Lengkuas
Lengkuas merupakan tanaman herba berumur
panjang yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dan obat-obatan dan tergolong ke
dalam simplisia rimpang (Sinaga, 2000). Klasifikasi tanaman lengkuas adalah
sebagai berikut (Anonim, 2000) :
Gambar 4. Tanaman dan
Bunga Lengkuas (Languatis
galanga)
1. Taksonomi
(Sinaga, 2000).
Regnum : Plantae
Divisi :
Spermathophyta
Klas :
Liliopsida
Subklas :
Zingiberidae
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Zingiberaceae
Genus :
Languatis
Species :
Languatis galanga L.
2. Morfologi
Lengkuas berimpang putih mempunyai batang semu setinggi 3 m, diameter
batang 2.5 cm, dan diameter rimpang 3 – 4 cm. Tanaman lengkuas memiliki batang
yang sebagian besar dapat mencapai ketinggian sekitar 1 - 3,5 meter. Biasanya
tumbuh dalam rumpun yang rapat, memiliki batang tegak yang tersusun oleh
pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu dan berwarna hijau agak
keputih-putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua.
Daunnya tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, dan tersusun berseling.
Daun disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil dari pada yang di tengah.
Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun
rata, dan pertulangan daun menyirip. Panjang daun sekitar 20 - 60 cm, dan
lebarnya 4 - 1 5 cm. Buah dari tanaman lengkuas seperti buah buni, berbentuk
bulat, keras. Sewaktu masih muda berwarna hijau-kuning, setelah tua berubah
menjadi hitam kecoklatan dengan diameter lebih kurang 1 cm. Bijinya kecil-kecil,
berbentuk lonjong, dan berwarna hitam. Rimpang lengkuas bentuknya besar dan
tebal, berdaging, berbentuk silindris dengan diameter sekitar 2-4 cm, dan
bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning
kehijauan pucat mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras
mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah
tua memiliki serat yang kasar. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau harum
karena kandungan minyak atsirinya. Untuk mendapatkan rimpang yang masih
berserat halus, panen harus dilakukan sebelum tanaman berumur lebih kurang 3
bulan (Sinaga, 2000).
3. Kandungan
Kimia
Rimpang lengkuas mengandung karbohidrat, lemak, sedikit protein,
mineral (K, P, Na), komponen minyak atsiri, dan berbagai komponen lain yang
susunannya belum diketahui. Rimpang lengkuas segar mengandung air sebesar 75 %,
dalam bentuk kering mengandung 22.44 % karbohidrat, 3.07 % protein dan sekitar
0.07 % senyawa kamferid (Darwis et al., 1991).
Kandungan minyak atsiri
lengkuas yang berwarna kuning kehijauan dalam rimpang lengkuas ± 1 %, dengan
komponen utamanya metil-sinamat 48 %, sineol 20-30 %, 1 % kamfer, dan sisanya
d-pinen, galangin, dan eugenol penyebab rasa pedas pada lengkuas (Darwis et
al., 1991). Selain itu, lengkuas juga mengandung resin yang disebut
galangol, amilum, kuersetin, kadinen, sesquiterpen, heksahidrokadalen hidrat,
kristal kuning yang disebut kamferid, dan beberapa senyawa flavonoid, seperti
flavonol. Komponen flavonol yang banyak tersebar pada tanaman misalnya lengkuas
adalah galangin, kaemferol, kuersetin, dan mirisetin (Rusmarilin, 2003).
4. Khasiat
Efek farmakologis dari lengkuas adalah memiliki sifat antijamur dan antikembung. Efek farmakologi ini umumnya
diperoleh dari rimpang yang mengandung basonin, eugenol, galangan, dan
galangol. Basonin dikenal dapat menimbulkan efek merangsang semangat, eugenol
dapat memiliki sifat antijamur terhadap jenis
Candida albicans, antikejang, analgetik, anestetik, dan penekan
pengendali gerak. Galangan dapat meredakan rasa lelah, antimutagenik,
penghambat enzim siklo-oksigenase dan lipoksogenase, sementara galangal dapat
merangsang semangat dan menghangatkan tubuh (Chami, 2004).
Kegunaan
rimpang lengkuas lainnya adalah untuk mengobati eksim, bronkhitis, masuk angin,
radang anak telinga, radang lambung, khlorela, dan sebagai obat karminativ
(obat yang dapat merangsang gerakan usus, memperbaiki pencernaan) (Darwis et
al., 1991)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar