Seledri
Tanaman seledri banyak
tersebar di daerah Jawa dan dibudidayakan pada ketinggian 1000-2100 m di atas
permukaan laut atau di pegunungan.
Gambar 5. Seledri (Apium graveolens)
1. Taksonomi
(Cronquist, 1999)
Regnum : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Sub divisi :
Angiospermae
Kelas :
Magnoliopsida
Sub kelas :
Rosidae
Ordo : Apiales
Famili :
Apiaceae
Genus :
Apium
Jenis :
Apium graveolens L.
2.
Morfologi
Seledri (Apium graveolens L.) tumbuh di ketinggian 1000 – 1500
meter diatas permukaan laut. Terna, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan
bau aromatik yang khas. Batang bersegi, beralur, beruas, tidak berambut,
bercabang banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan
anak daun 3–7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1–2,7 cm, helaian
daun tipis dan rapuh, pangkal dan ujung runcing, tepi beringgit, panjang 2–7,5
cm, lebar 2–5 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan. Bunga
majemuk berbentuk payung, 8–12 buah, kecil-kecil, berwarna putih, mekar secara
bertahap. Buahnya buah kotak, kecil berbentuk kerucut, panjang 1–1,5 mm,
berwarna hijau kekuningan (Dalimartha, 2000).
3. Kandungan
Kimia
Seledri mempunyai banyak kandungan gizi, antara lain kalori sebanyak 20
kalori, protein 1 gram, lemak 0,1 gram, hidrat arang 4,6 gram, kalsium 50 mg,
fosfor 40 mg, besi 1 mg, vitamin A 130 SI, vitamin B1 0,03 mg, dan vitamin C 11
mg per 100 gram bahan. Daun seledri banyak mengandung apiin, apigenin, manitol,
inositol, asparagin, glutamin, kholin, dan linamarose (Perry, 1980).
Kandungan kimia yang telah dilaporkan termasuk dalam golongan minyak
atsiri, flavonoid, kumarin, karbohidrat. Daun seledri mengandung flavonoid
seperti apiin, apigenin, luteolin, isoquersitrin. Apigenin merupakan suatu
flavon dengan gugus hidroksi bebas pada atom karbon nomor 5,7 dan 4’ (Djatmiko
dan Pramono, 2001).
4. Khasiat
Daun tumbuhan ini telah secara turun temurun digunakan sebagai obat
tradisional untuk hipertensi, gout, penambah nafsu makan yang mempunyai efek
penurunan tekanan darah (antihipertensi). Disamping substansi diuretik yang
bermanfaat untuk meningkatkan jumlah air seni. Seledri banyak digunakan untuk
mengobati sakit mata, keseleo, reumatik, hipertensi, dan sebagai penyubur rambut
(Djatmiko dan Pramono, 2001).
Seledri memiliki efek
antijamur terhadap jamur Candida albicans diperkirakan oleh karena
zat-zat aktif yang larut dalam etanol. Zat-zat aktif tersebut antara lain limonene, flavonoid (apigenin, isoquercetrin), saponin, farcarindol, kumarin dan sedanolide. Limonene merupakan senyawa yang paling banyak terdapat pada
seledri. Dalam 1 kg herba seledri diperkirakan terdapat 214 mg limonene (Chee et al., 2009). Apigenin
dan quercetrin yang
termasuk golongan flavonoid memiliki
mekanisme inhibisi pertumbuhan jamur yang tidak jauh berbeda. Isoquercetrin yang merupakan
glukosida quercetrin dan
dibentuk secara alami di alam, memiliki efek terapeutik yang sama dengan quercetrin, dengan bioavailabilitas
yang lebih baik. Oleh karena itu, isoquercetrin
dianggap lebih baik untuk digunakan pada manusia dibandingkan quercetrin. Sehingga herba seledri yang memiliki isoquercetin relatif lebih
baik dibandingkan tumbuhan lain yang hanya memiliki kandungan quercetrin
(Cusnie, 2005). Sedanolide merupakan senyawa yang menimbulkan aroma khas pada
seledri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar