PEMERIKSAAN
HAKSEL
A.
Tujuan
Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk dapat mengidentifikasi beberapa macam haksel yang
biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan.
B.
Bahan
Adapun Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah sebagai berikut :
·
Jahe (Zingiber officinale Rocs.)
·
Daun Jambu biji (Psidii
guajavae L.)
·
Daun Seledri (Apium graveolens L.)
·
Kayu manis (Cinnamomun
verum)
·
Kunyit (Curcuma
domestica Val)
1.
Klasifikasi
a.
Jahe ( Zingiber officinale Roxb.)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus :
Zingiber
Spesies : Zingiber
officinale Roxb.
b.
Jambu Biji (Psidium
guajava L.)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Myrtales
Familia
: Myrtaceae
Genus
: Psidium
Spesies
: Psidium guajava L.
c.
Seledri (Apium graviolens L.)
Kingdom
:
Plantarum
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Umbelliferales
Famili
: Umbelliferae
Genus
:
Apium
Species
: Apium
graveolens L.
d. Kayu Manis (Cinnamomum
burmanii)
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Laurales
Famili :
Lauraceae
Genus :
Cinnamomum
Spesies :
Cinnamomum burmanii
e. Kunyit (Curcuma domestica Val)
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Zingiberaceae
Genus :
Curcuma
Spesies :
Curcuma domestica Val
2.
Deskripsi tanaman
a.
Jahe (MMI, Hal : 113)
Morfologi tanaman
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna
kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 - 23 mm, lebar 8 - 15 mm, tangkai
daun berambut, panjang 2 - 4 mm; bentuk lidah daun memanjang, panjang, tidak
berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa malai tersembul di
permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit, sangat tajam,
panjang malai. Daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, panjang 2,5 cm,
lebar 1 cm sampai 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm
sampai 2,5 cm, helainya agak sempit, bentuk tajam, berwarna kuning kehijauan,
panjang 1,5 mm sampai 2,5 mm, lebar 3 mm sampai 3,5 mm.
b.
Jambu Biji (MMI, Hal : 90)
Semak atau pohon, tinggi 3 – 10 m,
kulit batang halus permukaannya berwarba coklat dan mudah mengelupas. Daun
berhadapan, bertulang menyirip, berbintik, berbentuk bundar telur agak menjorong atau agak bundar sampai
meruncing, panjang helai daun 6 cm sampai 14 cm, lebar 3-6 cm, panjang tangkai
3-7 mm, daun yang muda berambut, dan yang tua permukaan atasnya menjadi licin.
Perbungaan terdiri dari 1-3 bunga, panjang gagang per bungaan 2-4 cm, panjang
kelopak 7-10 mm, tajuk tajuk berbentuk bundar telur sungsang, panjang 1,5-2 cm.
buah bentuk bulat atua bulat telur, kalau masak berwarna kuning, panjang 5-8,5
cm, berdaging yang menyelimuti biji-biji dalam massa berwarna kuning atau merah
jambu.
c.
Seledri
Seledri biasanya tumbuh dengan ketinggian 1 sampai 2 kaki.
Batangnya agak keras dan bergalur, memiliki daun majemuk (segmented)
dengan tepi bergerigi. Selama bulan Juni dan Juli, mengeluarkan bunga kecil
yang berwarna putih yang nantinya berkembang menjadi buah dengan biji yang
halus. Tanah yang basah dengan sifat asam merupakan lingkungan pertumbuhan yang
sesuai untuk seledri. Biji seledri memiliki bau yang khas dengan rasa agak
pahit. Pascal menerapkan nama umum ke beberapa seledri hijau. Di Eropa, seledri
merupakan istilah yang sering digunakan pada sayuran akar, Apium graveolen L.
varitas Rapaceum, DC. Seledri liar dapat mengacu pada Vallisneria spiralisl.,
merupakan tumbuhan akuatis yang tumbuh menahun (Dalimartha, 1999).
d.
Kayu Manis (MMI, Hal : 40)
Semak atau pohon kecil, tinggi 5-15
m, pepagan (kulit) berbau khas. Helaian daun berbentuk lonjong panjang 4-14 cm,
lebar 1,5-6 cm, permukaan atas halus, permukaan bawah berambut bewarna kelabu
kehijaaun yang tertekan pada permukaan daun atau bertepung, daun muda berwarna
merah pucat, berpenulangan 3, panjang tangkai daun 0,5 cm- 1,5 cm. perbungaan berupa
malai, berambut halus berwarna kelabu yang bertekan pada permukaan, panjang
gagang bunga 4 mm sampai 12 mm, juga berambut halus, tenda bunga panjang 4-5
mm, helai tenda bunga setelah berkembang tersobek secara melintang dan
terpotong agak jauh dari dasar bunga. Buah, adalah buah buni, panjang lebih
kurang 1 cm.
e.
Kunyit (MMI, Hal : 47)
Terna dengan batang berwarna semu
hijau atau tampak agak keunguan, rimpang terbentuk dengan sempurna,
bercabang-cabang, berwarna jingga. Setiap tanaman berdaun 3-8 helai, panjang
tangkai daun berserta pelepah daun sampai 70 cm, tanpa lidah-lidah, berambut
halus jarang-jarang, helaian daun berbentuk lanset lebar, ujung daun lancip
berekor, keseluruhannya berwarna hijau atau hanya bagian atas dekat tulang
utama berwarna agak keunguan, panjang 28-85 cm, lebar 10-25 cm.
3.
Deskripsi simplisia
a.
Jahe (MMI, Hal : 118)
Makroskopi.
Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang : cabang pendek, pipih, bentuk bulat
telur terbalik, pada setiap ujung cabang terdapat perut melekuk ke dalam. Dalam
bentuk potongan panjang 5-15 cm, umumnya 4-4 cm, tebal 1-6,5 cm, umumnya 1-1,5 cm. bagian luar berwarna
coklat kekuningan beralur memanjang, kadang-kadang ada serat yang bebas. Berkas
patahan pendek dan berserat menonjol.
Mikroskopi.
Dibawah epidermis terdapat hypodermis. Peridermis terdiri dari beberapa lapisan
sel gabus. Korteks terdiri dari parenkim isodermik, dinding sel tipis, berkas
pembuluh tersebar, banyak idioblas, sel idioblas hampir bulat, dinding
berkutikul, garis tengah 40-80μm,
berisi dammar minyak, warna kuning kehijauan sampai jingga atau berwarna coklat
kekuningan sampai coklat kemerahan.
Serbuk : warna kuning muda. Fragmen
pengenal adalah sel parenkim, serabut, pembuluh kayu, kadang-kadang didampingi
sel zat warna, sel dammar minyak, dammar minyak berbentuk gumpalan atau tetesan
kecil yang dengan yodium LP memberi warna, banyak sekali butir pati, fragmen
periderm.
Kandungan kimia : minyak atsiri 2-3 %
mengandung zingiberen, feladren, kamfen, limonea, borneol, sineol, sitral, dan
zingiberol, minyak dammar yang mengandung zingiberon.
Khasiat : karminativ, menurunkan
tekanan darah
b.
Jambu Biji (MMI, Hal : 92)
Makroskopi.
Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm, helai daun
berbentuk bundar telur agak menjorong atau bulat memanjang, panjang 5 cm- 13
cm, lebar 3-6 cm, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas
agak licin, warna hijau kelabu, kelenjar minyak tampak sebagai bintik-bintik
berwarna gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintik-bintik yang tembus
cahaya, ibu tulang dan dan tulang cabang melonjong pada permukaan bawah,
bertulang menyirip, warna putih kehijauan.
Mikroskopi. epidermis atas : terdiri dari 1 lapis
sel, pipih, terentang tangensial, bentuk polygon, dinding antiklinal lurus,
tidak terdapat stomata. Epidermis bawah : sel lebih kecil, pipih, terentang
tangensial, bentuk polingonal, dinding antiklinal lurus.
Serbuk : warna hijau keabu-abuan,.
Fragmen pengenal banyak terdapat rambut penutup yang terlepas, hablur kalsium oksalat,
stomata tipe anomositik, mesofil dengan kelenjar lisigen.
Kandungan kimia : tannin 9-12 %,
minyak atsiri, minyak lemak, dan asam malat.
Khasiat : dapat berkhasiat sebagai
anti diare.
c.
Kayu manis (MMI, Hal : 44)
Makroskopi
: Potongan kulit bentuk gelendong agak menggulung membujur, agak pipih atau
berupa berkas yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung
membujur, panjang samapu 1 m, tebal kulit 1 mm-3 mm atau lebih. Permukaan luar
: yang tidak bergabus berwarna coklat kekuningan atau coklat sampai coklat
kemerahan. Bergaris-garis pucat bergelombang memanjang.
Serbuk : warna coklat kekuningan. Fragmen pengenal
adalah sklereida dengan penebalan dinding tidak merata, serabut parisikel dan
serabut floem, butir-butir pati dan hablur kalsium oksalat berbentuk prisma,
lepas atau delam parenkim, jaringan parenkim dengan sel lender atau sel minyak,
sel gabus atau serabut sklerenkim.
Kandungan kimia : 1-3 % minyak
atsiri, tannin, dammar, lender, kalsium oksalat.
Khasiat : bahan makanan (bumbu
dapur), karminativ
d.
Kunyit (MMI, Hal : 50)
Makroskopi
Kepingan : ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan
sampai kuning jingga kecoklatan, bentuk hampir bundar sampai bulat panjang,
kadang-kadang bercabang, lebar 0,5-3 cm, panjang 2-6 cm, tebal 1 – 5 mm,
umumnya melengkung tidak beraturan. Bekas patahan : agak rata berdebu, warna
kuning jingga sampai coklat kemerahan.
Mikroskopi
Epidermis: satu lapis sel, pipih berbentuk polygonal, dinding sel menggabus,
Rambut penutup : berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok, panjang 250-890 μm, dinding tebal.
Serbuk : warna kuning sampai kuning
jingga. Fragmen pengenal adalah butir pati. Gumpalan tidak beraturan zat warna
kuning sampai kuning coklat, parenkim dengan sel sekresi, fragmen pembuluh
tangga dan pembuluh jala, fragmen rambut penutup warna kuning tidak terdapat
serabut.
Kandungan kimia : minyak atsiri 3-5
%, kurkumin, pati tannin, dammar.
Khasiat : menambah nafsu makan,
mengurangi keram perut saat haid, dan mencegah kanker.
e. Seledri
(Apium graveolens L.)
Daun warna hijau,
hijau kecoklatan sampai hijau kekuningan. Bau aromatik, khas, rasa agak asin,
agak pedas dan menimbulkan rasa tebal di lidah. Daun majemuk, menyirip, tipis,
rapuh, jumlah anak daun 3-7 helai; batang dengan rusuk dan alur membujur, sisa
pangkal tangkai daun terdapat di bagian ujung. Warna daun hijau mengkilat,
bentuk belah ketupat miring, panjang 2-7,5 cm dan lebar 2-5 cm, pangkal dan
ujung anak daun runcing, panjang ibu tangkai daun sampai 2,5 cm, terputar, beralur
membujur, panjang tangkai anak daun 1-2,7 cm.
C.
Hasil Pengamatan
1.
Tabel
Tabel Pemeriksaan Haksel
No
|
Nama Haksel
|
Suku
|
Pemeriksaan
Organoleptis
|
Kegunaan
|
||
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
||||
1
|
Kayu Manis
|
Larvales
|
Coklat
|
Khas kayu manis
|
Manis
|
Bumbu makanan dan anti septik
|
2
|
Seledri
|
Apiales
|
Hijau tua
|
Aromatik
|
Sedikit pedas, lama
kelamaan rasa tebal di lidah
|
Obat demam dan darah tinggi
|
3
|
Kunyit
|
Zingiberales
|
Orange kekuningan
|
Aromatik
|
Agak hambar
|
Mencegah kanker dan mengobati tipex
|
4
|
Jambu biji
|
Myrtales
|
Hijau keputihan
|
Tidak berbau
|
Agak hambar
|
Antidiare
|
5
|
Jahe
|
Zingiberales
|
Putih kecoklatan
|
Aromatik
|
Pedas
|
Menurunkan tekanan darah
|
D.
Pembahasan
Haksel merupakan bagian-bagian
tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan
tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan, Simplisia adalah bahan alamiah
yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia dianggap bermutu
rendah jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan,
khususnya persyaratan kadarnya. Dianggap rusak jika oleh sebab tertentu,
keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya basah oleh air laut, tercampur
minyak pelumas dan lain-lain. Dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun karena
dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga. Dinyatakan tercampur jika secara
tidak sengaja terdapat bersama bahan-bahan atau bagian tanaman lain. Dianggap
dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang
tidak semestinya.
Cara-cara pemeriksaan untuk menilai simplisia ada 5
cara. Pemeriksaan haksel dilakukan dengan
cara pemeriksaan simplisia secara organoleptis, mikroskopik, dan makroskopik. Secara Oranoleptik : Dengan pancaindera
meliputi pemeriksaan bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadangkala dengan
pendengaran. Dalam hal ini harus diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar
dan dalam, retakan-retakan atau gambaran-gambaran dan susunan bahannya
berserat-serat, penggumpalan dan sebagainya. Mikroskopik : Umumnya pemeriksaan terhadap serbuk dalam irisan
melintang, secara fisika : Meliputi
pemeriksaan daya larut, bobot jenis, rotasi optic, titik lebur, titik beku,
kadar air, sifat-sifat simplisia dibawah sinar ultraviolet, penetapan
mikroskopis dengan sinar polarisasi. Sedangkan untuk
pemeriksaan secara makroskopik
dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan
mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia. Kimia : Secara kualitatif/identifikasi
umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan. Hayati/Biologi : Umumnya ditujukan pada pemeriksaan potensi zat
berkhasiat.
Hasil yang diperoleh pada
pengamatan haksel jahe baunya aromatic disebabkan adanya minyak atsiri.
sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Banyak simplisia yang
memiliki perbedaan yang jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal
ini disebabkan karena simplisia tersebut memiliki ciri khas yang diakibatkan
oleh adanya perbedaan anatomi dan morfologi.
Hasil
yang diperoleh pada pengamatan haksel jambu biji secara makroskopik dan
organoleptik, daunnya berwarna hijau, berbentuk tebal, berkerut, tidak
mempunyai rasa, dan tidak mempunyai bau.. Daun jambu biji memiliki kegunaan
sebagai antidiare, masuk angin, maag, dan sariawan.
Hasil yang diperoleh pada pengamatan
haksel daun seledri, daunnya berwarna hijau, berbau khas, dan tidak berasa..
Daun seledri memiliki kegunaan untuk meningkatan enzim pada pencernaan
(stomatik) menurunkan tekanan darah, menghentikan pendarahan.
Hasil
yang diperoleh pada pengamatan haksel kayu manis, Rasa kulit kayu pedas,
sedikit manis, bersifat hangat, dan wangi. Berkhasiat untuk menghilangkan
dingin untuk menghangatkan lambung, meluruhkan kentut (karminatif), meluruhkan
keringat (diaforetik), antirematik, meningkatkan nafsu makan (stomakik), dan
meredakan nyeri (analgesik).
Hasil yang diperoleh pada pengamatan
haksel kunyit, rimpangnya berwarna orange kekuningan, berbau aromatik, dan rasa
agak hambar. Kunyit memiliki kegunaan untuk mencegah kanker dan mengobati
tifus.
E.
Penutup
1.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi simplisia yang
dilakukan dengan 3 cara, antara lain:
·
Organoleptik
meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna,
bau, dan rasa, dari simplisia tersebut.
·
Makroskopik
merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan
kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk simplisia.
·
Mikroskopik,
meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan
pemeriksaan anatomi jaringan tanaman itu sendiri.
2.
Saran
Saran yang
diharapkan adalah dengan praktikum ini dapat lebih membantu mahasiswa agar
lebih memahami tentang berbagai khasiat tanaman di Indonesia yang dapat
dimanfaatkan di industri-industri obat di Indonesia.
Daftar Pustaka
Anonim,
1978, Materia Media Indonesia Jilid
I-IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2008, “Buku Ajar Mata Kuliah
Farmakognosi”, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana, Jimbaran.
Dalimartha,
S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,
Trubus agriwidya, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar