Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 02 Juni 2014

Bacillus cereus

Bacillus cereus

 Bacillus  cereus  sering  dikenal  sebagai  penyebab  sakit  keracunan-makanan.
Bacillus cereus merupakan bakteri aerobik, berbentuk batang lurus, dengan panjang 3-5
(m dan lebar 1-1,2 (m, dan dapat membentuk-spora.Bakteri ini biasanya motil dan tidak
rentan terhadap penisilin atau faga-(.

Keracunan-makanan  oleh  Bacillus  cereus  menyebabkan dua  sindrom  klinik.
Pertama, memiliki periode inkubasi  yang  kurang dari4 jam, ditandai dengan  mual dan
muntah, dan sering keliru dengan keracunan-makanan  karena staphylococcus. Epidemik
digambarkan  setelah  mengkonsumsi  makanan,  misalnya  nasi  goreng  yang  di  dalamnya
sudah  terjadi  perkembangbiakan  bakteri  ini.  Sindrom kedua,  terjadi  dengan  priode
inkubasi  yang  lebih  lama.  Hal  ini  sering  keliru  dengan  keracunan-makanan   karena
clostridium. Keracunan-makanan oleh Bacillus cereusdiawali dengan bertahannya spora
selama  proses  pemasakan  dan  suhu  makanan  yang  terkontaminasi  menyebabkan  spora
bergerminasi  dan  melepaskan  enterotoksin.Strain  Bacillus  cereus  paling  sedikit
menghasilkan  dua  enterotoksin  yang  berbeda  perannya,  pada  binatang  percobaan,
bergantung  sifat  strain   penyebab  ledakan  penyakit  dan  dimana  pertamakali  bakteri  ini
diisolasi.  Bukti  bahwa  Bacillus  cereus  menyebabkan  keracunan-makanan,  biasanya
bergantung  pada  isolasi  sejumlah  bakteri  dari  makanan  atau  dari  kotoran  orang  yang
terinfeksi.

 Selain menyebabkan keracunan-makanan, juga menyebabkan infeksi serius yang
berhubungan dengan gangguan sistem pertahanan inang, khususnya karena bahan asing,
bahan prosetetik atau bahan yang dapat menghentikanaliran darah. Pada pasien penderita
penyakit yang serius, misalnya leukemia akut, atau yang mengalami imunosupresi karena
transplantasi  sehingga  mengalami  bakteremia  berat,  dapat  berkembang  menjadi
endokarditis,  atau  meningitis.  Juga,  karena  bakteri ini  resisten  terhadap  antibiotik  betalaktam, maka dapat diseksi melalui penggunaan antibiotik untuk pengobatan atau tujuan
propilaksis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar