Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Minggu, 01 Juni 2014

PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU

PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU

A.      TUJUAN

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar abu dan kadar air dari simplisia.

B.       BAHAN

1.         KLASIFIKASI TANAMAN

1)        Jahe (ZingiberisOfficinalis)
Regnum             : Plantae
Divisi                 : Spermatophyta
Kelas                  : monocotyledonae
Ordo                  : zingiberales
Famili                 : zingiberaceae
Genus                 : zingiber
Spesies               : Zingiberofficinale

2)        Johar (Cassia siamea)
Regnum             : Plantae
Divisi                 : Magnolipohyta
Kelas                  : Magnoliopsida
Ordo                  : Fabales
Famili                 : Fabaceae
Genus                 : Casia
Spesies               : Cassia siamea

3)        Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
Regnum             : Plantae
Divisi                 : Magnoliophyta
Kelas                  : Magnoliopsida
Ordo                  : Scrophulariales
Famili                 : Acanthaceae
Genus                 : Andrographidis
Spesies               : Andrographidis paniculatae

4)        Kunyit (Curcumae Domesticae)
Regnum             : Plantae
Divisi                 : Spermatophyta
Kelas                  : monocotyledonae
Ordo                  : zingiberales
Famili                 : zingiberaceae
Genus                 : curcuma
Spesies               : Curcuma domestikaVal.

5)        Jambu Biji (Psidii Guajavae)
Regnum             : Plantae
Divisi                 : Spermatophyta
Kelas                  : monocotyledonae
Ordo                  : myrtales
Famili                 : myrtaceae
Genus                 : Psidium
Spesies               : Psidium guajavaL.

2.         DESKRIPSI TANAMAN

1)        Jahe (Zingiberis Officinalis)
                 Tema berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. tangkai daun berambut, panjang 2-4 mm. bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur  yang sempit 2,75-3 kali lebarnya, sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm,  lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hamper tidak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5 buah sampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hampir tidak berambut, panjang sisik 3 cm-5 cm. Daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5 cm, helaian yang agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.

2)        Johar (Cassia siamea)
                 Tanaman berwarna hijau. Daun tunggal berhadapan, berbentuk lonjong sampai bundar. Batang berbentuk bundar, garis tengah kurang 1 mm. Cabang bergaris tengah lebih kurang 0,5 mm. Buah bergagang agak panjang, berambut pada rusuk-rusuk.

3)        Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
Permukaan atas berwarna hijau,  hijau tua atau hijau kecoklatan dan bagian bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Buah berbentuk jorong, pangkal dan berujung tajam kadang-kadang pecah secara membujur. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua.

4)        Kunyit (Curcumae Domesticae)
Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kekuningan tua atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan.

5)        Jambu Biji (Psidii Guajavae)
Tanaman perdu, tinggi 5-10 meter. Batang berkayu licin, mengelupas, bercabang, warna cokelat kehijauan. Daun tunggal. Bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan. Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan. Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.

3.      DESKRIPSI SIMPLISIA

1)        Jahe (Zingiberis Officinalis Rhizoma)
Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan, bau khas, rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6,5 mm. bagian luar berwarna cokelat kekuningan, beralur memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar berwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan.
Kandungan kimia dari rimpang jahe yaitu minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren, kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol (misalnya di bagian-bagian merah), zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A, B1, C dan protein. Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Minyak ini kebanyakan mengandung terpen, fellandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen yang dinamakan zingiberen, zingeron damar, pati.
Menurut Farmakope Belanda, Zingiber Rhizoma (Rhizoma Zingiberis akar jahe) yang berupa umbi Zingerber officinale mengandung 6% bahan obat-obatan yang sering dipakai sebagai rumusan obat-obatan atau sebagai obat resmi di 23 negara. Menurut daftar prioritas WHO, jahe merupakan tanaman obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia. Di negara Malaysia, Filipina dan Indonesia telah banyak ditemukan manfaat therapeutis. Sejak dulu Jahe dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan Iainnya. Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan. Jahe berguna sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala. Jahe segar yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai obat luar untuk sebagai obat mulas. Rasa dan aromanya pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat. Minyak atsirinya bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri. Air perasan umbinya (akar tongkat) digunakan untuk penyakit katarak. Pada umumnya jahe dipakai sebagai pencampur beberapa jenis obat yaitu sebagai obat batuk, rnengobati luka luar dan dalam, melawan gatal (umbinya ditumbuk halus) dan untuk mengobati gigitan ular.

2)        Johar (Cassia siamea)
Daun tunggal, berhadapan, tidak mudah rontok, helaian daun berbentuk lonjong sampai bundar memanjang atau bundar telur terbalik, ujungnya bundar. Pangkal asimetris, membundar atau berlekuk. Pinggir bergerigi sangat dangkal. Panjang daun 2-7 mm, lebar 1,5-4 mm.
Kandungan kimia johar, Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar: Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: Minyak lemak dan sitosterin. Khasiat dari johar yaitu untuk mengobati Demam, Kencing manis, Malaria, Tonik, Luka.


3)        Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
               Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk lidah lombak. Rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing dan tepi daun rata.
Kandungan Kimia dalam Sambiloto: Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (Zat Pahit), Neonandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat Flavonoid, alkene, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotoid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksifalvon, andrografin, pan, ikulin, monometilwithin, dan apigenin. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotekbar (melindungi sel hati dari zat toksik).
                 Khasiat Sambiloto Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar air seni (diuretika), kencing manis, dan terkena racun. kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan farmakologi menunjukan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0,3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian subpensi glibenclamid. Selain itu, daun sambiloto juga dipercaya sebagai obat penyakit tifus dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus sampai mendidih dan diminum air rebusannya.

4)        Kunyit (Curcumae Domesticae Rhizoma)
Kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan; bau khas, rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal; bentuk hamper bundar sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang; lebar 0,5-3 cm, panjang 2-6 cm, tebal 1-5 mm; umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang- kadang jelas. Bekas patah agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai cokelat kemerahan.
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan berbagai obat paten, misalnya untuk peradangan sendi (arthritis- rheumatoid) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason dengan harga yang relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul. Dalam bahasa Banjar kunyit biasa pula disebut Janar. Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul (Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon 90.
5)        Jambu Biji  (Psidii Guajavae Folium)
Bentuk berupa lembaran daun, warna hijau; bau khas aromatic; rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm; helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm; pinggir daun rata agak menggulung keatas; permukaan atas agak licin, warna hijau kecokelatan; ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.
Jambu biji kaya akan kandungan kimia, terutama pada daun dan buah bahkan pada akarnya. Daun mengandung tanin, minyak asiri (eugenol), minyak lemak, damar, zat samak, triterpenoid, asam malat, dan asam apfel. 
Buahnya mengandung asam amino (triptofan, lisin), pektin, kalsium, fosfor, besi, mangan, magnesium, belerang, dan vitamin (A, BI dan C). Saat menjelang matang, kandungan vitamin C dapat mencapai 3-6 kali lipat lebih tinggi dari jeruk. Jambu biji, kaya dengan serat yang larut dalam air, terutama di bagian kulitnya sehingga dapat mengganggu penyerapan glukosa dan lemak yang berasal dari makanan dan membuangnya ke luar tubuh. 
Jambu biji mempunyai beberapa khasiat bagi kesehatan, terutama pada buah dan daunnya. Daun: rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat astrigen (pengelat), antidiare, antiradang, penghentian perdarahan (hemostatis), dan peluruh haid. Buah: berkhasiat antioksidan karena kandungan betakaroten dan vitamin C yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. 

C.      HASIL PENGAMATAN

Uji
Berat sebelum (g)
Penimbangan (g)
Rata-rata
I
II
III
Kadar air
50,9483
50,8077
50,8179
50,8103
50,8119
32,6937
32,5551
32,5598
32,5589
32,5579
35,0867
34,9594
34,9464
34,9636
34,9626
Kadar abu
36,3791
35,3852
35,3852
35,3852
35,3852
33,1487
32,1174
32,1174
32,1174
32,1174
50,7906
49,8085
49,8085
49,8085
49,8085


D.      PEMBAHASAN

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terbagi 3 jenis, yaitu simplisia nabati  adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan Simplisia pelikan (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Sampel yang digunakan adalah sampel daun jambu biji. Sampel jambu biji akan ditentukan kadar air dan kadar abu di dalamnya. Kadar air yang terkandung dalam sampel merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
Cara yang dilakukan untuk pengeringan adalah dengan menggunakan oven dan tanur listrik, karena simplisia jambu biji merupakan contoh bahan yang kandungan airnya dapat diuapkan dengan oven dan tanur listrik. Kadar air ditentukan dengan membandingkan selisih bobot simplisia sebelum pengeringan dan simplisia sesudah dikeringkan dengan oven. Sifat dari metode analisa kadar air dengan menggunakan metode oven berdasarkan pada gravimetri, yaitu berdasarkan pada selisih berat sebelum pemanasan dan setelah pemanasan. Sebelum dilakukan analisa, terlebih dahulu dilakukan penimbangan cawan yang akan dipergunakan untuk mengeringkan sample. Penimbangan dilakukan sampai berat cawan konstan, yaitu dengan memanaskan cawan dalam oven pada suhu 100-105 0C selama 1,5  jam. Dilakukan triplo dengan menggunakan tiga cawan yang berbeda. Dan kadar air yang diperoleh yaitu sebesar 13,64%, 13,58% dan 12,50%.
Abu adalah zat anorganik sisa pembakaran dari senyawa organik. Dalam bahan pangan, selain abu terdapat pula komponen lain yaitu mineral. Kadar abu dalam bahan pangan sangat mempengaruhi sifat dari bahan pangan. Kadar abu merupakan ukuran dari jumlah total mineral yang terdapat dalam bahan pangan. Hal ini menunjukkan bahwa penentuan kadar air sangat mempengaruhi penentuan kadar mineral.
Kadar abu ialah material yang tertinggal bila bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800°C. Dalam hal ini metode pengabuan dengan metode tanur adalah dengan cara membakar bahan hingga mencapai suhu 600-750oC hingga bahan berwarna abu-abu. Kadar abu ditentukan dengan membandingkan bobot abu yang didapat dengan bobot simplisia jambu biji sebelum pengeringan. Pada metode pengabuan kering, air dan bahan volatile lain diuapkan kemudian zat- zat organik dibakar hingga menghasilkan CO2, H2O dan N2. Proses pemindahan cawan selalu menggunakan gegep agar lemak dari tangan yang mungkin menempel pada cawan tidak ikut tertimbang. Dilakukam triplo dengan tiga cawan berbeda untuk hasil yang lebih akurat, namun terdapat data yang rancu. Data yang diperoleh yaitu 8,68%, -0,46%, dan 2,56%.
Kadar abu dari ulangan pertama ternyata menunjukkan hasil yang berbeda dengan kadar abu ulangan selanjutnya. Seharusnya kadar abu tersebut sama karena sampel yang digunakan sama, dengan berat awal yang sama, bedanya hanya berat krus porselen yang digunakan. Penyimpangan ini dapat terjadi karena kesalahan saat penimbangan atau abu ada yang menyerap air karena dibiarkan di udara terbuka terlalu lama saat menunggu ditimbang sehingga abu akan menarik air dan mempengaruhi berat saat ditimbang. Akibatanya kan mempengaruhi ketepatan analisis.


E.       PENUTUP

1.         KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu kadar air sampel daun jambu biji yaitu 13,64%, 13,58% dan 12,50% dan kadar abu sampel daun jambu biji yaitu 8,68%, -0,46%, dan 2,56%.

2.         SARAN

Saran yang dapat diberikan yaitu saat pengujian diharapkan mahasiswa dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga kesalahan dalam proses pengujian dapat diminimalisis.



DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1989, MateriaMedika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar