Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Kamis, 12 Juni 2014

Ginseng (Talinum triangulare)

1.      Biologi


Talinum triangulare merupakan tanaman obat yang berasal dari Amerika tropis. Berikut merupakan klasifikasi dari kolesum:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophita
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Caryophyllales
Famili             : Portulacaceae
Genus             : Talinum
Spesies            : Talinum triangulare Willd.
(Sumber : Aziz, 2011)
Kolesom (Talinum triangulare) merupakan tanaman dikotil dan memiliki habitus tegak, herba menahun dengan tinggi 30-100 cm. Batang berbentuk bulat, pangkalnya berwarna ungu kemerahan, sedangkan batang bagian tengah sampai ujung berwarna hijau (Wahyuni dan Hadipoentyanti, 1999). Daun kolesom berbentuk oblongatusspatulans, berwarna hijau muda, tebal berdaging, filotaksis spiral, dan kadang-kadang berhadapan.
Secara anatomi, daunnya memiliki tipe dorsiventral, stomata parasitik (terdapat pada epidermis atas dan bawah), parenkim daun yang mengandung kristal kalsium oksalat berbentuk roset dan kelenjar minyak atsiri, berkas pembuluh kolateral. Bunganya berwarna merah jambu keunguan dengan tangkai bunga berbentuk segitiga dan susunan bunganya berbentuk tandan (racemus). Buahnya berbentuk bulat memanjang, berwarna hijau kekuningan, dan berisikan biji hitam mengkilat. Biji kolesom berbentuk lonjong pipih dan berdiameter ± 1 mm. Akar kolesom merupakan akar tunggang yang menggelembung atau membengkak menyerupai ginseng sehingga masyarakat sering menyebutnya sebagai ginseng jawa. Kolesom sangat mirip dengan som jawa (Talinum paniculatum Gaertn.). Ciri-ciri morfologi kedua tanaman ini (Talinum triangulare Willd. dan Talinum paniculatum Gaertn.) sukar dibedakan. Perbedaannya terlihat pada filotaksis, tipe infloresensi, bentuk dan warna buah, serta waktu bunga mekar. Som jawa memiliki filotaksis berhadapan, tipe infloresensi malai (panicula) dengan tangkai bunga bersudut tumpul, buah berbentuk kapsul (bulat dan berwarna merah-coklat), dan bunga mekar pada sore hari (Santa dan Prajogo, 1999).

(Sumber : Aziz, 2011)
Genus ini memiliki dua spesies yang banyak dikenal oleh kebanyak orang, yaitu Talinum paniculatum Gaertn. dan Talinum triangulare Willd (Santa dan Prajogo, 1999; Syukur dan Hernani, 2002).



2.      Budidaya

Kolesom mudah diperbanyak dengan menggunakan bahan tanaman berupa biji atau setek batang. Kolesum dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dipupuk dengan pupuk dasar. Tumbuhan ini memerlukan cukup sinar matahari (Hariana, 2008). Perbedaan bahan tanam yang digunakan biasanya akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman karena bahan tanam yang berbeda memiliki fase pertumbuhan yang berbeda.  Pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal selain ditentukan oleh kualitas bahan tanam yang digunakan, juga ditentukan oleh  faktor lingkungan.  Faktor lingkungan yang penting, di antaranya adalah ketersediaan hara pada media tanam.  Ketersediaan hara pada media tanam dapat dilakukan melalui usaha pemupukan, diantaranya dengan penggunaan pupuk organik seperti pupuk kandang pada budidaya tanaman obat (Susanti dkk, 2007 ).
3.      Etnobotani
Kolesum memiliki nama daerah kolesum, Poslen, Gelang (Jawa), Krokot Belanda (Sunda), Poslen, Talesom (Petijo, 2006). Kolesum (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) merupakan tumbuhan sukulen dari famili portulaceae yang berkhasiat obat. Umbi kolesum telah lama digunakan oleh nenek moyang kita sebagai obat untuk megatasi kelemahan tubuh atau obat kuat (tonikum) pengganti ginseng (Panax ginseng).  Daun dan tajuk tumbuhan ini dapat dikonsumsi sebagai sayur lalapan yang mengandung gizi tinggi. Tumbuhan ini juga ditanam sebagai tanaman hias dalam pot atau sebagai tanaman pinggir di kebun-kebun. Penduduk Kalimantan Selatan menggunakan daun kolesum sebagai campuran bahan bedak dingin. Kolesum mudah dipebanyak dengan menggunakan bahan tanaman berupa tanaman biji atau setek batang. Perbedaan bahan tanam yang digunakan biasanya akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman karena bahan tanam yang berbeda (Susanti dkk, 2007).
Daun Talinum triagulare di beberapa negara digunakan dalam campuran sup. Di Kamerun tanaman ini dugunakan untuk menangani penyakit campak, sedangkan di Assam (India) tanaman ini dugunakan untuk mengobati penyakit diabetes melitus. Di Indonesia akar dari tanaman ini digunakan untuk menambah semangat (Grubben, 2004).  

4.      Kandungan kimia

Daun dari kolesum (Talinum triangulare) mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Bahan aktif ini banyak terdapat pada daun kolesum yang telah dikeringkan dibanding dengan yang masih basah. Hal ini karena bahan aktifnya tidak bersifat volatil (Aja, et al 2010).
Berdasarkan analisis vitamin yang dilakukan oleh Adeniyi et al (2012) pada Talinum trianglare mengandung asam askorbat (vit C), niacin (Vit B3), ribovlavin (Vit B2) dan thiamin (Vit B1).  



                                      
Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman Talinum triangulare

5.      Kegunaan sebagai bahan obat

Berdasarkan hasil penelitian Babu et al (2012) ekstrak metanol daun Talinum triangulare dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus. Di dalam daun Talinum triangulare banyak mengandung flavonoid sehingga baik digunakan untuk menangani penyakit jantung dan berfungsi sebagai antioksidan (Aja, et al 2010).  
Asam askorbat pada dosis yang tepat dapat berfungsi sebagai antiviral kuat dan antibakteri yang diperkirakan berdasarkan sifat antioksidannya. Defesiensi vitamin C (asam askorbat) menyebabkan gejala awal mudah tersinggung, gangguan emosi, pendarahan hidung.
Penggunaan yang utama ribovlavin adalah untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 (ribovlavin). Ribovlavin juga penting bagi pemeliharaan kesehatan kulit (bibir), mata, otot dan jantung. Defesiensi ribovlavin ditandai dengan gejala sakit tenggorok dan kadang di sudut mulut, keilosis, glositis dan lidah warna merah dan licin
Tiamin diindikasikan pada pencegahan dan pengobatan defisiensi tiamin dengan dosis 2-5 mg/hari untuk pencegahan defisiensi dan 5-10 mg tiga kali sehari untuk pengobatan defisiensi. Defisinsi tiamin menimbulkan penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem syaraf dan kardiovaskuler.
Defisiensi niasin menyebabkan penyakit pelegra, yaitu penyakit defesiensi niasin dengan kelainan pada kulit, saluran cerna dan SSP (sistem saraf pusat). Kulit mengalami erupsi erimatosa, bengkak dan merah, pada saluran cerna terjadi lidah membengkak, merah. Gejala gangguan SSP berupa sakit kepala, insomnia, bingung dan kelainan psikis seperti halusinasi (Rewoto, 2007).



DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Sandra Arifin. 2011. Panduan Budidaya Kolesum Organik (Talinum triangulare (Jacq) Willd.) Yang Baik. Departemen agronomi dan hortikultura southeast asian food and agriculture sciece and technologi. IPB.

Babu, Ravindra. P, Rama Rao. D, Prasada Rao. M, J. V. Krishna Kanth, M.Srinivasulu dan V. Hareesh. 2012. Hypoglycemic Activity of Methanolic Extract of Talinum Triagulare Leaves in Normal and Streptozotocin Induced Diabetic Rats. Journal of Applied Pharmaceutical Science. ISSN: 2231-3354. Vol. 02. No. 05: 197-201

Hariana, Aried. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya. Depok.

Grubben, G.J.H. Plant Resource of Tropical Africa 2 Vegetables. Prota Foundation. Wageningen, Netherland

P.M. Aja , A.N.C. Okaka , P.N. Onu , U. Ibiam  dan A.J. Urako. 2010. Phytochemical Composition of Talinum triangulare (Water Leaf) Leaves.. Pakistan Journal of Nutrition. ISSN 1680-5194. Vol. 09. No. 6: 527-530, 2010.

Petijo, Setijo. 2006. Talesom Sayuran Berkhasiat Obat. Kanisius. Yogyakarta.

Rewoto, Hedi R. 2007. Farmakologi dan Terapi. FKUI. Jakarta.

S. A. Adeniyi, J. E. Ehiagbonare, S.C.O.Nwangwu. 2012. Nutritional evaluation of some staple leafy vegetables in Southern Nigeria. International Journal of Agricultural and Food Science. ISSN 2249-8516. Vol. 02. No. 02: 37-43

Santa, I. G. P. dan S. B. Prajogo. 1999. Studi taksonomi Talinum paniculatum Gaertn. dan Talinum triangulare Willd. Warta Tumbuhan Obat Indonesia.

Susanti, Hilda, Sandra Arifin Aziz  dan Maya Melati. 2007. Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) dari Berbagai Asal Bibit dan Dosis Pupuk Kandang Ayam. Bul. Agron. Vol .36 No. 1: 48 – 55.

Syukur, C. dan Hernani. 2002. Budi Daya Tanaman Obat Komersil. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wahyuni, S dan Hadipoentyanti. 1999. Karakteristik Talinum paniculatum Gaertn. dan Talinum triangulare Wild. Warta Tumbuhan Obat Indonesia.

1 komentar: