Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Kamis, 02 Oktober 2014

Lengkuas

   Lengkuas

Lengkuas merupakan tanaman herba berumur panjang yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dan obat-obatan dan tergolong ke dalam simplisia rimpang (Sinaga, 2000). Klasifikasi tanaman lengkuas adalah sebagai berikut (Anonim, 2000) :
Gambar 4. Tanaman dan Bunga Lengkuas (Languatis galanga)

1.      Taksonomi (Sinaga, 2000).
Regnum        : Plantae
Divisi            : Spermathophyta
Klas              : Liliopsida
Subklas         : Zingiberidae
Ordo             : Zingiberales
Famili           : Zingiberaceae
Genus           : Languatis
Species         : Languatis galanga L.



2.      Morfologi
Lengkuas berimpang putih mempunyai batang semu setinggi 3 m, diameter batang 2.5 cm, dan diameter rimpang 3 – 4 cm. Tanaman lengkuas memiliki batang yang sebagian besar dapat mencapai ketinggian sekitar 1 - 3,5 meter. Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat, memiliki batang tegak yang tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu dan berwarna hijau agak keputih-putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Daunnya tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, dan tersusun berseling. Daun disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil dari pada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata, dan pertulangan daun menyirip. Panjang daun sekitar 20 - 60 cm, dan lebarnya 4 - 1 5 cm. Buah dari tanaman lengkuas seperti buah buni, berbentuk bulat, keras. Sewaktu masih muda berwarna hijau-kuning, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan dengan diameter lebih kurang 1 cm. Bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong, dan berwarna hitam. Rimpang lengkuas bentuknya besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris dengan diameter sekitar 2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua memiliki serat yang kasar. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau harum karena kandungan minyak atsirinya. Untuk mendapatkan rimpang yang masih berserat halus, panen harus dilakukan sebelum tanaman berumur lebih kurang 3 bulan (Sinaga, 2000).
3.      Kandungan Kimia
Rimpang lengkuas mengandung karbohidrat, lemak, sedikit protein, mineral (K, P, Na), komponen minyak atsiri, dan berbagai komponen lain yang susunannya belum diketahui. Rimpang lengkuas segar mengandung air sebesar 75 %, dalam bentuk kering mengandung 22.44 % karbohidrat, 3.07 % protein dan sekitar 0.07 % senyawa kamferid (Darwis et al., 1991).
Kandungan minyak atsiri lengkuas yang berwarna kuning kehijauan dalam rimpang lengkuas ± 1 %, dengan komponen utamanya metil-sinamat 48 %, sineol 20-30 %, 1 % kamfer, dan sisanya d-pinen, galangin, dan eugenol penyebab rasa pedas pada lengkuas (Darwis et al., 1991). Selain itu, lengkuas juga mengandung resin yang disebut galangol, amilum, kuersetin, kadinen, sesquiterpen, heksahidrokadalen hidrat, kristal kuning yang disebut kamferid, dan beberapa senyawa flavonoid, seperti flavonol. Komponen flavonol yang banyak tersebar pada tanaman misalnya lengkuas adalah galangin, kaemferol, kuersetin, dan mirisetin (Rusmarilin, 2003).



4.      Khasiat
Efek farmakologis dari lengkuas adalah memiliki sifat antijamur dan antikembung. Efek farmakologi ini umumnya diperoleh dari rimpang yang mengandung basonin, eugenol, galangan, dan galangol. Basonin dikenal dapat menimbulkan efek merangsang semangat, eugenol dapat memiliki sifat antijamur terhadap jenis  Candida albicans, antikejang, analgetik, anestetik, dan penekan pengendali gerak. Galangan dapat meredakan rasa lelah, antimutagenik, penghambat enzim siklo-oksigenase dan lipoksogenase, sementara galangal dapat merangsang semangat dan menghangatkan tubuh (Chami, 2004).
Kegunaan rimpang lengkuas lainnya adalah untuk mengobati eksim, bronkhitis, masuk angin, radang anak telinga, radang lambung, khlorela, dan sebagai obat karminativ (obat yang dapat merangsang gerakan usus, memperbaiki pencernaan) (Darwis et al., 1991)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar