Clostridium perfringens
Clostridium perfringens terdapat dimana-mana: strain tipe A biasa ditemukan
dalam saluran intestinal manusia dan hewan dan terdapat banyak dalam tanah dalam
bentuk vegetatif dan bentuk spora. Infeksi dapat terjadi oleh endogenus dan eksogenus
clostridia. Pada luka traumatik, kecelakaan atau luka perang, sumber clostridia biasanya
adalah tanah yang terbawa ke dalam jaringan, kejadian kontaminasi dan infeksi
bergantung pada konsentrasi C. perfringens dalam tanah, yang berbeda-beda menurut
letak geografis. Infeksi endogenus berasal dari flora fekal yang terdapat pada kulit luka
atau dari clostridia yang keluar dari usus besar ketika terjadi luka karena penyakit, luka
traumatik, atau pembedahan.
Strain Clostridium perfringens menghasilkan paling sedikit 12 senyawa terlarut
atau toksin yang berbeda, semua berupa protein dan bersifat antigenik. Dari empat
antigen mematikan utama, (-, (-, (-, (-toksin, yang terpenting adalah (-toksin, yang
dihasilkan oleh lima tipe C. perfringens. Semua toksin merupakan eksotoksin.
Toksin yang terpenting dalam patogenisitas myonekrosis clostridial adalah (-toksin, yang dapat mengawali kematian, dermonekrotik, dan aktivitas hemolitik. Toksin
tersebut merupakan lesitinase C (atau fosforilase C), yang memecah lesitin menjadi
fosforolkholin dan suatu digliserida. Toksin tersebut diaktifkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+;
dan juga menghidrolisis spingomyelin. Aktivitas (-toksin sebagai enzim adalah
menyerang substrat yang mengandung-lesitin, seperti emulsi kuning telur, serum
manusia, atau eritrosit spesies hewan tertentu, (-toksin merupakan antigen yang sangat
kuat. Senyawa lain, seperti (-, (-, dan (-antigen, membantu penyebaran infeksi lokal
melalui jaringan dan penyediaan nutrisi untuk pembelahan organisme. Pada konsentrasi
rendah (-toksin bersifat toksik untuk leukosit manusia, dapat menjadi penyebab utama
ketiadaan leukosit PMN pada jaringan otot yang terinfeksi.
Suatu bentuk yang ringan dari keracunan makanan mulai diketahui sejak terjadi
peningkatan frekuensi yang dihubungkan dengan C. perfringens, pada tahun 1945.
Bakteri yang terlibat biasanya merupakan strain tipe A yang menghasilkan spora tahanpanas dan minimal sejumlah tetha toksin, meskipun banyak tipikal tipe A yang
menyebabkan penyakit. Delapan sampai 24 jam setelah penelanan makanan yang
terkontaminasi, terjadi rasa sakit abdominal akut dan berkembang diarhe. Terjadi mual,
tapi biasanya tidak muntah, seperti tanda lain infeksi, seperti demam dan sakit kepala.
Gejala secara normal beakhir sestelah 12 sampai 18 jam, dan penyembuhan biasanya
sempurna kecuali untuk kematian yang jarang terjadi pada orang tua dan pasien yang
lemah.
Gejala menunjukkan adanya enterotoksin dengan lebih dari satu bentuk biokimia
dan biasanya disintesis selama sporulasi organisme. Tipe keracunan makanan tersebut
biasanya akibat penelanan hidangan daging, seperti daging panggang, unggas, ikan, dan
makanan rebusan, yang terkontaminasi berat oleh C.ferfringens. Kontaminasi makanan
terjadi kapan saja, dimana organisme tersebar luas dalam lingkungan. Daging mentah
dapat terkontaminasi pada saat penyembelihan, melalui tangan pada saat persiapan
memasak, dihinggapi lalat dan debu. Awal pemanasan dan pemasakan makanan dapat
menyebabkan germinasi spora tahan-panas, makanan dapat terkontaminasi setelah
dimasak. Clostridia memperbanyak diri selama pendinginan daging atau selama periode
penyimpanan dan akan menghasilkan makanan beracun jika dihidangkan dalam keadaan
dingin atau jika pemanasan tidak cukup. Gejala akan terjadi jika organisme
memperbanyak diri sampai konsentrasinya 106 sampai 107 sel hidup per gram makanan,
jadi ditelannya 108 sampai 109 bakteri hidup.
Enteritis Nekrotikan (Necrotizing Jejunitis, Necrotik Enteritis)
Enteritis nekritikan disebabkan oleh strain tipe C dari C. ferfringens dan lebih
kuat dibandingkan dengan keracunan makanan C. ferfringens tipe A. Sestelah periode
inkubasi kurang dari 24 jam, segera terjadi serangan, dengan rasa sakit abdominal yang
kuat, diarhe, dan pada beberapa pasien terjadi kehilangan mukosa intestinal dengan
pendarahan . Penyakit ini dapat mematikan, dengan terhentinya sirkulasi perifer atau
kerusakan intestinal dan peritonitis. Meskipun penyebab penyakit ini asalnya ditunjukkan
oleh tipe baru C. ferfringens, yaitu tipe F, tetapisekaarang bakteri ini dianggap sebagai
strain tipe C atipik yang menghasilkan spora tahan-panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar