PENENTUAN
KADAR AIR DAN KADAR ABU
A.
TUJUAN
Tujuan pada
percobaan ini adalah untuk mengetahui
kadar abu dan kadar air dari simplisia.
B.
BAHAN
1.
KLASIFIKASI TANAMAN
1)
Jahe (ZingiberisOfficinalis)
Ordo : zingiberales
Famili : zingiberaceae
2)
Johar
(Cassia siamea)
Divisi : Magnolipohyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Casia
Spesies : Cassia siamea
3)
Sambiloto (Andrographidis
paniculatae)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographidis
Spesies : Andrographidis paniculatae
4)
Kunyit (Curcumae Domesticae)
Ordo : zingiberales
Famili : zingiberaceae
Spesies : Curcuma domestikaVal.
5)
Jambu Biji (Psidii Guajavae)
Ordo : myrtales
Famili : myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajavaL.
2.
DESKRIPSI TANAMAN
1)
Jahe (Zingiberis
Officinalis)
Tema berbatang semu, tinggi 30
cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit,
panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. tangkai daun berambut,
panjang 2-4 mm. bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut,
seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul di permukaan tanah,
berbentuk tongkat atau bulat telur yang
sempit 2,75-3 kali lebarnya, sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5
cm, lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga
hamper tidak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang
terdapat 5 buah sampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hampir
tidak berambut, panjang sisik 3 cm-5 cm. Daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik,
bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm,
lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5
cm, helaian yang agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan,
panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm,
tangkai putik 2.
2)
Johar
(Cassia siamea)
Tanaman berwarna
hijau. Daun tunggal berhadapan, berbentuk lonjong sampai bundar. Batang
berbentuk bundar, garis tengah kurang 1 mm. Cabang bergaris tengah lebih kurang
0,5 mm. Buah bergagang agak panjang, berambut pada rusuk-rusuk.
3)
Sambiloto (Andrographidis
paniculatae)
Permukaan
atas berwarna hijau, hijau tua atau
hijau kecoklatan dan bagian bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek.
Buah berbentuk jorong, pangkal dan berujung tajam kadang-kadang pecah secara
membujur. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua.
4)
Kunyit (Curcumae Domesticae)
Tumbuhan berbatang basah,
tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah
atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang
berwarna kekuningan tua atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan.
5)
Jambu Biji (Psidii Guajavae)
Tanaman perdu, tinggi
5-10 meter. Batang berkayu licin, mengelupas, bercabang, warna cokelat kehijauan.
Daun tunggal. Bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, panjang
6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan. Bunga tunggal
di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan.
Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.
3.
DESKRIPSI SIMPLISIA
Rimpang agak pipih,
bagian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan, bau khas, rasa pedas. Bentuk
bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam
bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6,5 mm. bagian luar berwarna cokelat
kekuningan, beralur memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan
pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks
sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut
tersebar berwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna
kekuningan.
Kandungan
kimia dari rimpang jahe yaitu minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren,
kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol (misalnya di bagian-bagian
merah), zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A, B1, C dan protein.
Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Minyak ini kebanyakan mengandung terpen,
fellandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen yang dinamakan zingiberen,
zingeron damar, pati.
Menurut
Farmakope Belanda, Zingiber Rhizoma (Rhizoma Zingiberis akar jahe) yang berupa
umbi Zingerber officinale mengandung 6% bahan obat-obatan yang sering dipakai
sebagai rumusan obat-obatan atau sebagai obat resmi di 23 negara. Menurut
daftar prioritas WHO, jahe merupakan tanaman obat-obatan yang paling banyak
dipakai di dunia. Di negara Malaysia, Filipina dan Indonesia telah banyak
ditemukan manfaat therapeutis. Sejak dulu Jahe dipergunakan sebagai obat, atau
bumbu dapur dan aneka keperluan Iainnya. Jahe dapat merangsang kelenjar
pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan. Jahe berguna
sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala. Jahe segar yang
ditumbuk halus dapat digunakan sebagai obat luar untuk sebagai obat mulas. Rasa
dan aromanya pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat. Minyak
atsirinya bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri.
Air perasan umbinya (akar tongkat) digunakan untuk penyakit katarak. Pada
umumnya jahe dipakai sebagai pencampur beberapa jenis obat yaitu sebagai obat
batuk, rnengobati luka luar dan dalam, melawan gatal (umbinya ditumbuk halus)
dan untuk mengobati gigitan ular.
2)
Johar
(Cassia siamea)
Daun
tunggal, berhadapan, tidak mudah rontok, helaian daun berbentuk lonjong sampai
bundar memanjang atau bundar telur terbalik, ujungnya bundar. Pangkal
asimetris, membundar atau berlekuk. Pinggir bergerigi sangat dangkal. Panjang
daun 2-7 mm, lebar 1,5-4 mm.
Kandungan kimia johar, Daun:
Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar:
Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: Minyak lemak dan sitosterin. Khasiat
dari johar yaitu untuk mengobati Demam, Kencing manis, Malaria, Tonik, Luka.
3)
Sambiloto (Andrographidis
paniculatae)
Daun bersilang berhadapan,
umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk lidah lombak. Rapuh,
tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing dan tepi daun
rata.
Kandungan Kimia dalam
Sambiloto: Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid,
andrografolid (Zat Pahit), Neonandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid,
dan homoandrografolid. Juga terdapat Flavonoid, alkene, keton, aldehid, mineral
(kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotoid diisolasi
terbanyak dari akar, yaitu polimetoksifalvon, andrografin, pan, ikulin, monometilwithin,
dan apigenin. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai
hepatoprotekbar (melindungi sel hati dari zat toksik).
Khasiat Sambiloto Tanaman sambiloto
digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar air seni (diuretika),
kencing manis, dan terkena racun. kandungan senyawa kalium memberikan khasiat
menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan farmakologi menunjukan bahwa air
rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0,3 ml/kg berat badan dapat
memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian subpensi
glibenclamid. Selain itu, daun sambiloto juga dipercaya sebagai obat penyakit
tifus dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus sampai mendidih dan diminum
air rebusannya.
4)
Kunyit (Curcumae Domesticae Rhizoma)
Kepingan ringan, rapuh,
warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan;
bau khas, rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal;
bentuk hamper bundar sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang; lebar 0,5-3
cm, panjang 2-6 cm, tebal 1-5 mm; umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-kadang
terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-
kadang jelas. Bekas patah agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai cokelat
kemerahan.
Kunyit mengandung senyawa yang
berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin
, desmetoksikumin
sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin
sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang
terdiri dari Keton sesquiterpen,
turmeron,
tumeon
60%, Zingiberen 25%, felandren
, sabinen
, borneol
dan sineil.
Kunyit juga mengandung Lemak
sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein
30%, Pati
8%, Vitamin C
45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan berbagai obat
paten, misalnya untuk peradangan sendi (arthritis- rheumatoid)
atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason dengan harga
yang relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul.
Dalam bahasa Banjar kunyit biasa pula disebut Janar. Produk bahan jadi dari
ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul (Vitamin-plus) pasar
dan industrinya sudah berkembang. Suplemen makanan dibuat dari bahan baku
ekstrak kunyit dengan bahan tambahan Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon 90.
5)
Jambu Biji (Psidii Guajavae Folium)
Bentuk berupa lembaran daun,
warna hijau; bau khas aromatic; rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai pendek,
panjang tangkai daun 0,5-1 cm; helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang
5-13 cm, lebar 3-6 cm; pinggir daun rata agak menggulung keatas; permukaan atas
agak licin, warna hijau kecokelatan; ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol
pada permukaan bawah, bertulang menyirip.
Jambu biji kaya akan kandungan kimia, terutama pada daun dan
buah bahkan pada akarnya. Daun mengandung tanin, minyak asiri (eugenol), minyak
lemak, damar, zat samak, triterpenoid, asam malat, dan asam apfel.
Buahnya mengandung asam amino (triptofan, lisin), pektin,
kalsium, fosfor, besi, mangan, magnesium, belerang, dan vitamin (A, BI dan C).
Saat menjelang matang, kandungan vitamin C dapat mencapai 3-6 kali lipat lebih
tinggi dari jeruk. Jambu biji, kaya dengan serat yang larut dalam air, terutama
di bagian kulitnya sehingga dapat mengganggu penyerapan glukosa dan lemak yang
berasal dari makanan dan membuangnya ke luar tubuh.
Jambu
biji mempunyai beberapa khasiat bagi kesehatan, terutama pada buah dan
daunnya. Daun: rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat astrigen
(pengelat), antidiare, antiradang, penghentian perdarahan (hemostatis), dan
peluruh haid. Buah: berkhasiat antioksidan karena kandungan
betakaroten dan vitamin C yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan
tubuh.
C.
HASIL PENGAMATAN
Uji
|
Berat sebelum (g)
|
Penimbangan (g)
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
Kadar air
|
50,9483
|
50,8077
|
50,8179
|
50,8103
|
50,8119
|
32,6937
|
32,5551
|
32,5598
|
32,5589
|
32,5579
|
|
35,0867
|
34,9594
|
34,9464
|
34,9636
|
34,9626
|
|
Kadar abu
|
36,3791
|
35,3852
|
35,3852
|
35,3852
|
35,3852
|
33,1487
|
32,1174
|
32,1174
|
32,1174
|
32,1174
|
|
50,7906
|
49,8085
|
49,8085
|
49,8085
|
49,8085
|
D.
PEMBAHASAN
Simplisia
merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia terbagi 3 jenis, yaitu simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,
bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia hewani adalah simplisia
yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan Simplisia pelikan (mineral),
yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau
telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Sampel yang digunakan adalah sampel daun jambu biji. Sampel jambu biji akan
ditentukan kadar air dan kadar abu di dalamnya. Kadar air yang terkandung dalam sampel merupakan banyaknya
air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga
salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air
dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air
dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan
tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan
khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
Cara
yang dilakukan untuk pengeringan adalah dengan menggunakan oven dan tanur
listrik, karena simplisia jambu biji merupakan contoh bahan yang kandungan
airnya dapat diuapkan dengan oven dan tanur listrik. Kadar air ditentukan dengan
membandingkan selisih bobot simplisia sebelum pengeringan dan simplisia sesudah
dikeringkan dengan oven. Sifat
dari metode analisa kadar air dengan menggunakan metode oven berdasarkan pada
gravimetri, yaitu berdasarkan pada selisih berat sebelum pemanasan dan setelah
pemanasan. Sebelum dilakukan analisa,
terlebih dahulu dilakukan penimbangan cawan yang akan dipergunakan untuk
mengeringkan sample. Penimbangan dilakukan sampai berat cawan konstan, yaitu
dengan memanaskan cawan dalam oven pada suhu 100-105 0C selama
1,5 jam. Dilakukan triplo dengan menggunakan
tiga cawan yang berbeda. Dan kadar air yang diperoleh yaitu sebesar 13,64%,
13,58% dan 12,50%.
Abu
adalah zat anorganik sisa pembakaran dari senyawa organik. Dalam bahan pangan,
selain abu terdapat pula komponen lain yaitu mineral. Kadar abu dalam bahan
pangan sangat mempengaruhi sifat dari bahan pangan. Kadar abu merupakan ukuran
dari jumlah total mineral yang terdapat dalam bahan pangan. Hal ini menunjukkan
bahwa penentuan kadar air sangat mempengaruhi penentuan kadar mineral.
Kadar abu ialah material yang tertinggal bila bahan
makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800°C. Dalam hal ini
metode pengabuan dengan metode tanur adalah dengan cara membakar bahan hingga
mencapai suhu 600-750oC hingga bahan berwarna abu-abu. Kadar
abu ditentukan dengan membandingkan bobot abu yang didapat dengan bobot
simplisia jambu biji sebelum pengeringan. Pada metode pengabuan kering, air dan bahan volatile lain diuapkan
kemudian zat- zat organik dibakar hingga menghasilkan CO2, H2O
dan N2. Proses pemindahan cawan selalu
menggunakan gegep agar lemak dari tangan yang mungkin menempel pada cawan tidak
ikut tertimbang. Dilakukam triplo
dengan tiga cawan berbeda untuk hasil yang lebih akurat, namun terdapat data
yang rancu. Data yang diperoleh yaitu 8,68%, -0,46%, dan 2,56%.
Kadar abu dari ulangan pertama ternyata menunjukkan hasil
yang berbeda dengan kadar abu ulangan selanjutnya. Seharusnya kadar abu
tersebut sama karena sampel yang digunakan sama, dengan berat awal yang sama,
bedanya hanya berat krus porselen yang digunakan. Penyimpangan ini dapat
terjadi karena kesalahan saat penimbangan atau abu ada yang menyerap air karena
dibiarkan di udara terbuka terlalu lama saat menunggu ditimbang sehingga abu
akan menarik air dan mempengaruhi berat saat ditimbang. Akibatanya kan
mempengaruhi ketepatan analisis.
E.
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu kadar air sampel daun jambu biji yaitu 13,64%, 13,58% dan
12,50% dan kadar abu sampel daun jambu biji yaitu 8,68%, -0,46%, dan 2,56%.
2.
SARAN
Saran yang dapat
diberikan yaitu saat pengujian
diharapkan mahasiswa dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga
kesalahan dalam proses pengujian dapat diminimalisis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar