Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Senin, 02 Juni 2014

INTERAKSI OBAT ANTIBIOTIK (AMINOGLIKOSIDA)


I.               Pendahuluan
          Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Paul Ehlrich pada 1910, sampai saat ini masih menjadi obat andalan dalam penanganan kasus-kasus penyakit infeksi. Pemakaiannya selama 5 dekade terakhir mengalami peningkatan yang luar biasa, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga menjadi masalah di negara maju seperti Amerika Serikat. The Center for Disease Control and Prevention in USA menyebutkan terdapat 50 juta peresepan antibiotik yang tidak diperlukan (unnescecery prescribing) dari 150 juta peresepan setiap tahun (Akalin,2002).
          Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain, obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir bersama satu dengan yang lainnya (Baxter, K. 2008).
          Aminoglikosida digunakan untuk beberapa jenis diare dan kondisi lain yang sangat khas (Harkness, R. 1989).

II.            Pengertian
          Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain (Dalimunthe, 2009).
          Antimikroba adalah obat-obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia  (Dalimunthe, 2009).
          Aminoglikosida adalah golongan antibiotika bakterisidal yang dikenal toksik terhadap saraf otak VIII komponen vestibular maupun akustik (ototoksik) dan terhadap ginjal (nefrotoksik). Dan aminoglikosida merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino yang terikat lewat ikatan gliosidik pada inti heksosa (Tanu,I. 2007).

III.          Pembagian Obat-Obatan
III.1. Daftar obat-obat yang termasuk golongan antibiotik
Kelompok
Obat
Aminoglycosides
Amikacin, Astromicin, Dibekacin, Dihydrostreptomycin, Framycetin, Gentamicin, Isepamicin, Kanamycin,Micronomicin, Neomycin, Netilmicin, Paromomycin, Sisomicin, Streptomycin, Tobramycin
Antimycobacterials and related drugs
Aminosalicylic acid (PAS), Capreomycin, Clofazimine, Cycloserine, Dapsone, Ethambutol, Ethionamide, Isoniazid,
Methaniazide, Protionamide, Pyrazinamide, Rifabutin, Rifampicin (Rifampin), Rifamycin, Rifapentine, Rifaximin
Carbapenems
Biapenem, Ertapenem, Faropenem, Imipenem, Meropenem, Panipenem
Cephalosporins
Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefaloglycin, Cefaloridine, Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin,
Cefbuperazone, Cefcapene, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefetamet, Cefixime, Cefmenoxime, Cefmetazole,
Cefminox, Cefodizime, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan, Cefotiam, Cefoxitin,
Cefpiramide, Cefpirome, Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine, Cefsulodin, Ceftazidime, Cefteram, Ceftezole,
Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Flomoxef, Latamoxef
Macrolides
Azithromycin, Clarithromycin, Dirithromycin, Erythromycin, Flurithromycin, Josamycin, Midecamycin, Rokitomycin,
Roxithromycin, Spiramycin, Telithromycin, Troleandomycin
Penicillins
Amoxicillin, Ampicillin, Azidocillin, Azlocillin, Bacampicillin, Benzylpenicillin (Penicillin G), Carbenicillin, Carindacillin,
Ciclacillin, Clometocillin, Cloxacillin, Dicloxacillin, Flucloxacillin, Mecillinam, Meticillin, Mezlocillin, Nafcillin,
Oxacillin, Phenethicillin, Phenoxymethylpenicillin (Penicillin V), Piperacillin, Pivampicillin, Pivmecillinam, Procaine
benzylpenicillin (Procaine penicillin), Propicillin, Sulbenicillin, Temocillin, Ticarcillin
Polypeptides
Bacitracin, Colistimethate sodium, Colistin, Polymyxin B, Teicoplanin, Vancomycin
Quinolones
Cinoxacin, Ciprofloxacin, Enoxacin, Fleroxacin, Flumequine, Gatifloxacin, Gemifloxacin, Grepafloxacin, Levofloxacin,
Lomefloxacin, Moxifloxacin, Nadifloxacin, Nalidixic acid, Norfloxacin, Ofloxacin, Oxolinic Acid, Pazufloxacin,
Pefloxacin, Pipemidic Acid, Rosoxacin, Rufloxacin, Sparfloxacin, Temafloxacin, Tosufloxacin, Trovafloxacin
Sulfonamides
Co-trimoxazole, Phthalylsulfathiazole, Sulfadiazine, Sulfadimidine (Sulfamethazine), Sulfafurazole (Sulfisoxazole),
Sulfaguanidine, Sulfamerazine, Sulfamethizole, Sulfamethoxazole, Sulfametopyrazine, Sulfametrole
Tetracyclines
Chlortetracyline, Demeclocycline, Doxycycline, Lymecycline, Methacycline, Minocycline, Oxytetracycline,
Rolitetracycline, Tetracycline, Tigecycline
Miscellaneous
Aztreonam, Carumonam, Chloramphenicol, Cilastatin, Clindamycin, Daptomycin, Fosfomycin, Fusidic acid,
Lincomycin, Linezolid, Loracarbef, Methenamine, Metronidazole, Mupirocin, Nitrofurantoin, Novobiocin,
Pristinamycin, Quinupristin/Dalfopristin, Spectinomycin, Trimethoprim, Vancomycin
(Baxter, K. 2008).

III.2. Pembagian antibiotika
a.              Berdasarkan sifatnya
·      Bersifat Bakteriostatik
     Menghambat atau menghentikan laju pertumbuhan bakteri
     Contoh : Tetrasiklin, Kloramfenikol, Eritrosin.
·      Bakterisid
     Membunuh bakteri
     Contoh : Penisilin, Sefalosforin, Gentamisin (Dalimunthe, 2009).

b.             Berdasarkan Mekanismenya
·          Antimetabolit
·          Menghambat sintesis dinding sel
·          Menghambat fungsi membran sel
·          Menghambat sintesis protein
·          Menghambat asam nukleat (Dalimunthe, 2009).

c.              Berdasarakan Strukturnya
·          Antibiotik golongan beta laktam
·          Antibiotik golongan Aminoglikosida
·          Antibiotik golongan tetrasiklin
·          Antibiotik golongan makrolida
·          Sulfonamida
·          Antibiotik golongan kuinolon
·          Antijamur (Dalimunthe, 2009).

IV.         Mekanisme Kerja
          Aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin protein pada membran luar dari bakteri gram-negatif masuk ke ruang periplasmik. Sedangkan transpor melalui membran dalam sitoplasma membutuhkan energi. Fase transpor yang tergantung energi ini bersifat rate limiting, dapat di blok oleh Ca++ dan Mg++, hiperosmolaritas, penurunan pH dan anaerobiosis. Hal ini menerangkan penurunan aktivitas aminoglikosida pada lingkungan anaerobik suatu abses atau urin asam yang bersifat hiperosmolar. Setelah masuk sel, aminoglikosida terikat pada ribosom 30S dan menghambat sintesis protein. Terikatnya aminoglikosida pada ribosom ini mempercepat transpor aminoglikosida ke dalam sel diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma dan disusul kematian sel. Yang diduga terjadi adalah “salah baca” (mis reading) kode genetik yang mengakibatkan terganggunga sintesis protein (Tanu,I. 2007).

V.            Interaksi Obat 

No
Obat A
Obat B
Mekanisme Kerja Obat A
Mekanisme Kerja Obat B
Interaksi
Sifat
1
Gentamicin
Neomycin
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Efek merugikan meningkat
Fungsi dan ginjal rusak permanen
Aditif
2
Gentamicin
Pil KB
(Norgestrel)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Meningkatkan kekentalan lender dileher rahim
Efek dari Pil KB berkurang, resiko hamil memingkat
Aditif
3
Gentamicin
Sefalosporin
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menghambat sintesis dinsing sel mikroba
Nefrotoksik
Aditif atau Sinergis
4
Neomisin
(mycifradin, neobiotic)
Digoksin (Lanoxin)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menghambat pompa Na-K-ATPase (pompa natrium) di membrane sel otot jantung
Efek digoksin berkurang
Aditif
5
Gentamicin
Estrogen
(Etinilestradiol)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menekan Follikel Stimulating Hormone (FSH), menghalangi maturasi  follikel dan ovarium
Efek estrogen berkurang
Adtif
6
Gentamicin
Vankomisin
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menghambat sintesa dinding sel bakteri gram positif  dengan membentuk komplek D alanil D alanin pada bagian prekursor peptida untuk menghambat reaksi transglikosilase pada sintesa peptidoglikan.
Nefrotoksik meningkat
Aditif
7
Gentamicin
Bifosfonat
(Alendronate)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Inhibisi resorpsi tulang normal dan abnormal
Meningkatkan resiko hipokalsemia
Aditif
8
Gentamicin
Siklosporin
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Limfosit T dihambat.
Menghambat produksi limpokin dan pelepasan termasuk interleukin-2
Meningkatkan resiko nefrotoksisitas
Aditif atau Sinergis
9
Gentamicin
NSAIDs
(Ibuprofen)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Penghambatan isoenzim COX-1 dan COX-2
NSAID dapat menyebabkanakumulasiaminoglikosidadengan mengurangi laju filtrasi glomerulus.
Konsentrasi aminoglikosida meningkat
Aditif
10
Amikacin
Enflurane
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Memblok penyampaian impuls dengan cara mencegah kenaikan permeabilitas membran sel terhadap ion-ion natrium. Pada waktu yang bersamaan ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, yang pada akhirnya memblokir penerusan impuls.
Nefrotoksisitas meningkat
Aditif
11
Amikacin
Penicilin (Ampicillin)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menghambat pembentukan dinding sel bakteri
Penisilin dapatmenonaktifkanaminoglikosidatertentu
Aditif
12
Gentamicin
Loop Diuretik
(Furosemid)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menghambat kotranspor Na+/K+/Cl- dari membran lumen pada pars
ascenden ansa henle, karena itu reabsorpsi Na+/K+/Cl- menurun
Peningkatan perusakan pada gangguan pendengaran
Aditif
13
Gentamicin
Methotrexate
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menginhibisi sintesis DNA
Aksiantitumorigenicmetotreksat dapat meningkat
Aditif
14
Gentamicin
Polypeptida Antibiotik
(Polimiksin A)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menginhibisi sintesis dinding sel
Meningkatkan risiko kelumpuhanpernapasan dan disfungsi ginjal.
Aditif
15
Amikacin
Methoxyflurane
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Memblok penyampaian impuls dengan cara mencegah kenaikan permeabilitas membran sel terhadap ion-ion natrium. Pada waktu yang bersamaan ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, yang pada akhirnya memblokir penerusan impuls.
Toksisitas ginjal
Aditif
16
Amikacin
Vitamin A
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Mempunyai aktivitas biologi all-trans retinol
Biologi dan  aksi terap vitamin A mungkin direduksi
Aditif
17
Amikacin
Anticoagulants
(Warfarin)
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Mengaktifkan Antitrombin III untuk menghambat trombin dan Xa
Kenaikan yang sedikit dalam warfarin menginduksi hipotrombinemia yang mungkin terjadi.
Aditif
18
Gentamicin
Amfoterisin B
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Berikatan kuan dengan ergosterol yang terdapat pada membran sel jamur, sehingga menyebabkan kebocoran dari membran sel, dan akhirnya lisis.
Nefrotoksisitas
Sinergis
19
Gentamicin
Cisplatin
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Bekerja sebagai anti kanker dengan cara menempelkan diri pada DNA (deoxyribonucleic acid) sel kanker dan mencegah pertumbuhannya.
Nefrotoksisitas
Aditif
20
Gentamicin
Magnesium Sulfat
Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis protein
Menekan pengeluaran asetilkolin pada motor endplate
Peningkatan neuromuscular blokade
Aditif
21
Aminoglikosida
Makanan
-
-
-
-

 VI.         Contoh Obat Di Pasaran
1.             Alostil (Pharos)
Komposisi       :      Amikacin Sulfate
Efek samping  :    Ganggunan saraf optik, nefrotoksisitas, reaksi hipersentivitas, sakit kepala, kekakuan pada bibir.
2.             Dibekacin Meiji (Meiji)
          Komposisi         :    Dibekacin Sulfate
          Efek samping   :    Syok, ototoksisitas, nefrotoksisitas, jarang kerusakan hati, devisiansi Vit K dan Vit B, gangguan GI, sakit kepala, hipersensitivitas.
                   KI                   :    Hipersensitif terhadap aminoglikosida lain.
3.             Ethigent (Ethica)
          Komposisi       :    Gentamicin Sulfate
                   Efek samping   :    Ototoksik dan nefrotoksik
                   KI                   :    Hipersensitif
4.             Garamycin
          Komposisi       :    Gentamiin Sulfate
                   Efek samping   :    Ototoksisitas dan nefrotoksisitas
                   KI                   :    Hipersensitif terhadap gentamicin dan aminoglikosida.
5.             Hypobhac (Phapros)
          Komposisi       :    Netilmicin Sulfate
                   Efek samping   :    Ototoksisitas, nefrotoksisitas
                   KI                   :    Hipersensitif terhadap aminoglikosida.
6.             Kanamycin Meiji (Meiji)
          Komposisi       :    Kanamycin Monosulfate
                   Efek samping   :    Jarang, Ototoksisitas, nefrotoksisitas, gangguan GI, Devisiensi vit K dan Vit B
                   KI                   :    Hipersensitif terhadap aminoglikosida (IDI,2012).
7.             Nebcin
          Komposisi       :    Tobramisin Sulfate
8.             Gentanal (Harsen)
          Komposisi       :    Gentamisin Sulfate
9.             Sagestam (Sanbe Farma)
          Komposisi       :    Gentamisin Sulfate setara gentamisin 40 mg/ml
10.         Trobicin (Pharmacia)
          Komposisi       :    Spektinomisin hidroklorida 2 g/vial serbuk steril untuk injeksi. (ISFI, 2008).


DATFAR PUSTAKA

Akalin, E. H. 2002. The evolution of guidelines in an era of cost containment. Surgical prophylaxis. J Hosp infect.
Baxter, K. (2008). Stockley’s Drug Interaction. Eighth Edition. UK : Pharmaceutical Press.
Dalimnthe, A. (2009). Interaksi pada Obat Antimikroba. Medan : Departemen Farmakologi Fakultas
Harkness, R. (1989). Interaksi Obat. Bandung : Penerbit ITB
IDI. (2012). MIMS. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer
ISFI. (2008). ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia. Bandung : PT. Errita Pharma.
Sukandar, E.Y. (2008). Iso Farmakoterapi. Jakarta : PT.ISFI
Tanu, I. (2007). Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta : UI Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar