Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Kamis, 12 Juni 2014

DISTRIBUSI

DISTRIBUSI

Mekanisme : Difusi sederhana
Sifat :
-          Tjd secara cepat
Perubahan  obat masuk dlm darah à langsung dipindahkan ke cairan tubuh lain/jaringan/organ
-          Reversible
Cp tinggi à pindah ke jaringan à terbentuk kompleks obat dg jaringan à kl kadarnya tinggi à dipindahkan ke jaringan ekskresi
D + J
                                                                           
   1.     Untuk bisa pindah, obat harus bisa menembus membran biologik (lipoid)
   2.    Pembawa obat à darah
   3.    Obat dalam darah terikat dengan protein à tidak bisa didistribusikan
Krn protein mrpk makromolekul shg tidak bisa menembus membran.
Jd, obat yang dapat didistribusi à dalam bentuk bebas.
  4.    Obat masuk dg transport aktif dalam jumlah kecil bisa masuk membran.

PARAMETER DISTRIBUSI
1.     Volume distribusi (Vd)


2.    Koefisien distribusi



BIOTRANSFORMASI

OBAT     metabolit

Akibat biotransformasi thd obat :
1.     Obat mjd lebih polar à shg mudah diekskresi
Parameter polaritas : pKa
Obat-obat gol. Sulfa (ES : tjd Kristal uria) dg proses biotransformasi mjd sukar larut dalam cairan fisiologis (kelarutan <<<) à shg dibuat kombinasi trisulfa (kelarutan )
2.    Obat mengalami deaktivasi
Tidak seluruhnya biotransformasi menyebabkan deaktivasi, tp bisa mengalami aktivasi (mjd lebih aktif).
Ex. Codein à morfin
a.    Sulfa à prontosil
Bisa juga, dg biotransformasi aktivitas sama seperti awalnya (ex. Acetosal à asam salisilat) 

Prodrug à obat yg belum aktif, yg akan aktif scr farmakologis setelah mengalami metabolisme à shg yg aktif adl metabolitnya (ex. Levodopa à dopamin)

FPE (First Pass Effect) : efek lintas pertama
è Proses metabolisme yg terjadi sebelum obat masuk sirkulasi darah (misal hepar) à pemberian obat scr oral

Biotransformasi obat tjd di retikulum endoplasma (RE)
Prosesnya ada 2 fase :
ü  Fase I : tjd di smooth RE
ü  Fase II : tjd di rough RE

Enzim pemetabolisme (hasil fraksinasi dr proses pengendapan bertingkat dr hepar) :
1.     E. mikrosomal à fraksi supernatan dr hepar
Bekerja pada rx fase I dan rx glukoronidasi (rx fase II yg terjadi di mikrosomal)
2.    E. non mikrosomal (sitosol) à endapan dr hepar
Bekerja pada rx fase II

Rx FASE I
§  Non sintetik (tidak ada pembentukan senyawa baru), arahnya hanya penambahan atau perubahan gugus fungsi (perubahan ke arah menjadi lebih hidrofil)
§  Terdiri dari rx oksidasi, hidrolisis, reduksi

Rx FASE II
§  Sintetik (ada pembentukan senyawa baru)
§  Senyawa hasil konjugasi menjadi lebih polar shg mudah diekskresikan

è Pada enzim mikrosomal ada MFO (Mixed Function Oxidases) à suatu campuran sistem enzim oksidasi.
è Komponen utamanya : sitokrom P-450 à mrpk enzim isozim (enzim yg strukturnya sama, tapi aktivitasnya berbeda dlm katalisis).
è Sistem MFO = sistem monooksigenase (cz pada proses tsb akan dimasukkan 1 atom O)



Senyawa Inhibitor & Induktor
Induksi
Aktivasi
Inhibisi
·     Proses yang meningkatkan kecepatan biotransformasi
·     Mrpk kemampuan membawa
·  Proses penghambatan biotransformasi obat
·     ∑ enzim meningkat, aktivitas enzim tetap
·     ∑ enzim tetap, aktivitas enzim meningkat
·  ∑ enzim tetap, aktivitas enzim menurun
·     Senyawanya : induktor
ex. Fenobarbital, senyawa2 polutan
·     Senyawanya : aktivator
·  Senyawanya : inhibitor
ex. simetidin

v  Shg, adanya senyawa induktor à ∑ enzim >>> à proses perubahan lebih cepat à kecepatan biotransformasi meningkat
v  Efek adanya induksi dan inhibisi enzim pada efek farmakologi suatu obat à terkait dg interaksi obat.
v  Untuk menganalisisnya, dilihat aktivasi obatnya à yg aktif obatnya atau metabolitnya.
ex. PCT PCT sulfat
ü  Jika ada induktor maka perubahannya PCT PCT sulfat lebih cepat -- shg PCT utuh <<< -- efek farmakologisnya .
Toksisitas PCT : pada hepar yg menyebabkan adl NABKI à jika ada induktor maka perubahan PCT NABKI cepat -- shg lebih toksik.
ü  Jika ada inhibitor, perubahan PCT PCT sulfat lebih lambat -- shg efek analgetik PCT menjadi lebih cepat
Efek toksik PCT mjd lebih kecil.


Faktor-faktor  yang mempengaruhi biotransformasi obat :
1.     Umur
2.    Genetik
3.    Jenis kelamin
4.    Galur
5.    Penyakit
Faktor eksternal yang bersifat sbg induktor enzim,
ex.:
-          asap : banyak mengandung hidrokarbon aromatis
-          Dalam kubis dan brokoli : ada senyawa indol (sbg induktor)

EKSRESI
Ekskresi obat terjadi mll :
-          Ginjal à filtrasi (glomerulus), sekresi aktif (tubulus proksimal), reabsorpsi pasif (tubulus distal)
-          Keringat
-          Liur à bisa digunakan u/ menentukan kadar obat ttt
-          Air mata
-          Air susu
-          Rambut  à dapat digunakan u/ menemukan logam toksik (arsen)
-           

Gangguan fungsi ginjal à tjd pe ekskresi obat à shg dosis obat di atau interval pemberian diperpanjang à Clcr ~ patokan dlm penyesuaian dosis atau interval pemberian obat

Biotransformasi à hati à terbentuk metabolit à diekskresikan ke dalam usus mll empedu à dibuang mll feses

                      direabsorpsi di sal. cerna à diekskresi mll ginjal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar