UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK
1. Tujuan
percobaan
Setelah
mengikuti percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
-
Mengetahui
prinsip dasar uji kandungan kimia ekstrak
-
Melakukan
identifikasi kandungan kimia dalam suatu ekstrak bahan alam
2. Teori
singkat
Uji pendahuluan terhadap komponen kimia bahan
alam bertujuan untuk mempermudah dalam pengerjaan isolasi. Uji pendahuluan
dilakukan terhadap bahan alam yang baru diambil dari alam dengan menggunakan
pereaksi kimia yang sesuai. Senyawa kimia yang berkhasiat sebagai obat yang
terdapat dalam bahan alam.
3. Prosedur
kerja
3.1 pemeriksaan
kandungan kimia alkaloid
1.
pemeriksaan kandungan kimia alkaloid menurut
CULVONER dan FITZEGERALDO
kurang lebih
2-4 gram bagian tanaman segar dipotong-potong kecil, kemudian digerus bersama
pasir putih, lalu di tambahkan 5 ml campuran NH4OH dan CHCl3,
dikocok selama 15 menit, lalu disaring kedalam tabung reaksi 10ml. tambahkan 10
tetes H2SO4 2 N, kemudian dikocok, lapisan air dan
lapisan kloroform dipisahkan. Lapisan air di uji dengan pereaksi meyer, bila
terbentuk endapan berarti positif adanya alkaloid dalam simplisia.
2. Cara lain
pemeriksaan kandungan kimia alkaloid
Pembuatan larutan percobaan :
Ekstrak yang
setara dengan 20 gram bahan, panaskan diatas penangas air sampai sekental
sirup, dinginkan, tambah 10 ml HCl 2 N dan panaskan lagi selama 2-3 menit.
Setelah dingin tambahkan 0,5 gram NaCl untuk mengendapkan protein-proteinnya,
saring kemudian filtrate ditambahkan HCl 2 N sampai 10 ml. bagi menjadi 4
bagian dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
a. Reaksi
pengendapan
Tabung
reaksi yang berisi larutan percobaan diatas ditambahkan pereaksi meyer, apabila
terjadi kekeruhan atau pengendapan berarti positif terdapat alkaloid.
Selanjutnya
tabung yang lain ditambah NH4OH 28% sampai alkalis lalu ekstraksi
dengan 10 ml kloroform. Fase kloroform ditambah NA2SO4
eksikatus kemudian saring. Filtrate diuapkan sampai kering untuk percobaan.
b. Kromatografi
Lapis Tipis
Ekstrak
kloroform yang telah diperoleh, dilakukan kromatografi lapis tipis dengan eluen
etil asetat : metanol : air (1000 : 65 : 135). Penampak noda digunakan pereaksi
dragendorf. Apabila terbentuk noda orange, berarti positif adanya alkaloid.
c. Menentukan
adanya alkaloid (kwartener, amino oksida)
Fase air ditambah
HCl 2 N sampai netral, kemudian berturut-turut ditambah pereaksi mayer dan
pereaksi wagne, bila terjadi kekeruhan atau endapan maka positif adanya
alkaloid.
3.2 Pemeriksaan
kandungan kimia triterpen/steroid dan saponin
Uji ini
dilakukan dengan menggunakan metode SIMES, dkk yaitu kira-kira 2-4 gram daun
dipotong-potong kecil dan digerus bersama etanol, campuran tersebut dididihkan
(dipanaskan) selama 15 menit. Lalu disaring panas, filtrate diuapkan sampai
kering. Ekstrak kering ditambahkan eter, setelah terlebih dahulu disuspensikan
dengan sedikit air, bagian yang dalam eter dipisahkan sedangkan abgian yang
sudah larut ditambahkan lagi sedikit air, perhatikan terjadinya busa yang
stabil selama 30 menit, ditambahkan reagen Libermann-Bouchardad, bila timbul
warna merah atau merah jambu menunjukkan adanya triterpen atau steroid.
3.3 Pemeriksaan kandungan
kimia glikosida saponin
1. Percobaan
pendahuluan
a. Tes buih
-
Ekstrak X
setara dengan 2 gram bahan di tambah 10 ml aquades, kocok kuat-kuat.
-
Perlakuan
kontrol, 1 gram senegae Radix ditambah 10 ml aquadest, kocok kuat-kuat.
-
Untuk
blanko, 10 ml aquades ditambah sedikit alcohol 80%, kocok reaksi positif bila
terjadi buih 3 cm diatas permukaan cairan, bedakan perlakuan kontrol dan
perlakuan blanko.
b. Tes
hemolisis darah
Ekstrak X
setara dengan 2 gram bahan ditambah 10 ml aquadest dalam tabung reaksi,
tambahkan beberapa tetes darah yang telah difebrinasikan, demikian pula pada
kontrol dan blanko seperti pada A, amati secara visual dan mikroskopik.
2. Reaksi Warna
a. pembuatan larutan percobaan
Ekstrak X setara dengan 10
gram bahan diuapkan diatas penangas air sampai kering. Setelah dingin kocok
dengan 10 ml Heksana/Petrolium eter, decanter filtrat dibuang. Ulangi sampai
heksana/petroleum eter tidak berwarna lagi. Residu ditambah 10 mlkloroform,
kocok selama 5 menit. Decanter tabung reaksi yang berisi 100 ml NA2SO4
anhidrat selanjutnya disaring. Filtrat dibagi 4 bagian (A,B,C).
b. Tes
Libermann-Buchard (Untuk steroida tak jenuh dan triterpen)
- Filtrat A sebagai blanko
- Filtrat B
ditambahkan 3 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H2SO4
pekat, kocok pelan-pelan lalu amati terjadinya perubahan warna, bedakan dengan
blanko.
- Perubahan
Warna:
Hijau/Biru untuk saponin steroida
Mearh/violet untuk saponin jenuh
c.Tes Filtrat Salkowski (untuk steroida tak
jenuh)
- Filtrat A sebagai blanko
- Filtrat B
ditambahkan 1-2 ml asam sulfat pekat melalui dinding-dinding tabung reaksi.
Reaksi positif apabila terbentuk warna merah pada fase asam (air).
3. Kromatografi Lapis Tipis (untuk saponin)
Ekstrak X setara dengan 10 gram bahan, tambah
2 ml HCl 1 N refluks diatas penangas air selama 2-6 jam untuk menghidrolisa
saponin, setelah dingin dinetralkan
denagn ammonia, uapkan diatas penangas air sampai kental dan tambahkan 3 ml
heksan dan kocok. Decanter ekstraksi dengan heksan 2 kali. Kumpul heksan dan
uapkan, residu ditambahkan 5 tetes kloroform. Totolkan pada TLC dengan fase
gerak heksan : aseton (4:1) dengan penampak noda Antimon (III) Chlorida dalam
asam asetat.
Adanya
saponin dapat ditunjukkan denag warna noda merah muda sampai violet.
Fase gerak
yang lain yang dapat digunakan antara lain :
-
Kloroform :
karbon tetraklorida : asam asetat (2:2:1)
-
Kloroform :
aseton (4:1)
-
Kloroform :
etil asetat (1:1)
3.4 Pemeriksaan
kandungan kimia glikosida jantung
1. Reaksi warna
a. Tes keller
keliani
Ekstrak X setara dengan 10 gram
bahan diuapkan diatas penangas air sampai kering, ekstraksi berulang-ulang
sampai heksan tidak berwarna. Residu diuapkan untuk menghilangkan heksannya,
tamabh 3 ml FeCl3 aduk dan masukkan dalam tabung reaksi tambah HCl
pekat melalui dinding tabung reaksi, amati perubahan warna. Warna coklat
kemerahan perlahan berubah menjadi violet atau biru, menunjukkan adanya gula
2-deoksi
b. Tes
libermann-Buchard
Cara pengerjaannya sama dengan
cara 2.b pada uji glikosida saponin.
2. kromatografi
Lapis Tipis
Sebanyak 0,1-0,2 ml ekstrak X
ditotolkan pada lempeng TLC dengan fase gerak Kloroform : metanol (4:1) dengan
menggunakan penampang noda pereaksi kedde.
Positif bila terdapat noda violet
pada lempeng TLC.
3.5 Pemeriksaan
kandungan kimia Flavonoid (Benzopiron, Flavon, Isoflavon, Flavonol,
Anthocyanin, Leucoanthocyanin, Cathecin, halcon)
1. Pembuatan
larutan percobaan
Ekstrak X setara dengan 10 gram
bahan, panaskan pada penangas air sehingga kering. Ekstraksi berulang-ulang
dengan petroleum eter/heksan sampai cairan tidak berwarna. Residu ditambahkan
20 ml metanol 80%, saring. Filtrat dibagi 4 (A,B,C,D)
2. Reaksi warna
(Leucoanthocyanin)
a. Tes base
smith dan Metcalf
-
Filtrat A
sebagai blanko
-
Filtrat B
ditambah 0,5 ml HCl pekat, amati perubahan warna dan panaskan diatas penangas
air selama 15 menit dan amati perubahan warnanya. Positif bila terjadi
perubahan warna merah terang atau violet.
b. Tes
wilstatter (untuk flavonoid)
-
Filtrat A
sebagai blanko
-
Filtrat C
ditambah 0,5 ml HCl pekat, tambahkan 3-4 potong magnesium. Amati perubahan
warna yang terjadi selama 10 menit. Encerkan dengan aquadest dengan volume yang
sama kemudian tambah 1 ml astil alcolhol, amati perubahan warna yang terjadi
pada tiap lapisan.
Perubahan warna :
Orange merah untuk flavon
Merah sampai merah pucat
(creamson) sampai merah tua (magenta) untuk flavon.
c. Kromatografi
Lapis Tipis
0,1-0,2 ml
ekstrak X atau filtrat D ditotolkan pada lempeng TLC dengan fase gerak butanol
: asam asetat : aquadest (4:1:5) atau asam asetat 5%. Setelah dielusi, lempeng
dikeringkan. Sebagai penampak noda dipakai sinar ultraviolet dan pereaksi
amoniak yang dibandingkan dengan warna noda dari rutin.
Flavonoid memberi warna :
-
Biru agak
hijau
-
Merah asmpai
orange
-
Kuning jelas
– coklat lemah sampai hijau kuning
3.6 Pemeriksaan
kandungan kimia tannin dan senyawa polifenol
1. Pembuatan
larutan percobaan
Ekstrak X
setara dengan 10 gram bahan, diuapkan diatas penangas air sampai kering.
Setelah dingin tambahkan 20 ml aquadest panas, kocok sampai homogen lalu tambah
5 tetes NACl 10% untuk mengendapkan zat-zat lain (kotoran). Saring, filtrat
dibagi menjadi 3 bagian (A,B,C).
2. Reaksi warna
a. Tes gelatin
Filtrat A sebagai blanko
Filtart B ditambah larutan
gelatin 1% dan NaCl 10%, amati terjadinya endapan.
b. Tes ferri
chlorida
Filtrat C ditambahkan 3 tetes
larutan FeCl3, amati warna yang terbentuk.
TABEL REAKSI WARNA UNTUK TANIN
& SENYAWA POLY-FENOL
No.
|
Reaksi
|
Pengamatan
|
keterangan
|
1
|
FeCl3
|
-
|
Tanin (-)
|
2
|
FeCl3
|
Hijau biru
Hijau-hitam
|
Tanin type
catechol
|
3
|
FeCl3
|
Biru-hitam
|
Tanin type
pyrogallol
|
4
|
Gelati
NaCl
|
Tak
terjadi pengendapan
Tapi
terjadi warna hijau-biru hitam setelah – FeCl3
|
Tanin (-)
Polyfenol
(+)
|
3.7 Pemeriksaan
kandungan kimia anthrakinon
1. Reaksi warna
a. Tes borntrager
Ekstrak X
setara dengan 1 gram bahan diuapkan sampai kering, setelah dingin ditambahkan
10 ml aquadest, saring, filtrate diekstraksi dengan benzene dalam corong pisah
2 kali masing-masing 5 ml. fase benzen diambil kemudian dibagi 2 (A,B).
A
sebagai blanko
B
ditambahkan 5 ml ammonia kemudian kocok
Amati perubahan warna pada
lapisan alkalis, positif apabila terjadi warna merah (senyawa Anthrakinon).
b. Modifikasi
borntrager test
Ekstrak X
setara dengan 1 gram bahan, uapkan diatas penangas air sampai kering. Setelah
dingin ditambahkan 10 ml KOH 5 N dan 1 ml H2SO4 encer,
panaskan diatas penangas air selama 10 menit, kemudian saring.
Filtrat
ditambahkan asam asetat glasial sampai reaksi asam. Ekstraksi dengan benzen 2
kali masing-masing 5 ml. fase benzen dikumpulkan dan dibagi 2 (A,B)
-
Ekstrak A
sebagai blanko
-
Ekstrak B
ditambahkan 2-5 ml larutan ammonia, amati lapisan alkalis (air). Positif bila
terjadi warna merah (senyawa anthrakinon)
2. Kromatografi
Lapis Tipis
0,1-0,2 ml ekstrak X ditotolkan
pada lempeng TLC dengan fase gerak benzen :
Etil asetat
: asam asetat (75:24:1). Penampak noda digunakan 10% KOH Metanol positif
terdapat senyawa anthrakinon, apabila ditemukan barwarna :
-
Kuning-coklat
kuning
-
Merah
-
Violet
-
Hijau-violet
3.8 Pemeriksaan
kandungan kimia glikosida Cyanhydrin
1. Reaksi warna
a. Tes
gurignard
2-5 gram
bahan yang sudah dipotong-potong, tambahkan aquadest secukupnya dan beberapa
tes kloroform serta 1 ml dari 10% larutan emulsi dimasukkan dalam tabung reaksi
yang ditutup gabus dengan diselipi kertas pikrat. Kertas tidak boleh menyentuh
cairan. Panaskan 34-35°C atau diamkan selama 3 jam. Apabila terjadi bayang
merah, maka terdapat glikosida cyanhidrin.
3.9 Pemeriksaan
kandungan kimia minyak atsiri
Kromatografi
lapis tipis, 2 gram bahan diekstraksi dengan mikrodestilasi uap air. Ekstrak
yang diperoleh ditotolkan pada lempeng TLC menggunakan fase gerak kloroform : benzen
(1:1) dan penampak noda pereaksi asam phospomolybdat kemudian dipanaskan
1050-1100°C selama 5-10 menit.
Adanya minyak atsiri ditandai
dengan munculnya noda biru. Fase gerak
lain yang dapat digunakan adalah benzen dan penampak noda yang lain adalah
pereaksi vanilin, asam sulfat, pereaksi anisaldehida.
4. Hasil
Pengamatan
4.1 SAMPEL
KELOMPOK
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
4.2 SAMPEL
PRIBADI
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
|
(6,5 X 6,5)
|
(6,5 X 6,5)
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
NAMA EKSTRAK :
IDENTIFIKASI :
PEREAKSI :
KETERANGAN :
|
HASIL PENGAMATAN
SAMPEL KELOMPOK
PENGUJIAN
|
ALKALOID
|
STEROID/
TRITERPENOID
|
SAPONIN
|
GLIKOSIDA SAPONIN
|
||||
METODA
/PEREAKSI
|
CULVONER/
FITZEGERALDO
|
MEYER
|
WAGNER
|
LIBERMANN
BOUCHARD
|
TES BUIH
|
TES BUIH
|
HEMOLISIS
DARAH
|
REAKSI WARNA
(LIBERMANN b)
|
SAMPEL 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PENGUJIAN
|
GLIKOSIDA JANTUNG
|
FLAVONOID
|
POLIFENOL
|
ANTRAKINON
|
GLIKOSIDA
CYANHIDRIN
|
MINYAK ATSIRI
|
||
METODA
/PEREAKSI
|
REAKSI WARNA
(LIBERMANN b)
|
BASE SMITH
|
WILSTATTER
|
TES GELATIN
|
FeCl3
|
BORNTRAGER
|
GURIGNARD
|
|
SAMPEL 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
HASIL PENGAMATAN
SAMPEL PRIBADI
PENGUJIAN
|
ALKALOID
|
STEROID/
TRITERPENOID
|
SAPONIN
|
GLIKOSIDA SAPONIN
|
||||
METODA
/PEREAKSI
|
CULVONER/
FITZEGERALDO
|
MEYER
|
WAGNER
|
LIBERMANN
BOUCHARD
|
TES BUIH
|
TES BUIH
|
HEMOLISIS
DARAH
|
REAKSI WARNA
(LIBERMANN b)
|
SAMPEL 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PENGUJIAN
|
GLIKOSIDA JANTUNG
|
FLAVONOID
|
POLIFENOL
|
ANTRAKINON
|
GLIKOSIDA
CYANHIDRIN
|
MINYAK ATSIRI
|
||
METODA
/PEREAKSI
|
REAKSI WARNA
(LIBERMANN b)
|
BASE SMITH
|
WILSTATTER
|
TES GELATIN
|
FeCl3
|
BORNTRAGER
|
GURIGNARD
|
|
SAMPEL 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SAMPEL 4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PEMBAHASAN
PARAF
ASISTEN
Assisten 1
Assisten 2
(
)
(
)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar