Streptococcus pneumoniae
Streptococcus pneumoniae atau pneumococcus merupakan bakteri gram-positif
berkapsul berbentuk kokus, oval atau bulat, dengandiameter 0,5-1,25 (m. Pada apusan
dari sputum dan cairan tubuh, bakteri ini terdapat sebagai sel berpasangan, atau
membentuk formasi rantai pendek. Melalui pembiakan secara terus-menerus, khususnya
pada media yang tidak layak, menghasilkan pembentukan rantai yang lebih panjang.
Pneumococcus sangat sensitif terhadap produk metabolisme fermentatifnya, karena umur
kultur dapat menghasilkan reaksi gram-negatif. Kapsul dapat diperlihatkan pada
pengamatan puncak-basah bakteri virulen dengan tinta India atau menggunakan antibodi
tipe-spesifik yang homolog pada reaksi quellung. Ukuran kapsul bervariasi bergantung
pada tipe pneumococcus dan berukuran besar khususnya pada tipe 3, 8, dan 37.
S. pneumoniae merupakan anaerob fakultatif yang mampu memfermentasikan
berbagai karbohidrat. Metabolisme penghasil-energi utamanya adalah tipe asam laktat,
tetapi hanya terbentuk sedikit asam, kecuali kalau asam dalam kultur secara periodik
dinetralisir. Dalam keadaan aerobik dapat dibentuk sejumlah hidrogen peroksida,
bersama-sama dengan asam asetat dan asam format. S.pneumoniae tidak menghasilkan
peroksidase, oleh karena itu akumulasi hidrogen peroksida dapat membunuh bakteri ini,
kecuali kalau diberi katalase dengan penambahan sel darah merah ke dalam medium
kultur.
S. pneumoniae membutuhkan nutrisi yang kompleks. Dapat tumbuh pada media
sintetik, tetapi untuk awal isolasi dan kultur rutin disarankan kaldu atau agar darah seperti
tryptic soy atau brain-heart infusion yang ditambahdarah tanpa-fibrin 5%. Pertumbuhan
optimalnya pada pH 7,4-7,8. Inkubator CO2 atau candle jar dapat digunakan untuk isolasi
awal pada media padat, karena 5-10% strain penumococcus membutuhkan penambahan
kadar CO2.
Pada lempeng agar darah, kultur muda pneumococcus berkapsul menghasilkan
koloni bentuk-kubah, bundar, dan berkilauan, dengandiameter sekitar 1mm. Koloni yang
dihasilkan oleh tipe 3 biasanya lebih mukoid dan besar dibandingkan dengan tipe lain,
mencerminkan ukuran kapsulnya yang lebih besar. Jika koloni pneumococcus berumur
tua, perubahan autolisis menyebabkan adanya lekukanpada bagian tengah koloni, terlihat
menjadi umbilicate. Koloni yang diinkubasikan secara aerobik dikelilingi oleh zona
hemolisis alfa. Dalam keadaan anaerobik, menghasilkan zona hemolisis-beta di sekeliling
koloni karena penumolisin O oksigen-labil.
Tidak seperti streptococcus lainnya, S. pneumoniaemutlak membutuhkan kholin
dalam nutrisinya. Jika kholin digantikan dengan etanolamin, dapat diamati sejumlah
gangguan fisiologik. Gangguan terbesar yang langsung dapat diamati ialah asam teikoat
yang mengandung-kholin pada permukaan sel. Sekitar 85% kholin ditemukan dalam
asam teikoat dinding sel. Sekitar 25% ditempatkan pada asam lipoteikoat membran.
A. Penentuan Patogenisitas
a. Kapsul Polisakarida.
Penumococcus merupakan contoh yang baik untuk parasit
ekstraseluler, yang merusak jaringan inang hanya jika berada di luar sel fagosit.
Perlindungan terhadap fagositosis, karena adanya kapsul yang berfungsi sebagai
antifagosit. Beberapa aspek patogenesis dari infeksi pneumococcus, dapat menyebabkan
sakit. Polisakarida kapsul berada dalam keadaan larut dalam cairan tubuh yang
terinfeksi. Relatif tidak beracun, tetapi pada tahap tinggi dalam serum atau urin dapat
dihubungkan dengan beberapa infeksi yang diikuti oleh bakteremia, empyema, dan suatu
kecepatan kematian tinggi. Polisakarida bebas dalam jumlah yang berlebihan, dapat
menetralkan antibodi antikapsul, membuatnya tidak aktif terhadap patogen yang masuk.
b. Perlekatan.
Perlekatan terhadap permukaan mukosa merupakan awal peristiwa
kolonisasi dan infeksi. Streptococcus pneumoniae melekat dan berinteraksi dengan Nasetilglukosamin-galaktosa dari glikolipid permukaan sel. Kekuatan melekat terhadap sel
epitel sangat penting untuk kolonisasi pneumococcuspada nasofarinx dan menyebabkan
otitis media (infeksi telinga-tengah).
c. Enzim
- Neuraminidase. Sejumlah organisme yang membentukkoloni pada saluran pernafasan
menghasilkan enzim glikosidik neuraminidase. Enzim ini menyerang komponen
glikoprotein dan glikolipid membran sel. Neuraminidase memotong ujung asam Nasetilneuraminat dari suatu gula yang berdekatan. Meskipun peran khusus enzim ini
dalam penyakit tidak diperlihatkan, kemampuan organisme untuk tumbuh pada
nasofarinx dan dalam sekresi lendir pada batang bronkhia, membutuhkan kemampuan
metabolisme khusus. Neuraminidase hanya satu dari beberapa faktor yang mendukung
serbuan patogen.
- Protease. Pneumococcus menghasilkan immunoglobulin-degrading extraselluler
protease. Protease dapat mengurangi sekresi IgA (S-IgA), IgA, IgG, dan IgM, ditemukan
pada sejumlah isolat dari pasien berpenyakit akut, tanpa keluhan. Dengan menghilangkan
imunoglobulin, protease memainkan peranan penting untuk mempermudah kolonisasi
pada permukaan mukosa.
d.Toxin.
Pneumococcus menghasilkan suatu hemolisin / pneumolisin O. Pneumolisin
merupakan toxin thiol-activated, yang bersifat sitolitik untuk sel eukariot, yang
mengandung kolesterol pada membran selnya. Peran khusus pada patogenesis
streptococcus manusia tidak diketahui, tetapi pada dosis rendah pneumolisin menghambat
respiratory burst. Dan menghambat kemotaksis leukosit polimorfonuklear; pada
konsentrasi tinggi mengaktifkan jalur klasik komplemen dalam arti tidak tergantungantibodi.
e. Autolisin.
Peranan autolisin dinding sel pneumococcus pada pembelahan sel yaitu
menyebabkan hancurnya pneumococcus jika terdapat zat aktif-permukaan dan zat
antimikroba yang dapat menghambat sintesis dinding sel. Hal ini memberi dukungan
terhadap virulensi organisme. Keterlibatannya tidak terbatas pada mempermudah
pelepasan pneumolisin, tapi termasuk pelepasan protein toksin lain, dan zat-zat
pembentuk peradangan sel.
f. Komponen Dinding Sel.
Dinding sel pneumococcus dapat mencapai dan bersifat reaktif
terhadap lingkungan inang, meskipun letaknya di bawah polisakarida kapsuler. Terlihat
menjadi aktifator potensial pada radang meningeal, komponen dinding sel terbesar (asam
teikoat dan peptidoglikan) membantu aktivitas peradangan. Kerusakan berat pada kedua
komponen tersebut ditandai dengan menurunnya aktivitas peradangan.Aktivitas
peradangan dinding sel dan komponen tersebut secara biologik signifikan dalam hal
komponen tersebut dapat dilepaskan ke dalam cairan serebrospinal selama
berlangsungnya meningitis dan selanjutnya mendukungkerusakan jaringan inang.
B. Epidemiologi
Insidensi. Pneumonia penumococcus merupakan bentuk penumonia bakterial terbanyak.
Meskipun tidak dilaporkan, di Amerika Serikat, diperkirakan terjadi sekitar 68-260 kasus
per 100.000 populasi atau antara 150.000 sampai 300.000 kasus per tahun. Insidensinya
tiga atau empat kali lebih besar pada orang berusia lebih dari 40 tahun, yang sering
dikondisikan dengan keadaan penyakit kerusakan paru-paru kronik. Hal tersebut
meningkat pada kelompok populasi terbuka seperti sekolah, militer, dan rumah sakit
untuk penyakit kronik. Infeksi pneumococcus biasanya lebih banyak terjadi pada musim
dingin, ketika infeksi virus saluran pernafasan atas mempengaruhi infeksi dan
penyebaran bakteri ini.
Keadaan Carrier. Penumococcus dibawa pada nasofaring carrier sehat yang merupakan
reservoir terbesar untuk infeksi penumococcus. Tingkat carrier bervariasi bergantung
pada umur, lingkungan, dan adanya infeksi saluran pernafasan atas.Tngkat bawaan
tertinggi pada usia prasekolah (25-50%) dan dengan peningkatan umur cenderung
menurun pada orang dewasa menjadi sekitar 18%. Tingkat bawaan pada orang dewasa
yang tidak kontak dengan anak-anak sekitar 5%. Pada barak militer dimana insidensi
infeksi penumococcus juga sangat tinggi, tingkat bawaan setinggi 60%.
Tipe Pneumococcus. Seluruh tipe penumococcus tidak sama invasifnya, meskipun
terdapat 90 serotipe kapsul pneumococcus. Juga diketahui adanya perbedaan
patogenisitas, resistensi terhadap fagosit dan stimulasi respon antibodi. Dari 4000 isolat
rumah-sakit di Amerika serikat, tipe 12 terhitung 80% sebagai penyebab infeksi. Dari tipe
8, 4, 3, 14, 7, 12, 9, 18, 19, 1, 6, dan 23, yang paling sering sebagai penyebab adalah tipe
12. Pada kelompok anak-anak, tipe tersebut di atas dihubungkan dengan infeksi
bakteremik, kecuali tipe 12. Hampir 65% isolat daribayi dan anak-anak adalah tipe 6, 14,
18, 19,,dan 23. Pneumococcus tipe angka-besar, kecuali tipe 3 yang menempati flora-
normal farinx, biasanya dihubungkan dengan keadaan carrier, jarang tipe angka-rendah
lebih virulen.
C. Patogenesis
Pneumonia pneumococcus jarang berupa infeksi primer dan hanya
mengakibatkan gangguan barrier pertahanan normal saluran pernafasan atas. Udara
dingin, anastesia, morfin, dan intoksikasi alkoholik sering mempengaruhi penyakit oleh
penumococcus. Melemahnya refleks epiglotis, merupakan faktor yang mempermudah
aspirasi sekresi terinfeksi dari saluran pernafasan atas. Infeksi virus pada saluran
pernafasan atas merupakan penyebab utama pneumonia pneumococcus dan sering
mendahului serangan mendadak. Pneumococcus terdapat pada nasofaring dan berbiak
dalam lingkungan yang termodifikasi oleh virus dan dibawa ke dalam alveoli melalui
sekresi bronkhi. Beberapa keadaan klinik yang mempengaruhi pneumonia pneumococcus
akut yaitu: gangguan jantung kongestif, keracunan gas, dan stasis pulmonari disebabkan
oleh perpanjangan masa istirahat. Pada kasus tersebut, akumulasi cairan dalam alveoli,
merupakan media yang baik untuk bakteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar