Mycobacterium tuberculosis
Tuberculosis merupakan penyakit kuno, yang dapat diketahui dalam kerangka
dari jaman batu dan dalam tulang dari beberapa mumiorang Mesir. Manifestasi kliniknya
baru difahami setelah Koch menemukan kuman penyebabpenyakit tersebut pada tahun
1882, meskipun sifat infektif tuberculosis sudah diungkapkan oleh Villemin pada tahun
1865.
M. tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang lurus, ramping atau agak
melengkung dengan bagian ujung membulat. Ukuran panjangnya berbeda mulai 1-4 (m
dengan lebar 0,3-0,6 (m. Kadang-kadang dapat membentuk percabangan jika dilihat pada
apusan dari kultur yang tua atau dari nodus limfatik, atau dapat dihasilkan secara in vitro
pada kondisi kultur spesifik.
Bakteri ini bersifat tahan-asam, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul.
Pewarnaan tahan-asam Ziehl-Neilsen sering digunakan untuk melihat M. tuberculosis
dari kultur atau dari bahan pemeriksaan penderita.
M. tuberculosis merupakan bakteri aerob obligat dan tidak akan tumbuh jika tidak
terdapat oksigen. Bahkan penurunan tekanan oksigen menyebabkan penurunan tingkat
pertumbuhan. Media pertumbuhan untuk isolasi primerdigunakan basa agar-serum atau
basa kentang-telur. Pada kondisi optimal bakteri ini tumbuh lambat, untuk dapat dilihat
memelukan waktu 10-12 hari, pada suhu 37oC. Pertumbuhan juga dapat ditingkatkan
dengan penambahan tekanan CO2, pH optimal 7,0, dan rentang pH.6,0- 7,6, suhu optimal
37oC.
A. Penentu Patogenisitas
M. tuberculosis tidak menghasilkan eksotoksin maupun endotoksin. Bukan
struktur tunggal, antigen, maupun mekanisme yang dapat menjelaskan virulensinya.
Tidak terdapat uji sederhana maupun perbedaan serologik yang dapat membedakan
basilus tuberkel virulen dengan varian avirulen. Bagaimanapun, sejumlah komponen
biasanya berhubungan dengan kemampuan strain virulen M. tuberculosis untuk
menghasilkan penyakit.
a. Cord Factor.
Terdapat hubungan yang sangat erat antara virulensi dengan morfologi
yang terlihat pada kultur dalam bentuk serpentine cords (kawat berlekuk-lekuk) yang
terdiri dari basil dalam susunan paralel. Strain aviulen tidak menunjukkan sifat tersebut.
Pertumbuhan dalam bentuk cord berhubungan dengan adanya 6-6'-dimikolat trehalosa
glikolipid yang ditempatkan secara periferal. Aktivitas biologik bahan tersebut dapat
dilihat pada mencit, memiliki sifat toksisitas dan kekhususan, menghambat migrasi
leukosit PMN, menghilangkan formasi granuloma, dan menstimulasi perlindungan
terhadap serangan infeksi virulen. Cord factor juga menyerang membran mitokondria,
menyebabkan kerusakan fungsi respirasi dan fosforilasi oksidatif.
b. Sulfatida.
Sulfatida merupakan glikolipid yang ditempatkan secara periferal dan dapat
bereaksi dengan netral red, yang berhubungan dengan strain virulen M. tuberculosis.
Meskipun sulfatida tidak toksik, tetapi jika diberikan secara simultan dengan cord factor,
secara sinergik memiliki kemampuan toksisitas pada cord factor. Dalam kultur, sulfatida
cepat diendositosis oleh makrofag, dan dalam lisosom sekunder, menghambat fusi
lisosom dengan fagosom.Jadi, ketika M. tuberculosisberada sebagai parasit intraseluler,
sulfatida membantu pertahanan hidup bakteri ini dalam fagosom untuk mencegah
pembentukan fagolisosom, sehingga dapat menghindaripaparan oleh hidrolase lisosom.
B. Epidemiologi
Tuberculosis merupakan masalah global. Pada beberapa daerah prevalensi
tuberculosis tetap tinggi, meskipun telah tersedia metode efektif dan berhasil
dilaksanakan dalam beberapa dekade, dan terdapat bukti penurunan insidensi.
Tuberculosis juga tetap menyebabkan kematian di antara penyebab penyakit infeksi.
Saat ini, di seluruh dunia diperkirakan terjadi 8-10 juta kasus tuberculosis per
tahun dan sekitar 3 juta mengalami kematian. Sedangkan tingkat kasus per tahun di
Amerika Serikat pada tahun 1989 terjadi 9,5 per 100.000, tingkat kasus pada beberapa
negara berkembang, khususnya di daerah Asia, Afrika, dan Oseania, sering melebihi 300
per 100.000. Jumlah immigran dari negara berkembangyang datang ke Amerika Serikat
membawa tingkat kasus dari negaranya. Pendatang baru tersebut menimbulkan masalah
kesehatan masyarakat.
Tuberculosis tidak disebarkan melalui populasi. Di Amerika Serikat, kelompok
tertentu yang memiliki insidensi tinggi : orang hitam, Asia dan Pasifik, Indian Amerika,
Penduduk Alaska, dan Hispanik. Penghuni penjara, alkoholis, pengguna obat-jarum
suntik, orang tua, dan bayi yang lahir dari daerah dengan prevalensi-tinggi, juga memiliki
risiko terbesar.
Infeksi tuberculosis pertama diperoleh melalui inhalasi droplet residu kering yang
mengandung basil tuberkel dan dikeluarkan ke udara dengan adanya batuk, bresin, atau
berbicara. Droplet tersebut tetap berada dalam udara untuk periode waktu yang lama, dan
partikel berdiameter 1-10 (m cukup untuk menimbulkan infeksi. Sumber utama yang
terpenting adalah orang yang terinfeksi, dan tidak terdiagnosa menderita tuberculosis.
Pasien penerima kemoterapi yang efektif, akan cepat kehilangan sifat infeksinya untuk
orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar