Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 02 Juni 2014

Shigella

Shigella 

 Shigella  termasuk  enterobacteriaceae,  merupakan  bakteri  bentuk  batang  gram
negatif  berukuran2-3  x  0,6  (m,  tidak  membentuk-spora.  Shigella  dipisahkan  menjadi
empat serogrup utama, yang memiliki nama spesies :serogrup A, S. dysentriae; serogrup
B, S. flexneri; serogrup C, S. boydii; dan serogrupD, S. sonnei. Sifat biokiimia serogrup
A, B, dan C serupa, sedangkan serogrup B berbeda. Semua Shigella dapat menyebabkan
disentri  basiler,  tetapi  setiap  spesies  berbeda  dalam  menyebabkan  beratnya  penyakit,
mortalitas, dan epidemiologi.

A. Penentu Patogenisitas
 Kejadian  disentri  basiler  adalah  kompleks  dan  tahap  molekulernya  belum
diketahui.  Organisme  patogenik  harus  bertahan  hidup  melalui  saluran  gastrointestinal
atas,  menempel  untuk  berkolonisasi,  dan  menembus  sel  epitel.  Sekali  memasuki  sel,
bakteri  ini  dapat  berkembangbiak  dan  melewati  sel-ke-sel  lain.  Perbanyakan  bakteri
menyebabkan inflamasi, kematian sel epitel, ulserasi, mengganggu absorbsi cairan kolon,
dan  mengeluarkan  darah,  lendir  dan  nanah.  Sekitar  24-48  jam  awal  serangan,  hampir
50% pasien menderita diarhe dan demam.
Komponen  Permukaan.  Kemampuan  untuk  bertahan  hidup  melewati  pertahan  inang,
disebabkan  oleh  antigen  O.  Pentingnya  struktur  lipopolisakarida  (LPS)   halus,  diberi
istilah tipe koloni fase I , telah diperlihatkan oleh S. flexneri dan S. sonnei. Bakteri ini
memiliki  plsmid  besar,  120-140  Mda  yang  emngkode  rantai  samping  spesifik-O.
Kehilangan  plasmid  ini  mengakibatkan  fase  II  atau  pembentukan  koloni-kasar  dan
organisme avirulen.
Kemampuan  Invasi.  Shigella  virulen  menembus  mukosa  dan  sel  epitel  kolon  dengan
suatu  cara  yang  tidak  merata.  Bakteri  ini  jarang  menembus  melebihi  sel  epitel  menuju
lamina  propria.  Penempelan  bakteri  melibatkan  kation  divalen  seperti  kalsium.
Internalisasi  bakteri  dapat  disebabkan  oleh  endositosis  berperantara-resptor,  atau
sejumlah produk bakteri  yang menimbulkan suatu respon sel inang. Untuk internalisasi
Shigella , sel inang dan sel bakteri harus mengaktifkan metabolismenya.
 Awalnya   bakteri  dimasukkan  ke  dalam  fagosom,  tapi bakteri  virulen  dapat
merusak  fagosom  dan  berbiak  dalam  sitoplasma.  Sifat ini  kebalikan  dari  Salmonella,
yang tetap berada dalam vakuola inang. Kemampuan Shigella untuk merusak membran
fagosom  karena  kontak  dengan  hemolisin  yang  dikode-plasmid,  suatu  komponen
hemolitik yang dibutuhkan untuk merusak membran selinang. Perkembangbiakan dalam
sel menyebabkan invasi ke sel di dekatnya, inflamasi, dan kematian sel.
Toksin.  Kematian  sel  dapat  disebabkan  komponen  sitotoksik  dari  toksin  Shiga,  yang
terlibat  dalam  sintesis  protein.  Shigella  membawa  gen  yang  mengkode  toksin  pada
kromosom, dan bakteri yang dapat menghasilkan toksin banyak, menyebabkan penyakit
yang berat. Toksin tersebut menyebabkan banyak pengaruh, yaitu neurotoksik, sitotoksik,
dan enterotoksik.
 Peran toksin ini pada disentri klasik belum diketahui secara lengkap, karena strain
negatif-toksin  mampu  menyebabkan  penyakit,  dan  mutan  non-invasif  penghasil-toksin
bersifat nonvirulen pada sukarelawan. Hasil penelitian pada hewan menunjukkan bahwa,
toksin  ini  mampu  mencapai  mikrovaskuler  yang  menuju intestin,  dan  menyebabkan
hemoragi.  Pada  kenyataannya,  sebagian  besar  penyakit  hallmark,  yaitu  suatu  diarhe
berdarah yang disebabkan oleh E. coli penghasil toksin Shigalike. Penjelasan mengenai
data yang dipertentangkan ini berupa disentri basiler merupakan penyakit dua-tahap yang
melibatkan  usus  kecil  dan  besar.  Diarhe  berair  terjadi  pada  tahap  awal  penyakit,  pada
beberapa pasien yang menandakan adanya komponen enterotoksik dari toksin Shiga. Satu
postulat bahwa, Shigella berbiak dengan cara noninvasif pada jejenum dan menghasilkan
toksin,  yang  diterima  oleh  reseptor  usus  kecil,  yang  menyebabkan  aktifnya  proses
ekskresi.  Fase  ke-dua,  melibatkan  usus  besar  dan  fase  invasi  jaringan,  dimana  peran
toksin Shiga menambah beratnya penyakit.Efek enterotoksik toksin Shiga berupa 'block'
atau  menghentikan  absorpsi  elektrolit,  glukosa,  dan asam  amino  dari  lumen  usus  kecil
dan sedikit peningkatan sekresi ion klorida, seperti yang diperlihatkan oleh enterotoksin
E. coli dan Vibrio cholerae.

B. Epidemiologi
 Selama  1989,  terdapat  25.010  kasus  shigellosis  yang  dilaporkan  kepada  Pusat
Pengendalian  Penyakit  di  Amerika  Serikat.  Penyebab  infeksi,  sekitar  80%  adalah  S.
sonnei, dan yang lainnya disebabkan oleh S. flexneri. Di negara berkembang yang kurang
mempeerhatikan  kebersihan,  pola  isolasi  menjadi  terbalik  :  lebih  sering  terdapat  S.
dysentriae dan S. boydii, dan diikuti oleh S. flexneri , dan S. sonnei.
 Penyebaran  Shigella  dari  orang-ke-orang  melalui  jalur  oral-fekal.  Reservoir
merupakan carrier yang menyimpan bakteri dalam fesesnya. Status carrier paling singkat
1-4 minggu, meskipun carrier jangka-panjang dapat membatasi lingkungan penyebaran.
Dari  carrier,  bakteri  menyebar  melalui  lalat,  jari-tangan,  makanan,  dan  feses.  Shigella
dapat diisolasi dari pakaian, tempat duduk toilet, atau air yang terkontaminasi oleh orang
yang terinfeksi. Anak-anak di bawah 5 tahun merupakan penderita dari setengah  kasus
keseluruhan,  dan  anak-anak  di  bawah  10  tahun  terhitung  dua  pertiga  dari  kasus
keseluruhan, disebabkan kebiasaan makannya.
 Dari hasil penelitian diketahui bahwa bakteri sebanyak 200, dapat menimbulkan
penyakit  pada  beberapa  individu.  Persentasi  individu  yang  terinfeksi  meningkat  sesuai
dengan peningkatan jumlah bakteri.
 Tindakan  pengendalian  yang  paling  efektif  adalah  mencukupi  sanitasi,
mendeteksi  dan  mengobati  carrier,  karena  manusia  merupakan  satu-satunya  reservoir
Shigella.  Jika  memungkinkan,  pasien  harus  diisolasi,  sampai  kultur  bahan
pemeriksaannya  negatif.  Carrier  disarankan  tidak  mengolah  makanan.  Menyediakan
tempat  pembuangan,  klorinasi  air  merupakan  tindakan terpenting  untuk  mencegah
penyebaran Shigella dan patogen usus gram-negatif lainnya. Air susu ibu penting untuk
tahun  pertama  kehidupan,  terbukti  dapat  mengurangi  shigellosis  pada  anak-anak.
Beberapa  tipe  vaksin,  termasuk  hibrid  dengan  bakteri  lain,  sudah  dikembangkan  dan
sedang dalam proses pengujian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar