BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Spektroskopi
adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara
atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut.
Pada abad pertengahan 19 kimiawan Jerman Robert Wilhelm Bunsen (1811-1899) dan
fisikawan Jerman Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) berkerjasama mengembangkan
spektrometer, mereka menemukan unsur yaitu rubidium dan cesium. Spektroskopi
banyak berperan penting dalam penemuan gas mulia.
Metode
dengan bantuan spektrometer adalah spektroskopi. Spektometer terdiri dari sumber
sinar, prisma, sel sampel, detektor dan pencatat. Fungsi prisma adalah untuk
memisahkan sinar polimkromatis di sumber cahaya menjadi sinar monokromatis.
Dalam spektrometer modern, sinar yang datang pada sampel diubah panjang
gelombangnya secara kontinyu. Hasil percobaan diungkapkan dalam spektrum dengan
absisnya menyatakan panjang gelombang (atau bilangan gelombang atau frekuensi)
sinar datang dan ordinatnya menyatakan energi yang diserap sampel. Radiasi
cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Beberapa sifat
fisika cahaya paling baik diterangkan dengan ciri gelombangnya, sedangkan sifat
lain diterangkan dengan sifat partikel. Jadi cahaya dapat bersifat ganda.
Diagram suatu gelombang yang ditandai dengan cirri yang penting dapat dilihat
dalam gambar berikut :
λ
= panjang gelombang, yaitu jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu
siklus (Cycle), dengan satuan : satuan panjang/ siklus A = amplitude gelombang,
yaitu perpindahan maksimum dari poros horizontal, satuan : satuan panjang T =
periode, waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus sempurna, satuan : detik/
siklus Ʋ = frekuensi osilasi, jumlah siklus dalam tiap detik, satuan :
siklus/detik atau Hertz.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a) Apa
pengertian spektroskopi Inframerah (IR)?
b) Bagaimana
instrument spektroskopi inframerah?
c) Bagaimana
aplikasi spektroskopi inframerah?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
a) pengertian
spektroskopi Inframerah (IR)
b) instrument
spektroskopi inframerah
c) aplikasi
spektroskopi inframerah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teori Spektroskopi Infra Merah
Spektrofotometri Infra
Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul
dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang
0,75–1.000 μm atau pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1. Metode
ini banyak digunakan pada laboratorium analisis industri dan laboratorium riset
karena dapat memberikan informasi yang berguna untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif, serta membantu penerapan rumus bangun suatu senyawa.
Transisi yang menghasilkan
absorpsi Infra merah
Vibrasi
Regangan (Streching)
Dalam
vibrasi ini, atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya
sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan
tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:
a)
Regangan
Simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang
datar.
b)
Regangan Asimetri, yaitu unit struktur
bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar
Vibrasi Bengkokan (Bending)
Jika
sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka
dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi
osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi
menjadi empat jenis, yaitu :
a)
Vibrasi
Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi
masih dalam bidang datar
b)
Vibrasi
Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan
masih dalam bidang datar
c)
Vibrasi
Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang
datar
d)
Vibrasi
Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar
Selain vibrasi
peregangan, molekul juga mengalami vibrasi pelenturan yaitu rocking,
scissoring, wagging dan twisting.
Presentasi Spektrum Inframerah
Spektrum
inframerah mungkin dipresentasikan dalam panjang gelombang linier axis dalam μm tetapi instrumen modern umumnya memprentasikan spektrum dalam
91 skala bilangan gelombang dengan perubahan dalam skala 2000 cm-1. Ini lebih
baik karena pada umumnya spektrum akan lebih detil dibawah 2000 cm-1 daripada
diatas 2000 cm-1.
Daerah Spektrum Infra merah
Spektra
yang akan diinterpretasikan harus memenuhi persyaratan berikut :
1) Resapan
satu sama lainnya harus terpisah dan mempunyai intensitas yang memadai.
2) Spektra
harus berasal dari zat murni.
3) Spektrofotometer
harus dikalibrasi.
4)
Tehnik preparasi sampel harus nyata,
selain itu posisi resapan, bentuk, dan tingkat intensitas sering membantu karna
spesifik untuk gugus tertentu.
Daerah
peresapan infra merah
· Daerah
Frekuensi Gugus Fungsional → Terletak pada daerah radiasi 4000-1400 cm-1.
Pita-pita absorpsi pada daerah ini utamanya disebabkan oleh vibrasi dua atom,
sedangkan frekuensinya karakteristik terhadap massa atom yang berikatan dan
konstanta gaya ikatan.
· Daerah
Fingerprint → Daerah yang terletak pada 1400-400 cm-1. Pita-pita
absorpsi pada daerah ini berhubungan dengan vibrasi molekul secara keseluruhan.
Setiap atom dalam molekul akan saling mempengaruhi sehingga dihasilkan
pita-pita absorpsi yang khas untuk setiap molekul. Oleh karena itu, pita-pita
pada daerah ini dapat dijadikan sarana identifikasi molekul yang tak
terbantahkan.
Serapan
Khas Beberapa Gugus fungsi
Gugus
|
Jenis Senyawa
|
Daerah Serapan (cm-1)
|
C-H
|
2850-2960,
1350-1470
|
|
C-H
|
3020-3080,
675-870
|
|
C-H
|
3000-3100,
675-870
|
|
C-H
|
3300
|
|
C=C
|
Alkena
|
1640-1680
|
C=C
|
aromatik
(cincin)
|
1500-1600
|
C-O
|
1080-1300
|
|
C=O
|
1690-1760
|
|
O-H
|
3610-3640
|
|
O-H
|
alkohol,
fenol (ikatan H)
|
2000-3600
(lebar)
|
O-H
|
asam
karboksilat
|
3000-3600
(lebar)
|
N-H
|
3310-3500
|
|
C-N
|
Amina
|
1180-1360
|
-NO2
|
Nitro
|
1515-1560,
1345-1385
|
2.2 Instumentasi
Spektrofotometer IR
Spektrofotometer
infra merah terdiri atas lima bagian utama, yaitu sumber radiasi,wadah sampel,
monokromator, detektor dan rekorder.
Sumber radiasi
Radiasi
infra merah dihasilkan dari pemanassan suatu sumber radiasi dengan
listrik sampai suhu antara 1500 -2000 K. Sumber radiasi yang biasa digunakan
berupa NernstGlower, Globar dan kawat Nikhrom. Filamen Nernst dibuat dari
campuran oksida zirkom (Zr) dan Yitrium (Y), yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau campuran
oksida thorium (TH) dan serium (Ce). Nernst Glower berupasilinder dengan
diameter 1-2 mm dan panjang 20 mm. Pada ujung silinder dilapisi platinauntuk
melewatkan arus listrik. Nernst Glower mempunyai radiasi maksimun pada panjang gelombang
1,4µm atau bilangan gelombang 7100 cm-1. Globar merupakan sebatang
silikon karbida(SiC) biasanya dengan diameter 5 mm dan panjang 50 mm.
Radiasi maksimum Globar pada panjang gelombang 1,8-20µm atau bilangan
gelombang 5500-5000 cm-1.Kawat nikhrom merupakan campuran nikel (Ni)
dan khrom (Cr). Kawat nikhrom ini berbentuk spiral dan mempunyai
intensitas radiasi lebih rendah dari Nernst Glower danGlobar tetapi umurnya
lebih panjang.
Wadah sampel
Wadah
sampel sell tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan
sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 mm. Hal ini
dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat
memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel.Wadah sampel untuk
sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai berkas radiasikurang dari 1 mm,
biasanya dibuat dari lapisan tipis (film) diantara dua keping senyawa
yangtranparan terhadap radiasi infra merah. Senyawa yang biasa digunakan adalah
natrium klorida(NaCl), kalsium fluorida (CaF2), dan kalsium iodida (CaI2).Wadah
sampel untuk padatan mempunyai panjang berka radiasi kurang dari 1 mm.Sampel
berbentuk padatan ini dapat dibuat pelet, pasta atau lapis tipis.
Monokromator
Berkas
radiasi dari sumber terbagi dua, sebagian melewati sampel dan sebagian lagi melewati
blangko (reference). Setelah dua berkas tersebut bergabung kembali kemudian dilewatkan
ke dalam monokromator. Pada pemilihan panjang gelombang infra merah
dapatdigunakan filter, prisma atau grafting. Untuk tujuan analisis kuantitatif
biasa digunakan filter sebagai contoh filter dengan panjang gelombang 9,0
µm untuk penentuan asetaldehida. Prisma yang terbuat dari kuarsa digunakan
untuk daerah infra merah dekat (0,8-3µm).Prisma yang paling umum digunakan
adalah terbuat dari kristal natrium klorida dengandaerah frekuensi 2000-670
cm-1(5-15µm). Contoh prisma lainnya kristal kalium bromidadan cesium bromida.
Sebagian kristal tersebut dapat menyerap air, sehingga kristal ini
harus benar-benar dijaga agar tidak kontak dengan air karena dapat meleleh
atau menjadi buram/keruh. Selain itu air adalah senyawa yang dapat
mengabsorpsi infra merah dengan kuat. Beberapa merek spektrofotometer infra
merah menggunakan prisma atau lensa darikristal natrium klorida atau kalium
bromida. Oleh karena itu monokromator harus dilindungidari kelembaban udara dan
disekitanya harus selalu diberi bahan penyerap air misalnya silikagel.Umumnya
grating memberikan hasil yang lebih baik daripada prisma. Biasanya
gratingdibuat dari gelas atau plastik yang dilapisi dengan aluminium.
Detektor
Setelah
radiasi infra merah melewati monokromator kemudian berkas radiasi inidipantulkan
oleh cermin-cermin dan akhirnya ditangkap oleh detektor. Detektor
padaspektrofotometer infra merah merupakan alat yang bisa mengukur atau
mendeteksi energiradiasi akibat pengaruh panas. Berbeda dengan detektor lainnya
(misal phototube) pengukuran radiasi infra merah lebih sulit karena
intensitas radiasi rendah dan energi fotoninfra merah juga rendah. Akibatnya
signal dari detektor infra merah kecil sehingga dalam pengukurannya harus
diperbesar.Terdapat dua macam detektor yaitu thermocouple dan bolometer.
Detektor yang paling banyak digunakan adalah thermocouple. Thermocouple merupakanalat
yang mempunyaiimpedans rendah dan seringkali dihubungkan denga preamplifier
dengan impedans tinggi.Detektor thermocouple terdiri atas dua kawat halus
terbuat dari logam seperti platina (Pt) dan perak (Ag) atau antimon (Sb)
dan bismuth (Bi).Energi radiasi infra merah akan menyebabkan terjadinya
pemanasan pada salah satukawat dan panasnya ini sebanding dengan perbedaan gaya
gerak listrik (emf) yang dihasilkandari kedua kawat.
Bolometer merupakan
semacam termometer resistans terbuat dari kawat platina ataunikel. Dalam hal
ini akibat pemanasan akan terjadi perubahan tahanan pada bolometer sehingga
signal tidak seimbang. Signal yang tidak seimbang ini kemudian diperkuat
sehinggadapat dicatat atau direkam. Saat ini bolometer jarang digunakan dalam
spektrofotometer inframerah
Rekorder
Signal
yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam sebagai spektrum infra merahyang
berbentuk puncak-puncak absorpsi. Spektrum infra merah ini menunjukkan
hubunganantara absorpsidan frekuensi atau bilangan gelombang atau panjang
gelombang. Sebagai absisadalah frekuensi (cm-1) atau panjang
gelombang (µm) atau bilangan gelombang (cm-1) dansebagai ordinat
adalah transmittans (%) atau absorbans.
Penangan
cuplikan
Untuk
keperluan kualitatif atau penentuan struktur molekul maka sampel yang
diukur harus berupa senyawa yang murni. Sedangkan untuk keperluan
kuantiatif, sampel boleh berupa campuran asalkan daerah panjang
gelombangyang menjadi pengamatan tidak terjadigangguan dari senyawa-senyawa
lain yang terdapat dalam komponen campuran. Semua bentuk sampel (padat,
cair dan gas) dapat dilakukan pengukuran dengan spektrometer inframerah, tetapi
masing-masing perlu dilakukan penanganan khusus agar didapatkan spectrum infra
merah yang baik.
Sampel gas
Sampel
berupa gas dapat dianalisis secara langsung, hanya perlu diperhatikan adanyauap
air dalam sampel tersebut. Adanya uap air dapat memberikan pita-pita serapan
yangtajam. Pengukuran sampel gas memerlukan tempat sampel khusus, biasanya
berupa silinder dari bahan silika. Silinder ini mempunyai dua buah lubang
untuk tempat keluar masuknyagas. Sebagai penutup lubang tersebut dapat
digunakan lempengan kristal NaCl.
Sampel cair
Sampel
cair dapat dianalisis dalam bentuk murninya atau dalam bentuk larutan.
Sampelcairan murni dianalisis secara langsung dengan cara membuat lapisan tipis
yang diletakkandiantara celah yang dibuat dari dua lempengan NaCl yang
diletakkan berhimpitan. Teballapisan tipis ini adalah 0,01 mm atau kurang.
Sampel cairan murni yang terlalu tebalmenyerap sangat kuat, sehingga
menghasilkan spektrum yang tidak memuaskan. Cairan yang mudah menguap
dianalisis dalam sel tertutup dengan lapisan tipis. Lempeng perak kloridaatau
KRS-5 dapat digunakan untuk sampel yang melarutkan NaCl.Larutan ditangani di
dalam sel yang tebalnya 0,01-1 mm. Untuk sel yang tersedia,diperlukan larutan
0,05-10% sebanyak 0,1-1 ml. Sebuah sel yang mengandung pelarut murnidiletakkan
pada berkas acuan. Dengan begitu, spektrum yang diperoleh adalah milik
zatterlarut, kecuali pada daerah-daerah tempat pelarut menyerap dengan
kuat.Pelarut yang dipilih haruslah cukup bening di daerah yang diperlukan dan
pula haruskering. CCl4 merupakan pelarut yang paling baik sebab sedikit
mengabsorpsi infra merah,tetapi tidak semua zat dapat larut dalam CCl4.
Beberapa jenis pelarut lainnya antara lainkloroform dan sikloheksana. Pasangan
zat terlarut dan pelarut yang bereaksi tidak dapatdigunakan. Contohnya,
CS2tidak dapat digunakan sebagai pelarut amina primer dansekunder.
Sampel padat
Sampel
berbentuk padat dapat dianalisis dalam bentuk pelet, pasta atau lapisan
tipis.Bentuk pelet dibuat dengan menggerus campuran sampel dengan kristal KBr
(0,1-2,0% berdasarkan berat)) hingga halus dan homogen. Campuran ini
kemudian ditekan dengan alat pembuat pelet sampai tekanan 10-20 Mpa (Mega
Pascal = ton/inc2) sehingga terbentu suatu pelet. Pelet yang baik harus
jernih/transparan dan tidak retak. Selain kristal KBr dapat jugadigunakan
kristal KI, CsI atau CsBr.Pasta (mul l) dibuat dengan menggerus sampel
dengan beberapa tetesmulling oil sehingga terbentuk pasta. Pasta ini
kemudian dioleskan di antara dua lempeng kristal NaClagar didapatkan lapisan
yang tipis dan rata. Nujol (CH3(CH2)8CH3; parafin) suatu minyak tanah yang
bertitik didih tinggi lazim digunakan sebagaimulling agent . Yang
perludiperhatikan adalah Nujol dapat mengabsorpsi infra merah sehingga spektrum
yang tebentuk berupa campuran antara sampel dan Nujol. Bila pita-pita
hidrokarbon mengganggu spektrum,maka Fluorolube (suatu polimer yang
terhalogenasi seluruhnya oleh F dan Cl) atauheksaklorobutadiena dapat
digunakan. Baik penggunaan Nujol maupun Fluorolube memungkinkan pembuatan
spektrum yang bebas dari pita-pita yang menumpuk, di seluruhdaerah 4000-250
cm-1. Untuk analisis kualitatif, teknik mull mudah dan cepat, tetapi
untuk analisis kuantitatif harus menggunakan internal tandar. Sedangkan
lapis tipis dibuat denganmeneteskan larutan dengan pelarut yang mudah menguap pada
permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan sampai menguap.
Kalibrasi
dan Standarisasi
Kalibrasi
spektrofotometer infra merah diperlukan untuk menyesuaikan antara
skala panjang gelombang dan tranmittans dengan komponen-komponen lain di
dalam alatspektrofotometer. Untuk mengkalibrasi skala panjang gelombang atau
bilangan gelombangdapat digunakan kisi defraksi, tetapi cara ini sulit
dilakukan kecuali oleh teknisi yang telah berpengalaman.Cara lain untuk
mengkalibrasi ialah dengan menggunakan standar sekunder yaitu film polistirene.
Spektrum dari polistirene digunakan sebagai pembanding terhadap spektrumsampel
yang diukur oleh alat yang sama. Jika ada pergeseran-pergeseran pita serapan
darispektrum sampel maka dapat dilakukan koreksi.Pada spektrofotometer infra
merah yang single beam perlu diperiksa spektrum udara.Uap air dan CO2
di udara dapat memberikan puncak-puncak serapan yang sangat tajam,sehingga
dapat menimbulkan kesalahan interpretasi spektrum
3.3 Aplikasi
Spektrometri Inframerah
Spektrofotometer
infra merah dapat digunakan untuk beberapa hal berikut ini :
a.
Identfikasi gugus fungsional
b.
Dengan mempertimbangkan adanya informasi lain
seperti titik lebur, titik didih, berat molekul dan refractive index maka dapat
menentukan stuktur dan dapat mengidentifikasi senyawa
c.
Dengan menggunakan komputer, dapat
mengidentifikasi senyawa bahkan campuran senyawa.
Berikut ini contoh-contoh penerapan
dari spektrofotometer IR untuk menentukan senyawa flavonoid yang terkandung
pada Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.)
dari spectrum-spektrum
tersebur menunjukkan keterangan dimana dalam analisis
spektrum infra merah yang dilakukan tersebut spectra inframerah menunjukkan bahwa
senyawa mempunyai gugus aromatis, C=O, - C-O dan paling sedikit satu gugus –CH3. Penggunaan spektrofotometer IR itu digunakan untuk
menentukan gugus fungsional dalam suatu senyawa tertentu.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari makalah ini antara lain:
1) Spektrofotometri
Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0,75–1.000 μm atau pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1
2) Spektrofotometer
infra merah terdiri atas lima bagian utama, yaitu sumber radiasi,wadah sampel,
monokromator, detektor dan rekorder.
3) Spektrofotometer
infra merah dapat digunakan untuk : (a) Identfikasi gugus fungsional; (b)
Dengan mempertimbangkan adanya informasi lain seperti titik lebur, titik didih,
berat molekul dan refractive index maka dapat menentukan stuktur dan dapat
mengidentifikasi senyawa; (c) Dengan menggunakan komputer, dapat
mengidentifikasi senyawa bahkan campuran senyawa.
DAFTAR PUSTAKA
Pavia,
D. L., Lampman, G. M., Kriz, G.S., dan Vyvyan, J. R. 2009. Introduction to Spectroscopi. Sauders College: Philladelphia.
Santoni,
A. 2009. ‘Elusidasi Struktur Senyawa Metabolit Sekunder Kulit Batang Surian
(Toona sinensis) Meliaceae dan Uji Aktivitas Insektisida.’ Disertasi. Program
Pascasarjana Universitas Andalas: Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar