Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Kamis, 02 Oktober 2014

Seledri

 Seledri

Tanaman seledri banyak tersebar di daerah Jawa dan dibudidayakan pada ketinggian 1000-2100 m di atas permukaan laut atau di pegunungan.
Gambar 5. Seledri (Apium graveolens)




1.      Taksonomi (Cronquist, 1999)
Regnum        : Plantae
Divisi            : Magnoliophyta
Sub divisi     : Angiospermae
Kelas            : Magnoliopsida
Sub kelas      : Rosidae
Ordo            : Apiales
Famili           : Apiaceae
Genus           : Apium
Jenis             : Apium graveolens L.
2.      Morfologi
Seledri (Apium graveolens L.) tumbuh di ketinggian 1000 – 1500 meter diatas permukaan laut. Terna, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas. Batang bersegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3–7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1–2,7 cm, helaian daun tipis dan rapuh, pangkal dan ujung runcing, tepi beringgit, panjang 2–7,5 cm, lebar 2–5 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan. Bunga majemuk berbentuk payung, 8–12 buah, kecil-kecil, berwarna putih, mekar secara bertahap. Buahnya buah kotak, kecil berbentuk kerucut, panjang 1–1,5 mm, berwarna hijau kekuningan (Dalimartha, 2000).



3.      Kandungan Kimia
Seledri mempunyai banyak kandungan gizi, antara lain kalori sebanyak 20 kalori, protein 1 gram, lemak 0,1 gram, hidrat arang 4,6 gram, kalsium 50 mg, fosfor 40 mg, besi 1 mg, vitamin A 130 SI, vitamin B1 0,03 mg, dan vitamin C 11 mg per 100 gram bahan. Daun seledri banyak mengandung apiin, apigenin, manitol, inositol, asparagin, glutamin, kholin, dan linamarose (Perry, 1980).
Kandungan kimia yang telah dilaporkan termasuk dalam golongan minyak atsiri, flavonoid, kumarin, karbohidrat. Daun seledri mengandung flavonoid seperti apiin, apigenin, luteolin, isoquersitrin. Apigenin merupakan suatu flavon dengan gugus hidroksi bebas pada atom karbon nomor 5,7 dan 4’ (Djatmiko dan Pramono, 2001).
4.      Khasiat
Daun tumbuhan ini telah secara turun temurun digunakan sebagai obat tradisional untuk hipertensi, gout, penambah nafsu makan yang mempunyai efek penurunan tekanan darah (antihipertensi). Disamping substansi diuretik yang bermanfaat untuk meningkatkan jumlah air seni. Seledri banyak digunakan untuk mengobati sakit mata, keseleo, reumatik, hipertensi, dan sebagai penyubur rambut (Djatmiko dan Pramono, 2001).
Seledri memiliki efek antijamur terhadap jamur Candida albicans diperkirakan oleh karena zat-zat aktif yang larut dalam etanol. Zat-zat aktif tersebut antara lain limonene, flavonoid (apigenin, isoquercetrin), saponin, farcarindol, kumarin dan sedanolide. Limonene merupakan senyawa yang paling banyak terdapat pada seledri. Dalam 1 kg herba seledri diperkirakan terdapat 214 mg limonene (Chee et al., 2009).  Apigenin dan quercetrin yang termasuk golongan flavonoid memiliki mekanisme inhibisi pertumbuhan jamur yang tidak jauh berbeda. Isoquercetrin yang merupakan glukosida quercetrin dan dibentuk secara alami di alam, memiliki efek terapeutik yang sama dengan quercetrin, dengan bioavailabilitas yang lebih baik. Oleh karena itu, isoquercetrin dianggap lebih baik untuk digunakan pada manusia dibandingkan quercetrin. Sehingga herba seledri yang memiliki isoquercetin relatif lebih baik dibandingkan tumbuhan lain yang hanya memiliki kandungan quercetrin (Cusnie, 2005). Sedanolide merupakan senyawa yang menimbulkan aroma khas pada seledri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar