UJI KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER SIMPLISIA
A.
TUJUAN
Tujuan pada
percobaan ini adalah untuk mengetahui
kandungan metabolit sekunder dari beberapa simplisia.
B.
BAHAN
1.
KLASIFIKASI TANAMAN
1.
Jahe (Zingiberis
Officinalis)
Ordo : zingiberales
Famili : zingiberaceae
2.
Patikan Cina (Euphorbia thymifolia)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub
Kelas : Apetalae
Bangsa : Euphorbiales/ Tricoccae
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia thymifolia Linn.
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Sub Kelas :
Asteridae
Ordo :
Scrophulariales
Famili :
Acanthaceae
Genus :
Andrographis
Spesies :
Andrographis paniculata Nees
4.
Kunyit (Curcumae Domesticae)
Ordo : zingiberales
Famili : zingiberaceae
Spesies : Curcuma domestika Val.
5.
Jambu Biji (Psidii Guajavae)
Ordo : myrtales
Famili : myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium
guajava L.
2.
DESKRIPSI TANAMAN
1.
Jahe (Zingiberis
Officinalis)
Tema berbatang semu,
tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga.
Daun sempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. tangkaidaun berambut,
panjang 2-4 mm. bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak
berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul dipermukaan
tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit 2,75-3 kali lebarnya,
sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm,
lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hampir tidak berambut, panjang 25 cm,
rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5 buah sampai 7 buah,
berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hamper tidak berambut, panjang sisik 3
cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bulat pada ujungnya,
tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm;
mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5 cm, helainya agak
sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar
13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.
2.
Petaikan
Cina (Euphorbia
thymifolia)
Tanaman berwarna hijau. Daun tunggal
berhadapan, berbentuk lonjong sampai bundar. Batang berbentuk bundar, garis
tengah kurang 1 mm. Cabang bergaris tengah lebih kurang 0,5 mm. Buah bergagang
agak panjang, berambut pada rusuk-rusuk.
3.
Sambiloto (Andrographidis
paniculatae)
Permukaan
atas berwarna hijau, hijau tua atau
hijau kecoklatan dan bagian bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek.
Buah berbentuk jorong, pangkal dan berujung tajam kadang-kadang pecah secara
membujur. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua.
4.
Kunyit (Curcumae Domesticae)
Tumbuhan berbatang
basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk
berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi
utama berbentuk rimpang berwarna kekuning tua atau jingga terang. Perbanyakannya
dengan anakan.
5. Jambu
Biji (Psidii Guajavae)
Tanaman perdu, tinggi 5-10 meter. Batang
berkayu licin, mengelupas, bercabangan, bercabang, warna cokelat kehijauan. Daun
tunggal. Bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14
cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan. Bunga tunggal
di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan.
Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.
3.
DESKRIPSI SIMPLISIA
1.
Jahe (Zingiberis
Officinalis Rhizoma)
Rimpang agak pipih,
bagian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan, bau khas, rasa pedas. Bentuk
bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam.
Dalam bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6,5 mm. bagian luar
berwarna cokelat kekuningan, beralur memanjang, kadang-kadang terdapat serat
bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang
terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga
jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar berwarna keabu-abuan. Sel
kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan.
2.
Patikan Cina (Euphorbia thymifolia)
Daun
tunggal, berhadapan, tidak mudah rontok, helaian daun berbentuk lonjong sampai
bundar memanjang atau bundar telur terbalik, ujungnya bundar. Pangkal
asimetris, membundar atau berlekuk. Pinggir bergerigi sangat dangkal. Panjang
daun 2-7 mm, lebar 1,5-4 mm.
3.
Sambiloto (Andrographidis
paniculatae)
Daun
bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk
lidah lombak. Rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung
meruncing dan tepi daun rata.
4.
Kunyit (Curcumae Domesticae Rhizoma)
Kepingan ringan, rapuh,
warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan;
bau khas, rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal;
bentuk hampir bundar sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang; lebar 0,5-3
cm, panjang 2-6 cm, tebal 1-5 mm; umumnya melengkung tidak beraturan,
kdang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan
silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata, ebrdebu, warna
kuning jingga sapai cokelat kemerahan.
5.
Jambu Biji (Psidii Guajavae Folium)
Bentuk berupa lembaran
daun, warna hijau; bau khas aromatic; rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai
pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm; helai daun berbentuk bundar menjorong,
panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm; pinggir daun rata agak menggulung ke atas;
permukaan atas agak licin, warna hijau kecokelatan; ibu tulang daun dan tulang
cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.
C.
HASIL PENGAMATAN
Sampel
|
Uji Alkaloid
|
Uji Flavonoid
|
Uji Savonin
|
Uji Steroid
|
Sambiloto
|
+
(terdapat endapan putih atau keruh)
|
+
(berubah warna menjadi ungu)
|
+
(terdapat buih atau busa)
|
+
(berubah warna menjadi )
|
Jahe
|
+
(terdapat endapan putih atau keruh)
|
-
(tidak terjadi perubahan warna)
|
+
(terdapat buih atau busa)
|
+
(berubah warna menjadi )
|
Jambu Biji
|
+
(terdapat endapan putih atau keruh)
|
+
(berubah warna menjadi merah bata)
|
+
(terdapat buih atau busa)
|
+
(berubah warna menjadi kuning)
|
Kunyit
|
+
(terdapat endapan putih atau keruh)
|
+
(berubah warna menjadi ungu)
|
-
(tidak terdapat buih atau busa)
|
+
(berubah warna menjadi merah jingga)
|
Johar
|
+
(terdapat endapan putih atau keruh)
|
-
(tidak terjadi perubahan warna)
|
+
(terdapat buih atau busa)
|
-
(tidak terjadi perubahan warna)
|
D.
PEMBAHASAN
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia terdiri dari simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.
Simplisia
nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi
sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya. Simplisia
hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral adalah
simplisia yang merupakan bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau
telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Metabolit sekunder adalah hasil metabolisme yang disintesis oleh beberapa organisme tertentu
yang tidak merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan tumbuh. Meskipun demikian,
metabolik sekunder dapat berfungsi sebagai nutrien darurat untuk pertahanan
hidup.
Senyawa-senyawa metabolit sekunder merupakan proses-proses kimia jenis lain
yang terjadi hanya pada spesies tertentu sehingga memberikan produk yang
berlainan, sesuai dengan spesiesnya. Senyawa-senyawa metabolit sekunder berperan
dalam kelangsungan hidup tanaman dan perjuangan menghadapi spesies-spesies lain
berupa zat kimia untuk pertahanan, penarik seks, dan feromen. Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada
tanaman adalah : alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid dan tannin.
Pada percobaan kali ini kami melakukan uji alkaloid, saponin, flavonoid, dan
steroid (terpenoid).
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil
kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila
dihidrolisis aka menghasilkan gula (glikon) dan non gula (aglikon). Untuk
mengidentifikasi saponin dalam tumbuhan dilakukan dengan memasukkan dalam
tabung reaksi dan ditambahkan aquades. Kemudian didihkan selama 2-3 menit.
Setelah dingin, ekstraknya kocok kuat-kuat. Uji positif ditandai dengan adanya
busa.
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa yang tersebar luas hampir pada semua jenis
tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang
biasanya bersifat basa dan membentuk cincin heterosiklik. Diindentifikasi
dengan mencampurkannya dengan kloroform, dipanaskan lalu diberi pereaksi meyer.
Indikatornya adalah terdapatnya endapan putih atau keruh.
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak
terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu,
biru, dan sebagian zat warna kunig dalam tumbuhan.
Steroid adalah terpenoid yang kerangka dasarnya terbentuk dari
sistem cincin siklopentana prehidrofenantrena. Steroid merupakan golongan
senyawa metabolik sekunder yang banyak dimanfaatkan sebagai obat. Hormon
steroid pada umumnya diperoleh dari senyawa-senyawa steroid alam terutama dalam
tumbuhan. Cara indentifikasi dengan mencampurkannya dengan kloroform, dipanaskan lalu
diberi asam klorida. Indikatornya adalah perubahan warna menjadi kunig.
E.
PENUTUP
1
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu uji organoleptik adalah
pemeriksaan dengan menggunakan alat indera manusia meliputi uji warna, bau,
rasa dari bahan/simplisia, dimana haksel yang digunakan adalah jahe, kunyit,
pinang, mengkudu, pinang, kayu manis, jambu biji, sambiloto, kumis kucing, dan
seledri.
2
SARAN
Saran
yang dapat diberikan yaitu saat pengujia organoleptik diharapkan mahasiswa
dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga kesalahan dalam proses
pengujian dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar