I. Pendahuluan
Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Paul Ehlrich pada 1910, sampai saat ini masih menjadi obat andalan dalam penanganan kasus-kasus penyakit infeksi. Pemakaiannya selama 5 dekade terakhir mengalami peningkatan yang luar biasa, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga menjadi masalah di negara maju seperti Amerika Serikat. The Center for Disease Control and Prevention in USA menyebutkan terdapat 50 juta peresepan antibiotik yang tidak diperlukan (unnescecery prescribing) dari 150 juta peresepan setiap tahun (Akalin,2002).
Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain, obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir bersama satu dengan yang lainnya (Baxter, K. 2008).
Aminoglikosida digunakan untuk beberapa jenis diare dan kondisi lain yang sangat khas (Harkness, R. 1989).
II. Pengertian
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain (Dalimunthe, 2009).
Antimikroba adalah obat-obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia (Dalimunthe, 2009).
Aminoglikosida adalah golongan antibiotika bakterisidal yang dikenal toksik terhadap saraf otak VIII komponen vestibular maupun akustik (ototoksik) dan terhadap ginjal (nefrotoksik). Dan aminoglikosida merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino yang terikat lewat ikatan gliosidik pada inti heksosa (Tanu,I. 2007).
III. Pembagian Obat-Obatan
III.1. Daftar obat-obat yang termasuk golongan antibiotik
Kelompok
|
Obat
|
Aminoglycosides
|
Amikacin, Astromicin, Dibekacin, Dihydrostreptomycin, Framycetin, Gentamicin, Isepamicin, Kanamycin,Micronomicin, Neomycin, Netilmicin, Paromomycin, Sisomicin, Streptomycin, Tobramycin
|
Antimycobacterials and related drugs
|
Aminosalicylic acid (PAS), Capreomycin, Clofazimine, Cycloserine, Dapsone, Ethambutol, Ethionamide, Isoniazid,
Methaniazide, Protionamide, Pyrazinamide, Rifabutin, Rifampicin (Rifampin), Rifamycin, Rifapentine, Rifaximin
|
Carbapenems
|
Biapenem, Ertapenem, Faropenem, Imipenem, Meropenem, Panipenem
|
Cephalosporins
|
Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefaloglycin, Cefaloridine, Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin,
Cefbuperazone, Cefcapene, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefetamet, Cefixime, Cefmenoxime, Cefmetazole,
Cefminox, Cefodizime, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan, Cefotiam, Cefoxitin,
Cefpiramide, Cefpirome, Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine, Cefsulodin, Ceftazidime, Cefteram, Ceftezole,
Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Flomoxef, Latamoxef
|
Macrolides
|
Azithromycin, Clarithromycin, Dirithromycin, Erythromycin, Flurithromycin, Josamycin, Midecamycin, Rokitomycin,
Roxithromycin, Spiramycin, Telithromycin, Troleandomycin
|
Penicillins
|
Amoxicillin, Ampicillin, Azidocillin, Azlocillin, Bacampicillin, Benzylpenicillin (Penicillin G), Carbenicillin, Carindacillin,
Ciclacillin, Clometocillin, Cloxacillin, Dicloxacillin, Flucloxacillin, Mecillinam, Meticillin, Mezlocillin, Nafcillin,
Oxacillin, Phenethicillin, Phenoxymethylpenicillin (Penicillin V), Piperacillin, Pivampicillin, Pivmecillinam, Procaine
benzylpenicillin (Procaine penicillin), Propicillin, Sulbenicillin, Temocillin, Ticarcillin
|
Polypeptides
|
Bacitracin, Colistimethate sodium, Colistin, Polymyxin B, Teicoplanin, Vancomycin
|
Quinolones
|
Cinoxacin, Ciprofloxacin, Enoxacin, Fleroxacin, Flumequine, Gatifloxacin, Gemifloxacin, Grepafloxacin, Levofloxacin,
Lomefloxacin, Moxifloxacin, Nadifloxacin, Nalidixic acid, Norfloxacin, Ofloxacin, Oxolinic Acid, Pazufloxacin,
Pefloxacin, Pipemidic Acid, Rosoxacin, Rufloxacin, Sparfloxacin, Temafloxacin, Tosufloxacin, Trovafloxacin
|
Sulfonamides
|
Co-trimoxazole, Phthalylsulfathiazole, Sulfadiazine, Sulfadimidine (Sulfamethazine), Sulfafurazole (Sulfisoxazole),
Sulfaguanidine, Sulfamerazine, Sulfamethizole, Sulfamethoxazole, Sulfametopyrazine, Sulfametrole
|
Tetracyclines
|
Chlortetracyline, Demeclocycline, Doxycycline, Lymecycline, Methacycline, Minocycline, Oxytetracycline,
Rolitetracycline, Tetracycline, Tigecycline
|
Miscellaneous
|
Aztreonam, Carumonam, Chloramphenicol, Cilastatin, Clindamycin, Daptomycin, Fosfomycin, Fusidic acid,
Lincomycin, Linezolid, Loracarbef, Methenamine, Metronidazole, Mupirocin, Nitrofurantoin, Novobiocin,
Pristinamycin, Quinupristin/Dalfopristin, Spectinomycin, Trimethoprim, Vancomycin
|
(Baxter, K. 2008).
III.2. Pembagian antibiotika
a. Berdasarkan sifatnya
· Bersifat Bakteriostatik
Menghambat atau menghentikan laju pertumbuhan bakteri
Contoh : Tetrasiklin, Kloramfenikol, Eritrosin.
· Bakterisid
Membunuh bakteri
Contoh : Penisilin, Sefalosforin, Gentamisin (Dalimunthe, 2009).
b. Berdasarkan Mekanismenya
· Antimetabolit
· Menghambat sintesis dinding sel
· Menghambat fungsi membran sel
· Menghambat sintesis protein
· Menghambat asam nukleat (Dalimunthe, 2009).
c. Berdasarakan Strukturnya
· Antibiotik golongan beta laktam
· Antibiotik golongan Aminoglikosida
· Antibiotik golongan tetrasiklin
· Antibiotik golongan makrolida
· Sulfonamida
· Antibiotik golongan kuinolon
· Antijamur (Dalimunthe, 2009).
IV. Mekanisme Kerja
Aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin protein pada membran luar dari bakteri gram-negatif masuk ke ruang periplasmik. Sedangkan transpor melalui membran dalam sitoplasma membutuhkan energi. Fase transpor yang tergantung energi ini bersifat rate limiting, dapat di blok oleh Ca++ dan Mg++, hiperosmolaritas, penurunan pH dan anaerobiosis. Hal ini menerangkan penurunan aktivitas aminoglikosida pada lingkungan anaerobik suatu abses atau urin asam yang bersifat hiperosmolar. Setelah masuk sel, aminoglikosida terikat pada ribosom 30S dan menghambat sintesis protein. Terikatnya aminoglikosida pada ribosom ini mempercepat transpor aminoglikosida ke dalam sel diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma dan disusul kematian sel. Yang diduga terjadi adalah “salah baca” (mis reading) kode genetik yang mengakibatkan terganggunga sintesis protein (Tanu,I. 2007).
V. Interaksi Obat
No
|
Obat A
|
Obat B
|
Mekanisme Kerja Obat A
|
Mekanisme Kerja Obat B
|
Interaksi
|
Sifat
|
1
|
Gentamicin
|
Neomycin
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Efek merugikan meningkat
Fungsi dan ginjal rusak permanen
|
Aditif
|
2
|
Gentamicin
|
Pil KB
(Norgestrel)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Meningkatkan kekentalan lender dileher rahim
|
Efek dari Pil KB berkurang, resiko hamil memingkat
|
Aditif
|
3
|
Gentamicin
|
Sefalosporin
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Menghambat sintesis dinsing sel mikroba
|
Nefrotoksik
|
Aditif atau Sinergis
|
4
|
Neomisin
(mycifradin, neobiotic)
|
Digoksin (Lanoxin)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Menghambat pompa Na-K-ATPase (pompa natrium) di membrane sel otot jantung
|
Efek digoksin berkurang
|
Aditif
|
5
|
Gentamicin
|
Estrogen
(Etinilestradiol)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Menekan Follikel Stimulating Hormone (FSH), menghalangi maturasi follikel dan ovarium
|
Efek estrogen berkurang
|
Adtif
|
6
|
Gentamicin
|
Vankomisin
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Menghambat sintesa dinding sel bakteri gram positif dengan membentuk komplek D alanil D alanin pada bagian prekursor peptida untuk menghambat reaksi transglikosilase pada sintesa peptidoglikan.
|
Nefrotoksik meningkat
|
Aditif
|
7
|
Gentamicin
|
Bifosfonat
(Alendronate)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Inhibisi resorpsi tulang normal dan abnormal
|
Meningkatkan resiko hipokalsemia
|
Aditif
|
8
|
Gentamicin
|
Siklosporin
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Limfosit T dihambat.
Menghambat produksi limpokin dan pelepasan termasuk interleukin-2
|
Meningkatkan resiko nefrotoksisitas
|
Aditif atau Sinergis
|
9
|
Gentamicin
|
NSAIDs
(Ibuprofen)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Penghambatan isoenzim COX-1 dan COX-2
|
NSAID dapat menyebabkanakumulasiaminoglikosidadengan mengurangi laju filtrasi glomerulus.
Konsentrasi aminoglikosida meningkat
|
Aditif
|
10
|
Amikacin
|
Enflurane
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Memblok penyampaian impuls dengan cara mencegah kenaikan permeabilitas membran sel terhadap ion-ion natrium. Pada waktu yang bersamaan ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, yang pada akhirnya memblokir penerusan impuls.
|
Nefrotoksisitas meningkat
|
Aditif
|
11
|
Amikacin
|
Penicilin (Ampicillin)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Penisilin dapatmenonaktifkanaminoglikosidatertentu
|
Aditif
| |
12
|
Gentamicin
|
Loop Diuretik
(Furosemid)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Menghambat kotranspor Na+/K+/Cl- dari membran lumen pada pars
ascenden ansa henle, karena itu reabsorpsi Na+/K+/Cl- menurun
|
Peningkatan perusakan pada gangguan pendengaran
|
Aditif
|
13
|
Gentamicin
|
Methotrexate
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Menginhibisi sintesis DNA
|
Aksiantitumorigenicmetotreksat dapat meningkat
|
Aditif
|
14
|
Gentamicin
|
Polypeptida Antibiotik
(Polimiksin A)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Menginhibisi sintesis dinding sel
|
Meningkatkan risiko kelumpuhanpernapasan dan disfungsi ginjal.
|
Aditif
|
15
|
Amikacin
|
Methoxyflurane
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Memblok penyampaian impuls dengan cara mencegah kenaikan permeabilitas membran sel terhadap ion-ion natrium. Pada waktu yang bersamaan ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, yang pada akhirnya memblokir penerusan impuls.
|
Toksisitas ginjal
|
Aditif
|
16
|
Amikacin
|
Vitamin A
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Mempunyai aktivitas biologi all-trans retinol
|
Biologi dan aksi terap vitamin A mungkin direduksi
|
Aditif
|
17
|
Amikacin
|
Anticoagulants
(Warfarin)
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Mengaktifkan Antitrombin III untuk menghambat trombin dan Xa
|
Kenaikan yang sedikit dalam warfarin menginduksi hipotrombinemia yang mungkin terjadi.
|
Aditif
|
18
|
Gentamicin
|
Amfoterisin B
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Berikatan kuan dengan ergosterol yang terdapat pada membran sel jamur, sehingga menyebabkan kebocoran dari membran sel, dan akhirnya lisis.
|
Nefrotoksisitas
|
Sinergis
|
19
|
Gentamicin
|
Cisplatin
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Bekerja sebagai anti kanker dengan cara menempelkan diri pada DNA (deoxyribonucleic acid) sel kanker dan mencegah pertumbuhannya.
|
Nefrotoksisitas
|
Aditif
|
20
|
Gentamicin
|
Magnesium Sulfat
|
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
|
Menekan pengeluaran asetilkolin pada motor endplate
|
Peningkatan neuromuscular blokade
|
Aditif
|
21
|
Aminoglikosida
|
Makanan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
VI. Contoh Obat Di Pasaran
1. Alostil (Pharos)
Komposisi : Amikacin Sulfate
Efek samping : Ganggunan saraf optik, nefrotoksisitas, reaksi hipersentivitas, sakit kepala, kekakuan pada bibir.
2. Dibekacin Meiji (Meiji)
Komposisi : Dibekacin Sulfate
Efek samping : Syok, ototoksisitas, nefrotoksisitas, jarang kerusakan hati, devisiansi Vit K dan Vit B, gangguan GI, sakit kepala, hipersensitivitas.
KI : Hipersensitif terhadap aminoglikosida lain.
3. Ethigent (Ethica)
Komposisi : Gentamicin Sulfate
Efek samping : Ototoksik dan nefrotoksik
KI : Hipersensitif
4. Garamycin
Komposisi : Gentamiin Sulfate
Efek samping : Ototoksisitas dan nefrotoksisitas
KI : Hipersensitif terhadap gentamicin dan aminoglikosida.
5. Hypobhac (Phapros)
Komposisi : Netilmicin Sulfate
Efek samping : Ototoksisitas, nefrotoksisitas
KI : Hipersensitif terhadap aminoglikosida.
6. Kanamycin Meiji (Meiji)
Komposisi : Kanamycin Monosulfate
Efek samping : Jarang, Ototoksisitas, nefrotoksisitas, gangguan GI, Devisiensi vit K dan Vit B
KI : Hipersensitif terhadap aminoglikosida (IDI,2012).
7. Nebcin
Komposisi : Tobramisin Sulfate
8. Gentanal (Harsen)
Komposisi : Gentamisin Sulfate
9. Sagestam (Sanbe Farma)
Komposisi : Gentamisin Sulfate setara gentamisin 40 mg/ml
10. Trobicin (Pharmacia)
Komposisi : Spektinomisin hidroklorida 2 g/vial serbuk steril untuk injeksi. (ISFI, 2008).
DATFAR PUSTAKA
Akalin, E. H. 2002. The evolution of guidelines in an era of cost containment. Surgical prophylaxis. J Hosp infect.
Baxter, K. (2008). Stockley’s Drug Interaction. Eighth Edition. UK : Pharmaceutical Press.
Dalimnthe, A. (2009). Interaksi pada Obat Antimikroba. Medan : Departemen Farmakologi Fakultas
Harkness, R. (1989). Interaksi Obat. Bandung : Penerbit ITB
IDI. (2012). MIMS. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer
ISFI. (2008). ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia. Bandung : PT. Errita Pharma.
Sukandar, E.Y. (2008). Iso Farmakoterapi. Jakarta : PT.ISFI
Tanu, I. (2007). Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta : UI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar