DISTRIBUSI
Mekanisme : Difusi sederhana
Sifat :
-
Tjd secara cepat
Perubahan obat masuk dlm darah à langsung dipindahkan ke cairan tubuh
lain/jaringan/organ
-
Reversible
Cp tinggi à pindah
ke jaringan à terbentuk kompleks obat
dg jaringan à kl kadarnya tinggi à dipindahkan ke jaringan ekskresi
D + J
1.
Untuk bisa pindah, obat harus bisa menembus
membran biologik (lipoid)
2.
Pembawa obat à darah
3.
Obat dalam darah terikat dengan protein à tidak bisa didistribusikan
Krn protein mrpk makromolekul shg tidak bisa menembus
membran.
Jd, obat yang dapat didistribusi à dalam bentuk bebas.
4.
Obat masuk dg transport aktif dalam jumlah kecil
bisa masuk membran.
PARAMETER
DISTRIBUSI
1.
Volume distribusi (Vd)
2.
Koefisien distribusi
BIOTRANSFORMASI
OBAT
metabolit
Akibat biotransformasi thd obat :
1.
Obat mjd lebih polar à shg mudah diekskresi
Parameter polaritas : pKa
Obat-obat gol. Sulfa (ES : tjd Kristal uria) dg
proses biotransformasi mjd sukar larut dalam cairan fisiologis (kelarutan
<<<) à shg dibuat kombinasi
trisulfa (kelarutan ↗)
2.
Obat mengalami deaktivasi
Tidak seluruhnya biotransformasi menyebabkan
deaktivasi, tp bisa mengalami aktivasi (mjd lebih aktif).
Ex. Codein à morfin
a.
Sulfa à
prontosil
Bisa juga, dg biotransformasi aktivitas sama
seperti awalnya (ex. Acetosal à asam
salisilat)
Prodrug à obat yg belum aktif, yg akan aktif scr
farmakologis setelah mengalami metabolisme à shg yg aktif adl metabolitnya (ex. Levodopa à dopamin)
FPE (First Pass Effect) : efek lintas pertama
è Proses
metabolisme yg terjadi sebelum obat masuk sirkulasi darah (misal hepar) à pemberian obat scr oral
Biotransformasi obat tjd di retikulum
endoplasma (RE)
Prosesnya ada 2 fase :
ü Fase I :
tjd di smooth RE
ü Fase II :
tjd di rough RE
Enzim
pemetabolisme (hasil fraksinasi dr proses pengendapan
bertingkat dr hepar) :
1.
E. mikrosomal à fraksi
supernatan dr hepar
Bekerja pada rx fase I dan rx glukoronidasi
(rx fase II yg terjadi di mikrosomal)
2.
E. non mikrosomal (sitosol) à endapan dr hepar
Bekerja pada rx fase II
Rx FASE I
§ Non
sintetik (tidak ada pembentukan senyawa baru), arahnya hanya penambahan atau
perubahan gugus fungsi (perubahan ke arah menjadi lebih hidrofil)
§ Terdiri
dari rx oksidasi, hidrolisis, reduksi
Rx FASE
II
§ Sintetik
(ada pembentukan senyawa baru)
§ Senyawa
hasil konjugasi menjadi lebih polar shg mudah diekskresikan
è Pada
enzim mikrosomal ada MFO (Mixed Function Oxidases) à suatu campuran sistem enzim oksidasi.
è Komponen
utamanya : sitokrom P-450 à mrpk
enzim isozim (enzim yg strukturnya sama, tapi aktivitasnya berbeda dlm
katalisis).
è Sistem
MFO = sistem monooksigenase (cz pada proses tsb akan dimasukkan 1 atom O)
Senyawa Inhibitor & Induktor
Induksi
|
Aktivasi
|
Inhibisi
|
·
Proses yang meningkatkan kecepatan
biotransformasi
|
·
Mrpk kemampuan membawa
|
·
Proses penghambatan biotransformasi
obat
|
·
∑ enzim meningkat, aktivitas enzim
tetap
|
·
∑ enzim tetap, aktivitas enzim
meningkat
|
·
∑ enzim tetap, aktivitas enzim
menurun
|
·
Senyawanya : induktor
ex. Fenobarbital,
senyawa2 polutan
|
·
Senyawanya : aktivator
|
·
Senyawanya : inhibitor
ex. simetidin
|
v Shg,
adanya senyawa induktor à ∑ enzim
>>> à proses perubahan lebih
cepat à kecepatan biotransformasi
meningkat
v Efek
adanya induksi dan inhibisi enzim pada efek farmakologi suatu obat à terkait dg interaksi obat.
v Untuk
menganalisisnya, dilihat aktivasi obatnya à yg aktif
obatnya atau metabolitnya.
ex. PCT → PCT sulfat
ü Jika ada
induktor maka perubahannya PCT →
PCT sulfat lebih cepat -- shg PCT utuh <<< -- efek farmakologisnya ↘.
Toksisitas
PCT : pada hepar yg menyebabkan adl NABKI à jika ada
induktor maka perubahan PCT →
NABKI cepat -- shg lebih toksik.
ü Jika ada
inhibitor, perubahan PCT → PCT
sulfat lebih lambat -- shg efek analgetik PCT menjadi lebih cepat
Efek
toksik PCT mjd lebih kecil.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi biotransformasi obat :
1.
Umur
2.
Genetik
3.
Jenis kelamin
4.
Galur
5.
Penyakit
Faktor eksternal yang bersifat sbg induktor enzim,
ex.:
-
asap : banyak mengandung hidrokarbon aromatis
-
Dalam kubis dan brokoli : ada senyawa indol (sbg
induktor)
EKSRESI
Ekskresi obat terjadi mll :
-
Ginjal à filtrasi
(glomerulus), sekresi aktif (tubulus proksimal), reabsorpsi pasif (tubulus
distal)
-
Keringat
-
Liur à bisa
digunakan u/ menentukan kadar obat ttt
-
Air mata
-
Air susu
-
Rambut à dapat digunakan u/ menemukan logam toksik (arsen)
-
Gangguan fungsi ginjal à tjd pe↓ ekskresi obat à shg dosis obat di↓ atau interval pemberian diperpanjang à Clcr ~ patokan dlm penyesuaian dosis atau
interval pemberian obat
direabsorpsi di sal. cerna à diekskresi mll ginjal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar