A. Latar Belakang
Meskipun peningkatan penggunaan obat sintetik berlangsung
dengan cepat, namun seiring bertambahnya waktu terjadi pula peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap dampak negatif dari penggunaan obat-obatan sintetik. Akibatnya
masyarakat kembali memilih tumbuhan obat sebagai alternatif terhadap penyembuhan
berbagai penyakit. Selain itu, efek samping yang ditimbulkan juga lebih kecil. Tumbuhan
obat sudah sejak lama dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesehatan (promotif), memulihkan
kesehatan (rehabilitative), pencegahan penyakit (preventif), dan
penyembuhan penyakit (kuratif). Ramuan obat bahan alam hampir dimiliki
oleh setiap suku bangsa di Indonesia dan digunakan secara turun temurun sebagai
obat. Hal tersebut memicu peneliti untuk melakukan penelitian di bidang
biofarmaka, yaitu mengenai obat -obatan alami yang berasal dari tumbuhan.
Obat bahan alam baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar negeri sangat pesat perkembangannya, dengan demikian
diperlukan suatu standarisasi baik pada bahan baku ataupun dalam bentuk sediaan
ekstrak atau sediaan galenik sehingga produk-produk herbal tersebut dapat terjaga
kualitas dan khasiatnya. Untuk menjamin bahwa kualitas herbal sama pada setiap
produksinya dan memenuhi standar minimal maka harus ada penetapan standar dari
hulu ke hilir. Kita haruslah memperhatikan dari mana tumbuhan itu berasal,
bagaimanakan cara panennya, dan bagaimana proses selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada laporan ini yaitu:
1. Bagaimana
cara penyiapan simplisia yang terstandarisasi?
2. Bagaimana profil kromatografi ekstrak tanaman
yang berasal dari sampel basah maupun sampel kering?
3. Bagaimana
penentuan gugus fungsi senyawa dengan menggunakan spektrofotometri IR ?
4.
Bagaimana penetapan kadar sampel dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis ?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui praktikum ini adalah:
1.
Dapat menyiapkan simplisia yang
terstandarisasi.
2.
Dapat mengetahui profil kromatografi
ekstrak tanaman yang berasal dari sampel basah maupun sampel kering.
3.
Dapat menentukan gugus fungsi senyawa
dengan menggunakan spektrofotometri IR.
4.
Dapat menentukan kadar sampel dengan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis.
D. Manfaat
Hasil praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
1. Mendapatkan informasi mengenai komponen
kimia dalam sampel tanaman yang memiliki aktivitas farmakologi.
2. Menambah pengalaman, pengetahuan dan keahlian dalam
standarisasi, dan penentuan kadar senyawa kimia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar