RMI
3.
Untuk
mengetahui instrument spektroskopi RMI
4.
Untuk
mengetahui aplikasi dari spektroskopi RMI
5.
Untuk
mengetahui tentang spektroskopi massa
6.
Untuk
mengetahui prinsip kerja spektroskopi massa
7.
Untuk
mengetahui aplikasi dari spektroskopi massa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spektroskopi adalah
ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang
dipancarkan, diserap atau di pantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu
kepada cabang dimana cahaya tampak digunakan dalam teori-teori struktur materi
serta analisa kualitatif dan kuantitatif (Azis, 2010).
Spektroskopi Resonansi
Magnetik Inti (Nuclear Magnetic
Resonance)
adalah salah satu metode spektrometri yang penting untuk menguraikan atau
menentukan struktur dari senyawa yang tidak diketahui, termasuk stereokimia
dari suatu senyawa. Metode ini tidak hanya berguna dalam bidang senyawa
organik, tetapi juga dapat digunakan dalam bidang yang lain seperti: farmasi, analisis
dan sintesis obat, organometalik, ilmu polimer dan yang lainnya. Stuktur yang
kompleks dan senyawa baru sangat sulit ditentukan dengan menggunakan analisa
spektrum UV, IR, dan MS, sehingga untuk itu dibutuhkan metode NMR
(Sastrohamidjojo, 1995).
Spektroskopi resonansi magnetik nuklir, yang paling umum
dikenal sebagai spektroskopi NMR, adalah nama yang diberikan kepada teknik yang
mengeksploitasi sifat magnetik inti tertentu. Ketika ditempatkan dalam medan
magnet, NMR inti aktif (seperti 1 H atau 13 C) menyerap
frekuensi karakteristik dari isotop. Frekuensi resonansi, penyerapan energi dan
intensitas sinyal sebanding dengan kekuatan medan magnet. Sebagai contoh, dalam
21 tesla medan magnet, proton beresonansi pada frekuensi 900 MHz. Hal ini umum
untuk mengacu ke 21 T magnet sebagai 900 MHz magnet, meskipun inti berbeda
beresonansi pada frekuensi yang berbeda di bidang ini kekuatan. Dalam medan
magnet bumi inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Efek ini digunakan
di lapangan Bumi NMR spektrometer dan instrumen lainnya. Karena instrumen ini
portabel dan murah, mereka sering digunakan untuk mengajar dan studi lapangan
(Anonim, 2011).
Eksperimen NMR meliputi NMR 1D dan 2D.
NMR 1D yang didapat menggunakan meliputi:
1. 1H NMR,
memberikan informasi mengenai jumlah serta jenis hidrogen serta sifat
lingkungan dari hidrogen tersebut.
2.
13C-NMR,
memberikan informasi struktur berdasarkan pergeseran kimia dari bermacam-macam
karbon pada suatu senyawa.
13C NMR yang
dapat digunakan meliputi (Pavia et al., 1979):
a. DEPT (Distortionless
Enhacement by Polarization Transfer) untuk menetukan keberadaan atom karbon
(C primer, C sekunder, C tersier, dan C kuartener).
b. JMOD (J Modulation) 13C-NMR,
berguna dalam menentukan jumlah atom karbon serta jenis karbon tersebut (C
primer, C sekunder, C tersier, dan C kuartener)
Adapun NMR 2 D yang dapat digunakan
meliputi (Breitmaier, 2002):
1. HSQC (Heteronuclear Single Quantum Coherence)
memperlihatkan korelasi 1H NMR dengan 13C NMR sehingga
dapat ditentukan keberadaan dan jenis atom karbon.
2. HMBC (Heteronuclear Multiple Bond Coherence)
menentukan korelasi proton dengan karbon dengan jarak dua,
tiga, hingga empat ikatan.
3. 1H-1H COSY (Correlation
Spectroscopy) menunjukkan korelasi proton-proton visinal.
4. NOESY (Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy)
menunjukkan interaksi proton dengan proton atau proton dengan karbon secara
stereokimia.
Spektroskoi massa adalah penguraian
sesepora senyawa organik dan perekam pola fragmentasi menurut massanya. Uap
cuplikan berdifusi ke dalam sistem spektrofotometer massa yang bertekanan
rendah, lalu diionkan dengan energi yang cukup untuk memutuskan ikatan kimia.
Ion bermuatan positif yang terbentuk dipercepat dalam medan magnet yang
menyebarkan ion tersebut dan memungkinkan pengukuran kelimpahan nisbi ion yang
mempunyai nisbah massa terhadap muatan tertentu. Rekaman kelimpahan ion
terhadap massa merupakan grafik spektrum massa yang terdiri atas sederetan
garis yang intensitasnya berbeda-beda pada satuan massa yang berlainan (Harborne,
1987).
Spektrometer massa adalah suatu
instrument yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan
massa atau beratnya. Teknik ini tidak dapat dilakukan dengan spekstroskopi, akan
tetapi nama spektroskopi dipilih disebabkan persamaannya dengan pencatat
fotografi dan spectrum garis optic. Umumnya spectrum massa diperoleh dengan
mengubah senyawa suatu sample menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang
dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (Khopkar, 1990).
Metode spektroskopi massa didasarkan
pada pengubahan komponen cuplikan menjadi ion-ion dan memisahkannya berdasarkan
perbandingan massa terhadap muatan (m/e). Spektrum massa memberi informasi
berat molekul yang berguna untuk mengidentifikasi rumus bangun molekul bersama spektrum
IR dan NMR. Pada spektrum massa, berat molekul ditentukan pada puncak paling
kanan (Hendayana, 1994).
BAB III
PEMBAHASAN
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari interaksi
antara gelombang elektromagnetik dengan benda (Harmita, 2006). Metode spektroskopi
berdasarkan pada penyerapan selektif dari radiasi elektromagnetik molekul
organik (Williams & Fleming, 2002).
A. SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNETIK INTI
(RMI)
Definisi
Spektroskopi RMI
Spektroskopi
nuclear magnetic resonance (NMR) atau spektroskopi resonansi magnetik inti (RMI) adalah
salah satu metode analisis yang paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR
digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru,
kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen
dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Meskipun banyak jenis nuclei
yang berbeda akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori
adalah salah satu yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya
digunakan pada studi molekul organik karena biasanya membentuk atom hidrogen
dengan jumlah yang sangat besar.
(NMR) merupakan suatu teknik spektroskopi yang
menggunakan radiasi elektromagnetik inti atom tertentu untuk mendapatkan
informasi tentang struktur, komposisi dan dinamika bahan. Pengukuran
menggunakan NMR didasari oleh pengukuran absorbsi radiasi elekromagnetik oleh
inti atom dalam daerah frekuensi radio pada rentangan 20-900 MHz dengan
panjang gelombang 75-0,5 m. Agar inti atom dapat memiliki tingkat energi yang
diperlukan untuk menyerap frekuensi radio, maka sampel harus
ditempatkan pada medan magnet (Ho) yang kuat (beberapa ribu gauss). Seperti
terlihat pada gambar 1.
Sebelum penyerapan energi
|
Setelah penyerapan energi
|
Catatan : medan magnet luar disimbolkan
dengan Ho atau Bo.
Gambar 1. absorbsi
radiasi elekromagnetik oleh inti
Pauli (1924) mengatakan bahwa inti-inti atom tertentu
memiliki karakter “spin dan moment magnetik” yang jika
ditempatkan di dalam medan magnet mengakibatkan tingkat energi terbagi.
Teori Pauli diverifikasi oleh Bloch dan Purcell yang mengatakan bahwa inti
menyerap radiasi elektromegnetik di dalam medan magnet yang kuat dan sebagai
akibat pembagian level energinya itu, yang disebabkan oleh gaya
magnetik. Keadaan lingkungan dari molekul akan mempengaruhi absorbsi
frekuensi radio oleh suatu inti dalam medan megnet dan efeknya akan
berkorelasi dengan struktur molekul. Resonansi megnetik inti muncul
dari inti apapun dengan moment magnetik internal bereaksi seperti gassing
(spinning top) jika ditempatkkan dalam satu medan magnet eksternal. Gerakan “spinning”
inti yang menimbulkan moment magnetik disebut Larmor Presisi.
Absorbsi radiasi elektromagnetik akan mengakibatkan transisi
energi dari E1 ke E2 sebesar ΔE sebanding dengan kekuatan medan magnet
luar (Ho/Bo). ΔE = 2μ B Dengan adanya perbedaan energi akibat proton
diletakkan pada medan magnet Ho/Bo, maka timbul perbedaan energi yang disebut
E. E adalah energi yang diperlukan untuk mengadakan “Flip” (dari kedudukan energi rendah ke kedudukan energi
tinggi). Energi ini diberikan oleh radiasi elektromagnetik pada suatu daerah
frekuensi (diperlukan 14092 gauss = radiasi elektromagnetik 60 x 106
cycles per detik atau 60 MHz). Hubungan antara frekuensi dari radiasi v
dengan kuat medan magnet (Ho) adalah:
Keterangan
g = ratio
gyromagnetik (untuk proton g = 26,750)
v = frekuensi dari
radiasi
m = tetapan untuk tiap
inti
Perbedaan energi
di antara dua kedudukan spin tergantung kepada kekuatan medan magnet yang
datang dari luar, dan biasanya perbedaan tersebut sangat kecil. Diagram
berikut memberikan ilustrasi bahwa dua spin yang berlawanan mempunyai energi
yang sama bila pengaruh medan magnet luar adalah nol. Bx
merupakan simbol untuk menggambarkan perbedaan energi anatara dua spin
tersebut (I = 1/2 dan μ merupakan moment magnet inti pada medan)
Medan magnet yang kuat diperlukan untuk
dapat terjadinya spektroskopi NMR. Satuan internasional untuk mengukur
kekuatan medan magnet adalah tesla (T). Pengaruh medan magnetik bumi
terhadap spin tidak konstan namun diperkirakan 10-4 T .
Spektrometer NMR modern menggunakan medan magnet antara 1 sampai dengan
20 T. Bila pengaruh medan magnet tinggi akan menyebabkan perbedaan energi di
antara dua spin sebesar 0.1 kal/mole. Satauan frekuensi MHz.(106
Hz), digunakan untuk menyatakan perbedaan energi yang kecil di antara dua
spin dengan kisaran 20 sampai 900 MHz. Spektroskopi Nmr memiliki energi yang
paling bagus untuk menentukan struktur molekul. Inti atom hidrogen memiliki
moment
magnetik,
μ = 2.7927.
Untuk inti dengan spin perbedaan energi
antara dua spin diberikan oleh kekuatan medan magnet yang menghasilkan moment
magnet dengan harga sebanding dengan perbedaan tersebut. Berikut adalah 4
macam inti yang telah diketahui moment magnetnya yaitu: 1H μ
= 2.7927, 19F μ = 2.6273, 31P
μ = 1.1305 & 3C μ = 0.7022. Diagram berikut
menunjukkan frekuensi unsur 13C, 31P,
19F, dan 1H dengan kekuatan magnetik luar sebesar 2.34 T.
Persamaan dalam kotak menunjukkan hubungan antara frekuensi (perbedaan
energi) dengan moment magnetik (μ ) dan h (konstanta Planck).
Setiap
inti dikelilingi oleh awan elektro yang selalu bergerak . pada pengaruh medan
magnet, elektron ini
dipaksa bersirkulasi sedemikian rupa dalam usaha melawan medan magnet ini.
Akibatnya, ini seakan-akan mendapat efek perlindungan ( shielding ) terhadap
medan magnet luar. Dengan kata lain kuat medan atau frekwensi medan magnet
harus ditambah agar inti dapat mengalami resonansi. Caranya yaitu dengan mengatur
medan magnet melalui aliran arus searah yang akan menghasilkan sapuan (
sweeping ) pada periode yang sempit. Banyaknya medan tiang ditambahkan dapat
dikonversikan menjadi frekwensinya yang ekuivalen.
Nilai
pergeeran kimia tergantung pada lingkungan kimia suatu proton, sedang
lingkungan lingkungan kimia suatu proton tergantung pada besar kecilnya efek
perlindungan oleh electron-elektron di lingkunagn proton tersebut. Pergeseran
kimia diukur dalam besaran medan atau frekwensi. Perbandingan perubahan frekwensi
yang diperlukan terhadap frekwnsi standar, dinyatakan dalam δ ppm. Standar
yang digunakan adalah zat yang protonnya mempunyai perlindungan sebesar
mungkin untuk memudahkan perbandingan.
Makin
besar nilai δ, makin besar medan yang diperlukan untuk mengkompensasikannya
agar terjadi resonansi. Harga δ dipengaruhi juga, diantaranya pelarut dan
adanya jembatan hydrogen.
Pergeseran kimia digunakan untuk
identifikasi gugus fungsi dan dapat digunakan sebagai penolong untuk
menentukan letak suatu gugus dalam penentuan stuktur molekul.
Spektrum
H-NMR
Spektroskopi
NMR proton merupakan sarana untuk menentukan stuktur senyawa organic dengan
mengukur momen magnet atom hydrogen. Pada kebanyakan senyawa, atom hydrogen
terikat pada gugus yang berlainan ( seperti –CH2-, -CH3-, -CHO, -NH2, -CHOH-
) dan spektum NMR proton merupakan rekaman sejumlah atom hydrogen yang berada
dalam lingkungan yang berlainan. Spektum ini tidak dapat memberikan
keterangan langsung mengenai sifat kerangka karbon molekul sehingga
diperlukan spektum NMR C-13.
Larutan
cuplikan dalam dalam pelarut lembam ditempatkan diantara kutub magnet yang
kuat, dan proton mengalami geser kimia yang berlainan sesuai dengan
lingkungan molekulnya di dalam molekul. Ini diukur dalam radar NMR, biasanya
tetrametilsilan ( TMS ), yaitu senyawa lembam yang ditambahkan ke dalam
larutan cuplikan tanpa ada kemungkinan terjadinya reaksi kimia.
Pelarut yang dipakai untuk melarutkan cuplikan harus
dipilih pelarut yang tak mempunyai proton. Spektroskopi ini paling banyak
dipakai karena inti proton paling peka terhadap medan magnet dan paling
melimpah di alam (Hendayana, 1994). Spektroskopi resonansi magnetik proton
dapat menentukan banyaknya jenis lingkungan atom yang berbeda yang ada dalam
molekul; berapa atom hidrogen pada masing-masing jenis lingkungan hidrogen,
serta berapa banyaknya atom hidrogen yang ada pada atom karbon tetangga
(Harmita, 2007). Adapun
pelarut yang biasanya digunakan yaitu karbontetraklorida, deuterokloroform,
deuteriumoksida, deuteroaseton, atau dimetilsulfoksida terdeuterasi.
Spektoskopi
NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.dan juga memberikan keterangan
tentang jumlah setian tipe hydrogen. Ia juga memnerikan keterangan tentang
sifat lingkungan dari setiap atom hydrogen tersebut. Kegunaan yang besar dari
resonansi magnet inti adalah karena tidak setiap proton dalam molekul
beresonansi pada frekwensi yang identik sama. Ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa berbagai proton dalam molekul dikelilingielektron dan menunjukan
sedikit perbedaan lingkungan elektronik dari 1 proton ke proton lainnya.
Proton-proton dilindungi oleh electron-elektron disekelilingnya.
Spectrum
NMR tidak hanya dapat membedakan beberapa banyak proton yang berbeda dalam
molekul, teteapi ia juga mengungkapkan berapa banyak setiap tipe proton
berbeda yang terkandung dalam molekulnya.
Langkah-langkah
menginterpretasikan spektra NMR :
1.
jumlah sinyal, yang menerangkan tentang
adanya beberapa macam perbedaan dari proton-proton yang terdapat dalam
molekul
2.
kedudukan
sinyal, yang menerangkan sesuatu tentang lingkungan elektronik dari setiap
macam proton.
3.
Intensitas
sinyal, yang menerangkan tentang berapa banyak proton dari setiap macam
proton yang ada.
4.
Pemecahan
( splinting ) dari sebuah sinyal menjadi beberapa puncak, yang menerangkan
tentang lingkungan dari sebuah proton dengan lainnya.
Pada
spectrum H-NMR dalam elusidasi struktur perlu diperhatikan :
1.
Luas
di bawah puncak yang biasanya dinyatakan dengan intergrasi untuk melihat
perbandingan jumlah proton pada masing-masing puncak.
2.
Terjadinya
spin-spin splinting yang mengikuti segitiga pascal. Interaksi antara ikatan
electron yang mempunyai kencerungan berpasangan spin dari electron dengan
electron lainnya pada proton yang berdekatan.
3.
Geseran
kimia (chemical shift), yaitu kedudukan proton dalam spektum tersebut.
Spektum
C-NMR
13C-NMR
memiliki daerah pergeseran kimia yang lebih besar dibandingkan dengan 1H-NMR,
sehingga waktu pengamatan 13C-NMR 20 kali lebih lama dibandingkan 1H-NMR
(Harmita, 2007; Williams & Fleming, 2002). 13C-NMR mempunyai keuntungan
dibandingkan dengan 1H-NMR dalam hal mendiagnosis bangun molekul senyawa
organik, karena 13C-NMR memberi informasi tentang “tulang punggung” (susunan
atom C) molekul (Hendayana, 1994). Sinyal dari atom C13 dalam alat NMR dapat dideteksi karena
adanya sejumlah kecil atom karbon C-13 bersama-sama C-12. momen magnet yang
dihasilkan oleh 13C lebih kecil, bila dibandingkan dengan momen magnet
proton, berarti sinyalnya jauh lebih lemah.
Pelarut
yang biasanya digunakan serupa dengan NMR proton, tetapi jangka resonansi C
jauh lebih besar. Sehingga spektum NMR-13C jauh lebih teresolusi, umumnya
setiap karbon dalam molekul dapat ditetapkan sinyalnya. Sama halnya seperti
pada NMR proton, atom karbon penyulihannya berlainan akan menunjukkan geseran
dalam jangka yang khas. Spectrum NMR ¬13C pada hakikatnya merupakan pelengkap
NMR proton.
Pada
spectrum C-NMR dalam elusidasi struktur perlu diperhatikan :
1.
Luas
di bawah puncak yang biasanya dinyatakan dengan intergrasi untuk melihat
perbandingan jumlah carbon yang ekuivalen secara magnetic pada masing-masing
puncak.
2.
Terjadinya
spin-spin splinting yang mengikuti segitiga pascal. Interaksi antara ikatan
electron yang mempunyai kencerungan berpasangan spin dari electron dengan
electron lainnya pada proton yang diikat. Spin-spin slinting ini sering
dihilangkan dengan cara di dekloping guna menghindari puncak-puncak yang
tumpang tindih.
3.
Geseran
kimia (chemical shift), yaitu kedudukan karbon dalam spektum tersebut. Ini
juga menggambarkan letak dan kedudukan karbon dalam molekul.
Prinsip Kerja Spektroskopi NMR
Metode
spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang
sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai dalam
pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau
pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukur.
Inti yang dapat
diukur dengan NMR yaitu :
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin = ½
d. Jumlah proton dan neutron ganjil, contoh : 1H,
19F, 31P, 11B, 13C
Di dalam medan
magnet, inti aktif NMR (misalnya 1H atau 13C) menyerap
pada frekuensi karakteristik suatu isotop. Frekuensi resonansi, energi
absorpsi dan intensitas sinyal berbanding lurus dengan kekuatan medan magnet.
Sebagai contoh, pada medan magnet 21 tesla, proton beresonansi pada 900 MHz.
nilai magnet 21 T dianggap setara dengan magnet 900 MHZ, meskipun inti yang
berbeda beresonansi pada frekuensi yang berbeda.
Di Medan magnet
bumi, inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Fenomena ini
dimanfaatkan oleh spektrometer NMR medan bumi, yang lebih murah dan mudah
dibawa. Instrumen ini biasa digunakan untuk keperluan kerja lapangan dan
pengajaran (Anonim, 2010).
|
Instrumen
Spektroskopi NMR
Gambar
2.Instrumen Spektroskopi NMR
Instrumen
NMR terdiri atas komponen-komponen utama berikut (Khopkar, 2003 & Sastrohamidjojo, 1994) :
1. Magnet Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung
pada kekuatan magnetnya. Resolusiakan bertambah dengan kenaikkan kekuatan medannnya,
bila medan magnetnyahomogen elektromagnet dan kumparan superkonduktor
(selenoids). Magnetpermanen mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai
dengan frekuensioskilator antara 30-60 MHz. Termostat yang baik diperlukan
karena magnet bersifatpeka terhadap temperatur. Elektromagnet memerlukan sistem
pendingin,elektromagnet yang banyak di pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan
100 MHzuntuk proton. NMR beresolusi tinggi dan bermagnet superkonduktor dengan
frekuensiproton 470 MHz. Pengaruh fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem
penguncifrekuensi, dapat berupa tipe pengunci eksternal atau internal. Pada
tipe eksternalwadah senyawa pembanding dengan senyawa sampel berada pada tempat
terpisah,sedang pada tipe internal senyawa pembanding larut bersama-sama
sampel. Senyawapembanding biasanya tetrametilsilan (TMS).
2. Generator medan magnet penyapu
Suatu pasangan kumparan terletak sejajar terhadap permukaan
magnet, digunakanuntuk mengubah medan magnet pada suatu range yang sempit.
Dengan memvariasikan arus searah
melalui kumparan ini, medan efektif dapat diubah-ubahdengan perbedaan sekitar
10-3 gauss. Perubahan medan ini disinkronisasikan secaralinier dengan perubahan
waktu. Untuk alat 60 MHz (proton), range sapuannya adalah235 x 10-3gauss. Untuk F19, C13, diperlukan sapuan
frekuensi sebesar 10 KHz.
3. Sumber frekuensi radio
Sinyal
frekuensi oskilasi radio (transmiter) disalurkan pada sepasang kumparan
yangpossinya 90º terhadap jalar dan magnet. Suatu oskilator yang tetap sebesar
60, 90atau 100 MHz digunakan dalam NMR beresolusi tinggi.
4. Detektor sinyal Sinyal frekuensi radio yang
dihasilkan oleh inti yang beresolusi dideteksi dengankumparan yang mengitari
sampel dan tegak lurus terhadap sumber. Sinyal listrik yangdihasilkan lemah dan
biasanya dikuatkan dulu sebelum dicatat.
5. Perekaman (Rekorder) Pencatat sinyal NMR
disinkronisasikan dengan sapuan medan, rekordermengendalikan laju sapuan
spektrum. Luas puncak dapat digunakan untukmenentukan jumlah relatif inti yang
mengabsorpsi.
6. Tempat sampel dan kelengkapannya
(Tempat sampel dan probe) Tempat
sampel merupakan tabung gelas berdiameter 5mm dan dapat diisi cairansampai 0,4
ml. Probe sampel terdiri atas tempat kedudukan sampel, sumber frekuensi penyapu
dan kumparan detektor dengan sel pembanding. Detektor dan kumparanpenerima
diorientasikan pada 90º. Probe sampel menggelilingi tabung sampel pada ratusan rpm dengan sumbu
longitudinal.
Untuk
NMR beresolusi tinggi, sampel tidak boleh terlalu kental. Biasanya digunakan konsentrasi larutan 2-15%. Pelarut
yang baik unutk NMR sebaiknya tidak mengandung proton seperti CS2, CCl4. Pelarut–pelarut
berdeuterium juga sering digunakan seperti CDCl3 atau C6D6. (Khopkar, 2003).
Aplikasi
Spektroskopi NMR
Biasanya digunakan
untuk mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur rinci tentang
senyawa kimia. Sebagai contoh:
1. Menentukan kemurnian obat-obatan.
2.
Mengidentifikasi
kontaminan dalam makanan, kosmetik, atau obat-obatan
3.
Membantu
ahli kimia penelitian menemukan apakah reaksi kimia telah terjadi di situs yang
benar pada molekul
4.
Mengidentifikasi
obat disita oleh polisi dan agen bea cukai
5. Memeriksa struktur plastik, untuk memastikan mereka akan
memiliki sifat yang diinginkan.
B. SPEKTROSKOPI MASSA
Definisi
Spektroskopi Massa
spektroskopi
massa adalah suatu instrument yang
dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya.
Teknik ini tidak dapat dilakukan dengan spektroskopi, akan tetapi nama
spektroskopi dipilih disebabkan peramaannya dengan pencatat potografi dan
spectrum garis optic. Umumnya spektru massa diperoleh dengan mengubah senyawa
suatu sampel menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang memisah berdasarkan
perbandingan massa terhadap muatan. Proses ionisasi menghasilkan
partikel-partikel bermuatan positif, dimana massa terdistribusi adalah apesifik
terhadap senyawa induk. Spektroskopi massa biasa digunakan dalam penentuan
strukrut bersama IR dan NMR (Azis, 2010).
Metode
spektroskopi massa didasarkan pada pengubahan komponen cuplikan menjadi ion-ion
dan memisahkannya berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e).
Spektrum massa memberi informasi berat molekul yang berguna untuk
mengidentifikasi rumus bangun molekul bersama spektrum IR dan NMR. Pada
spektrum massa, berat molekul ditentukan pada puncak paling kanan (Hendayana,
1994).
Jika
didapat data IR dan NMR yang cukup lengkap, maka MS ini dapat digunakan untuk
konfirmasi dengan memperhatika bobot molekul dan kemungkinan rumus strukturnya.
Prinsip
Kerja Spektroskopi Massa
Merupakan suatu instrument yang menghasilkan berkas ion dari
suatu zat uji, memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai
denganperbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan rewlatif tiap
jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion
negative yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit.
Instrumen Spektroskopi Massa
Gambar 3. Instrumen
Spektroskopi Massa
Aplikasi
Spektroskopi Massa
Analisis Kualitatif
Spektroskopi
massa memungkinkan kita menidentifikasi suatu senyawa yang tidak diketahui,
dengan mengkalibrasi terhadap senyawa yang telah diketahui seperti uap merkuri
atau perfloro kerosin.
Rumus
molekul suatu senyawa dapat diyentukan puncak ion molekul sudah dikenal tetapi
untuk hal-hal semacam ini diperlukan spektometri beresolusi tinggi. Aturan
nitrogen dapat dimanfaatkan untuk membantu penentuan rumus ini. Lazimnya semua
senyawa organic mempunyai berat molekul genap tidak mengandung nitrogen atau mengandung
sejumlah atom nitrogen yang genap, sedang semua senyawa organic dengan berat
molekul ganjil mengandung jumlah atom nitrogen ganjil. Aturan ini berlaku untuk
senyawa-senyawa kovalen yang mengandung C, H, O, S, dan Halogen. Pola fragmen
dipergunakan untuk mengidentifikasi senyawa, juga memungkinkan terdapat
pengenalan gugus fungsi dentgan melihat puncak-puncak fragmentasi spesifik.
Hukum
nitrogen menyatakan bahwa suatu molekul yang berat molekulnya merupakan
bilangan genap maka molekul tersebut harus tidak mengandung nitrogen atau kalau
mengandung nitrogen berjumlah genap, dan molekulnya berbilang ganjil mengandung
nitrogen berjumlah ganjil (Sastrohamidjojo, 2001).
Analisis Kuantitatif
Spektrometer massa dapat digunakan untuk
analisis kuantitatif suatu campuran senyawa-senyawa yang dekat hubungannya.
Analisis ini dapat dipergunakan untuk analisis campuran, baik senyawa organic
ataupun anorganik yang bertekanan uap rendah. Karena pola fragmentasi senyawa
campuran adalah aditif sifatnya, suatu senyawa campuran dapat dianalisis jika
berada dalam kondisi yang sama. Persyaratan dasar analisisnya adalah setiap
senyawa harus mempunyai paling tidak 1 puncak yang spesifik, konstribusi puncak
harus aditif dan sensitive harus reproduksible serta adanya senyawa referens
yang sesuai. Dengan spektometer massa beresolusi tinggi, senyawa polimer dengan
berat molekul tinggi juga dapat dianalisis.
Spektrometer massa dapat digunakan untuk
analisis runutan organik
terutama dengan menggunakan sumber bunga api listrik, dan ia juga dapat
digunakan menganalisis unsur-unsur runutan dalam paduan atau dalam super
konduktor. Tipe bunga api lstrik mmempunyai sensitivitas tinggi dan dapat
menentukan sampai tingkat ppb.
Kekurangan
spektrometer massa bunga api listrik
adalah ketidakberaturan dari sumber dan kurang reproduksibel, tetapi kekurangan
ini dapat diatasi dengan memakai sistem deteksi fotografi. Analisis kuantitatif
instrumen semacam ini didasarkan pada garis-garis fotografi dengan standat yang
sesuai (Sastrohamidjojo, 2001).
Kegunaan
Spektroskopi Massa
a. Untuk menentukan berat molekul
dengan sangat teliti sampai 4 angka dibelakang desimal.
b. Spektoskopi massa dapat digunakan
untuk mengetahui rumus molekul tanpa melalui analisis unsure (Silverstein,
1991).
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan pada makalah ini yaitu:
1.
Spektroskopi RMI
adalah spektroskopi yang berdasarkan
pada vibrasi, rotasi, dan mode frekuensi lemah dalam sebuah system.
2.
Prinsip
kerja dari NMR yaitu untuk mendapatkan inti dalam molekul dalam arah yang sama sehingga nantinya medan
magnet yang seseuai dengan molekul akan dikonversi menhadi spektra NMR sehingga
struktur molekul dapat teridentifikasi
3.
Instrumen
NMR terdiri atas komponen-komponen utama berikut Magnet, generator medan magnet penyapu, sumber frekuensi radio, detektor sinyal, Rekorder, tempat sampel dan kelengkapannya.
4.
Biasanya
digunakan untuk mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur rinci
tentang senyawa kimia.
5.
Spektroskopi massa adalah spektroskopi yang didasarkan pada pengubahan
komponen cuplikan menjadi ion-ion dan memisahkannya berdasarkan perbandingan
massa terhadap muatan (m/e).
6.
suatu
instrument yang menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah ion tersebut
menjadi spektum yang sesuai denganperbandingan massa terhadap muatan dan
merekam kelimpahan rewlatif tiap jenis ion yang ada.
7.
Aplikasi untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Azis ACB. 2010. Spektroskopi Resonansi
Magnetik Inti (Nmr). Universitas Hasanuddin. Makassar.
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Fisikokimia. Depok: Departemen Farmasi
Universitas Indonesia.
Harmita. 2007. Buku Elusidasi Struktur. Depok: Departemen Farmasi Universitas
Indonesia.
Hendayana S.1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.
Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta :UI-Press.
Sastrohamidjojo H. 1992. Spektroskopi Resonansi Magnet Inti (H1-
NMR). Yogyakarta: penerbit Liberty.
Sastrohamidjojo H. 1994.
Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (Nuclear Magnetic Resonance,NMR).Yogyakarta: Liberty.
Sastrohamidjojo H. 2001. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty.
Silverstein RM.1991. Penyelidikan
Spektrometrik Senyawa Organik, Edisi 4, diterjemahkan oleh Hartomo. Jakarta: Erlangga.
Williams DH. 2002. Spectroscopic methods in organic chemistry. (3rd ed). United
Kingdom: Mc Graw Hill Book company.
SUMBER
INTERNET
Andrean SE, Chrsiye
SF ,Dhedy 2007 http://ilmu-kedokteran.blogspot.com/2007/11/spektroskopi-serapan-atom-spekroskopi.html
Zaka 2011http://blogger-zaka.blogspot.com/2011/04/makalah-biokimia-fisik-spektroskopi-nmr.html
harusnya treatmen samplenya juga harus di posting agar lebih lengkap
BalasHapus